Anda di halaman 1dari 13

JURNAL READING

Factors Associated With Complications And


Postoperative Visual Outcomes Of Cataract
Surgery;
A Study Of 1,632 Cases

Siti Sahara A. H 2012730156


Tujuan penelitian
Mengetahui faktor yang berkaitan dengan komplikasi dan hasil visual
dari operasi katarak.
Kata pengantar
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan ekstraksi katarak adalah operasi
intraokular yang paling umum dilakukan di seluruh dunia.1
Perkembangan dari (ICCE) dan (ECCE) hingga saat ini fakoemulsifikasi.
Tujuan : memberikan hasil visual pasca operasi yang optimal tanpa komplikasi.
Karena ukuran kecil dan membuat perlukaan saat operasi, dengan fakoemulsifikasi tidak ada
jahitan diperlukan. Keuntungan lain dari teknik ini meliputi penyembuhan lebih cepat
berbagai jenis prosedur menggunakan mesin phaco (phaco emulsifikasi tanpa membuat
sayaratan yang lebar dan tanpa jahitan)
Survei National, populasi perkotaan dan pedesaan di negara bagian yang berbeda dari
Malaysia mengungkapkan bahwa katarak menyebabkan 39% kebutaan bilateral dan 35,9%
terjadi low vision(kerusakan pengelihatan berat).2
Metode
Studi kohort retrospektif, mencakup data 1.632 operasi katarak sejak 2007-2010
di RS Sultan Haji Ahmad Shah, Temerloh, Pahang, Malaysia. Diperoleh dari
Malaysian National Eye database.
1. Keadaan demografi, Usia, jenis kelamin dan etnis
2. komorbiditas mata, trauma okular sebelumnya, operasi mata sebelumnya (pada
mata yang akan dioperasi), Penyebab katarak, yaitu primer atau sekunder terhadap
trauma atau penggunaan steroid serta komorbiditas sistemik,
3. jenis anestesi,lokal atau umum, Jenis lensa intraokular implan (IOL) posterior
chamber IOL (PCIOL) atau anterior chamber IOL (ACIOL), dilipat atau non-dilipat,
dan bahan IOL (PMMA, akrilik atau silikon) serta kekeruhan kapsul posterior juga
dicatat
4. Komplikasi intraoperatif dan komplikasi pasca operasi, keahlian dokter bedah dan
durasi operasi
5. jenis operasi katarak (ICCE, ECCE, fakoemulsifikasi Akan dikoreksi ketajaman
visual pra-operasi dibagi menjadi visus yang baik (6 / 6-6 / 12), gangguan
penglihatan (6 / 18-3 / 60) dan visus yang buruk (<3/60).
Faktor yang berkaitan dengan Komplikasi
intraoperatif
ruptur kapsul posterior (PCR), kehilangan vitreous, dehiscence zonula, atau
perdarahan suprachoroidal tercatat.
pasca operasi
edema kornea, endophthalmitis,, peningkatan tekanan intraokular,
sublukasi lensa intraokular
Setelah itu dikoreksi ketajaman visual pada 12 minggu pasca operasi dan
dicatat.
tidak mencapai ketajaman visual yang baik akibat Silindris tinggi,
posterior capsul opacification (keruh) (PCO), cystoid makular edema
(CME), endophthalmitis, dekompensasi kornea, dislokasi lensa, ablasi
retina atau komorbiditas mata yang sudah ada.
Analisis Statistik
Data yang dimasukkan ke dalam software SPSS versi 16 (SPSS Inc,
Chicago, IL, USA).
Data numerik dinyatakan sebagai mean dan standar deviasi (SD).
Variabel kategori dilaporkan sebagai frekuensi (n) dan persentase (%).
Analisis deskriptif dan analisis univariat dilakukan. Signifikansi diuji
menggunakan uji Chi-square dan uji Exact Fisher mana yang sesuai.
P <0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Hasil Tabel 1. Karakteristik pasien yang menjalani operasi katarak (n = 1632)
Usia rata-rata pasien adalah 64,9 tahun. 821
(50,3%) laki-laki dan 811 (49,7%) perempuan.
Mayoritas pasien adalah Melayu (1076,
65,9%).
Operasi mata sebelumnya yang telah
dilakukan di 119 (7,3%) subyek
katarak akibat usia (1560, 95,5%) adalah
bentuk paling umum dari katarak primer,
diikuti oleh jenis bawaan dan perkembangan
pada 15 dan 4 pasien, masing-masing.
Trauma (31 kasus) dan kpenggunaan
kortikosterid (2 pasien) adalah jenis sekunder
katarak dalam penelitian ini
komorbiditas okular sebanyak 320 (19,6%)
pasien, komorbiditas sistemik sebanyak1043
(63,9%) pasien.
Tabel 2. Rincian dari operasi katarak dilakukan di 1.632 pasien
Fakoemulsifikasi(1011, 61,9%) di lakukan paling
banyak.
Spesialis paling sering yang melakukan operasi
(1067, 65,4%)
Kebanyakan pasien dirawat sebagai pasien
rawat inap (1625, 99,6%).
Mayoritas pasien menerima anestesi lokal
(1571, 96,3%) Semua pasien menerima
midazolam 7,5 mg per oral, satu jam sebelum
operasi.
Durasi rata-rata operasi adalah 43.5 (kisaran,
20-75) menit.
Tabel 3. Faktor yang terkait dengan durasi operasi

Fakoemulsifikasi adalah
metode tercepat;
kebanyakan kasus (579,
54,3%) dilakukan oleh
spesialis butuh waktu
kurang dari 30 menit.
Tabel 4. Faktor yang terkait dengan komplikasi intraoperatif

Pasien dengan operasi mata sebelumnya


(P = 0,042) lebih mungkin terjadinya
komplikasi. Namun, subyek yang menjalani
fakoemulsifikasi (<0,001) kurang mungkin
untuk menghadapi komplikasi intraoperatif
dibandingkan dengan jenis lain.
Anestesi umum juga memiliki risiko
komplikasi yang lebih tinggi.
Usia pasien dan penyebab katarak tidak
mempengaruhi terjadinya komplikasi
intraoperatif
Tabel 5. Faktor yang terkait dengan komplikasi pasca operasi

komplikasi pasca operasi termasuk


endophthalmitis, dan reoperations karena prolaps
iris, subluksasi lensa. Tidak adanya operasi mata
sebelum operasi katarak dikaitkan dengan
frekuensi yang lebih rendah terjadinya komplikasi
pasca operasi (P <0,001).
Gambar 1. Pra operasi dan pasca operasi visi pada pasien katarak

1.233 (75,2%) pasien mengalami perbaikan visual setelah operasi


katarak.
Visus pra operasi buruk (<3/60) di 1335 (81,8%) sedangkan ketajaman
visual pasca operasi 6/12 atau lebih baik hadir di 1077 (66,0%) kasus
kesimpulan
Rata-rata usia pasien adalah 66,9 tahun dengan distribusi jenis kelamin yang
sama. Mayoritas adalah katarak karena usia.
Metode operasi Fakoemulsifikasi dilakukan lebih cepat dari operasi lainnya,
terutama oleh dokter bedah spesialis.
Anestesi umum dikaitkan dengan komplikasi yang lebih besar.
Fakoemulsifikasi dinilai memiliki komplikasi yang kurang dan hasil visual yang
lebih baik.
Usia dan penyebab katarak tidak mempengaruhi komplikasi. Ras melayu, adanya
penyakit penyerta mata, mata kiri dan mata dioperasikan di bawah anestesi lokal
lebih mungkin untuk mengalami peningkatan lebih visual.
Jenis kelamin, usia, penyebab katarak, penyakit penyerta sistemik dan keahlian
dokter bedah serta komplikasi intra-dan pasca operasi tidak mempengaruhi hasil
Kesimpulan: Fakoemulsifikasi memiliki hasil visual yang baik dalam operasi
katarak. Durasi operasi, keahlian dokter bedah dan komplikasi tidak
mempengaruhi hasil visual.

Anda mungkin juga menyukai