Anda di halaman 1dari 22

Alkaloid

Nama kelompok :
Erma Sri Retno

Hakim Sutisna
Irvan Maulana
Lita Luthfiani
Nugroho Adhi
Nurlaela
Siti Nurpajriah
Pengertian

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam


bersifat basa atau alkali. Hampir seluruh senyawa
alkaloid berasal dari bagian tumbuh-tumbuhan
seperti biji, daun, ranting dan kulit batang.
Fungsi Alkaloid
Hampir semua alkaloid keaktifan farmakologinya
tertentu, ada yang bersifat racun bagi manusia tetapi
banyak pula yang digunakan dalam bidang pengobatan.
Menurut Sumiwi (1992), fungsi alkaloid bagi tumbuhan
antara lain sebagai zat beracun untuk melawan serangga
atau hewan pemakan tanaman, faktor pengatur tumbuh
dan merupakan hasil akhir pada reaksi detoksifikasi dari
suatu zat yang berbahaya bagi tumbuhan.
Fungsi Alkaloid

Menurut Solomon, kegunaan alkaloid dalam bidang


kesehatan adalah untuk memacu sistem saraf,
menaikan tekanan darah, mengurangi rasa sakit dan
dapat melawan infeksi mikrobial.
Sifat-Sifat Alkaloid
Biasanya merupakan kristal tak berwarna, tidak
mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam
pelarut organik,
Bersifat basa (pahit, racun),

Mempunyai efek fisiologis serta aktif optis,

Dapat membentuk endapan dengan larutan Asam


Fosfowolframat, Asam Fosfomolibdat, Asam Pikrat,
dan Kalium Merkuri Iodida.
Klasifikasi Alkaloid
Menurut Hegnauer alkaloid dikelompokan sebagai :
1. ALKALOIDA SESUNGGUHNYA
Alkaloid Sesungguhnya adalah racun, senyawa
tersebut menunjukan ativitas fisiologis yang luas,
hampir tanpa terkecuali bersifat basa, lazim
mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik.
Klasifikasi Alkaloid
2. Protoalkaloid
Protoalkaloid merupakan alkaloid yang relatif sederhana
dimana nitrogen dan asam amino tidak terdapat dalam
cincin heterosiklik. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan
biosensitas dari asam amino yang berifat basa. Pengertian
amin biologis sering digunakan kelompok ini, contohnya
adalah meskalin, ephedrine, dan N-dimetiltritamin.
3. Pseudoalkaloid
Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam
amino. Senyawa biasanya bersifat basa.
Berdasarkan atom nitrogennya alkaloid dibedakan atas :

Alkaloid dengan
Alkaloid tanpa atom
asam nitrogen
nitrogen heterosiklik
heterosiklik

dimana atom tidak


dimana atom nitrogen
terletak pada cincin
terletak pada cincin
karbon tetapi terletak
karbonnya
pada salah satu atom
karbon pada rantai
samping
Alkaloid
piridin-
piperidin
Alkaloid Alkaloid
purin tropan

Alkaloid Alklaoid
amina quinolin

Contoh alkaloid
dengan nitrogen
heterosiklik
Alkaloid Alkaloid
steroid issoquinolin

Alkaloid Alkaloid
lupinan indol

Alkaloid
imidazol
Contoh alkaloid
tanpa atom
nitrogen yang
heterostilik

Alkaloid
Alkaloid efedrin
capsaicin (alkaloid
amine)
Penyebaran Alkaloid
1. Secara umum alkaloid terdapat dalam bentuk garam
dengan asam inorganic atau asam spesifik lainnya.
Contoh: Opium Alkaloid terdapat bersama Asam
Mekonat dan Alkaloid Sinkona dengan Asam Sinkonnat.

2. Beberapa terdapat dalam kombinasi dengan gula


sebagai glikosida. Contoh Solanin.

3. Alkaloid dapat terlokalisasi di organ tertentu. Contoh


reserpin dalam akar rauwolfia, kina dalam kulit batang
Cinchona.
4. Terdapat dalam beberapa organ berbeda dalam satu tanaman.
Contohnya Hyoscyamin dibentuk di satu organ dan kemudian
dipindahkan ke organ lainnya. Contoh alkaloid datura dan
nikotin dibentuk di akar kemudian dipindahkan ke daun.

5. Alkaloid berubah sesuai dengan tingkat (tahap) pertumbuhan.

6. Alkaloid terutama terdapat dalam angiospermae, sekitar 10%


- 15% dapat disintesis.

7. Alkaloid dalam tumbuhan berupa campuran, misalnya (tapak


dara (catharanthus roseus) mengandung >100 alkaloid.
Kegunaan Alkaloid
Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea
dan asam urat dalam hewan.
Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tendon
penyimpanan nitrogen meskipun banyak alkaloid ditimbun dan
tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun sangat
kekurangan nitrogen.
Pada beberapa kasus alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari
serangan parasit atau pemangsa.
Alkaloid sebagian besar bersifat basa, dapat mengganti basa
mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion di dalam
tumbuhan.
Berikut adalah beberapa contoh senyawa alkaloid yang
telah umum dikenal dalam bidang farmakologi:
Senyawa Alkaloid Aktivitas Biologi
Nikotin Stimulan pada syaraf otonom
Morfin Analgesik
Kodein Analgesik, obat batuk
Atropin Obat tetes mata
Skopolamin Sedatif menjelang operasi
Kokain Analgesik
Piperin Anifeedant (bionsektisida)
Quinin Obat malaria
Vinkristin Obat kanker
Ergotamin Analgesik pada migraine
Reserpin Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi
Mitraginin Analgesik dan antitusif
Vinblastin Anti neoplastik, obat kanker
Analisis Kualitatif Alkaloid
Ada dua metode yang paling banyak digunakan untuk

menyeleksi tanaman yang mengandung alkaloid, yaitu :


Prosedur Wall

Prosedur Kiang-douglas
Prosedur Wall
Prosedur wall, meliputi ekstraksi sekitar 20 gram bahan
tanaman kering yang di reflukasi dengan 80% etanol.
Setelah dingin dan di saring, residu dicuci dengan 80%
etanol dan kumpulan filtrat diuapkan. Residu yang
tertinggal, di larutkan dalam air, disaring, diasamkan,
dengan asam klorida 1% dan alkaloid di endapkan baik-
baik dengan pereaksi mayer atau dengan siklotungstat.
Bila hasil tes positif, maka konfirmasi tes dilakukan
dengan cara larutan yang bersifat asam di basakan,
alkaloid di eskstrak kembali ke dalam larutan asam. Jika
larutan asam ini menghasilkan endapan dengan
pereaksi tersebut di atas, ini berarti tanaman
mengandung alkaloid fase basa berair.
Prosedur Kiang Douglas
Prosedur kiang douglas agak berbeda terhadap garam
alkaloid yang terdapat dalam tanaman (lazimnya sitrat ,
tartat atau laktat). Bahan tanaman kering pertama-tama
diubah menjadi basa bebas dengan larutan encer
ammonia. Hasil yang diperoleh kemudian diekstrak
dengan kloroform, ekstrak dipekatkan dan alkaloid
diubah menjadi hidrokloridnya dengan cara
menambahkan asam klorida 2N. Filtrat larutan berair
kemudian diuji terhadap alkaloidnya dengan
menambahkan pereaksi mayer, dragendorff atau
bauchardat. Perkiraan kandungan alkaloid yang
potensial dapat diperoleh dengan menggunakan larutan
encer standar alkaloid khusus seperti brusin.
Analisis Kuantitatif Alkaloid
Analisis kuantitatif alkaloid terbagi menjadi dua
metode, yaitu :
Metode Konvensional (volumetri/titrimetri)

Metode Instrumental (spektrofotometer)


Metode Konvensional (Volumetri/Titrimetri)
Metode titrasi pengendapan atau argentometri adalah
cara penentuan kadar zat dalam suatu larutan yang di
lakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan
endapan atau garam yang sukar larut dengan ion Ag+.

Prinsipnya adalah reaksi pengendapan yang cepat


mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan
titran, tidak ada pengotor yang mengganggu dan
diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi.
Metode Instrumental (Spektrofotometer)
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spectrometer
yang menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer yang merupakan alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi. Spektrofotometer UV adalah teknik analisis
spektroskopik dengan mengandung sumber radiasi
dekstromagnetik ultraviolet dekat (190mm 380mm).
Dengan menggunakan sumber lampu deteurium
Kesimpulan
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di
alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini
disebabkan karena adanya atom N (nitrogen) dalam
molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar
heterosiklik atau aromatis dan dalam dosis kecil dapat
memberikan efek farmakologis pada manusia dan
hewan. Dalam identifikasi alkaloid secara analisis
kualitatif menggunakan prosedur wall dan prosedur
kiang-douglas. Sedangkan untuk analisis
kuantitatifnya menggunakan metode konvensional
dan metode instrumental.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai