yang menciptakan semua makhluk dan seisiNya? alasan Bagaimana kita bisa membuktikan keesaan Allah? Apakah benar Al-Quran itu dari Tuhan? alasan SEYYED HOSSEIN NASR
Jantung/ inti Islam tidak lain adalah
penyaksian keesaan Realitas Tuhan, universalitas kebenaran, kemutlakan untuk tunduk kepada Tuhan, pemenuhan akan segala tanggung jawab manusia, dan penghargaan kepada hak-hak seluruh makhluk hidup. Jantung/ inti Islam mengisyaratkan kepada kepada kita untuk bangun dari mimpi yang melainkan, ingan siapa diri kita dan mengapa mengapa kita ada disini, dan untuk mengenal dan menghargai agama-agama lain. Pada jantung ajaran Islam terdapat realitas Tuhan, Yang Maha Esa, Yang Absolut dan tidak terbatas, yang maha pengasih dan pennyayang, zat yang maha tinggi sekaligus kekal, lebih besar daripada semua yang dapat kita pikirkan dan bayangkan.
Tuhan lebih dekat kepada kita daripada urat
leher kita sendiri. Pengakuan keesaan Tuhan ini yang disebut tauhid (adalah poros yang disekelilingnya semua ajaran Islam bergerak dan berputar) Allah berada di luar semua sifat terbilang dan keterkaitan, terlepas dari jenis kelamin dan seluruh sifat yang membedakan antara makhluk yang satu dan yang lainnya di dunia ini. Namun Allah adalah asal dari semua EKSISTENSI, seluruh alam dan semua sifat manusia sekaligus merupakan tujuan akhir dan tempat, kemana segala sesuatu kembali. Pembuktian dan pengakuan akan Keesaan Tuhan inilah yang merupakan kredo atau inti dari doktrin Islam. Pengakuan akan Keesaan Tuhan ini adalah LA ILAHA ILLALLAH (TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH). Bagi kaum muslim Keesaan Tuhan bukan hanya menjadi inti agama mereka, melainkan juga ajaran setiap agama hyang benar. Ajaran tauhid inilah menegaskan ulang terhadap wakyu Tuhan yang diberikan kepada nabi-bani kaum Yahudi dan Nasrani yang juga dipercaya sebagai nabi oleh kaum muslimin. Ia sekaligus juga menegaskan wahyu yang menyatakan Tuhan adalah Esa, penguatan terhadap kebenaran abadi tersebut yang juga dinyatakan dalam kredo Katolik, Icredo in unum Deum, (Saya percaya pada satu Tuhan). Sebagaimana firman Allah: QS. Al-Anbiya (21): 25 QS. Al-Araf (7); 180 Esensi Tuhan sering digambarkan dengan sifat-sifat FEMINIM dan Tuhan sering dijelaskan sebagai Yang Maha Pengasih, sedangkan wajah yang DIA palingkan kepada alam semesta Pencipta dan pemelihara dinyatakan dalam bentuk sifat MASKULIN. Selanjutnya sifat-sifat Tuhan yang terefleksi ke seluruh ciptaan-Nya mengandung aspek-aspek feminitas dan maskulinitas.. Dan pemahaman ajaran Islam tentang Tuhan tidak terbatas pada gambaran Tuhan yang bersifat patriarki, seperti yang dipahami banyak orang. Tuhan berada jauh di luar jangkauan manusia, tetapi bersemayam tepat di tengah- tengah hati setiap orang beriman. Sebagaimana firmna Allah: QS. Al-Baqarah: 115