Anda di halaman 1dari 87

Dr.dr. Susi Aulina, Sp.

S(K)

Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran


Universitas Hasanuddin - Makassar
Epilepsi dan Kejang lainnya
Tingkat Kemampuan yang ingin dicapai
Tingkat Kemampuan yang ingin dicapai
Tujuan Instruksi Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan
mampu mengetahui cara mendiagnosa dan memberikan terapi
pendahuluan epilepsi, kejang lainnya (Epilepsy syndrome) dan status
epileptikus.

Tujuan Instruksi Khusus


Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan
mampu :
1. Mendefinisikan bangkitan (seizure), epilepsi, dan kejang lainnya
(epilepsy syndrome) serta status epileptikus
2. Mendiagnosis bangkitan (seizure), epilepsi, dan kejang lainnya
(epilepsy syndrome) serta status epileptikus
3. mengetahui cara terapi pendahuluan bangkitan (seizure), epilepsi,
dan kejang lainnya (epilepsy syndrome) serta status epileptikus
4. Mengetahui indikasi merujuk pasien bangkitan (seizure), epilepsi,
dan kejang lainnya (epilepsy syndrome) serta status epileptikus
BUKU BACAAN YANG DIANJURKAN

1. Epileptic Seizures, Diagnosis and Management


(Perdossi 2011)
2. Pedoman tatalaksana Epilepsi, Kelompok studi
Epilepsi Perdossi 2014, ed. 5
Pendahuluan
Epilepsi merupakan gangguan neurologik kronis yang sering
dijumpai.
Memberikan dampak terhadap masalah pekerjaan, pendidikan
dan kehidupan dimasyarakat.
Masih adanya mitos dan persepsi negatif, sehingga memberi
kesan buruk.
Pandangan keliru (STIGMA) tentang Epilepsi :
- Penyakit akibat kutukan
- Guna-guna / kerasukan
- Gangguan jiwa / mental
- Menular melalui air liur
Pendahuluan
70% penderita epilepsi kejadian awal terjadi pada usia 2
dekade pertama kehidupan
Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja
Angka kejadian di negara berkembang tinggi :
insidensi 50-70/100.000 penduduk
prevalensi 0,5 4 %
(di Indonesia : 1,1 8,8 juta)
Grafik prevalensi Epilepsi : bimodal
bayi anak :
dewasa muda pertengahan :
Usia lanjut :
Pendahuluan
Epilepsi pada hakekatnya adalah suatu diagnosa klinis :
1. Bila tampil klasik : MUDAH DIDIAGNOSA
2. Sebagian kasus : MISDIAGNOSA
3. Sebagian lainnya : LUPUT
Penyebab 2 dan 3 :
- Riwayat penyakit tak lengkap
- Terdapat kondisi medik perancu
Bagaimana Otak Bekerja ?
Otak tersusun dari berjuta miliar sel saraf / neuron-
neuron.

Fungsi neuron : mengirim impuls listrik, dari neuron


yang satu ke neuron berikutnya, dengan bantuan
penghantar kimiawi (neurotransmitter) melalui
sinaps.

Impuls yang normal menjalar secara teratur


menghasilkan respon yang normal pula.
Bagaimana Otak Bekerja ?
Terdapat sistem neuron yang berfungsi untuk stimulasi
(eksitasi) dan inhibisi

Contoh neurotransmitter stimulasi (eksitasi)


- Glutamat, aspartate

Contoh neurotransmitter inhibisi :


- GABA (gamma-aminobutyiric acid)
Apa Yang Terjadi Dalam Otak
Saat Serangan Epilepsi Terjadi ?

Epilepsi timbul bila penjalaran impuls dalam otak terjadi


secara mendadak, berlebihan serta tidak dalam pola yang
normal.

Penjalaran abnormal dapat terjadi pada seluruh daerah


otak atau daerah otak tertentu saja macam-macam
bangkitan.
Apa Yang Terjadi Dalam Otak
Saat Serangan Epilepsi Terjadi ?

B. Bangkitan parsial berkembang


A. Bangkitan Parsial
menjadi umum

C. Bangkitan Umum D. Lokasi Bangkitan


Apa Yang Terjadi Dalam Otak
Saat Serangan Epilepsi Terjadi ?
Penyebab yang pasti belum jelas diketahui,
namun ada 2 neurotransmitter utama yang berperan :
1. GABA
Merupakan suatu neurotransmitter inhibisi

2. GLUTAMAT
Merupakan suatu neurotransmitter eksitasi
Siapa Yang Dapat Mengalami Epilepsi?
Siapa pun dapat mengalami epilepsy

Ambang kejang seseorang berbeda-beda, berubah-ubah


dan tidak dapat diukur, kemungkinan tergantung faktor
keturunan atau faktor lainnya

Setiap otak normal dapat mengalami bangkitan epileptik


tergantung ambang kejangnya.

Beberapa faktor pencetus : stres berlebihan, kurang tidur,


alkoholik.
DEFINISI
Pokdi Epilepsi PERDOSSI 2014

Epilepsi :
Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan (seizure)
berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak
secara intermiten, disebabkan oleh lepas muatan listrik
abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara
paroksismal dan disebabkan oleh berbagai etiologi, bukan
disebabkan oleh penyakit otak akut (unprovoked).
DEFINISI

Bangkitan Epilepsi (Epileptic Seizure) :


Manifestasi klinik yang disebabkan oleh hiperaktivitas
listrik sekelompok sel saraf di otak yang berlangsung secara
mendadak dan sementara disertai atau tanpa perubahan
kesadaran, dengan bentuk bangkitan serupa (stereotipik).
DEFINISI

Sindrom epilepsi adalah sekumpulan gejala dan tanda


klinik epilepsi yang terjadi secara bersama-sama yang
berhubungan dengan etiologi, umur awitan (onset), jenis
bangkitan, faktor pencetus, dan respon terhadap
pengobatan.
DIAGNOSIS

Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala


dan tanda klinik dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang
(minimal 2 kali) tanpa provokasi.

Bilamana dalam waktu 24 jam terjadi beberapa kali


bangkitan, maka ini bukan suatu epilepsi tetapi suatu
single seizure.
KLASIFIKASI

Klasifikasi bangkitan epilepsi (1981) penting untuk


diagnosis, investigasi, pemilihan OAE (Obat Anti Epilepsi)
dan rujukan.

Klasifikasi sindroma epilepsi (1989) penting untuk


menentukan respons terhadap OAE, keperluan penentuan
pemeriksaan lanjutan misalnya brain imaging dan
prognosis.
MANIFESTASI KLINIS

Bentuk Bangkitan tergantung :


lokasi onset di otak

pola penyebaran

maturitas otak

siklus bangun tidur

proses penyakit otak yang ada


Bangkitan dapat mempengaruhi fungsi :
3 langkah untuk mendiagnosis epilepsi
Langkah pertama : memastikan apakah kejadian yang
bersifat paroksismal menunjukan bangkitan epilepsi atau
bukan epilepsi.

Langkah kedua : apabila benar-benar terdapat bangkitan


epilepsi, maka tentukanlah bangkitan yang ada termasuk
tipe bangkitan apa (lihat klasifikasi).

Langkah ketiga : tentukan etiologi.


Langkah pertama

Kenali berbagai bentuk bangkitan


epilepsi melalui auto atau allo anamnesa
dari saksi mata (Suami, Istri, teman dll)
Anamnesis :
Pola / Bentuk bangkitan
Lama bangkitan
Gejala sebelum, selama dan pska bangkitan
Frekuensi bangkitan
Faktor pencetus
Ada / tidak adanya penyakit lain yang diderita
sekarang
Usia pada saat terjadinya bangkitan pertama
Riwayat pada saat dalam kandungan, kelahiran dan
perkembangan bayi / anak
Riwayat terapi epilepsi sebelumnya
Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
Pemeriksaan Fisik Umum dan Neurologis

Melihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang


berhubungan dengan epilepsi, seperti :
Trauma kepala
Gangguan kongenital
Gangguan neurologik fokal atau difus
Kecanduan alkohol atau obat terlarang
Tumor otak
Pemeriksaan Neurofisiologi

Electro Encephalo Graphy (EEG) :


Menggambarkan keadaan otak disaat perekaman
Pada perekaman EEG pertama : 29 38% kelainan
Ulangan perekaman EEG : 59 77%
Spesifisitas : 96%
Sensitifitas : minimal 29% meningkat s/d 77% pada
ulangan EEG.
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin

Kimia darah

Elektrolit

Liquor Cerebro Spinal (bila dicurigai infeksi

SSP (+)
dll
Pemeriksaan radiologi

Brain imaging (MRI)


Indikasi : - diduga kelainan struktural
- perubahan bangkitan
- deficit neurologis fokal
- bangkitan parsial
- bangkitan 1 di usia > 25 thn
- persiapan pembedahan
Dampak Kesalahan Diagnosis

Pengaruh stigma epilepsi


Penggunaan OAE pada pasien bukan epilepsi
Penggunaan OAE pada bangkitan yang tidak tepat
Penyakit utama tidak terdeteksi dan tidak diobati
Salah diagnosis biasanya disebabkan
oleh karena :

Anamnesis yang kurang teliti


Adanya riwayat epilepsi pada keluarga
Adanya riwayat kejang demam sebelumnya
EEG abnormal
Adanya inkontinens saat serangan
Langkah Kedua : Klasifikasi
Bangkitan Fokal Bangkitan Umum
(sinonim = parsial) (sinonim = bilateral)
Bangkitan yang memiliki Bangkitan yang memiliki
semiologi awal yang semiologi awal
menunjukkan aktivitas menunjukkan
hanya satu bagian dari keterlibatan aktivasi dari
satu belahan otak. kedua belahan otak

The Epilepsies : Seizures, Syndromes, and Management, Panayiotopoulo CP, 2010


Langkah Ketiga : Penyebab Epilepsi
Penyakit pembuluh darah
otak
Neoplasma SSP
Kelainan Kongenital SSP
Trauma
Infeksi SSP
Ensefalopati iskemik,
asfiksia lahir, perdarahan
intraventrikuler, piridoksin
dependensi.
Lain-lain
DIAGNOSIS
BANDING
DD : SINKOP
Sinkop adalah kehilangan kesadaran mendadak
akibat kurangnya aliran darah ke otak.
Penyebab sinkop bermacam-macam, tetapi
pada garis besarnya disebabkan oleh :
1. Refleks vaskular abnormal menyebabkan
asistole atau hipotensi
2. Kegagalan refleks simpatetik menyebabkan
hipotensi berat
3. Penyakit jantung
SINKOP SEIZURE
Berkeringat dan nausea Sering Jarang
Aura Jarang Sering
Gejala unilateral Jarang Sering
Sianosis Jarang Sering
Pencetus (posisi, emosi) Sering Jarang
Durasi kehilangan kesadaran < 20 dtk > 60 dtk
Gerakan Beberapa klonik/myoklonik Fase tonik / klonik, Durasi >
jer 1menit, unilateral jerking
Automatism Kadang-kadang Sering (pada parsial kompleks
dan secondary generalized)
Lidah tergigit Jarang Kadang-kadang
Hipersalivasi Jarang Sering
EEG (saat kejadian) Perlambatan non spesifik Pola EEG iktal
Setelah kejadian
Disorientasi Jarang (< 30 dtk) Sering (bbrp menit atau lebih)
Myalgia Jarang Sering
Peningkatan CK Jarang Sering (terutama setelah 12-24
jam)
EEG Normal Epileptiform discharge

The Epilepsies : Seizures, Syndrome and Management. Panayiotopoulos CP, 2010


DD :
Narkolepsi
Narkolepsi merupakan keinginan tidur yang tidak
terkendali dan berulang dan kehilangan tonus otot
ekstremitas.

Kelainan psikiatrik
Kelainan psikiatrik yang sering disalah diagnosis sebagai
epilepsi ada 2 macam, yaitu manifestasi psikiatri akut
dan serangan pseudoepileptik

TIA, Vertigo, Panic, TICs, Transient Global


Amnesia
Epilepsi Psikogenik
Pencetus Tidak biasa Biasanya emosi
Suasana Saat tidur / sendirian Biasanya ketika bersama banyak orang,
jarang waktu tidur

Prodroma Jarang Sering


Awal Mendadak, aura +/- Berangsur dengan meningkatnya emosi
Jeritan pada Sering Jarang
awal
Inkontinansia Sering Tidak terjadi
Lidah tergigit Sering Jarang

Cedera Sering Jarang


Vokalisasi Hanya saat autmatisme Biasa selama serangan
Fenomena Stereotip Bervariasi
Mototik

Kesadaran Menurun Normal


Pengekangan Tidak berpengaruh Melawan, kadang-kadang
menghentikan serangan

Durasi Pendek Dapat memanjang


Post ictal Pendek (automatisme memanjang) Berangsur, seringkali dengan emosi,
Bingung, mengantuk, tidur seringkali siuman tanpa rasa bingung
PASIEN
DOKTER
DATANG 1 x
BERBAGAI BENTUK
BANGKITAN EPILEPSI
Klasifikasi Bangkitan Epilepsi
Bangkitan Tidak
Bangkitan Parsial Bangkitan Umum
Terklasifikasi

Bangkitan Parsial
Bangkitan Lena
Sederhana
(Absence Seizure)
Manifestasi motorik
Manifestasi sensorik
Bangkitan Mioklonik
Manifestasi autonomik
Manifestasi psikik
Bangkitan Klonik
Bangkitan Parsial
Kompleks
Bangkitan Tonik
Parsial sederhana diikuti
gangguan kesadaran Bangkitan Atonik /
Dari awal dengan Astatik
gangguan kesadaran
Bangkitan
Bangkitan Parsial yang Tonik - Klonik
menjadi Umum Sekunder
Bangkitan Epilepsi Parsial Sederhana

Pelepasan muatan listrik


abnormal dari suatu fokus
tunggal pada korteks otak.
Bangkitan Epilepsi Parsial Sederhana
Dengan gejala motorik
Perubahan kesadaran (-)
Bangkitan fokal lalu menyebar ke sisi yang sama
(Jacksonian March)
Kepala berpaling ke bagian tubuh yang alami kejang
(adversif)
Motorik fokal tanpa penjalaran
Postural
Kesulitan bicara
Bangkitan Epilepsi Parsial Sederhana
Dengan gejala sensorik & Senasi genital / orgasme
autonomik Hiperventilasi
Sensasi epigastrik Lakrimasi
Pucat Miosis / midriasis
Berkeringat Palpitasi
Flushing Takiaritmia
Piloerection Mengompol
Dilatasi pupil Muntah
Apnoe
Aritmia / bradiaritmia Dengan gejala somatosensorik
Nyeri dada
Cyanosis Dengan gejala sensorik spesifik
Eritema (Auditori)
Bangkitan Epilepsi Parsial Sederhana
Dengan gejala psikis
Disfasia
Dismnesia (deja vu, jamais vu, memory recall, amnesia)
Kognitif (dreamy states, distorsi waktu)
Afektif (takut, marah, sedih, senang, emosi, ggn emosi)
Ilusi (makropsia)
Halusinasi terstruktur (musik, visual, auditorik,
olfaktorik)
Lain-lain (depersonalisasi, perasaan ada orang dekat
dengannya)
Bangkitan Epilepsi Parsial Kompleks
Menyerupai keadaan seperti bermimpi
Bilamana ditanya menjawab tanpa disadarinya / tidak
menjawab
Melakukan gerakan automatisasi
Tidak dapat mengingat apa yang dikerjakan
Bingung untuk beberapa menit
Automatisme pada bangkitan epilepsi parsial
kompleks : aktivitas motorik involunter yang tidak
terkoordinasi seperti menarik baju, menyeringai, atau
mengunyah. Terjadi tanpa disadari selama atau
sesudah suatu bagkitan epilepsi.
Bangkitan Epilepsi Parsial dengan
umum sekunder
Mulai sebagai bangkitan
parsial sederhana yang
melanjut ke suatu
bangkitan umum
Bangkitan Epilepsi Umum
Bangkitan epilepsi umum tonik
Bangkitan epilepsi umum klonik
Bangkitan epilepsi umum tonik-klonik
Bangkitan epilepsi absans / lena
Bangkitan epilepsi mioklonik
Bangkitan epilepsi umum atonik / astatik / akinetik
Bangkitan Epilepsi Bangkitan Epilepsi
Umum Tonik Umum Klonik
Tubuh kaku karena semua Klonik berasal dari kata
otot berkontraksi menjadi clonus yang berarti kontraksi
tonik. dan relaksasi otot bergantian
Kotraksi tonik menyebabkan secara cepat menyerupai
ekstensi leher, kontraksi otot gerakan sentakan yang ritmik
wajah, bola mata ke atas,
spasme ekstremitas atas bisa
disertai jeritan.
Bangkitan berlangsung
sekitar 20 detik dan
umumnya saat tidur.
Bangkitan Epilepsi Umum
Tonik-klonik / Grand Mal
Dimulai dengan penurunan kesadaran, jeritan epilepsi,
tubuh kaku pada fase tonik dan selanjutnya gerakan
menyentak yang ritmik pada wajah dan ekstrimitas pada
fase klonik.
Tonic-Clonic Seizures
B. Clonic phase C. Post-ictal
A. Tonic phase
confusional fatigue

Cyanosis
Incontinence
Epileptic cry

Clonic jerks of
Generalised stiffening limbs, body
of body and limbs, Eyes Salivary and head
back arched Limbs and body limp
blinking frothing
Bangkitan Epilepsi Umum
Absans/Lena tipikal/Petit mal
Gangguan kesadaran singkat yang dapat berulang
beberapa puluh kali (50-100) dalam sehari
Dapat disertai kedipan mata, gerakan klonik wajah
dan ekstremitas maupun gerakan automatisme
Bangkitan terjadi dengan cepat sekali sehingga sering
tidak disadari
Sering mengakibatkan gangguan belajar di sekolah
Dapat dipresipitasi oleh hiperventilasi atau photic
stimulation
Onset pada masa anak-anak
Absence Seizure
Bangkitan Epilepsi Lena atipikal
Pada bangkitan epilepsi ini, serangan biasanya lebih lama
dengan gangguan motorik yang lebih jelas tetapi gangguan
kesadaran lebih ringan
Penderita masih ada respons tetapi sering disertai amnesia,
pasien masih dapat bergerak walaupun sempoyongan dan perlu
bantuan
Dapat disertai dengan bangkitan atonik, tonik, klonik, gangguan
autonomik dan automatisme, serangan dapat hilang timbul
dalam waktu panjang
Lena atipikal biasanya terdapat dalam suatu epilepsi
simptomatik bersamaan dengan bentuk bangkitan epilepsi lain
Dapat terjadi pada semua kelompok usia
Bangkitan Epilepsi umum mioklonik

Kontraksi tubuh yang singkat dan cepat yang biasanya


terjadi serentak pada kedua sisi tubuh atau
sekelompok otot tertentu, biasanya tanpa gangguan
kesadaran
Berlangsung selama 2-10 detik
Bangkitan Epilepsi umum atonik

Drop attacks
tiba-tiba kehilangan tonus otot, pasien sering terjatuh,
sehingga sering cedera pada wajah atau kepala.
Kesadaran tetap baik setelah bangkitan.
Durasi bangkitan relatif singkat (5-30 detik)
PENGOBATAN
EPILEPSI
TUJUAN UTAMA PENGOBATAN

Mempertahankan kualitas hidup


dengan cara menghentikan bangkitan
dengan efek samping minimal
INDIKASI MEMULAI PENGOBATAN

Pertanyaan yang perlu kita ajukan bila kita


memutuskan memberi OAE
Mungkinkah akan terjadi bangkitan berulang?
Apakah akibat negatif bila timbul bangkitan
berulang?
Apakah kemungkinan efek samping pengobatan?
Kemungkinan bangkitan berulang

> 50% pasien dengan bangkitan pertama tanpa


demam akan mengalami bangkitan berulang :
44% dalam 6 bulan pertama
32% dalam 1 tahun
17% dalam 2 tahun
Bila sudah terjadi 2 bangkitan spontan, resiko
terjadinya bangkitan berikutnya > 80%.
Akibat negatif bangkitan berulang

Dampak Psikososial
Cedera fisik
Hilangnya kesempatan mengemudi
Kematian
Kemungkinan timbul efek samping

Diskusikan semua efek samping yang sering


maupun yang walaupun jarang timbul
tetapi dapat berdampak serius
INDIKASI MENUNDA PENGOBATAN

Ada beberapa keadaan dimana penggunaan


AED dapat ditunda/atau diberikan dalam waktu
terbatas.
Keadaan tersebut adalah :
Bangkitan akut yang simtomatik, tanpa
kerusakan otak permanen
Bangkitan tunggal tanpa provokasi
Bangkitan akut simptomatik
Disebabkan penyakit akut tanpa kerusakan otak
permanen
Umumnya self-limited
Terjadi pada
Kejang demam
Ensefalopati metabolik / toksik (uremia, hipo-
dan hiperglikemia, gangguan hepar, sindroma
lepas obat)
Infeksi otak akut (ensefalitis, meningitisi)
Pada keadaan di atas penyakit primernya perlu
ditangani
OAE efektif untuk mengatasi bangkitan akut,
tetapi tidak dapat mencegah terjadinya epilepsi
dikemudian hari
OAE umumnya tidak diperlukan setelah pasien
sembuh dari penyakit yang mendasarinya.
Bangkitan tunggal tanpa provokasi
30% pasien hanya mengalami satu bangkitan
Perkiraan berulangnya 16 67 %
Risiko bangkitan lanjutan meningkat bila :
Gambaran EEG abnormal
Terdapat riwayat trauma otak / lesi struktural
otak
Bangkitan umum tonik klonik
Usia < 16 atau > 60 tahun
Terdapat riwayat epilepsi dalam keluarga
PRINSIP PENGOBATAN

Mulai dengan OAE tunggal, dosis rendah, naikan


bertahap dalam beberapa minggu hingga dicapai
dosis efektif yang dapat ditoleransi (START LOW,
GO SLOW)
Pengobatan harus sesuai kebutuhan pasien
Jaga keseimbangan antara keuntungan
pengobatan dan efek samping yang mungkin
timbul.
RASIONAL PENGOBATAN

Pilih OAE sesuai bentuk bangkitan


Naikkan dosis sampai bangkitan terkontrol atau
sampai timbul efek samping
Hindari faktor pencetus yang dapat menyebabkan
terjadinya bangkitan
Pertimbangkan harga, dosis dan faktor-faktor yang
dapat mengganggu kepatuhan pasiem
PEMILIHAN OAE BERDASARKAN TIPE BANGKITAN
TIPE BANGKITAN OAE LINI OAE LINI KEDUA OAE LINI KETIGA /
PERTAMA / TAMBAHAN TAMBAHAN

LENA Valproat Etosuksimid Levetiracetam


Lamotrigin Zonizamid
MIOKLONIK Valproat Topamax Lamotrigin
Levetiracetam Klobazam
zonizamid Klonazepam
Fenobarbital
TONIK-KLONIK Valproat Lamotrigin Topamax
Karbamazepin Oxcarbazepin Levetiracetam
Fenitoin Zonizamid
fenobarbital Pirimidon
ATONIK valproat Lamotrigin Felbamat
Topamax
PARSIAL Karbamazepin Valproat Tiagabin
Fenitoin Levetiracetam Vigabatrin
Fenobarbital Zonizamid Felbamat
Oxcarbazepin Pregababin Pirimidon
Lamotrigin lamotrigin
Topamax
gabapentin
TIDAK Valproat Topamax
TERKLASIFIKASI Levetiracetam
Zonizamid
BANGKITAN UMUM

Valproat efektif sebagai monoterapi pada


kebanyakan pasien

Karbamazepin, fenitoin tidak efektif


untuk bangkitan mioklonik, atonik dan
lena
BANGKITAN PARSIAL

Karbamazepin, Fenitoin dan Fenobarbital


merupakan OAE yang mempunyai potensi
yang sama (equipotent)
Karbamazepin dan Fenitoin mempunyai
efek sedatif dan gangguan kognisi yang
lebih kecil dibanding Fenobarbital
Valproat kurang efektif dalam mengatasi
bangkitan parsial kompleks
REMISI

Epilepsi dikatakan remisi bila tidak timbul


bangkitan lagi dalam periode yang cukup lama (2
5 tahun)
70% penderita epilepsi akan mengalami remisi
dengan OAE
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEMUNGKINAN TETAP BEBAS BANGKITAN
Bangkitan relatif jarang sebelum dan setelah
menggunakan OAE
Terkontrol dengan OAE tunggal
Bebas bangkitan beberapa tahun
Pemeriksaan neurologis normal
Tidak terdapat lesi struktural pada imaging otak
Gambaran EEG normal
CARA MENGHENTIKAN OAE

Dihentikan bertahap lambat (beberapa bulan)


Semakin lambat, semakin kecil kemungkinan
bangkitan relaps
Bila bangkitan relaps, OAE harus segara dimulai
dengan dosis awal yang dapat mengontrol
bangkitan
KEGAGALAN PENGOBATAN

Pada umumnya bangkitan epilepsi dapat


terkendali dalam 2 tahun pertama setelah dimulai
pengobatan
Pada sekitar 30% bangkitan tetap ada walaupun
mendapat terapi optimal
< 50% dewasa dengan bangkitan parsial akan tetap

bebas bangkitan selama > 12 bulan


KEGAGALAN PENGOBATAN
Bangkitan yang tidak terkontrol perlu dievaluasi
ulang tentang diagnosisnya
Penyebab tersering
Bangkitan psikogenik
Adanya penyakit lain atau pengobatan lain yang dapat
menyebabkan bangkitan berulang
Tidak cukup dosis OAE, kesalahan pemberian OAE,
terdapatnya interaksi antar obat, ketidak patuhan.
PREDIKTOR KEGAGALAN TERAPI

Bangkitan dimulai pada usia < 2 tahun


Bangkitan Atonik atau atipikal absans
Bangkitan yang sering timbul
Gagal dalam mengontrol bangkitan dalam 2 tahun
Terdapat bukti adanya kerusakan otak
IQ yang rendah
Gambaran EEG yang sangat abnormal
EPILEPSI REFRAKTER
DIAGNOSA EPILEPSI

47%
OAE PERTAMA BEBAS BANGKITAN

13%
OAE KEDUA BEBAS BANGKITAN

EPILEPSI REFRAKTER

TERAPI DENGAN 2 OAE OPERASI

Kwan et al, 2000


PENGOBATAN NON FARMAKOLOGIS
Operasi epilepsi

Stimulasi N Vagus

Diet Ketogenik

Obat-obat alternatif ( Kampo, St Johns wort, Ginkgo biloba)


MERUJUK PASIEN EPILEPSI
INDIKASI :
Ketidak pastian diagnosis
Bangkitan tidak terkontrol setelah 3 bulan dengan
pengobatan yang tepat atau dengan 2 OAE pertama
Terdapat efek samping yang signifikan dari OAE
Terdapat gangguan psikososial disebabkan epilepsi
Perlu diagnosis atau pengobatan khusus
Pasien berencana hamil
Merencanakan mengentikan terapi
KESIMPULAN
Pastikan diagnosis Epilepsi sebelum memulai
terapi
Jangan menggunakan OAE untuk menegakkan
diagnosis epilepsi
Bila diagnosis meragukan, tunda pengobatan
Tujuan pengobatan mempertahankan kwalitas
hidup, menghentikan bangkitan tanpa efek
samping
Pilih OAE sesuai bentuk bangkitan
Mulai dengan OAE tunggal, pada dosis rendah

Anda mungkin juga menyukai