Anda di halaman 1dari 27

RETARDASI MENTAL

Disusun oleh :
Ni Made Winda A
10 777 027

Pembimbing : dr. Nurhaedah Tangim, Sp.A


dr. Irwansyah
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Retardasi mental merupakan suatu kelainan mental seumur hidup,
diperkirakan lebih dari 120 juta orang di seluruh dunia menderita kelainan
ini. Retardasi mental merupakan suatu keadaan penyimpangan tumbuh
kembang seorang anak, sedangkan peristiwa tumbuh kembang itu sendiri
merupakan proses utama pada anak serta merupakan sesuatu yang
terpenting pada anak tersebut. Terjadinya retardasi mental dapat
disebabkan adanya gangguan pada fase pranatal, perinatal maupun
postnatal. Retardasi mental (RM) adalah suatu gangguan heterogen yang
terdiri dari fungsi intelektual yang dibawah rata rata dan gangguan dalam
ketrampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun.
Prevalensi untuk RM ringan 0,37 0,59%

RM sedang, berat dan sangat berat adalah 0,3 0,4%

1,5 kali lebih sering pada laki laki dibandingkan dengan wanita

Di indonesia 1-3% penduduknya menderita kelainan ini

Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10


sampai 14 tahun
DEFINISI
Keterbelakangan mental atau lazim disebut retardasi mental (RM)
adalah suatu keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal)
sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak-anak).
Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi
ke-III (PPDGJ III) adalah suatu keadaan perkembangan mental yang
terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh hendaya
keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh
pada semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa,
motorik, dan sosial.
ETIOLOGI
A. Kelainan kromosom :

Sindrom down

Sindrom Down merupakan kelainan genetik


yang dikenal sebagai trisomi, karena individu
yang mendapat sindrom down memiliki
kelebihan satu kromosom. Mereka mempunyai
tiga kromosom 21 dimana orang normal hanya
mempunyai dua saja. Kelebihan kromosom ini
akan mengubah keseimbangan genetik tubuh
dan mengakibatkan perubahan karakteristik fisik
dan kemampuan intelektual, serta gangguan
dalam fungsi fisiologi tubuh
Sindrom fragile X

Merupakan bentuk retardasi mental yang

diwariskan dan disebabkan oleh mutasi gen pada

kromosom X. Derajat retardasi mental terentang

dari ringan sampai berat. Ciri perilakunya adalah

tingginya angka gangguan defisit

atensi/hiperaktivitas, ganguan belajar, dan

gangguan perkembangan pervasive seperti

gangguan akuisitik. Defisit dalam fungsi bahasa

adalah pembicaraan yang cepat dan perseveratif

dengan kelainan dalam mengkombinasikan kata-

kata membentuk frasa dan kalimat


Sindrom prader-willi

Kelianan ini akibat dari penghilangan kecil


pada kromosom 15, biasanya terjadi secara
sporadic. Prevalensinya kurang dari 1 dalam
10000. Orang dengan sindrom ini
menunjukkan perilaku makan yang
kompulsif dan sering kali obesitas, retardasi
mental, hipogonadisme, perawakan pendek,
hipotonia, dan tangan dan kaki yang kecil.
Anak anak dengan sindrom ini seringkali
memiliki perilaku oposisional yang
menyimpang
Sindrom tangisan kucing (cat-cry syndrome)

Anak-anak dengan sindrom tangisan kucing kehilangan bagian


dari kromosom 5. Mereka mengalami retardasi mental berat dan
menunjukkan banyak stigma yang seringkali disertai dengan
penyimpangan kromosom, seperti mikrosefali, telinga yang
letaknya rendah, fisura palpebra oblik, hipertelorisme, dan
mikrognatia.
Kelainan kromosom lain

Sindrom penyimpangan autosomal lain yang disertai dengan


retardasi mental adalah jauh lebih jarang terjadi dibandingkan
Sindrom Down.
B. Faktor genetik lain

Phenylketonuria (PKU) merupakan gangguan yang menghambat


metabolisme asam phenylpyruvic, menyebabkan retardasi mental.

Defek metabolisme dasar pada PKU adalah ketidakmampuan


untuk mengubah fenilalanin, suatu asam amino esensial,
menjadi paratirosin karena tidak adanya atau tidak aktifnya
enzim fenilalanin hidroksilase, yang mengkatalisis perubahan
tersebut.
C. Faktor prenatal
Beberapa kasus retardasi mental disebabkan oleh infeksi dan
penyalahgunaan obat selama ibu mengandung. Infeksi yang biasanya
terjadi adalah Rubella, yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Penyakit
ibu juga dapat menyebabkan retardasi mental, seperti sifilis,
cytomegalovirus, dan herpes genital. Obat-obatan yang digunakan ibu
selama kehamilan dapat mempengaruhi bayi melalui plasenta.
D. Faktor perinatal
Beberapa bukti menunjukkan bahwa bayi premature dan bayi
dengan berat badan lahir rendah berada dalam resiko tinggi
mengalami gangguan neurologis dan intelektual yang
bermanifestasi selama tahun-tahun sekolahnya.
E. Gangguan Didapat Pada Masa Anak-anak :

Infeksi

Infeksi yang paling serius mempengaruhi interitas serebral


adalah ensefalitis dan meningitis.

Trauma kepala

Masalah lain
F. Faktor Lingkungan dan Sosiokultural

Faktor-faktor psikososial, seperti lingkungan rumah atau sosial yang


miskin, yaitu yang memberi stimulasi intelektual, penelantaran atau
kekerasan dari orang tua, dapat menjadi penyebab atau memberi
kontribusi dalam perkembangan retardasi mental pada anak-anak
KLASIFIKASI
Menurut PPDGJ-III retardasi mental dibagi menjadi :

Retardasi mental ringan IQ 50 69

Retardasi mental sedang IQ 35 49

Retardasi mental berat IQ 20 34

Retardasi mental sangat berat IQ < 20

Retardasi mental lainnya

Retardasi mental YTT


GEJALA KLINIK
DIAGNOSIS
Riwayat penyakit

Wawancara psikiatri

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan neurologis

Tes laboratorium

Pemeriksaan psikologis
Kriteria diagnostik untuk RM menurut DSM IV TR adalah sebagai berikut :

Fungsi intelektual dibawah rata rata (IQ 70 atau kurang) yang telah diperiksa
secara individual.

Kekurangan atau gangguan dalam perilaku adaptif (sama dengan kekurangan


individu untuk memenuhi tuntutan standar perilaku sesuai dengan usianya dari
lingkungan budayanya) dalam sedikitnya 2 hal, yaitu komunikasi, self-care,
kehidupan rumah-tangga, ketrampilan sosial/interpersonal, menggunakan sarana
komunitas, mengarahkan diri sendiri, ketrampilan akademis fungsional, pekerjaan,
waktu senggang, kesehatan dan keamanan.

Awitan terjadi sebelum usia 18 tahun


Kode diagnostik dan derajat RM menurut DSM IV TR adalah sebagai berikut :

317 Retardasi mental ringan, IQ 50 55 sampai 70

318 Retardasi mental sedang, IQ 35 40 sampai 50 55

318.1 Retardasi mental berat, IQ 20 25 sampai 35 40

318.2 Retardasi mental sangat berat, IQ dibawah 20 atau 25

Fungsi intelektual dapat diketahui dengan tes fungsi kecerdasan dan hasilnya
dinyatakan sebagai suatu taraf kecerdasan atau IQ. Dapat dihitung dengan :

IQ = MA/CA x 100%

MA = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil tes

CA = Chronological Age, umur yang didapat berdasarkan perhitungan tanggal


lahir
PENATALAKSANAAN
Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau


menurunkan kondisi yang menyebabkan gangguan perkembangan yang disertai dengan
retardasi mental.

Tindakan tersebut termasuk :

1. Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang


retardasi mental.

2. Usaha terus-menerus dari professional bidang kesehatan untuk menjaga dan


memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat.

3. Aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal.

4. Eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan system saraf pusat.
Pencegahan Sekunder dan Tersier

Jika suatu gangguan yang disertai dengan retardasi mental telah


dikenali, gangguan harus diobati untuk mempersingkat perjalanan
penyakit (pencegahan sekunder) dan untuk menekan sekuele atau
kecacatan yang terjadi setelahnya (pencegahan tersier).
Pendidikan untuk anak

Lingkungan pendidikan untuk anak-anak dengan retardasi mental


harus termasuk program yang lengkap yang menjawab latihan
keterampilan adaptif, latihan keterampilan sosial, dan latihan
kejujuran. Perhatian khusus harus dipusatkan pada komunikasi dan
usaha untuk meningkatkan kualitas hidup.
Terapi perilaku, kognitif, dan psikodinamika
1. Terapi perilaku untuk membentuk dan meningkatkan perilaku sosial dan
untuk mengendalikan dan menekan perilaku agresif dan destruksi pasien.
Dorongan positif untuk perilaku yang diharapkan dan memulai hukuman
(seperti mencabut hak istimewa) untuk perilaku yang tidak diinginkan telah
banyak menolong.
2. Terapi kognitif seperti menghilangkan keyakinan palsu dan latihan
relaksasi dengan instruksi dari diri sendiri, juga telah dianjurkan untuk
pasien retardasi mental yang mampu mengikuti instruksi pasien
3. Terapi psikodinamika digunakan pada pasien retardasi mental dan
keluarganya untuk menurunkan konflik tentang harapan yang
menyebabkan kecemasan, kekerasan, dan depresi yang menetap.
Pendidikan keluarga

Satu bidang yang penting dalam pendidikan keluarga dari pasien


dengan retardasi mental adalah tentang cara meningkatkan
kompetensi dan harga diri sambil mempertahankan harapan yang
realistic untuk pasien.
Intervensi Farmakologi
1. Agresi dan perilaku melukai diri sendiri
Beberapa bukti dari penelitian telah menyatakan bahwa lithium (Eskalith),
anntagonis narkotik seperti naltrexone (Trexan), Carbamazepine (Tegretol)
dan valproic acid (Depakene) adalah medikasi yang juga bermanfaat pada
beberapa kasus perilaku melukai diri sendiri.
2. Gerakan motorik stereotipik
Medikasi antipsikotik, seperti haloperidol (Haldol) dan chlorpromazine
(Thorazine), menurunkan perilaku stimulasi diri yang berulang pada pasien
retardasi mental, terapi medikasi tersebut tidak meningkatkan perilaku
adaptif.
3. Perilaku kemarahan eksplosif

Penhambat-, seperti propranolol dan buspirone (BuSpar), telah


dilaporkan menyebabkan penurunan kemarahan ekspolasif di
antara pasien dengan retardasi mental dan gangguan autistik.

4. Gangguan defisit atensi/hiperaktivitas

Penelitian terapi methylphenidate pada pasien retardasi mental


ringan dengan gangguan defisit atensi/hiperaktivitas telah
menunjukkan perbaikan bermakna dalam kemampuan
mempertahankan perhatian dan menyelesaikan tugas.
DIAGNOSIS BANDING
Autisme merupakan suatu keadaan di mana anak mengalami
perubahan perilaku sosial, sering melakukan gerakan yang sama
berulang-ulang, dan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, baik
komunikasi verbal maupun non verbal. Anak yang menderita autis
biasanya lebih suka bermain sendirian dan mengalami kesulitan
untuk berinteraksi dengan anak-anak lainnya dan orang dewasa.
Sebagian besar anak autis memiliki IQ normal dan beberapa anak
lain bahkan memiliki IQ yang tinggi. Anak autis kurang dapat
menunjukkan emosinya dan sulit membangun suatu hubungan atau
kedekatan dengan orang lain.
PROGNOSIS
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya
prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk
menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental
ringan, dengan kesehatan yang baik, tanpa penyakit kardiorespirasi,
pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan orang yang
normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan
masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda

Anda mungkin juga menyukai