Anda di halaman 1dari 63

KEBISINGAN DI TEMPAT KERJA

Disampaikan : Oleh Dra Sri Astuti , M.Kes

Balai keselamatan dan kesehatan kerja Jakarta


KEMENTERIAN KETENAGAKERJA RI
POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
PENGENALAN
PENGONTROLAN / EVALUASI
PENGENDALIAN
PENGENALAN ALAT
PENDAHULUAN
Noise /Kebisingan sejak lama dikenal sebagai
stressor/hazard dalam lingkungan kerja.
Menyebabkan gangguan keseimbangan kesehatan terutama
bagi TK yang setiap harinya terpapar bising LK.
Lama Terpapar Bising dgn Intensitas & Frekwensi Tinggi,
dalam jangka panjang mengakibatkan Ketulian/NIHL
Perlu deteksi dini dan pengendalian bising di tempat kerja
Pelaksanaan Hearing Loss Preventive Program merupakan
upaya pencegahan primer yg dapat dilakukan di tempat kerja
What is noise?

Why unwanted?
5
PENGERTIAN

Bising secara Subyektif adalah :


Suara yg tidak diinginkan oleh pendengaran manusia
atau tidak enak didengar ( any disturbing sound)
yang terjadi secara tdk alamiah akibat tumbukan yg
tidak wajar atau berulang.

Obyektif :
Terdiri dari getaran komplek berbagai frekwensi &
Amplitudo baik periodik/non periodik.

Bunyi/ Gelombang Suara :


adalah getaran yg merambat melalui medium elastis
(misal udara) diterima telinga dan diinterpretasikan
oleh otak.
Nilai Ambang Batas Kebisingan:
adalah besarnya level suara dimana tenaga kerja masih
berada dalam batas aman untuk bekerja selama 8 jam/
hari
. atau 40 jam/permingu.
6

Definisi Bunyi Secara Umum :


Sensasi pendengaran yang melewati telinga
yang diakibatkan oleh penyimpangan tekanan
udara. Penyimpangan bisa disebabkan oleh
benda yang bergetar seperti senar gitar, benda
yang dipukul dan lain-lainnya.

6
PRINSIP DASAR PENERAPAN K3 DI PERUSAHAAN

Rekognisi Hazard (pengenalan potensi bahaya)


Mengenali & mengidentifikasi seluruh faktor bahaya yg ada
1. di LK.

Evaluasi
Melakukan pengukuran tingkat pemaparan faktor bahaya di
2. LK, membandingkan dgn standar yg berlaku, mengevaluasi
risiko.

Pengendalian
3. Mengendalikan bahaya pada batas aman
REKOGNISI HAZARD
Exposure
Walktrough Survey Monitoring
- CHECKLIST
- JSA Vs
TLV

Identify Hazard Evaluate

Engineering control
Administrative control
Personal Protective Equipment Control
1. Rekognisi Hazard 9

Pengenalan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja, dapat dikenali


melalui:
Proses Produksi
Cara Kerja
Plant survey
MSDS & Prosedur Pemeriksaan Bahaya

Cth. Proses Produksi / Flow Diagram Proses Produksi

Bahan baku Bahan pembantu

PROSES Peralatan/ Mesin POTENSI BAHAYA


LINGKUNGAN
KERJA
Hasil akhir & hasil Limbah Industri
samping proses
10

KARAKTERISTIK NOISE
JENIS NOISE
SUMBER NOISE
POLA PEMAPARAN
EFEK TERHADAP KESEHATAN
EFEK TERHADAP PEKERJAAN
Pengenalan

KARAKTERISTIK BISING DITENTUKAN OLEH


1.FREKWENSI :

Adalah jumlah getaran dalam tekanan suara per satuan waktu


(Hertz atau cycle per detik), frekuensi dipengaruhi ukuran, bentuk
dan pergerakan sumber, pendengaran normal orang dewasa dapat
menangkap bunyi dengan frekuensi 20 - 20.000 Hz. (disebut juga
tinggi rendahnya nada dari suatu bunyi)

Telinga manusia memiliki sensitivitas maksimum pd


frek. Tengah antara 2000 5000 Hz.
. Posisi yg paling sensitif antara 3500 4000 Hz.
2 . VELOCITY/KECEPATAN :
Kecepatan bunyi tergantung pada jumlah panjang
gelombang ( ) dan besarnya frekwensi ( f )

V = f.
kecepatan bunyi melalui :

udara 344 m/det


zat cair 1.433 m/det
padat ; kayu 3.962 m/det
logam 5.029 m/det (STEPHAN A..KONZ , 1992 : 1.047)
3. INTENSITAS : DESIBEL (dB)

ADALAH BESARNYA ENERGI YG DIGETARKAN PARTIKEL


UDARA YANG DITANGKAP OLEH TELINGA. BIASANYA
DINYATAKAN DALAM SUATU LOGARITMIS YANG DISEBUT
DECIBEL. (dB(A)).

SATUAN : N/m2 (Pascal) / Skala


logaritma dB
AMBANG DENGAR TERENDAH
0,00002 N/m2 (0 dB)
DAN TERTINGGI 200 N/m2 (140 dB)/
Ambang sakit.
14
JENIS BISING
(Berdasarkan sifat & spektrum bunyi, bising dpt dibagi:)

BISING KONTINYU :
Yaitu bising yang relatif stabil (konstan) tdk
terputus-putus dimana fluktuasi intensitasnya tdk
lebih dari 6 dB, bising ini dihasilkan oleh mesin
yang beroperasi tanpa henti, misalnya blower,
pompa, kipas angin, gergaji seluler, dapur pijar
dan peralatan pemprosesan. Bising kontinyu
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Bising berspektrum frekuensi luas cth, mesin


tenun, kipas angin dan dapur pijar.

2. Bising berspektrum frekuensi sempit cth,


gergaji seluler, katup gas.
lanjutan 15

BISING TERPUTUS-PUTUS/
FLUKTUASI
Yaitu bising yg terjadi secara terputus- putus
dalam selang waktu tertentu . Cth suara lalu
lintas, lapangan terbang, kendaraan dll.

BISING IMPULSIF / IMPACT


Yaitu bising yg memiliki perubahan suara
melebihi 40 dB dalam waktu yang sangat
cepat dan biasanya mengejutkan pendengaran.
Cth tembakan, suara ledakan mercon dan
meriam.

BISING IMPULSIF BERULANG


Bising yang terjadi secara berulang-
ulang. Cth mesin tempa
16

SUMBER BISING
Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan:

INDUSTRI,
PERDAGANGAN,
PEMBANGUNAN,
ALAT PEMBANGKIT TENAGA,
ALAT PENGANGKUT DAN
KEGIATAN RUMAHTANGGA.
17

Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin, cth mesin pembangkit
(genset, turbin dll)

2. Benturan antara alat kerja


Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat
gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi
pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston,fan, bearing, dan lain-lain.

3. Pergerakan udara, gas dan cairan


Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam
kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet
pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain. Tekanan Udara yang sangat tinggi
(injection, compression dll)

4. Manusia
PEMAPARAN KEBISINGAN

DILATASI PUPIL MATA

SECRETION of THYROID HORMONE

HEART PALPILATION

SECRETION of ADRENALINE

SECRETION OF ADRENALIN
CORTEX HORMONE

MOVEMENT of THE STOMACH


INTESTINE

MUSCLE REACTION
CONSTRICTION OF THE BLOOD
VESSELS
19
A. EFEK KEBISINGAN TERHADAP KESEHATAN

1.JANGKA PANJANG PTS(NIHL)/Sensorineural


Disebabkan oleh bising level lemah

Merusak sel-sel syaraf pendengaran

Prosesnya lama ( bertahun-tahun), datangnya tidak terasa,


shg. seringkali diabaikan
Terjadi Threshold Shift (ambang dengar bergeser),
temporary = TTS, dan permanent = PTS

Mula2 tjd. pergeseran pada frequensi tinggi antara 3000


6000 Hz, maksimum pada 4000 Hz
Berikutnya pada frequensi percakapan 250-3000 Hz (95 %
komponent kata2 dalam percakapan terletak pada frequensi
ini) Kemampuan dengar manusia : 20 20.000 Hz

Akibatnya akan sulit mendengar percakapan, terutama untuk


kata2 yang mengandung huruf c, f, k, s, t
20
A. EFEK KEBISINGAN TERHADAP KESEHATAN

2.JANGKA PENDEK TTS


GANGGUAN FISIOLOGI

GANGGUAN PSIKOLOGI

PRESBIACUSIS

GANGGUAN DLM KOMUNIKASI

GANGGUAN PERFORMANCE & BEHAVIOR

GANGGUAN TIDUR
Gangguan Fisiologis.. ?
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan nadi
Kontraksi pd blood vessel (kaki dan tangan
Menyebabkan pucat-gangguan sensoris
GANGGUAN PSIKOLOGIS
Stresstambahan (beban kerja)
Rasa tidak nyaman-kurang konsentrasi
Susah tidur, perubahan emosional

GANGGUAN KOMUNIKASI
Masking effect (bunyi yg menutupi pendengaran yang
kurang jelas) shg harus dilakukan dgn cara berteriak.
Kejelasan suara,shg dpt membahayakan keselamatan
seseorang.

GANGGUAN PERFORMANCE
Rasa melayang, pusing, mual
GANGGUAN BEHAVIOR/PERILAKU
Rasa cemas, nerves
Rasa khawatir
24

HEARING LOSS

DIKELOMPOKAN DALAM 2 BAGIAN YAITU:

1. Non-Noise Hearing Impairerment :


Presbyacusis, Tuli sejak lahir, penyakit , dll.

2. Noise Induced Hearing Loss (NIHL) :


Ketulian akibat paparan bising.

HEARING LOSS YG DISEBABKAN OLEH PAPARAN


BISING ADA 2 YAITU:

1. Trauma Akustik
2. Noise Induced Hearing Loss
TRAUMA AKUSTIK
Trauma akustik yg juga dikenal sbg gangguan
dengar mendadak,merupakan ketulian permanen
atau temporer.

Terjadi karena kebisingan yang sangat keras


terutama akibat kebisingan impulsif dgn
intensitas bunyi yg sangat tinggi dan terjadi
secara tiba-tiba, seperti letusan / ledakan.

Seseorang yg mengalami Trauma Akustik pd


telinganya terjadi kerusakan pada membran
timpani, tulang pendengaran dan organ corti.

Hal ini dapat terjadi apabila puncak kebisingan


lebih dari 160 dB
B. EFEK KEBISINGAN TERHADAP DAYA KERJA &
PEKERJAAN
Kebisingan dapat mengganggu
konsentrasi dimana pada suatu lokasi
kerja konsentrasi ini diutamakan
terutama untuk pekerjaan - pekerjaan
yang memerlukan banyak berpikir.
Berperan meningkatkan kelelahan .

Berbicara di dalam suasana bising


akan memerlukan energi yang lebih
banyak karena harus berteriak
teriak.
Salah memahami perkataan, perintah,
atau peringatan keamanan yang
penting menyangkut pekerjaan,
sehingga akibatnya akan terjadi
kecelakaan
PENGARUH KEBISINGAN DISEBABKAN
BEBERAPA FAKTOR YI:
1. Intensitas Kebisingan
Makin tinggi intensitasnya, makin besar risiko
untuk terjadinya gangguan pendengaran.

2. Frekuensi Kebisingan
Makin tinggi frekuensi kebisingan, makin besar
kontribusinya untuk terjadinya gangguan pendengaran.

3. Jenis Kebisingan
Kebisingan yang kontinyu lebih besar kemungkinannya
untuk menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran
daripada kebisingan yang terputus-putus.

4. Lama Pemaparan
Makin lama pemaparannya, makin besar risiko untuk
terjadinya gangguan pendengaran.
5. Lama Tinggal
Makin lama seseorang tinggal di sekitar kebisingan,
makin besar risiko untuk terjadinya gangguan
pendengaran.

6. Umur
Pada umumnya, sensitivitas pendengaran
berkurang dengan bertambahnya umur.

7. Kerentanan Individu
Tidak semua individu yang terpapar dengan kebisingan
pada kondisi yang sama akan mengalami perubahan
nilai ambang pendengaran yang sama pula. Hal ini
disebabkan karena respon tiap-tiap individu pada
kebisingan berlainan, tergantung dari kerentanan tiap-
tiap individu.
II. EVALUASI /PENGONTROLAN

REGULASI

Standard Exchange rate Level Acuan


(dB) (dBA)
OSHA 5 90
KEMNAKERTRANS 3 85
13/MEN/2011 (NAB)
NIOSH 3 85
DEPARTMENT OF NAVY USA 4 84

OSHA=Occupational safety and health administration


NIOSH=National Institute for occupational safety and Health
NAB = Untuk kebisingan adalah 85 dBA selama 8 jam /hari atau 40 jam/minggu
STANDAR KEBISINGAN (NAB) MENURUT
30
PERMENAKER No. 13/MEN/2011

Waktu pemajanan Satuan Intensitas


per hari Kebisingan (dBA)
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94

30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112

28,12 Detik 115


14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
31

STANDAR BAKU MUTU LINGKUNGAN

Perumahan daerah/ Lingkungan kegiatan Tingkat Bising


(dBA)
A. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan/pemukiman 55
2. Perdagangan/Jasa 70
3. Perkantoran & Perdagangan 65
4. Ruang terbuka hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintah & Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus :
- Bandara/Pelabuhan
- Pelabuhan laut 70
- Cagar Budaya 60
B. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 53
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55
Pengukuran Kebisingan
Tergantung tujuan dari pengukuran:
Evaluasi kondisi melebihi NAB atau tidak
Mengetahui kesesuain norma yg berlaku
Pengecekan efektifitas alat-alat
Penelitian
Mendapatkan noise kontur
Sebagai dasar penentuan APD
Monitoring Lingkungan

PENGUKURAN KEBISINGAN DILAKUKAN TERHADAP :


SUMBER
SEBARAN

PENERIMA
33
CARA PENGUKURAN

DITEMPAT TK BEKERJA, SETINGGI TELINGA.


MENURUT WAKTU : -SESAAT
- INTERVAL WAKTU
- KONTINYU

LANGKAH2 PENGUKURAN INTENSITAS KEBISINGAN:


Melakukan Survey Pendahuluan
Pemilihan alat Pengukur Intensitas Kebisingan ;
( Sound Level Meter / Dosi Meter)
Melakukan kalibrasi alat sebelum digunakan
Melakukan Pengukuran
Kondisi-kondisi pada saat Pengukuran

Ketinggian mikropon haruslah 1.2 sampai dengan 1.5 meter


dari atas permukaan tanah.
Jarak mikropon terdekat dengan dinding atau bahan
lainnya yang dapat memantulkan suara haruslah paling
sedikit 3.5 meter. Pada kondisi tertentu, pengukuran dapat
dilakukan pada ketinggian tertentu dan jarak lebih dekat
dengan dinding. (0.5 meter dengan kondisi jendela
terbuka).
Untuk menghindari gangguan dari angin maka biasanya
digunakan windscreen, terutama sekali jika pengukuran
dilakukan di daerah terbuka.
Hindari pengukuran jika terjadi hujan yang cukup lebat.
Hindari medan elektromagnetik yang besar, terutama pada
daerah dibawah kabel listrik tegangan tinggi.

34
Dosimeter Placement
%D = 100 (C1/T1 + C2/T2 + .. + Cn / Tn)
Cn = Waktu paparan
Tn = Durasi waktu referensi

Microphone location
very important.
ALAT UKUR KEBISINGAN :

1. SOUND LEVEL METER (SLM)


2. SLM DAN OCTAVE BAND ANALYZER
3. LOGGING NOISE DOSI METER
4. IMPACT SOUND LEVEL METER
5. NOISE DOSI METER.
38

CONTOH PERHITUNGAN :
PENYESUAIAN SATUAN dB dengan dBA
Mid Freq 63 125 250 500 1000 2000 4000 8000
(Hz)
SPL (dB) 104 98 95 87 84 80 78 72
Corr (dB) -26 -16 -9 -3 0 +1 +1 -1

Correcte 78 82 86 84 84 81 79 71
d
(dBA)

INTENSITAS KEBISINGAN GABUNGAN


Perbedaan Intensitas Bunyi (dB) Penambahan pd Intensitas yg lebih
tinggi
0 atau 1 3
2 atau 3 2
4 sampai 9 1
10 atau lebih 0
AUIOMDETER

Alat
untuk mengukur batas ambang
dengar telinga pada berbagai frekwensi.
Suara yg penting dlm komunikasi antara
125 8000 Hz.
Bunyididengar sbg rangsangan2 kpd
telinga dng melalui hantaran udara dan
hantaran tulang.
Setiap frekwensi -5 dB sampai 90 dB.
Hasil dicatat dlm audiogram.
HEARING ENVIRONMENT
Batas ambang dengar 25 dB atau lebih pd
frekw 500, 1000, 2000, 4000 Hz.
Bila melebihi 25 dB disebut Hearing
Handicap atau kerusakan pendengaran.
Kdd konduktif; rata2 pd frekw 500, 1000,
2000 Hz > 25 dB.
Kdd perseptif; pd frekw 4000Hz > 25dB
Kdd mixed; bila konduktif & perseptif
PEMERIKSAAN HEARING
LOSS
Pekerja terpapar bising selama seminggu (
40 jam ), atau pd hari Sabtu sore.
Pekerja sebelum memulai pekerjaan atau
hari Senin pagi ( setelah ist. 2 hari ).
Kdds (temporary hearing loss) bila hasil
pemeriksaan sblm mulai kerja normal < 25
dB.
Kddt (permanet hearing loss) bila hasil
pemeriksaan sblm mulai kerja tdk normal.
SYARAT PEMERIKSAAN AUDIOMETRI
ORANG YG DIPERIKSA : KOOPERATIF, TIDAK
SAKIT, MENGERTI INSTRUKSI, BEBAS BISING
MINIMAL 12 14 JAM

ALAT AUDIOMETER TERKALIBRASI

PEMERIKSA : MENGERTI CARA PENGGUNAAN,


SABAR DAN TELATEN

RUANG PEMERIKSAAN : KEDAP SUARA MAKSIMAL


40 db SPL
GRAFIK : AUDIOGRAM
IV. PENGENDALIAN KEBISINGAN 44

Pengendalian kebisingan dilakukan di 3 bagian yaitu:

SUMBER PATHWAY/MEDIA PENERIMA/RECEIVE

1. SECARA TEKNIS
SUMBER:
(Isolasi, Substitusi, Enclosure, Silencers, Barriers)

SEBARAN
(Perisai, perpanjang jarak, Blower sistem dan Barriers)

PENERIMA
(Isolasi pekerja, Reduksi waktu, Menggunakan Alat Pelindung
Telinga)
45
2.SECARA ADMINISTRASI
ROTASI TEMPAT KERJA
MEMINDAHKAN TK dari TEMPAT BISING KE TEMPAT TDK
BISING
PENGATURAN WAKTU PENGOPERASIAN.
TRAINING PROGRAM KONSERVASI PENDENGARAN
PEMERIKSAAN KETAJAMAN PENDENGARAN SECARA
PERIODIK/TES AUDIOMETRI

3. MENGGUNAKAN APP(alat pelindung pendengaran)

4. PENDIDIKAN / PELATIHAN HEARING LOSS


PREVENTIV PROG.
BARRIER-BARIER ATAU PANEL
ISOLASI PEKERJA/MESIN DI TEMPAT BISING

BAHAN ABSORBER BAHAN BARRIER


NOISE CONTROL PROGRAMS

1. Bentuk desain 1. Enclosure 1. Alat pelindung diri


2. pengurangan energi yang 2. Barier/penghalang : 2. Job schedule
menimbulkan getaran dan pemasangan plafon, dinding, 3. Job administration
kebisingan dan lantai 4. Pemeriksaan audiometri
3. perubahan sistem transmisi 3. Penentuan jarak antara 5. Hazard comunication &
dan jenis kopling yang digu- sumber dengan receiver. training
nakan 4. Pemasangan isolasi
4. perubahan struktur 5. Ventilasi
pemancaran bunyi 6. Exhaust vent, blower system
5. Substitusi
6. Perubahan metode dan
proses kerja
Untuk mengetahui besarnya intensitas
kebisingan di tempat kerja digunakan
alat
Sound level meter

Alat ini digunakan untuk mengukur


besarnya tingkat intensitas kebisingan
di lingkungan kerja, yang bagian-
bagiannya terdiri dari : microphone,
amplifier, calibrated attenuators,
weighting networks dan metering
system.
NOISE
MEASUREMENT
KIT

NOISE KALIBRATOR

SOUND LEVEL
METER

NOISE DOSIMETER
Quest Technologies
NOISE DOSIMETER

SOUND LEVEL METER


Pemeriksaan : Audimetri & Ruang Kedap Suara
HEARING PROTECTION DEVICES

NRR 20 dB NRR 27 dB NRR 29 dB


Nilai Efektif dari HPD

NIOSH

Nilai Efektif :
Earmuff: 75% dari harga NRR pada label yang tertera
Formable earplug: 50% dari harga NRR pada label yang tertera
Jenis earplug yg lain: 30 % dari harga NRR pada label yang
tertera
Studi Kasus -OSHA

Tingkat bising di suatu area kerja = 100 dBA. Karyawan di


tempat tersebut dilengkapi dengan earplug yang memiliki
NRR =25 dB. Berapakah tingkat bising yang diterima pekerja
saat menggunakan HPD?

Harga pengurangan efektif: (25-7) 50% = 9 dB


Lp = 100 - 9 = 91 dBA

Noise level yang terpapar oleh pekerja saat menggunakan


HPD adalah 91 dBA
HEARING LOSS PREVENTIV PROGRAM
(HLPP)

PERLU PROGRAM
DIJALANKAN..?
PENENTUAN KEBUTUHAN HLPP

ATAS DASAR :

TK kesulitan dlm komunikasi di tempat kerja


Keluhan adanya tinitus sehabis kerja
Ketulian sementara berkepanjangan
KOMPONEN HEARING LOSS PREVENTIV
59
PROGRAM

1. Identifikasi Sumber Kebisingan


Dilakukan dgn inspeksi tempat kerja dan menetapkan sumber serta lokasi
pengukuran.

2. Evaluasi Pemajanan Dan Penilaian Resiko


Evaluasi pemajanan dilakukan dgn mengukur tingkat kebisingan, hasil
pengukuran di bandingkan dengan NAB yang berlaku.

3. Pengendalian
Dapat dilakukan dengan cara :
Teknis
Administrasi
Menggunakan APP.

4. Pemeriksaan Audiometrik
Dilakukan prakarya bagi mereka dengan lokasi kerja bising
Dilakukan secara berkala setiap 6 bulan.
Bila didapat tanda2 hearng loss progresif, dirujuk ke ahli THT utk
menentukan adanya neural deafness.

5. Pencatatan dan Pelaporan


6. Penilaian Program HLPP
DIAGNOSE NIHL

Riwayat Kehilangan pendengaran pasien


Occupational History
Evaluasi Kebisingan
Pemeriksaan Kesehatan (Audiometri)
Menyingkirkan kemungkinan penyebab
noise non Industri.
61

KESIMPULAN

Bising merupakan suatu polusi lingkungan yang tidak terlihat


namun efeknya cukup besar.
Selain berpengaruh pada fisiologis dan psikologis manusia,
bising juga berpengaruh terhadap auditori manusia.
Bising merupakan PAK yg mana dpt merugikan kesehatan yg
berdampak pada gangguan pendengaran , bila pemaparan dlm
waktu lama akan menyebabkan ketulian.
Daya dengar hilang secara bertahap, dimulai pada frekwensi
yang lebih tinggi.
Tenaga kerja tidak akan mengetahui kapan kehilangan daya
dengar ini dimulai.
NIHL IS DANGEROUS !!!!

PAINLESS

INVISIBLE

SLOW BUT REAL

PERMANENT
63

Wass.wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai