Anda di halaman 1dari 39

AKUNTANSI

ASET
TETAP PENGANTAR
AKUNTANSI 2
Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam


operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 16 aset tetap adalah aset berwujud (tangible fixed
assets) yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. masa manfaatnya lebih dari satu tahun;
b. digunakan dalam kegiatan perusahaan;
c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan
normal perusahaan serta
d. nilainya cukup besar.
Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan
untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti mengirim
barang ke pembeli, mobil inventaris direksi perusahaan. Mobil
yang dikategorikan sebagai aset tetap tidak untuk dijual
kembali.
Apabila untuk dijual kembali, misalnya bagi perusahaan dealer
mobil, maka mobil dalam hal ini termasuk kelompok
persediaan. Selain itu nilainya cukup besar untuk sebuah aset.
Peralatan yang nilainya relative kecil, seperti sendok, piring,
gelas, meskipun mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun tidak dikelompokkan ke dalam aset tetap.
Sifat Sifat Aset Tetap

Aset tetap mempunyai sifat ialah :


1. Tidak untuk dijual kembali.
2. Digunakan hanya dalam kegiatan operasional
perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau
jasa.
3. Umur ekonomisnya ialah dalam jangka panjang
(lebih dari satu tahun).
HARGA PEROLEHAN ASET
TETAP
Harga perolehan aset tetap merupakan semua pengeluaran-
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan aset tetap tersebut sampai dengan siap pakai.
Yang termasuk harga perolehan adalah
Harga beli aktiva yang bersangkutan,
ditambah biaya angkut,
biaya pemasangan,
biaya asuransi waktu pengangkutan,
biaya percobaan,
biaya komisi,
biaya balik nama, dll..
Contoh kasus
Pada bulan Desember 2005 PT ABC membeli sebuah
mesin dengan harga Rp 155.000.000,00 sebelum
dioperasikan dikeluarkan biaya-biaya sebagai berikut:
a.biaya pengangkutan Rp 4.000.000,-
b.biya pemasangan Rp 1.500.000,-
c.biaya percobaan dan service Rp 7.000.000,-
Dari soal diatas hitunglah besarnya harga perolehan
mesin.
Jawab:

Mesin Rp. 155.000.000,-

Biaya Pengangkutan Rp. 4.000.000,-

Biaya Pemasangan Rp. 1.500.000,-

Biaya Percobaan dan service Rp. 7.000.000,-

HARGA PEROLEHAN MESIN Rp. 167.500.000,-


MAKNA PENYUSUTAN
Penyusutan aset tetap, adalah pengalokasian harga perolehan aset tetap
sebagai beban periode akuntansi dalam masa manfaat aset tetap tersebut.
Nilai aset tetap turun setiap saat, sehingga setelah habis masa
penggunaannya dianggap sudah tidak memberikan manfaat ekonomi bagi
perusahaan. Kerugian akibat turunnya nilai aktiva tetap dicatat pada tiap
akhir

periode akuntansi dengan jurnal:

Beban Penyusutan Aset Tetap Rpxxx


Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Rp xxx
Akumulasi penyusutan aset tetap

Akumulasi penyusutan (accumulated depreciaton)

adalah bagian dari biaya perolehan aktiva tetap yang

dialokasikan ke penyusutan sejak aktiva tersebut

diperoleh. Akumulasi penyusutan aktiva tetap merupakan

akun kontra aktiva tetap yang berhubungan.


Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyusutan / depresiasi adalah:

1. Harga Perolehan (Acquisition Cost)


Harga Perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh
terhadap biaya penyusutan.
2. Nilai Residu (Salvage Value)
Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila
aktiva tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian
(retirement) aktiva. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya
suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut
tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua,
hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan,
alangkah bagusnya jika di daur ulang.
3. Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)

Sebagian besar, aktiva tetap memiliki 2 jenis umur, yaitu :


Umur fisik : Umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu
aktiva. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila
secara fisik aktiva tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun
mungkin sudah menurun fungsinya).
Umur Fungsional : Umur yang dikaitkan dengan kontribusi
aktiva tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan
masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih
memberikan kontribusi bagi perusahaan. Walaupun secara fisik
suatu aktiva masih dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum
tentu masih memiliki umur fungsional.
Bisa saja aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat
perubahan model atas produk yang dihasilkan, kondisi
ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan
yang dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau
aktiva tersebut sudah tidak sesuai dengan jaman (not
fashionable), kondisi ini biasanya terjadi pada jenis
aktiva yang bersifat dekoratif (misalnya :
furniture/mebeler, hiasan dinding, dsb).

Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan


bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa
dikenal dengan umur ekonomis.
4. Pola Penggunaan Aktiva
Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap
tingkat ke-aus-an aktiva, yang mana untuk
mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan
metode penyusutan yang paling sesuai.
METODE PENYUSUTAN ASET
TETAP
Metode penyusutan garis lurus (straight line method)

Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan

aktiva tetap di mana beban penyusutan aktiva tetap per

tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap

tersebut.
CONTOH KASUS
Misalnya Anda membeli mesin produksi seharga Rp 60.000.000. Taksiran nilai

residu sebesar Rp. 4.000.000. Umur manfaat ditaksir selama 4 tahun.

Perhitungan nilai depresiasi tiap tahunnya adalah ;

Metode ini sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi gedung, furniture

dan alat-alat kantor.


Metode penyusutan saldo menurun
(double declining balance method)
Metode saldo menurun adalah metode
penyusutan aktiva tetap ditentukan
berdasarkan persentase tertentu dihitung
dari harga buku pada tahun yang
bersangkutan. Persentase penyusutan
besarnya dua kali persentase atau tariff
penyusutan metode garis lurus.
CONTOH KASUS
Tariff penyusutan saldo menurun atas suatu aset
yang memiliki estimasi umur manfaat 5 tahun adalah
40% yaitu dua kali tarif garis lurus sebesar 20%
(100/5x100%).
Untuk tahun pertama, biaya aset dikalikan dengan
tarif saldo menurun. Setelah tahun pertama, nilai
buku (book value) yang menurun (biaya dikurangi
akumulasi penyusutan) dikalikan dengan tariff yang
dimaksud. Sebagai contoh, penyusutan saldo
menurun tahunan atas suatu aset yang memiliki
umur manfaat 5 tahunan, harga perolehan
100.000.000 nilai sisa 5.000.000;
Saat perusahaan menggunakan metode saldo menurun,
estimasi nilai sisa tidak diperhitungkan dalam penentuan
tarif penyusutan. Nilai sisa juga diabaikan dalam
penghitungan periode penyusutan. Namun aset tidak
boleh disusutkan melampaui estimasi nilai sisa. Dalam
contoh di atas,estimasi nilai sisa adalah 5.000.000. Jadi
penyusutan tahun ke-5 adalah 7.960.000 yaitu 12.960.000
dikurangi 5.000.000, jika tidak ada nilai sisa, maka harus
dihabiskan sehingga penyusutan di tahun terakhir adalah
sebesar 12.960.000.
Metode penyusutan jumlah angka tahun (sum of
the year digit method)

Berdasarkan metode jumlah angka tahun, besarnya penyusutan


aktiva tetap tiap tahun jumlahnya semakin menurun.
CONTOH KASUS :
Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Foraz membeli sebuah mesin untuk
meningkatkan produksinya.

Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran


nilai sisa (salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00,

Dan ditaksir, mesin tersebut hanya mampu berproduksi sampai


dengan 4 tahun !
PERHITUNGAN
JAT (Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4 = 10
Dasar Penyusutan : Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,- = Rp 120.000.000,-

TAHUN TARIF DASAR PENYUSUTAN PENYUSUTAN


1 4/10 Rp. 120.000.000 Rp. 48.000.000
2 3/10 Rp. 120.000.000 Rp. 36.000.000
3 2/10 Rp. 120.000.000 Rp. 24.000.000
4 1/10 Rp. 120.000.000 Rp. 12.000.000
Metodepenyusutan satuan jam kerja (service
hours method)
Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva

tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan

produk yang dihasilkan dalam periode yang

bersangkutan.
CONTOH KASUS
Beban Penyusutan = Jam Kerja yang dapat dicapai x Tarif penyusutan
tiap jam kerja

Tarif Penyusutan tiap jam kerja = Harga perolehan - Nilai Residu


Taksiran jumlah jam kerja yang dapat dicapai
selama masa penggunaan aktiva tetap

Contoh :
Sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp 200.000.000 Mesin
tersebut disusutkan menurut Metode Satuan Jam Kerja.
Selama penggunaan ditaksir dapat dioperasikan sebanyak
80.000 jam, dengan nilai residu sebesar Rp 20.000.000
Berdasarkan data contoh diatas, tarif penyusutan tiap jam
kerja mesin dihitung sebagai berikut:

Rp 200.000.000,00 Rp 20.000.000,00 = Rp 2.250,00


80.000
Hasil perhitungan diatas menunjukkan tiap 1 jam mesin
dioperasikan, penyusutan yang harus dibebankan sebesar
Rp 2.250,00. Apabila selam tahun 2003 mesin
dioperasikan sebanyak 7.200 jam, dan tahun 2004
sebanyak 7.600 jam maka beban penyusutan tahun 2003
dan tahun 2004 dihitung sebagai berikut :
Beban penyusutan mesin tahun 2003, 7.200 x Rp
2.250,00 = Rp 16.200.000,00
Beban penyusutan mesin tahun 2004, 7.600 x Rp
2.250,00 = Rp 17.100.000,00
Pada contoh diatas, tampak bahwa menurut metode
satuan jam kerja, beban penyusutan untuk tiap periode
akuntansi bervariasi, besarnya akan sebanding dengan
jam kerja (kapasitas) aktiva tetap yang sesungguhnya
dapat dicapai.
Metode penyusutan satuan hasil produksi
(productive output method)
Menurut metode ini beban penyusutan
aktiva tetap ditetapkan berdasarkan
jumlah satuan produk yang dihasilkan
dalam periode yang bersangkutan.
CONTOH KASUS
Misalnya, mesin dengan harga perolehan Rp
60.000.000, nilai sisa Rp 4.000.000 ditaksir selama
umur penggunaannya akan menghasilkan 56.000 unit
produk.
Cara menghitung nilai depresiasi per unit produk
adalah:
PELEPASAN ASET TETAP

Aset tetap yang tidak bermanfaat lagi,


dapat di lepas dengan cara:
1. Pembuangan Aset Tetap (Discarding of
Plant Assets)
2. Penjualan Aset Tetap (Selling of Plant
Assets)
3. Pertukaran Aset Tetap (Exchange of Plant
Assets)
Contoh:
Harga Perolehan Peralatan (dalam Rp) 3,000,000
Taksiran umur manfaat 4
Taksiran nilai sisa (residu) -
Metode penyusutan Garis Lurus
Telah disusutkan selama 4thn
Peralatan tersebut telah dipakai selama 4 tahun, dan sekarang
peralatan itu dibuang sebagai barang rongsokan.
Penyelesaian :
Beban Penyusutan = 3. 000.000 0
4

= Rp. 750.000 pertahun


TAHUN BEBAN AKM.PENYUSUTAN NILAI BUKU
PENYUSUTAN
0 750.000 - 3.000.000
1 750.000 750.000 2.250.000
2 750.000 1.500.000 1.500.000
3 750.000 2.250.000 750.000
4 750.000 3.000.000 -
Harga perolehan 3,000,000
dikurang :Akumulasi penyusutan s/d akhir tahun ke 4 3,000,000
Nilai Buku tahun ke 4 0

Jurnal Atas Transaksi Pelepasan Aktiva Tetap dengan cara


Pembuangan(Discarding of Plant Assets) tersebut :
Akumulasi Penyusutan 3,000,000
Peralatan 3,000,000
Penjualan aktiva tetap
Penjualan aktiva tetap mungkin saja terjadi, tetapi penjualan yang
demikian bersifat insidentil, misalnya karena aktiva sudah tidak dapat
dipergunakan lagi atau karena aktiva tetap perlu diganti dengan jenis
yang lebih baik dan modern. Apabila suatu aktiva tetap dijual, maka
rekening aktiva tetap yang dijual harus dikredit dan Akumulasi aktiva tetap
yang bersangkutan harus didebit. hendaknya diperhatikan bahwa
akumulasi depresiaisi harus diperhitungkan sampai dengan tanggal
penjualan aktiva tersebut.

Rugi atau laba penjualan aktiva tetap dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut :

Harga jual aktiva tetap.............................................Rp. xx


Harga perolehan aktiva tetap................Rp.xx
Akumulasi depresiasi............................ Rp.xx
Nilai buku aktiva tetap yang dijual....................Rp. xx
Rugi atau laba penjualan aktiva tetap................Rp. xx

Jurnal untuk mencatat transaksi aktiva tetap adalah sebagai berikut :

a) jika penjualan aktiva tetap tersebut menimbulkan suatu kerugian :

Kas................................................................................Rp.xx
Akumulasi depresiasi gedung...........Rp.xx
Rugi penjualan gedung.....................Rp.xx
Gedung.........................................................Rp. Xx

b) jika penjulan aktiva tetap tersebut menimbulkan keuntungan :


Kas......................................................Rp.xx
Akumulasi depresiasi gedung............Rp.xx
Gedung...............................................................Rp. Xx
Laba penjualan gedung...................................Rp. xx
CONTOH KASUS
PT. Kirana memiliki sebuah gedung yang dibeli pada tanggal 1 Januari 2001 dengan harga Rp. 5.000.000,-
umur gedung ditaksir 10 tahun dan nilai residu ditaksir Rp. 500.000,-.Methode depresiasi yang digunakan
adalah methode garis lurus .Pada tanggal 1 Januari 2005 gedung dijual dengan harga Rp. 3.500.000,-
Perhitungan :

Harga penjualan gedung.............................................................Rp. 3.500.000,-


Harga perolehan gedung..................................... Rp. 5.000.000,-
Akumulasi depresiasi gedung s/d 1 januari 2005..Rp. 1.800.000,-

Nilai buku gedung per 1 Januari 2005.........................................(Rp.3.200.000,)


Laba penjualan gedung................................................................Rp. 300.000,-

Jurnal yang diperlukan :

1/1/2005
Kas............................................Rp.3.500.000,-
Akumulasi depresiasi gedung......Rp. 1.800.000,-
Gedung......................................................Rp. 5.000.000,-
Laba penjualan gedung..............................Rp. 300.000,-
PERTUKARAN
ASET TETAP
Pertukaran aktiva tetap disini maksudnya adalah aktiva yang telah

dimiliki ditukarkan dengan aktiva yang dimiliki oleh pihak

(perusahaan/orang) lain. Suatu aktiva tetap yang sudah berkurang

manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain. Penukaran aktiva tetap

dapat dilakukan dengan aktiva yang sejenis (misalnya mobil dengan

mobil), atau dapat juga dilakukan dengan aktiva yang tidak sejenis

(misalnya mobil dengan mesin).


Ada dua cara pencatatan untuk transaksi penukaran

aktiva tetap, yakni :

a. Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, keuntungan atau

kerugian dibebankan dalam tahun berjalan

b. Untuk penukaran aktiva sejenis, keuntungan

dikurangkan pada harga aktiva baru, sedangkan kerugian

dibebankan dalam tahun berjalan.


Pada kasus pertukaran yang menjadi persoalan utama adalah penentuan nilainya.

Hal ini disebabkan oleh karena adanya berbagai kondisi atas pertukaran yang

terjadi. Yang menjadi patokan dasar adalah :

1. Pertukaran aktiva sejenis atau tidak

Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, anggaplah bahwa tanggal 1 juli 199D suatu

mesin A ditukar dengan mesin B. Mesin A dibeli pada tanggal 2 Januari 199A

dengan harga Rp. 100.000.000. Harga mesin B Rp. 150.000.000. Metode

penyusutan yang digunakan adalah garis lurus dengan masa manfaat 10 tahun.

Untuk penukaran ini mesin A sepakat untuk dinilai sebesar Rp. 90.000.000. Jadi

nilai tukar mesin A adalah sejumlah ini. Penghitungan nilai buku, jumlah yag harus

dibayar dan keuntungan dari petukaran adalah sebagai berikut :


Harga perolehan mesin A Rp. 100.000.000

Akumulasi penyusutan :

Sampai dengan 31 Desember 199C Rp. 30.000.000

Tahun 199D (s/d Juli) Rp. 5.000.000 Rp. 35.000.000

Nilai buku pada saat penukaran Rp. 65.000.000

Harga mesin B Rp. 150.000.000

Nilai tukar mesin A Rp. 90.000.000

Jumlah yang harus dibayar Rp. 60.000.000

Nilai tukar mesin A Rp. 90.000.000

Nilai buku mesin A Rp. 65.000.000

Keuntungan dari penukaran Rp. 25.000.000


Ayat jurnal yang harus dibuat untuk transaksi tersebut diatas adalah sebagai berikut :

(1)

(D) Biaya penyusutan Rp. 5.000.000

(K) Akumulasi penyusutan Rp. 5.000.000

(2)

(D) Mesin B Rp. 150.000.000

(D) Akumulasi penyusutan Rp. 35.000.000

(K) Mesin A Rp. 100.000.000

(K) Bank Rp. 60.000.000

(K) Keuntungan dari penukaran

Aktiva tetap Rp. 25.000.000

Anda mungkin juga menyukai