Anda di halaman 1dari 41

HIPERTENSIVE HEART DISEASE

Muhammad Saadilah C11112356


Siti Hardiyanti C11112001
Haryanto Kendek Tuling C11112003
Eka Saraswati Tawainella C11112004

Pembimbing Residen
dr. Thio Ananda Steven

Dosen Pembimbing
dr. Junus Baan, Sp.Rad
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. RA
Umur : 57 Tahun
No. RekamMedik : 756656
Ruang Perawatan : Lontara 1 Bawah Depan
Tanggal MRS : 16-05-2016
ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak Napas
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sesak napas dialami sejak 3 jam sebelum masuk rumah
sakit. Sesak dirasakan saat melakukan aktivitas ringan dan berkurang saat
istirahat. Pasien mengeluh susah tidur terlentang karena sesak dan
biasanya lebih nyaman jika tidur menggunakan 2 bantal. Pasien juga
mengeluhkan dirinya sering terbangun tengah malam karena sesak.
Riwayat sesak sebelumnya ada. Pada tanggal 10-05-2016 pasien masuk
kerumah sakit dengan keluhan nyeri dada dan keluar pada tanggal 12-05-
2016. Nyeri dada ada. Nyeri dada dirasakan seperti tertekan dan tembus
kebelakang terjadi secara tiba-tiba. Riwayat nyeri dada sebelumnya ada
10 hari yang lalu. Batuk tidak ada. Nyeri ulu hati tidak ada. Demam tidak
ada. Bengkak pada kaki tidak tampak. Riwayat sering bengkak kaki
disangkal. Buang air besar kesan biasa. Buang air kecil lancar, kuning kesan
biasa.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Hipertensi sejak + 10 tahun yang lalu dan
mengkonsumsi Captopril. Tidak minum obat secara
teratur.
Riwayat DM disangkal
Riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya ada
Riwayat Stroke (-)
Riwayat Trauma (-)
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama tidak ada
Riwayat merokok tidak ada
Riwayat minum alkohol tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS

Keadaan umum : Sakit sedang, gizi kurang


Kesadaran : Kompos mentis
Tanda Vital

Tekanan darah : 170/90 mmHg


Nadi : 86x/menit
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 28 x/menit
PEMERIKSAAN FISIS

Kepala
Rambut : Berwarna hitam,tidak rontok
Mata : Konjungtiva anemis (+) , Ikterus (-),

Gangguan penglihatan(-),
Telinga : Nyeri (-), Sekret(-), Tinnitus (-),
Gangguan pendengaran(-).
Hidung : Nyeri (-), Epistaksis (-), Rhinorrhea
(-)
PEMERIKSAAN FISIS

Mulut : Bibir kering, Gusi berdarah (-),


Lidah kotor (-), Gangguan mengecap
(-), Sianosis (-)

Tenggorokan : Nyeri tenggorokan (-), Tonsilitis


(-), Abses peritonsil (-), Laryngitis
(-), Perubahan suara(-)
PEMERIKSAAN FISIS

Leher
Inspeksi : Warna kulit sama dengansekitarnya,
tidak tampak massa tumor,
Palpasi : Tidak ada massa tumor, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening., JVP R+3
cmH2O
PEMERIKSAAN FISIS

Paru-Paru

Inspeksi : Simetris kiri sama dengan


kanan
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa
tumor tidak ada.
Perkusi : Sonor ki=ka
Auskultasi : Bunyi pernafasan Vesikuler. Ronkhi
-/-,Wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIS
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas ICS II sinistra
Batas bawah ICS VI sinistra
Batas kanan linea
parasternalis dekstra
Batas kiri 2 jari dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II, murni,
reguler, tidak ada bising.
PEMERIKSAAN FISIS
Abdomen
Inspeksi :Tampak datar, ikut gerak nafas
Auskultasi : Peristaltik kesan normal
Palpasi : Tidak ada massa tumor, tidak `
ada nyeri, ascites (-), Hepar dan
lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani pada keempat
kuadran (+)
PEMERIKSAAN FISIS

Ekstremitas Inferior Dekstra et Sinistra


Inspeksi : Edema (-)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI
Foto thorax PA
Hasil Pemeriksaan :
Corakan bronkovaskular dalam batas
normal
Tidak tampak proses spesifik aktif pada
kedua lapangan paru
Cor kesan membesar, aorta membesar
Sinus dan diafragma kanan baik
Tulang-tulang intak

Kesan :
- Cardiomegaly dengan dilatasi et
elongatio aorta
- Pulmo dalam batas normal
DIAGNOSIS

HHD
CHF NYHA III
CAD
TERAPI
IFVD NaCl 0,9%
Furosemide 40/12jam/oral
Aspilet 80mg/24jam/oral
Clopidogrel 75mg/24j/oral
Candesartan 8mg/24j/oral
Farsorbid 10mg/8j/oral
Simvastatin 20mg/24j/oral
Sprionolacton 25mg/24j/oral
ISDN 5mg/sublingual (bila nyeri dada)
BAB II
DISKUSI
PENDAHULUAN

Penyakit kardiovaskular sekarang merupakan penyebab kematian paling


umum di seluruh dunia. Penyakit kardiovaskular menyumbang hampir
mendekati 40% kematian di negara maju dan sekitar 28% di negara miskin
dan berkembang.1 Menurut data dari studi Framingham, 90% orang yang
berumur diatas 55 tahun akan mengalami hipertensi selama masa hidupnya.2
Hal ini menggambarkan masalah kesehatan publik karena hipertensi dapat
meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti gagal jantung
kongestif.3

Sampai saat ini prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 5 -10%.


Dalam kurun 20 tahun terakhir, angka kematian karena serangan jantung dan
stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering,
2008), oleh karena itu terjadi peningkatan penderita penyakit jantung
hipertensi yang beresiko mengalami gagal jantung kongestif .4
DIAGNOSA
DIAGNOSA KLINIS
Hipertensive Heart Disease

Hal ini berdasarkan hasil anamnesis:

sesak napas dialami sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan
saat melakukan aktivitas ringan dan berkurang saat istirahat. Pasien
mengeluh susah tidur terlentang karena sesak dan biasanya lebih nyaman
jika tidur menggunakan 2 bantal. Pasien juga mengeluhkan dirinya sering
terbangun tengah malam karena sesak,. Riwayat Hipertensi sejak + 10
tahun yang lalu dan mengkonsumsi Captopril.Tidak minum obat secara
teratur
Dari pemeriksaan fisik
Tekanan Darah 140/90 mmHg
DIAGNOSA KLINIS

Congestive Heart Failure


Sesak napas dialami sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak
dirasakan saat melakukan aktivitas ringan dan berkurang saat istirahat.
Pasien mengeluh susah tidur terlentang karena sesak dan biasanya lebih
nyaman jika tidur menggunakan 2 bantal. Pasien juga mengeluhkan dirinya
sering terbangun tengah malam karena sesak. . Riwayat sesak sebelumnya
ada. Bengkak pada kaki tidak tampak.
DIAGNOSA KLINIS
Di nyatakan CHF apabila terdapat 2 kriteria mayor atau 2 kriteria minor
ditambah 1 kriteria mayor.

Kriteria mayor : paroxysmal nocturnal dypsneu, ortopneu, dypsneu on effort


(DOE), peningkatan Vena Jugularis, Edem Paru, Kardiomegali, Gallop S3.

kriteria minor : edem ektremitas, takikardi > 120 x/menit, Hepatomegali,


batuk pada malam hari.
( Tanto, chris, 2014)

pemeriksaan fisik
JVP R+3 cmH2O, dan perkusi batas kiri jantung 2 jari dari linea
midclavicularis sinistra.
DIAGNOSA KLINIS

Coronary Artery Disease


Pada tanggal 10-05-2016 pasien masuk kerumah sakit dengan keluhan nyeri
dada dan keluar pada tanggal 12-05-2016. Nyeri dada ada. Nyeri dada
dirasakan seperti tertekan dan tembus kebelakang terjadi secara tiba-tiba.
Riwayat nyeri dada sebelumnya ada 10 hari yang lalu.
Coronary artery disease memiliki gejala klinis: nyeri dada substernal
yang dirasakan menjalar ke lengan kiri, dan tembus ke belakang dengan
kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, teremas atau tertindih. (
Tanto, chris, 2014)
DIAGNOSA RADIOLOGI
Adapun gambaran Radiologi Hipertensive Heart Disease :
Jantung melebar kiri dengan apeks tertanam (LVH)
Pinggang jantung ramping
Aorta dilatasi atau elongasi
Vascular paru normal
HYPERTENSIVE HEART DISEASE ( HHD )
Tampak pembesaran ventrikel kiri dan aorta dilatasi dan elongasi dengan pinggang
jantung yang dalam.
Gambaran Hasil Pemeriksaan :
BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN,
DIDAPATKAN FOTO THORAKS YANG
MEMENUHI KRITERIA LAYAK BACA.

Penetrasi x-ray pada foto cukup karena terlihat bayangan processus


spinosus vertebra torakalis 1 -4.
Inspirasi cukup, ditandai dengan tampak bayangan costa posterior 1 9
dan costa anterior 1-6
Posisi pasien simetris, ditandai dengan procesus spinosus berada di
antara kedua ujung medial corpus clavicula.
DARI HASIL PEMERIKSAAN DIDAPATKAN

T1 : 5 cm, T2 : 8,5 cm dan DT1 : 20 cm. jika dimasukka kedalam rumus :


T1+T2/DT1 5+8,5/20 : 0,67 menunjukkan adanya cardiomegaly.
Dilatasi di ukur dari garis midline ke knot aorta didapatkan 4,2 cm yang
menunjukkan adanya dilatasi aorta
Perbandingan atrium kanan dan aorta tidak sama. Aorta lebih panjang
dibandingkan atrium kanan. Hal ini menunjukkan adanya elongasi
aorta.
Kesan : Cardiomegaly disertai dengan dilatasi dan elongasi
aorta.
Dari hasil pemeriksaan radiologi di dapatkan Cardiomegaly disertai
dengan dilatasi dan elongasi aorta. Hal ini merupakan tanda-tanda
Hipertensive Heart Disease ( HHD).
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

MITRAL HEART
DISEASE
MITRAL STENOSIS
DEFENISI
Mitral Stenosis adalah suatu penyakit jantung, dimana katup atau pintu yang
menghubungkan ruang atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) jantung bagian kiri
mengalami penyempitan, sehingga tidak bisa membuka dengan sempurna. Secara normal
pembukaan katub mitral adalah selebar tiga jari (4cm2) ( Brunner & Suddarth, 2001)

ETIOLOGI
Mitral Stenosis merupakan kelainan katup yang paling sering diakibatkan oleh
penyakit jantung reumatik. Sekitar 90% dari kasus Mitral Stenosis diawali dengan demam
reumatik. Sisanya non-reumatik seperti Congenital Mitral Stenosis, Systemic Lupus
Erythematosus (SLE), Arthritis Rheumatoid (RA), Atrial Myxoma, dan Bacterial
Endocarditis. Kelainan ini juga bisa ditemukan pada pasien dengan hipertensi pulmonal.
(Jonathan Gleadle, 2005).
MITRAL STENOSIS

RADIOLOGI
Pada foto thorax akan tampak membesar atrium kiri, ventrikel kanan dan cabang-cabang dari arteri pulmonaris vena
pulmonalis dilatasi venule, kapiler paru dilatasi ok darah bisa balik lagi ke atrium kanan kongestif paru
Atrium kiri hypertrophy mendesak esophagus (krn pembesarannya menuju ke kanan) pada proyeksi frontal terjadi double
contour pada batas kanan jantung
Pembesaran atrium kiri
PA : Ke samping kiri =kanan
Kiri : Aurikel menonjol
Kanan : Batas kembar garis A1 (Double Contour)
Keatas : Mendorong broncus utama kiri
Lat/RAO :
Menekan esofagus kebelakang dan kesamping
Atrium kiri menonjol pada bagian 1/3 tengah belakang
MITRAL REGURGITASI
Bila pada stenosis mitral katup menyempit, tetapi masih bias menutup
dengan baik, maka pada insufisiensi mitral katup mitral tidak dapat
menutup dengan sempurna.
Ini disebabkan, antara lain:
otot papilaris lemah karena meradang
otot papillaris putus karena trauma
karena prolapse katup
karena cincin katup melebar mengikuti dilatasi atrium kiri atau
ventrikel kiri
Etiologi
Penyebab insufisiensi mitral dapat dibedakan menjadi 2 jenis :
1.Primer (berasal dari kelainan pada aparatus mitral)
2.Sekunder (berasal dari kelainan pada ventrikel kiri). Selain itu, terdapat
pula klasifikasi etiologi menjadi :
1.Reumatik
2.Non reumatik (degenaratif, endokarditis, penyakit jantung koroner,
penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya).
Patofisiologi
1 Mitral valve
2 Left Ventricle
3 Left Atrium
4 Aorta
Patofisiologi insufisiensi mitral dapat dibedakan menjadi 3 fase,
yaitu :
1.Fase akut : Pada fase akut, atrium kiri tidak mampu menampung darah yang
begitu banyak sehingga terjadi aliran balik darah ke pulmo melalui vena
pulmonalis. Akibatnya, terjadi edema paru.
2.Fase kronik kompensata : Bentuk penyesuaian tubuh berupa hipertrofi
otot ventrikel kiri. Hipertrofi otot inilah yang membuat ventrikel kiri dapat
memompa darah yang overload dan mengosongkan isinya. Pada fase ini,
penderita biasanya asimptomatik dan fraksi ejeksi masih normal.
3.Fase kronik dekompensata : Pada suatu saat, otot ventrikel kiri yang sudah
mengalami hipertrofi tidak lagi dapat berfungsi. Akibatnya, fase kronik
kompensata berubah menjadi fase kronik dekompensata. Keadaan
dekompensata memiliki patofisiologi yang serupa dengan pada fase akut
dengan gejala klinis berupa congestive heart failure.
Patofisiologi Insufisiensi mitral akibat Demam Rematik
Autoantibodi bereaksi dengan jaringan hospes sehingga mengakibatkan
kerusakan jaringan peradangan endotel katup pembengkakan daun
katup dan erosi tepi daun katup daun katup mitral tidak menutup
sempurna aliran darah balik dari ventrikel kiri ke atrium
kiripenurunan suplai darah ke aorta penurunan curah sekuncup
ventrikel dilatasi ventrikel kiri, peningkatan kontraksi miokardium,
hipertrofi dinding ventrikel dan dinding atrium.
Pemeriksaan Radiologi Pada
Insufisiensi Mitral
Terdapat kardiomegali dengan
pembesaran atrium
kiri(tanda panah hitam) dan
pembesaran ventrikel kiri (tanda
panah merah). Pada gambar
tampak pula
corakan vaskular paru lebih
jelas. Tanda-tanda ini merupakan
karakteristik insufisiensi mitral.
RESUME KLINIS
Sesak napas dialami sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak
dirasakan saat melakukan aktivitas ringan dan berkurang saat istirahat.
Pasien mengeluh susah tidur terlentang karena sesak dan biasanya lebih
nyaman jika tidur menggunakan 2 bantal. Pasien juga mengeluhkan dirinya
sering terbangun tengah malam karena sesak. Riwayat sesak sebelumnya
ada. Pada tanggal 10-05-2016 pasien masuk kerumah sakit dengan keluhan
nyeri dada dan keluar pada tanggal 12-05-2016. Nyeri dada ada. Nyeri dada
dirasakan seperti tertekan dan tembus kebelakang terjadi secata tiba-tiba.
Riwayat nyeri dada sebelumnya ada 10 hari yang lalu. Riwayat hipertensi
sejak + 10 tahun yang lalu dan mengkonsumsi captopril tetapi tidak
minum obat secara teratur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : TD: 179/90,
RR : 28x/menit, dan JVP R+3 cmH2O, batas jantung kiri melebar 2 jari dari
midklavikularis kiri.

Anda mungkin juga menyukai