Anda di halaman 1dari 12

Penyebab Terjadinya Kolangitis Akut

serta Tatalaksananya

M. Dahrul Arifin
102013224

Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat
11510
Telp. 021-56942061
Skenario

Seorang wanita berusia 50 tahun datang ke poliklinik


dengan keluhan nyeri hebat yang hilang timbul secara
mendadak pada perut kanan atasnya dan menjalar hingga
ke punggung kanan sejak 6 jam yang lalu. Selain itu, sejak
5 hari yang lalu, pasien juga mengeluh demam tinggi,
tubuhnya berwarna kekuningan, dan tinjanya berwarna
pucat seperti dempul.
Anamesis Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran

Identitas pasien Inspeksi Palpasi Perkusi


Keluhan utama
Murphy
Auskultasi
Riwayat penyakit sekarang sign
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit personal
dan social

Hasil pemeriksaan fisik


1. Sklera ikterik
2. Murphy sign (+)
3. Demam
4. Muntah-muntah
5. Nyeri tekan di perut kanan atas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Radiologi
Leukosit 15.000/uL
ALT 120 U/L
AST 130 U/L
Bilirubin total 4 mg/dL
GGT 54 U/L
Alkali phosphatase 115 U/L
USG

MRCP
ERCP
Working
Diagnosis Differential Diagnosis
kolangitis akut ec Kolangiokarsinoma
Kolangiokarsinoma suatu tumor ganas dari
koledokolithiasis epitelium duktus biliaris intrahepatik atau
ekstrahepatik.
biasanya ditemukan pada orang-orang berusia diatas
60 tahun dan lebih banyak terjadi pada pria.
Gejala utama kolangiokarsinoma ekstrahepatik
terjadinya ikterus tanpa rasa nyeri. Sedangkan
Kolangiokarsinoma intrahepatik nyeri pada
kuadran kanan atas dan gejala yang berkaitan
dengan tumor seperti kakeksia dan malaise.
Feces berwarna kuning dempul, urin berwarna
gelap, pruritus, rasa sakit pada perut kuadran kanan
atas (abdomen) dengan rasa sakit yang menjalar ke
punggung dan penurunan berat badan.

Abses Hati
infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi
bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril.
Keluhan awal: demam/menggigil, nyeri abdomen,
anokresia/malaise, mual/muntah, penurunan berat
badan, keringan malam, diare, demam (T > 38),
hepatomegali, nyeri tekan kuadran kanan atas,
ikterus, asites, serta sepsis yang menyebabkan
kematian.
DEFINISI
Kolangitis Akut
Merupakan superimposa infeksi bakteri yang
terjadi pada obstruksi saluran bilier, terutama yang
ditimbulkan oleh batu empedu, namun dapat pula
ditimbulkan oleh neoplasma ataupun striktur.
Sindrom klinis yang ditandai dengan demam, sakit
kuning, dan nyeri perut yang berkembang sebagai
akibat dari stasis/sumbatan dan infeksi di saluran
empedu.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi batu empedu di dunia sekitar 20-35% dan resiko terjadinya
kolangitis akut simtomatik dilaporkan sekitar 0.2%.
Wanita > pria
Di Amerika Serikat, orang kulit putih > orang kulit hitam

Etiologi
Obstruksi bilier saluran (kolestasis) dan pertumbuhan
bakteri dalam empedu (infeksi empedu).
Choledocholithiasis menjadi penyebab paling sering.
PATOFISIOLOGI

obstruksi saluran bilier, peningkatan tekanan


intraluminal dan infeksi bakteri yang terjadi
karena tersumbatnya saluran empedu

Yang paling umum disebabkan oleh batu


empedu, neoplasma atau striktur.
GEJALA KLINIS
Sklera ikterik
Demam
Nyeri abdomen kuadran lateral atas
Tinja putih seperti dempul atau pucat
Kadang-kadang rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat
berlangsung sampai 60 menit tanpa reda.
Berat ringannya keluhan sangat bervariasi tergantung dari adanya kelainan
inflamasi yang ringan sampai dengan gangren atau perforasi kandung empedu.
KOMPLIKASI
komplikasi yang mungkin saja terjadi akibat cholangitis
akut :

Cedera ginjal akut


Disfungsi ginjal
Disfungsi sistem pernapasan
Disfungsi sistem kardiovaskular
Disfungsi sistem saraf
Disfungsi sistem hematologis
Syok septik
PENATALAKSANAAN
Terapi Antibiotik

Kolangitis akut ringan sebaiknya pemberian jangka pendek 2-3 hari cephalosporin
(misal cefazolin, cefoxitin)
kolangitis sedang sampai berat pemberian antibiotic minimal 5-7 hari dengan
nonbaktam dengan atau tanpa metronidazol untuk kuman anaerob, atau karbapenem.
kolangitis akut ringan - sedang (misalnya Ampisilin sulbactam iv 3 gram setiap 6 jam,
atau ertepenem 1gram sekali sehari, atau ampisilin iv 2gram setiap 6 jam plus
gentamicin iv 1.7mg/kgbb setiap 8 jam atau golongan fluorokuinolon (misalnya
siprofloksasin iv 400 mg setiap 12 jam, levofloksasin iv 500mg sekali sehari, atau
moxiflokasain iv atau oral 400mg sekali sehari) ditambah metronidazol iv 500mg setiap
6-8 jam untuk bakteri anaerob.
Kolangitis akut berat atau nosokomial (hospital acquired), direkomendasikan pemberian
antibiotic piparisilin-tazobaktam (3.375gr iv stiap 6 jamatau 4.5 gr iv setiap 8 jam), stau
3.1 gr iv tikarsilin-klavulanat setiap 6 jam, atau tigesilin (100mg iv bolus, diteruskan
50mg iv sekali sehari) atau sefalosporin (misalnya seftriakson 1-2gr sekali sehari atau
cefepim 1-2 gr seiap 12 jam) dengan metronidazol iv 500mg setiap 6-8 jam untuk
bakteri anaerob.

Drainase bilier

Diperlukan pada pasien kolangitis akut untuk menghilangkan sumber infeksi dan juga
karena obstruksi dapat menurunkan ekskresi bilier antibiotic.

Pengobatan lain

Extracorporeal shock-wave lihotripsy (ESWL) pertama kali dipergunakan untuk


menghancurkan batu ginjal.
PROGNOSIS
kolangitis akut menimbulkan masalah yang sangat serius karena penyebab dari
koledokolitiasis yang terjadi di dalam saluran empedu bisa saja menyebar ke hati
dan menyebabkan disfungsi pada organ tersebut.

KESIMPULAN
Pasien-pasien dengan gejala nyeri abdomen kuadran kanan atas, jaundice dan
demam patut dicurigai menderita Cholangitis, terutama apabila mempunyai riwayat
batu empedu. Karena penyakit ini berhubungan dengan obstruksi saluran bilier.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan darah rutin, fungsi hati
(SGOT & SGPT), alkali fosfatase, dan bilirubin serum, dan kultur bakteri dari
sampel darah. Pemeriksaan Radiologi yang dapat membantu adalah USG, ERCP
dan MRCP. Penanganan pertama adalah antibiotik intravena dan resusitasi cairan
untuk stabilisasi pasien, kadangkala diperlukan dekompresi darurat pada kasus-
kasus berat. Pada pasien yang dapat distabilisasi dengan antibiotik dan cairan IV,
terapi elektif untuk dekompresi dapat dilakukan, kemudian terapi dapat dilakukan
secara endoskopik dengan PTC ataupun dengan pembedahan.

~Terima kasih~

Anda mungkin juga menyukai