Anda di halaman 1dari 13

Azas Teknik Kimia I

2 Sks
PERSAMAAN KIMIA & STOIKIOMETRI

Contoh Persamaan Kimia:


C4H8 + 6 O2 4 CO2 + 4 H2O

Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa 1 mol


(bukan massa atau volume) butana akan bereaksi
dengan 6 mol oksigen untuk memberikan 4 mol karbon
dioksida dan 4 mol air. 1 mol CO2 dibentuk dari setiap
1/4 mol C7H16.

Koefisien stoikiometri : bilangan-bilangan yang berada di


depan senyawa-senyawa dalam persamaan kimia.

Rasio stoikiometri : rasio yang diperoleh dari dari


koefisien numerik dalam persamaan kimia. Dari rasio
stoikimetri ini dapat dihitung mol dari suatu zat yang
berhubungan dengan mol zat lainnya dalam persamaan
kimia tersebut.
Contoh Penggunaan Persamaan Kimia

Dalam pembakaran heptana, dihasilkan


karbondioksida dengan reaksi:
C7H16 + 11 O2 7 CO2 + 8 H2O
Jika heptana dibakar sebanyak 300 kg,
a. Berapa kg karbondioksida dapat
dihasilkan dari reaksi tersebut?
b. Berapa kg H2O terbentuk?
Contoh Penggunaan Stoikiometri

Analisis batu kapur :


CaCO3 92,89%
MgCO3 5,41%
Isoluble 1,70%

Reaksi yang terjadi:


CaCO3 CaO + CO2
MgCO3 MgO + CO2

a. Berapa banyak kapur diperoleh bila batu kapur


diumpankan sebanyak 1 kg
b. Berapa banyak karbondioksida diperoleh dari reaksi
tersebut?
Reaktan Pembatas
Reaktan pembatas adalah reaktan yang terdapat dalam jumlah
stoikiometrik terkecil.

Untuk menentukan reaktan pembatas, harus dihitung rasio mol


dari reaktan-reaktan dan membandingkan setiap rasio dengan
rasio yang sesuai dari koefisien reaktan dalam persamaan kimia.

Contoh: jika 1 gmol C7H16 dan 12 gmol O2 dicampur, sehingga


terjadi reaksi: C7H16 + 11 O2 7 CO2 + 8 H2O
Maka C7H16 akan menjadi reaktan pembatas.

Jika terdapat lebih dari dua reaktan, harus digunakan satu


reaktan sebagai zat referensi, hitung rasio mol dari reaktan-
reaktan lain dalam masukan relatif terhadap referensi tersebut,
buat perbandingan sepasang-sepasang dengan rasio yang
analog dalam persamaan kimia dan urutkan setiap senyawa
berdasarkan tingkatannya.
Contoh, reaksi:
A + 3B + 2C produk

Jika 1,1 mol A, 3,2 mol B dan 2,4 mol C dimasukkan


sebagai reaktan dalam reaktor, dan jika dipilih A sebagai
referensi, maka:
Rasio dalam masukan rasio dalam persamaan kimia
B/A :3,2 / 1,1 = 2,91 < 3/1=3

C/A :2,4 / 1,1 = 2,18 > 2/1=2

Sehingga dapat disimpulkan bahwa B adalah reaktan


pembatas relatif terhadap A, dan A adalah reaktan
pembatas relatif terhadap C. Sehingga B adalah reaktan
pembatas diantara tiga reaktan tersebut. B < A , C > A
( A< C) sehingga B < A < C.
Reaktan berlebih
Reaktan berlebih adalah reaktan yang terdapat
lebih daripada reaktan pembatas.

Persen kelebihan dari sebuah reaktan didasarkan


pada jumlah kelebihan reaktan di atas yang
dibutuhkan untuk bereaksi dengan reaktan
pembatas sesuai dengan persamaan kimia.
kelebihanmol
%kelebihan (100)
molyangdibutuhkanuntukbereaksidenganreak tan pembatas

Kelebihan mol = total mol reaktan yang tersedia


mol yang diperlukan untuk bereaksi dengan
reaktan pembatas
Konversi
Menurut penggunaannya, konversi reaksi terbagi
menjadi 2, yaitu:

Konversi Jalan Tunggal atau sekali-lewat (Single-


pass or once-through conversion), yaitu: massa (mol)
reaktan yang bereaksi di dalam reaktor (masukan
proses) / massa (mol) reaktan yang diasupkan ke
dalam reaktor. Konversi ini juga disebut sebagai
fractional conversion.

Konversi fraksi keseluruhan (Overall fraction


conversion)
Yaitu: (massa (mol) dalam asupan segar massa
(mol) reaktan dalam keluaran dari proses keseluruhan
(produk bersih)) / massa (mol) reaktan yang diasupkan
ke dalam reaktor.
Contoh soal
Akrilonitril diproduksi dengan mereaksikan propilen, ammonia dan
oksigen dengan reaksi sebagai berikut:
C3H6 + NH3 + 3/2 O2 C3H3N + 3 H2O
Umpan terdiri dari 10% mol propilen, 12% mol ammonia dan 78%
mol udara. Konversi fraksional 30% terhadap reaktan pembatas
yang diperoleh. Jika dibuat basis umpan sebanyak 100 mol,
tentukanlah yang mana limiting reaktan, % kelebihan reaktan
berlebih dan jumlah molar masing-masing produk keluaran reaktor.

Penyelesaian
Umpan reaktor terdiri dari:
(nC3H6)in = 10 mol
(nNH3)in = 12 mol
(nO2)in = 78 mol udara (0,21 mol O2 / mol udara) = 16,4 mol
(nNH3/nC3H6)in = 12 / 10 = 1,2 NH3 adalah excess (1,2 > 1)
(nNH3/nC3H6)stoi = 1 / 1 = 1
(nO2/nC3H6)in = 1,64 O2 adalah excess (1,64 > 1,5)
(nO2/nC3H6)stoi = 1,5
Jadi, propilen adalah reaktan pembatas (limiting reactan)
Propilen adalah reaktan pembatas. Maka,
(nNH3)stoi = 10 mol C3H6 (1 mol NH3 / 1 mol C3H6) = 10 mol NH3
(nO2)stoi = 10 mol C3H6 (1,5 mol O2 / 1 mol C3H6) = 15 mol O2
(%excess)NH3 = (12 10) / 10 x 100% = 20% excess NH3
(%excess)O2 = (16,4 15) / 15 x 100% = 9,3% excess O2

Jika konversi fraksional C3H6 adalah 30%, maka


(nC3H6)out = 0,7 (nC3H6)in = 7 mol C3H6
nC3H6 yang bereaksi = 0,3 (nC3H6)in = 3 mol =
maka, molar masing-masing komponen keluar reaktor:
(nNH3)out = 12 mol - = 9 mol
(nO2)out = 16,4 1,5 = 11,9 mol
(nN2)out = 61,6 mol
(nH2O)out = 3 = 9 mol
(nC3H3N)out = = 3 mol
(nC3H6)out = 7 mol
Selektivitas
Selektivitas adalah perbandingan dari mol produk tertentu (produk
yang diinginkan) terhadap mol produk lainnya (produk yang tidak
diinginkan atau produk sampingan) yang dihasilkan dalam
sekumpulan reaksi.

Yield
Untuk reaktan tunggal dan produk, adalah massa atau mol
produk akhir dibagi dengan massa atau mol reaktan awal baik
yang dimasukkan atau yang dipakai.
Jika terdapat lebih dari satu produk dan lebih dari satu reaktan
yang terlibat, reaktan yang menjadi dasar yield harus dinyatakan
dengan jelas.

Andaikan ada rantai reaksi sebagai berikut: A B C


Dengan B sebagai produk yang diinginkan dan C sebagai yang
tidak diinginkan. Yield B adalah mol (atau massa) B yang
dihasilkan dibagi dengan mol (atau massa) A yang disediakan
atau dipakai.
Selektivitas B adalah mol B dibagi dengan mol C yang dihasilkan.
Contoh soal:
C2H5OH CH3CHO + H2
C2H5OH CH3COOC2H5 + 2 H2
Konversi etanol = 0,95 dan yield
asetaldehid = 0,8. Jika Umpan pure etanol
sebanyak 100 mol/jam, hitunglah molar
masing-masing komponen keluar reaktor.

Anda mungkin juga menyukai