Anda di halaman 1dari 48

PENGGUNAAN DANA PAJAK ROKOK

UTK BIDANG KESEHATAN

Andi Sari Bunga Untung, MSc.PH


PUSAT PROMOSI KESEHATAN

JAKARTA, APRIL 2015


DATA DAN FAKTA
Double burden of diseases
Penyakit menular
Penyakit tidak menular (PTM)

MASALAH
New threats to health
KESEHATAN Avian influenza, MERS Cov,
INDONESIA cedera/injury dll

Re-emerging diseases
Malaria, dengue, dll

3
4
100.0

40.0
60.0
80.0

20.0

0.0
Bali
Kalsel
DIY
Sulsel
Jambi
Sulbar
Sultra
Kaltim
Jateng
DKI
Jatim
Papua
DI INDONESIA, 2007-2013

2007
Kalteng
Riau
Kep.Riau
Kalbar

2010
Babel
Indonesia
34.7
36.3

Sulut

2013
34.2

Bengkulu
Sumsel
Lampung
Banten
PREVALENSI PEROKOK MENURUT PROVINSI

Sumbar
Sulteng
Sumut
Jabar
NTB
Gorontalo
Aceh
Maluku
Sumber: Riskesdas 2013

Pabar
Malut
NTT
5
Meningkat 2 x dalam kurun
10 tahun (2001 2010)

Aldi dari Banyu Asin


Source: National Health
Survey 1995, 2001,
2004and Basic Health
Research 2007,2010
Sandi Adisusanto dari Malang
bahan Wamenkes
Prevalensi Perokok Remaja
MENTERI
(15-19 Tahun)
KESEHATAN

45

40 37.3 38.4 37.3


35 32.8
30

25
24.2

20 20.3
18.8 18.3
13.7 17.3
15
12.7
10
7.1
5 3.1
1.9 1.6
0.3 0.2 0.9
0
1995 2001 2004 2007 2010 2013

Laki-laki Perempuan L+P

Sumber: SUSENAS 1995, SKRT 2001, SUSENAS 2004,


RISKESDAS 2007*, 2010
7
ANAK-ANAK TERPAPAR IKLAN bahan Wamenkes

MENTERI
ROKOK
KESEHATAN

90 %
99,7% anak 13-15
melihat iklan
tahun
rokok di
melihat iklan
televisi
rokok di
76,2 % televisi 76,5 %
iklan rokok di melihat iklan
koran dan rokok di koran
majalah dan malajah

87% 89 %
melihat iklan di luar anak 13-15 tahun
ruang (billboard, dll) melihat iklan rokok
di Billboard

Sumber : Global Youth Tobacco Survey 2009 di


Sumber: Studi UHAMKA & Komnas Anak
Indonesia 8
2007
PAPARAN DARI ASAP ROKOK ORANG
LAIN (AROL)

51.3% 78.4
orang dewasa
85.4%
terpapar
AROL % orang orang dewasa
di tempat dewasa terpapar
kerja
terpapar AROL
AROL di restoran
di rumah

68.8%
remaja (13-15
tahun) orang 78.1%
terpapar remaja (13-15
AROL tahun) orang
di rumah terpapar
AROL
di luar rumah

Sumber: GATS, 2011; GYTS, 2009


9
Penyakit Tidak Menular & Faktor Risiko

Merokok

Penyakit Jantung

Diet Kanker

Diabetes

Penyakit Paru Kronik


Kurang aktifitas fisik

Gangguan Janin

Impotensi

Stroke
Alkohol
Cidera
10
JUMLAH KASUS KARENA PENYAKIT TERKAIT
TEMBAKAU, BERDASARKAN JENIS KELAMIN,
INDONESIA, 2013
Penyakit Jumlah Kasus Laki-Laki Wanita
Bayi Berat Lahir Rendah 216.050 112.870 103.190
Tumor Mulut dan Tenggorokan 6.670 3.350 3.310
Tumor Oesophagus 1.710 1.010 700
Tumor Lambung 10.440 2.780 7.660
Tumor Hati 13.400 6.740 6.660
Tumor Pankreas 2.910 1.870 1.040
Tumor Paru, Bronchus dan Trachea 54.300 47.790 6.510
Tumor Mulut Rahim 28.940 000 28.940
Tumor Ovarium 7.690 000 7.690
Tumor Kandung Kemih 10.160 5.990 4.170
Penyakit Jantung Koroner 183.950 112.760 71.190
Penyakit Stroke 144.780 70.410 74.360
Penyakit Paru Obstruktif Kronik 284.310 206.640 77.670
Total 962.403 570.342 387.885
Sumber : Riskesdas, 2013
11
JUMLAH KEMATIAN KARENA PENYAKIT TERKAIT
TEMBAKAU, BERDASARKAN JENIS KELAMIN,
INDONESIA, 2013
Penyakit Jumlah Kematian Laki-Laki Wanita
Bayi Berat Lahir Rendah 34800 19.455 15.345
Tumor Mulut dan Tenggorokan 19017 8.543 10.473
Tumor Oesophagus 13508 7.968 5.540
Tumor Lambung 2580 1.210 1.370
Tumor Hati 7059 3.549 3.509
Tumor Pankreas 6446 4.012 2.434
Tumor Paru, Bronchus dan
28897 27.329 1.568
Trachea
Tumor Mulut Rahim 19580 -- 19.580
Tumor Ovarium 9730 -- 9.730
Tumor Kandung Kemih 15598 9.087 6.511
Penyakit Jantung Koroner 18137 10.962 7.175
Penyakit Stroke 45012 22.656 22.356
Penyakit Paru Obstruktif Kronik 20254 12.956 7.298
Total 240618 127.727 112.889
Sumber : Riskesdas, 2013
12
TOTAL BIAYA PERAWATAN (RAWAT JALAN DAN RAWAT
INAP) PENDERITA PENYAKIT TERKAIT TEMBAKAU, 201
Jenis Penyakit Total Cases Biaya/penderita/episode Total Biaya di 2013
Bayi Berat Lahir Rendah 216.050 6.185.362 1.336.347.460.100
Tumor Mulut dan Tenggorokan 6.670 3.733.141 24.900.050.470
Tumor Oesophagus 1.710 3.733.141 6.383.671.110
Tumor Lambung 10.440 3.733.141 38.973.992.040
Tumor Hati 13.400 3.733.141 50.024.089.400
Tumor Pankreas 2,910 3.733.141 10.863.440
Tumor Paru, Bronchus dan Trachea 54.300 3.733.141 202.709.556.300
Tumor Mulut Rahim 28.940 3.733.141 108.037.100.540
Tumor Ovarium 7.690 3.733.141 28.707.854.290
Tumor Kandung Kemih 10.160 3.733.141 37.928.712.560
Penyakit Jantung Koroner 183.950 6.017.579 1.106.933.657.050
Penyakit Stroke 144.780 7.726.946 1.118.707.241.880
Penyakit Paru Obstruktif Kronik 284.310 4.551.951 1.294.165.188.810
TOTAL 5.353.829.437.990
Sumber : Suwarta Koesen, Litbang Kemenkes (2013)

13
FAKTOR UTAMA
PENINGKATAN PEROKOK
DI INDONESIA

15
bahan Wamenkes

ROKOK :
MUDAH DIDAPAT

TERJANGKAU
HARGANYA
(MURAH)

BISA DIBELI
BATANGAN/
ECERAN
16
INDUSTRI ROKOK MENARGET
REMAJA SBG KONSUMEN
JANGKA PANJANG
PREVALENSI PEROKOK INDONESIA MENURUT TK SOSEK , 2001 VS
2010

Variabel 2001 2010


Pendidikan : Tidak tamat SD 31.1% 37.8%
Tamat Perguruan Tinggi 25.2% 25.5%
Pendapatan: Kuantil 1 30.0% 35.0%
Kuantil 5 29.6% 32.0%
Pekerjaan: petani/buruh/nelayan NA 50.3%
Susenas 2001, Riskesdas 2010

Belanja Rokok No 2 setelah padi-padian


(Susenas, 2003-2009)
60% Kel Miskin : Pengeluaran untuk rokok
(Susenas, 2009)
CUKAI ROKOK VS PENGELUARAN
TOTAL KERUGIAN EKONOMI AKIBAT
MEROKOK (MAKRO, 2013)
a. Kerugian Ekonomi terkait prevalensi perokok. Prevalensi Perokok
36,3 % (51 Juta penduduk ) x Rp. 2.656.800/orang/tahun, maka
diperkirakan pengeluaran masyarakat untuk membeli tembakau,
mencapai Rp 138 Trilyun.
b. Kerugian berdasarkan tahun produktif yang hilang (DALYS).
240.618 (kematian akibat berbagai penyakit terkait rokok) X 25,68
tahun (Tahun Produktif Yang Hilang) X USD 3.465.00 = Rp 235,4
triliun.
c. Total Biaya perawatan (Rawat Jalan dan Rawat inap) Penderita
Penyakit Terkait Tembakau, yaitu Rp. 5.3 Trilyun
Total kerugian ekonomi makro tahun 2013 : Rp. 378,7 Trilyun,
Jumlah ini jauh lebih besar (lebih dari3x) bila dibandingkan dengan
cukai rokok untuk tahun yang sama, yakni sebesar Rp. 108,45 T.
20
PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR (PKB)
PICTORIAL HEALTH WARNING (PHW)
INFORMASI / EDUKASI BAHAYA MEROKOK
DI BKS ROKOK:
TIDAK EFEKTIF

vs

>90% pernah baca


43% tdk percaya, tidak nyata
26% tdk tertarik brenti merokok
*) PPK UI, 2007
JUNI
2014
UPAYA BERHENTI MEROKOK
KONSELING : Puskesmas, RS, FASKES
BUKU2

QUIT LINE SMOKING

SOCIAL MEDIA: youtube, twitte, MOBILE APPS


ZOMBIGARET (QUIT SMOKING)
PENGENDALIAN DAMPAK TEMBAKAU
YANG EFEKTIF
1. MENAIKKAN CUKAI ROKOK 2/3- 4/5 dari harga jual
2. LARANGAN menyeluruh IKLAN/PROMOSI/SPONSOR
ROKOK
3. PERINGATAN KESEHATAN bentuk GAMBAR di
kemasan rokok : JELAS, 50% luas permukaan depan
dan belakang, di bagian atas, pesan tunggal,diganti
periodik
4. PROGRAM BERHENTI MEROKOK
5. KAWASAN TANPA ROKOK 100%
(TANPA RUANG MEROKOK DAN
VENTILASI DI DLM GEDUNG)
LANDASAN YURIDIS (UU 36/2009)
AMANAT PENGATURAN KAWASAN TANPA ROKOK
(KTR)

Pasal 115 ayat (1):


Kawasan tanpa rokok antara lain fasilitas pelayanan kesehatan,
tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat
ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum dan
tempat lain yang ditetapkan

Pasal 115 ayat (2):


Pemerintah daerah wajib
menetapkan kawasan tanpa
rokok di wilayahnya
28
PERATURAN PEMERINTAH NO 109/ 2012 TTG
PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT
ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU BAGI
KESEHATAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN


DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 188
TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN
PELAKSANAAN KAWASAN TAANPA ROKOK
SITUASI GIZI, KESEHATAN IBU
DAN ANAK
MDGS MENDUKUNG KUALITAS SDM DAN DAYA
SAING BANGSA

PENINGKATAN
KUALITAS SDM

PERBAIKAN EKONOMI &


KESEJAHTERAAN RAKYAT

DAYA SAING BANGSA


31
PRIORITAS NASIONAL 3: KESEHATAN

YANG MASIH MERAH

NO INDIKATOR STATUS

Angka kematian ibu melahirkan per 100.000


1
kelahiran hidup
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran
2
hidup

Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran


3
Total (per perempuan usia reproduksi )

4 Persentase jangkauan akses sumber air bersih

Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite


5
Index- API)

= Sudah tercapai atau On


1 Track/on Trend
2 = Perlu Kerja Keras = Sangat Sulit tercapai
ANGKA KEMATIAN IBU DAN
ANGKA KEMATIAN BAYI
SASARAN INDIKATOR STATUS
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN 1. Penurunan tingkat kematian Ibu (AKI)
KESEHATAN IBU DAN BAYI
2. Penurunan tingkat kematian bayi (AKB)

450 80
ANGKA KEMATIAN IBU ANGKA KEMATIAN BAYI
400 68
390
350
Target dan Capaian 60
Target dan
334 57 Capaian
300 307 Target RPJMN
46
250 Target RPJMN 40
228
200 32
35 34 24
150 23
20
Capaian 118
100 102

50 Capaian Target
Target MDGs 0 MDGs
0 1991 1995 1999 2003 2007 2012 2014 2015
1991 1997 2003 2007 2014 2015

Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB) terutama karena :
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sudah mencapai 88,64 persen namun kualitas pelayanan dan
kompetensi tenaga kesehatan belum sepenuhnya sesuai standar pelayanan.
SDKI 2012 melaporkan cakupan imunisasi dasar lengkap meliputi HBV, BCG, DPT, Polio, dan Campak
baru mencapai 66 persen, meskipun khusus imunisasi campak sudah mencapai 80,1 persen. 33
STATUS GIZI BALITA 1989-2010

STATUS GIZI BALITA 2010 KECENDERUNGAN GIZI KURANG


1989-2010
35 GZ Kurang dan Buruk
GZ Buruk
30
31 28,2
25
21,6
18,4
20
15 17,9
12,8
10
8,4 5,4
5 7,2
4,9
0
1989 1995 2000 2007 2010
Angka Kematian Neonatal, SDKI 2007 &
2012
46

39
37
35
34 34
33
32
31
30
28 28 28
27 27
26 26 26 26 26
25 25 25 25 25
24 24 24 24
23 23 23 23
22 22 20 22
21 21 21 21
20 20 20 19
19 19
18 18 18 18
17 17 17
16 16 16
15 15 1515
14 14 14 14
13 13
12

DKI
PAPBAR

BABEL

BALI
KALSEL

PAPUA

KALTENG
SULTRA

BANTEN

SUMBAR
NTB

JATENG

SULSEL
MALUT

SULTENG

MALUKU
GORONTALO

SULUT

KEPRI

LAMPUNG
SUMSEL

INDONESIA
KALBAR

DI YOGYAKARTA

JAMBI
ACEH

SULBAR

RIAU
NTT

BENGKULU

JABAR
SUMUT

KALTIM
JATIM
Estimasi : Lebih dari 95 ribu bayi baru lahir meninggal
sebelum berumur 1 bulan 2007 2012
(Jumlah penduduk 240.673.000 dan CBR 20,4)
10
20
30
40
50
60
70
80

0
36
Papua Barat

74
Gorontalo

67

52 51
Maluku Utara

62
74
Sulawesi Barat

60 60
Sulawesi Tengah
72

Nusa Tenggara Barat 58 57

41
Papua
54

30
Kalimantan Tengah
49

25
Aceh
47
57

Nusa Tenggara Timur


41

Sulawesi Tenggara
58

Kalimantan Selatan
45 45 44 46

Sumatera Utara
40
59

Maluku
43

Kepulauan Riau
36 35
39

Jambi
Sulawesi Utara
34 3533

26

Jawa Tengah
Banten
46 46

Kalimantan Barat
32 32 31
43

Lampung
39

Jawa Barat
35

Jawa Timur
42

Sumatera Selatan
46

Bengkulu
34

Bali
30 30 30 29 29 29
47

Sumatera Barat
39

Bangka Belitung
27 27

19

DI Yogyakarta
41

Sulawesi Selatan
37

2007

Riau
25 25 24
28

DKI Jakarta
Angka Kematian Bayi, SDKI 2007 & 2012

26

2012

Kalimantan Timur
22 21
20
40
60
80

0
100
120
140
Papua

115

64 62
Papua Barat

109

69
Sulawesi Tengah

74
Maluku Utara

85 85

69
Gorontalo

92
Nusa Tenggara Barat

78 75
Sulawesi Barat

70
96 93
Maluku

Nusa Tenggara Timur 80


75
Kalimantan Selatan
60 58 57

34
Kalimantan Tengah
62

Sulawesi Tenggara
67

Sumatera Utara
56 55 54

Aceh
52

Kepulauan Riau
45 42
58 55

Lampung
49

Jawa Barat
32

Jawa Tengah
58

Banten
52

Sumatera Selatan
59

Kalimantan Barat
43

Sulawesi Utara
53

Sulawesi Selatan
47

Jambi

Bengkulu
38 38 38 38 37 37 37 37 36 35
65 62

Sumatera Barat
45

Jawa Timur
38

Bali
46

Bangka Belitung

DKI Jakarta
2007
38

Kalimantan Timur
34 34 33 32 3631 31
22

DI Yogyakarta
47

2012

Riau
30 28
Angka Kematian Balita, SDKI 2007 & 2012
26
Malut
Maluku

49 49
Papua Barat

52
Sulteng

Riskesdas 2010
Kalteng

56 58
Sulbar

61
Papua
Sultra
Gorontalo

63 64 65
Jambi
Kalbar
66 67

NTT
70

Banten
77

Sulsel
Jabar
NTB

Salin Nakes
Kalsel
Kaltim
79 79 79 80 80

Lampung
Bengkulu
81 82

Indonesia
Sumbar
FASKES MENURUT PROVINSI, 2010

86 87

Sulut

Salin Faskes
Sumsel
Riau
88 88 88

Sumut
Aceh
Jateng
Jatim
Bali
Babel
Jakarta
CAKUPAN PERSALINAN NAKES DAN PERSALINAN DI

Kepri
93 94 95 96 96 96 97 99

Yogyakarta
Promkes_Kemenkes

PENGGUNAAN
PAJAK ROKOK
UNTUK KESEHATAN

39
Promkes_Kemenkes

DBHCHT DAN PAJAK ROKOK


ASPEK DBHCHT PAJAK ROKOK
Peraturan UU No 39 tahun 2007 Tentang UU No. 28 Tahun 2009
Perubahan Atas Undang- tentang Pajak Daerah
Undang No 11 Tahun 1995 dan Retribusi Daerah
Tentang Cukai
PMK No. 84/PMK.07/2008
direvisi dengan PMK No.
20/PMK.07/2009 .
Sasaran 16 Provinsi penghasil tembakau Seluruh Provinsi dan
dan atau ada industri rokok Kab/Kota
Jenis Cukai Tembakau (dikelola Pajak Provinsi
Kemenkeu) (Kemenkeu hanya
membantu
menampung)
Penanggun Direktorat Dana Perimbangan Direktorat Pajak
g jawab Kemenkeu Daerah dan Retribusi
Daerah Kemenkeu
40
Promkes_Kemenkes
LANJUTAN DBHCHT DAN PAJAK ROKOK
Aspek DBHCHT PAJAK ROKOK
Penggunaan 1. Peningkatan kualitas Minimal 50 % untuk pelayanan
bahan baku: kesehatan dan penegakan
2. Pembinaan industri hukum.
3. Pembinaan Pelayanan Kes, antara lain :
Lingkungan Sosial a. Pembagunan/pengadaan
4. Pembinaan dan pemeliharaan sarana
Lingkungan Sosial : dan prasarana unit
a. KTR pelayanan kesehatan,
b. Peningkatan Kes b. Penyediaan sarana umum
& penyediaan fas yang memadai bagi perokok
perawatan (smoking area),
penyakit akibat c. Kegiatan memasyarakatkan
rokok bahaya merokok, dan
5. Pemberantasan d. Iklan layanan masyarakat
barang kena cukai mengenai bahaya merokok.
ilegal
41
Promkes_Kemenkes

UU NO. 28 TAHUN 2009


TENTANG : PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Penerimaan Pajak Rokok, baik bagian


provinsi maupun bagian kabupaten/kota,
dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh
persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan
masyarakat dan penegakan hukum oleh
aparat yang berwenang.

42
Promkes_Kemenkes

PENJELASAN PASAL 31
Pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain,
1. pembangunan/pengadaan dan
pemeliharaan sarana dan prasaranaunit
pelayanan kesehatan,
2. penyediaan sarana umum yang memadai
bagi perokok (smoking area),
3. kegiatan memasyarakatkan tentang bahaya
merokok, dan
4. iklan layanan masyarakat mengenai bahaya
merokok.
43
Promkes_Kemenkes

PENJELASAN PASAL 31
Penegakan hukum sesuai dengan
kewenangan Pemerintah Daerah yang dapat
dikerjasamakan dengan pihak/instansi lain,
antara lain,
1. pemberantasan peredaran rokok ilegal

2. penegakan aturan mengenai larangan


merokok sesuai dengan peraturan
perundang-undangan Penegakan KTR

44
Promkes_Kemenkes

kegiatan penanganan masalah kesehatan yang


belum didanai dari APBN, APBD, DAK, Dana
Dekon & Tugas Perbantuan, DBHCHT, Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) dan sumber
pembiayaan kesehatan lainnya di masing-masing
daerah.
Dana Pajak Rokok merupakan tambahan dana
APBD untuk kesehatan yang bersumber dari
penerimaan pajak rokok ini bersifat On Top
(tidak mengurangi alokasi APBD untuk kesehatan
yang telah ada selama ini)

45
DANA PAJAK ROKOK BIDANG KESEHATAN

Upaya kesehatan Masyarakat (UKM)


Bidang A. Pengendalian Konsumsi dan Produk
kesehatan Tembakau lainnya
dan B. Penegakan hukum dalam kebijakan KTR
penegakan C. Upaya kesehatan masyarakat
hukum (50%) 1. Upaya penurunan faktor risiko PTM dan
cidera
Dana 2. Upaya penurunan faktor risiko penyakit
Pajak menular
3. Upaya peningkatak kesehatan ibu, anak
Rokok
dan lansia
4. Upaya pencegahan dan pengendalian
perilaku berisiko pada remaja

Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)


A. Peningkatan sarana prasarana kesehatan,
baik faskes primer dan faskes lanjutan
Bidang lain B. Peningakatan Kualitas SDM upaya
kesehatan perseorangan
46
MODEL PENGGUNAAN

1. Penyediaan Data Dasar dan Analisa Situasi


2. Kapasistas SDM
3. Bina Suasana
4. Advokasi
5. Pemberdayaan Masyarakat
6. Kemitraan

Anda mungkin juga menyukai