Anda di halaman 1dari 27

KREDENSIALING

1. Donaa Arisanti (142110101004)


2. Yuni Ribti Fitriyani (142110101016)
3. Febri Diah Perwita (142110101071)
4. Iin Listiana (142110101072)
5. Dini Intan Mayasari (142110101080)
6. Aisyah Amin (142110101109)
7. Shilviana Nafiatul H (142110101123)
8. Aji Rayyan Khairi (142110101156)
9. Yunita Zakiyatul (142110101172)
10. Niaputri Nilam Sari (142110101203)
11. Yizia Wisnu (162110101163)
SUB BAHASAN

1. Pengertian Kredensialing

2. Tujuan Kredensialing

3. Tim Penilai Kredesialing

4. Kriteria Penilaian Kredensialing

5. Alur Penilaian Kredensialing

6. Studi Kasus
1. Pengertian Kredensialing
Menurut Payne (1999) mendefinisikan kredensialing adalah suatu proses
pencapaian, pemeriksaan dan penilaian kualifikasi atau persyaratan
penyelenggara pelayanan kesehatan untuk menyediakan layanan perawatan
pasien dalam atau untuk organisasi layanan kesehatan.
Kredensialing merupakan suatu istilah pada proses yang digunakan untuk
menunjukan individu, program, institusi atau produk telah memenuhi
standar yang telah ditetapkan oleh agen (pemerintah atau swasta) dan diakui
telah memenuhi syarat untuk melaksanakan suatu tugas. Standar yang
ditetapkan biasanya standar minimal dan bersifat wajib atau standar
maksimal dan besifat sukarela (Smolenski, 2005 dalam Ulandari, 2014).
Perbedaan akreditasi dan kredensialing

AKREDITASI KREDENSIALING
Tidak berjangka waktu Berjangka waktu
Jika sudah akreditasi, belum tentu Faskes yang sudah kredensialing
sudah kredensialing sudah pasti terakreditasi
Tidak memiliki konsekuensi Memiliki konsekuensi kontrak
kontrak
2. Tujuan Kredensialing
(Pedoman TNP2K, 2013)

1. Untuk mengetahui kapasitas fasilitas kesehatan yang akan


bekerjasama dengan BPJS
2. Untuk mengetahui kualitas fasilitas kesehatan yang akan
bekerjasama dengan BPJS
3. Memberikan jaminan kualitas pelayanan yang relatif sama
Faskes yang sudah bekerja sama dengan bpjs perlu dimonitoring dan
dievaluasi setiap 2-3 tahun sekali dengan dilakukan kembali kredensialing,
yang disebut dengan rekredensialing.
Rekredensialing dilakukan paling lambat 3 bulan sebelum masa perjanjian
kerja sama berakhir (Permenkes No. 99 tahun 2015)
Terdapat dua kriteria yang harus dipenuhi oleh fasilitas kesehatan untuk
melakukan rekredensialing, yaitu kriteria administratif dan kriteria teknis
3. Tim Penilai Kredensialing
Unsur Tim Penilai Meskipun secara legal formal, kredensialing merupakan
kepentingan BPJS, Tim Penilai selayaknya terdiri atas:
1. Unsur pimpinan Badan Penyelenggara
2. Unsur Pemerintah/Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan)
3. Perwakilan Asosiasi Fasilitas Kesehatan
4. Perwakilan Asosiasi Profesi Medis
5. Perwakilan masyarakat atau Lembaga Pengawas Layanan Publik.
Untuk efisiensi, tim penilai institusi rawat jalan primer maupun sekunder
(rujukan spesialis) dilakukan oleh Tim Penilai tingkat kantor Cabang di satu
atau lebih kota/kabupaten. Unit terkecil tidak harus sama dengan unit
pemerintahan (kota/kabupaten).
Sebagai alternatif, kredensialing dapat dilakukan oleh pihak ketiga. Pihak
ketiga yang bekerjasama dengan badan penyelenggara memiliki kemampuan
atau keahlian di bidang asuransi kesehatan dan pelayanan kesehatan. Pihak ke
tiga bisa berasal dari perguruan tinggi dan atau dari swasta atau kelompok
professional lainnya.
Kriteria Anggota Tim Penilai
Tim Penilai, baik di tingkat cabang, di tingkat wilayah, atau di tingkat Nasional haruslah terdiri
atas orang-orang yang memiliki reputasi, kredibilitas, bersikap obyektif, tegas, dan memiliki
kompetensi dalam melakukan kredensialing.
Persyaratan anggota Tim Penilai minimal adalah:
1. Sehat jasmani dan rohani
2. Berkelakukan baik dan memiliki integritas terhadap perbaikan layanan kesehatan yang diukur
dengan pengumuman calon dalam waktu dua bulan tanpa ada keberatan dari asosiasi atau
lingkungan tempat ia bekerja
3. Memiliki pendidikan paling sedikit spesialis/magister dalam bidang kedokteran/kedokteran
gigi/kesehatan masyarakat/administrasi rumah sakit
4. Memiliki sertifikasi asuransi kesehatan atau managed care
5. Mencalonkan diri atau dicalonkan oleh pihak lain dengan pernyataan kesediaan bekerja untuk
perbaikan jaminan/layanan kesehatan
Acuan kredensialing

Kredensialing Faskes
Mutlak/administrasi
Teknis: SDM, Sarpras
sesuai dengan permenkes
Lingkup Pelayanan dan
No. 99 Tahun 2015
Komitmen
2. Kriteria Penilaian Kredensialing
Kriteria Administratif
Surat permohonan kerjasama
Surat Ijin Praktek
Surat Ijin Operasional ( Bagi Klinik Pratama,
Puskesmas dan fasilitas kesehatan lain yang ditetapkan Menteri Kesehatan)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Kontrak kerjasama dengan jejaring (jika diperlukan)
Surat Pernyataan Kesediaan mematuhi ketentuan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Kriteria Teknis
a. Sumber Daya Manusia : ketenagaan, pelatihan kompetensi, pengalaman kerja, pengalaman
kerjasama dengan asuransi, penghargaan yang dimiliki.
b. Sarana dan Prasarana : bangunan, ruangan pendukung, perlengkapan praktek,
perlengkapan penunjang administrasi dan perlengkapan penunjang umum.
c. Peralatan Medis dan Obat-obatan : peralatan medis mutlak,peralatan kedaruratan, obat-
obatan, peralatan medis tambahan, peralatan kunjungan rumah dan perlengkapan edukasi.
d. Lingkup Pelayanan : konsultasi/pemeriksaan, pelayanan gigi, pelayanan obat, pelayanan
laboratorium sederhana, pelayanan imunisasi, pelayanan KB, promosi kesehatan dan kunjungan
rumah.
e. Komitmen Pelayanan : pemenuhan jam praktek, penggunaan aplikasi SIM, kepatuhan
terhadap panduan klinik, penyelenggaraan prolanis, mendukung aktifitas kesehatan masyarakat
yang dilaksanakan BPJS Kesehatan. PT. Askes (Persero)
Aspek Penilaian Kredensialing

A. Aspek Legal (Syarat Mutlak) :


Perizinan/lisensi dari instansi yang berwenang sesuai peraturan
perundangan (STR dokter/dokter gigi, surat ijin praktek, surat ijin klinik,
surat ijin operasional RS)
Dokter atau drg praktik perorangan harus memiliki NPWP

Badan hukum fasilitas kesehatan atau jaringan fasilitas kesehatan


memiliki NPWP
Lanjutan...

B. Aspek Tampilan Fisik


Fasilitas kesehatan (termasuk tempat praktik perorangan) berada di
lokasi yang dapat diakses dengan transportasi umum atau dalam
jangkaun lima menit jalan kaki dari tempat pemberhentian
kendaraan umum/pribadi.
Memiliki ruangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Lanjutan..
C. Aspek Sarana dan Tenaga (SDM) :
Memiliki alat-2 medis yg dibutuhkan sesuai dg perijinan yg berlaku.
Memiliki tenaga yg sesuai dengan peraturan perundangan, baik jenis, kualitas dan kuantitasnya.
Untuk fasilitas kesehatan institusi (klinik atau RS) memiliki standar minimal tenaga (medis &
para medis) sesuai peraturan yg berlaku
Memiliki catatan rekam medik. Rekam medik elektronik memiliki nilai lebih, tetapi bukan
syarat mutlak.
Memiliki sertifikat kompetensi tenaga medis, paramedis dan admi- nistratif sesuai ketentuan yg
berlaku (sbg acuan adalah ketentuan persyaratan fasilitas kesehatan berdasarkan Peraturan
Kemenkes untuk setiap klasifikasi/tipe Rumah Sakit atau faskes lain)
Memiliki sarana atau perlengkapan alat medis dan sertifikasi tambahan merupakan nilai
keunggulan, bukan syarat mutlak.
Lanjutan..

D. Aspek Ketersediaan /Alat Kondisi Darurat :


Tersedia alat-2 minimal yg diperlukan untuk menangani
kondisi darurat pasien.
Tersedia obat minimal yang diperlukan untuk menangani
kondisi darurat pasien
Lanjutan..

E. Aspek Tampilan Fisik


Jumlah pasien Rajal maupun Ranap dalam 3 th terakhir
Waktu pelayanan (bukan 24 jam mempunyai skor = 5)
Penjadualan berobat (Patient scheduling) dan catatan waktu tunggu
Riwayat malpraktek
Riwayat kepuasan pelanggan/pasien
Afiliasi dengan fasilitas kesehatan atau jaringan fasilitas kesehatan
dengan standar mutu tertentu
Lanjutan...

F. Kesediaan Bekerja sama dengan BPJS :


Bersedia memenuhi ketentuan dan prosedur yang ditetapkan
BPJS (misalnya tidak menarik urun biaya, menerim
pembayaran DRG dan lain-lain)
Bersedia memenuhi prosedur dan proses klaim yang
ditetapkan BPJS
Menanda-tangani surat perjanjian kerja-sama
5. Alur Penilaian Kredensialing

Fasilitas kesehatan yang


sudah mengajukan Fasilitas kesehatan BPJS mengirim tim
aplikasi untuk mengirimkan formulir penilai ke fasilitas
bekerjasama dengan yang sudah terisi kepada kesehatan
BPJS mengisi lebih BPJS
dahulu format
kredensialing

BPJS melakukan BPJS Tim penilai Tim penilai


re-kredensialing memberitahukan melakukan rapat melakukan
sesuai periode kepada fasilitas penilaian dan penilaian langsung
yang ditetapkan kesehatan tentang penetapan ke fasilitas
hasil penilaian kesimpulan kesehatan
penilaian
Pertimbangan khusus
1. Pemetaan distribusi domisili peserta (mapping peserta)
Posisi faskes dimapping sehingga mudah dijangkau oleh peserta. Batasan
radius tidak dapat ditetapkan secara mutlak tergantung pada situasi dan kondisi
setempat
2. Kondisi RS/Fasilitas kesehatan milih Pemerintah
Apabila kondisi faskes milik Pemerintah yang ada kurang atau tidak
memiliki kelengkapan aspek legal, maka Pemerintah/Pemda diminta segera
melengkapinya tanpamenunda atau menunggu persetujuan kredensialing.
Formulir kredensialing
Setiap formulir ditandatangani oleh Ketua Tim yang dikirim dan
Direktur/Pemilik/Pimpinan fasilitas kesehatan atau asosiasi fasilitas
kesehatan yang dinilai.
Formulir Rawat Jalan dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan :
Pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan diselenggarakan oleh praktik
solo atau praktik kelompok dokter ahli. Penilaian yang dilakukan pada faskes
rawat jalan tingkat lanjutan relatif sama dengan penilaian yang dilakukan pada
faskes rawat jalan tingkat pertama. Sedikti perbedaan penilaian adalah
ketersediaan alat dan ruang untuk memberikan pelayanan/tindakan khusus.
STUDI KASUS
BPJS KESEHATAN HANYA GANDENG FASKES TERBAIK
Selasa, 12 September 2017, 11:40
WAGATABERITA.COM SURABAYA

Salah satu komitmen BPJS Kesehatan adalah memastikan peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia
Sehat (JKN KIS) memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, profesional, dan memuaskan. Oleh karena itu,
BPJS Kesehatan senantiasa menerapkan seleksi ketat melalui proses kredensialing bagi fasilitas kesehatan yang hendak
menjalin kerja sama.
Penambahan jumlah fasilitas kesehatan (faskes) mitra BPJS Kesehatan perlu dilakukan untuk melayani jumlah
peserta JKN KIS yang meningkat dari waktu ke waktu. Namun, tidak semua faskes serta merta bisa jadi mitra BPJS
Kesehatan, karena BPJS Kesehatan hanya membeli pelayanan kesehatan di faskes terseleksi, jelas Kepala Cabang
Utama BPJS Surabaya M.Cucu Zakaria saat memberikan keterangan kepada wartawan dalam acara pertemuan jejaring
komunikasi antar Faskes primer dengan sekunder di Ballroom Lt.2 Hotel Mercure Surabaya, Senin (12/09/2017).
Menurut Zakaria, kriteria teknis yang menjadi pertimbangan BPJS Kesehatan untuk menyeleksi fasilitas kesehatan
yang ingin bergabung antara lain sumber daya manusia (tenaga medis yang kompeten), kelengkapan sarana dan prasarana,
lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, fasilitas kesehatan (faskes) milik
pemerintah wajib bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Sementara fasilitas kesehatan milik swasta dapat menjadi mitra BPJS Kesehatan dengan memenuhi persyaratan dan
kredensialing yang tertuang dalam regulasi pemerintah. Adapun seleksi dan kredensialing tersebut melibatkan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dan/atau Asosiasi Fasilitas Kesehatan. (Endri Soedarto/Halu)
Peraturan yang Mendasari...

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2015


Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun
2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional
Empat alasan utama dilakukan kontrak antara BPJS dg Fasilitas Kesehatan,
yaitu :
1. Perintah Undang-Undang No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional dan peraturan pelaksanaannya;
2. Menjamin tersedianya layanan yg mutunya dipercaya oleh peserta;
3. Mengendalikan biaya dan utilisasi layanan kesehatan;
4. Mengurangi kesalah-pahaman dan tanggung jawab hukum masing-masing
pihak
Manfaat kredensialing rumah sakit
Berdasarkan berita di atas, semua rumah sakit harus sudah kredensialing karena
kredensialing membawa manfaat bagi rumah sakit, antara lain:
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien
Meningkatkan akuntabilitas tenaga kesehatan melalui proses pemberian
kewenangan klinis
Menjaga kepercayaan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan
Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada disemua
level pelayanan.
Daftar Pustaka
Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019, Republik Indonesia Kemenkes.
2013, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Pusat Informasi JKN http://www.jamkesindonesia.com/jkn/detail/prinsip
Permenkes No. 71 Tahun 2013
Permenkes No. 99 tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai