Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nodula Tonjolan padat berbatas tegas, lebih besar daripada papula 0,5-2
cm.
Tumor Tonjolan padat seperti nodula, lebih besar ukurannya.
Vesikula Papula dengan cairan serosa di dalamnya.
(kutil)
(Lepuh)
/ bisul
13
2. LESI SEKUNDER
LESI KETERANGAN
EROSI Kehilangan epidermis superfisial, menyisakan area
yang lembab yang tidak mengeluarkan darah. Misalnya:
permukaan kulit setelah pecahnya vesikel
ULKUS Kehilangan permukaan yang lebih dalam yang dapat
berdarah atau meninggalkan jaringan parut. Misalnya
kankre sifilitis, ulkus karena insufisiensi venosa
FISURA Pecahnya kulit membentuk garis lurus.
EROSI FISURA
ULKUS
RAMBUT
Inspeksi dan palpasi: distribusi, kualitas, dan kuantitas
Distribusi: kulit kepala, muka bagian bawah, hidung,
leher, aksila, dada anterior, punggung, bahu, lengan,
kaki, gluteal, area pubis.
Kuantitas:
Hirsutisme: perningkatan pertumbuhan rambut.
Alopesia : rambut rontok, botak
Texture: kasar, halus, lurus, keriting, sangat
kusut, kuat, berkilauan, mudah rontok.
Warna: Bervariasi mulai dari putih bercahaya sampai
hitam. Perubahan warna dipengaruhi oleh usia,
nutrisi, penyakit, dll
16
KUKU
INSPEKSI dan PALPASI
Bentuk. Anonyhia : tidak mempunyai kuku sama
sekali
Kelengkungan. Normal : datar atau sedikit lengkung.
Clubbing ?
Adhesi. Normal : kuat tidak mudah dicabut.
Permukaan kuku. Normal : lembut dan datar
Warna. Normal : pink
Pemeriksaan CRT (Capilarry Refill Time)
Ketebalan
17
BERBAGAI KONDISI KUKU
KONDISI KETERANGAN
KUKU
Kuku normal Sudut normal 1600
Clubbing finger Falang dorsal membulat & menggembung, kecembungan dari lempeng
kuku meningkat. Sudut kuku meningkat 1800. misal penyakit jantung,
paru
Paronikia Inflamasi dari lipatan kuku proksimal dan lateral, dapat akut atau
kronis. Lipatan berwarna merah, bengkak, mungkin nyeri tekan
Onikolisis Pelepasan lempeng kuku yang tidak terasa sakit dari bantalan kuku,
dimulai dari distal. Banyak penyebabnya.
Kuku terrys Keputihan dengan pita distal kemerahan atau coklat. Terlihat pada
penuaan dan beberapa penyakit kronis
Kesehatan Lingkungan
Nutrisi
Penggunaan produk tertentu : sabun, bedak,
lotion.
Pemenuhan Personal hygien
Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Integumen
Pressure Ulcers
Lesi kulit yg disebabkan oleh tekanan yg terus
menerus kerusakan jaringan dasar
Terjadi umumnya pada area tubuh yang mendapat
tekanan lebih besar dari BB pada tulang yang
menonjol
Berkembang ketika jaringan lunak (kulit, jrg
subcutaneus, otot) ditekan antara tulang menonjol
dan permukaan keras dalam waktu yang lama
Periode waktu sebelum terjadi kerusakan jaringan
bervariasi antara setiap klien
Pasien imobilisasi dapat mengalami kerusakan
jaringan mulai dalam waktu 2 jam.
Pressure Ulcers
Malnutrisi merupakan faktor risiko utama
Faktor yang dapat diidentifikasi dengan
pengkajian: :
Sensori persepsi
Kelembapan
Aktivitas
Mobilitas
Nutrisi
Friksi
Patofisiologi Pressure Ulcers
Tekanan pada jar. lunak antara tulang menonjol dan permukaan keras
Nekrotik area
Inflamasi
Penatalaksanaan Pressure Ulcers
Managemen nutrisi: tinggi protein
Managemen beban jaringan
Spesial low pressure beds
Perawatan luka ulcer
Monitoring healing
Jika tidak sembuh dalam 2 minggu dengan
nutisi adekuat, pengurangan tekanan, daily
cleaning, dressing pertimbangkan untuk
antibiotik topikal.
Pressure Ulcer Degree
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Derajat IV
1. Stadium I
Akan tampak salah satu tanda seperti perubahan
temperatur kulit (lebih dingin atau lebih hangat)
perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau
lunak)
Perubahan sensasi (gatal atau nyeri)
Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin
kelihatan sebagai kemerahan yang menetap.
Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan
kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru
atau ungu.
2. Stadium II
Hilangnya sebagian lapisan epidermis atau dermis,
atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial,
abrasi, melempuh, atau membentuk lubang yang
dangkal.
3. Stadium III
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi
kerusakan atau nekrosis dari jaringan subkutan atau
lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka
terlihat seperti lubang yang dalam
4. Stadium IV
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan
kerusakan yang luas, nekrosis jaringan,
kerusakan pada otot, tulang atau tendon.
PENGKAJIAN LUKA
Oedema laring CO mengikat Hb Peningkatan pembuluh darah Resiko tinggi terhadap infeksi
kapiler Gangguan rasa nyaman
Obstruksi jalan nafas Hb tidak mampu mengikat O2 Ganguan aktivitas
Ektravasasi cairan (H2O, Kerusakan integritas kulit
Gagal nafas Elektrolit, protein)
Hipoxia otak
MK: Jalan nafas Tekanan onkotik menurun.
Tekanan hidrostatik meningkat
tidak efektif
Gambaran klinis
Adanya papula, eritema & vesikel basah didaerah
kontak. Vesikel pecah dan membentuk krusta.
Pruritus bisa sangat hebat
Penatalaksanaan
Identifikasi penyebab dermatitis
Kompres dingin untuk kurangi peradangan
Terapi anti inflamasi topikal jangka pendek seperti
steroid untuk hentikan radang
Asuhan Pada Pasien Selulitis
Selulitis
Infeksi lapisan dermis atau subkutaneus oleh
bakteri
Biasa terjadi setelah luka atau gigitan di kulit
Biasanya disebabkan oleh streptococcus
phyogenes
Komplikasinya bisa menyebabkan gangrene,
abses menyebar dan sepsis
Gambaran klinis
Daerah kemerahan membengkak di kulit serta
terasa hangat dikulit serta terasa hangat dan nyeri
bila dipegang
Penatalaksanaan
Antibiotik sistemik
Asuhan Pada Pasien Herpes
Herpes Zoster
Gambaran klinis
Vesikel berbentuk unilateral sepanjang saraf kranial &
spinal melalui dermatom saraf
Adanya nyeri, gatal, & hepersyhsia
Dapat berkembang menjadi krusta & ulcer disuperficial
membran mukosa
Penatalaksanaan
Acyclovir (Zovirax) anti virus
Kompres dingin untuk mengurangi nyeri
Cegah infeksi tambahan
Herpes Simplex
Etiologi
Alergi Obat (penisilin & semisintetiknya,
streptomisin, sulfonamide, tetrasiklin,
antipiretik/analgesik(e.g. derivate salisil/pirazolon,
metamizol, metapiron, parasetamol),
klorpomasin, karbamazepin, klinin, antipirin,
tegretol dan jamur
Infeksi
Keganasan
Dll.
Patogenesis
Dasar patogenesis, hipersensitivitas tipe III dan IV
Reaksi tipe IV
Limposit T yang tersensilitasi berkontak kembali
dengan antigen yang sama