Anda di halaman 1dari 89

Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman

akibat Patologi Sistem Integumen


Konsep rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan
kurang senang, lega, dan sempurna dalam
dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan
sosial.
Penyebab: Gejala penyakit, Kurang
pengendalian situasional/lingkungan, ketidak
adekuatan sumber daya, kurang privasi, ggn
stimulasi linkungan, efek samping terapi, ggn
adaptasi kehamilan.
Gejala dan tanda mayor: mengeluh tidak
nyaman, gelisah
Gejala dan tanda minor: Sulit tidur, tidak
mampu rileks, mengeluh
kedinginan/kepanasan, merasa gatal,
iritabilitas, mengeluh mual, kelelahan,
menunjukkan gejala distres, tampak
merintih/menangis, perubahan pola eliminasi,
perubahan postur tubuh.
REVIEW ANFIS
Lapisan utama kulit
1. Lapisan Epidermis atau kutikel
Stratum korneum; Paling luar, sel gepeng mati
Stratum lusidum; Tdk berinti
Stratum granulosum; dua atau tiga lapis sel-sel
gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti
Stratum spinosum; beberapa lapis sel yang berbentuk
poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya
proses mitosis.
Stratum basale; sel berbentuk kubus,mengadakan
mitosis dan berfungsi reproduktif.
a. Stratum Corneum,
b. Stratum Lucidum,
c. Stratum Granulosum,
d. Stratum Spinosum,
e. Stratum Basale,
f. Melanosit.
2. Lapisan dermis (korum, kutis vera, true skin ).
3. Lapisan subkutis (hipodermis).
Organ tambahan yg terdapat pd kulit yaitu :
1. Rambut
2. Kuku
3. Kelenjar sebasea
4. Dua kelenjar keringat (ekrin dan apokrin)
5. Kelenjar seruminosa
6. Kelenjar mammae
FUNGSI KULIT
Melindungi jaringan dibawahnya
Pertahanan tubuh primer
Sebagai persepsi sensori
Pengatur suhu tubuh
Sintesis vitamin
Tempat pengeluaran keringat
Karakteristik Kulit Normal
Warna : Warna Kulit bervariasi antara orang
yang satu dengan yang lain tergantung ras
(Merah muda - Hitam)
Tekstur Kulit Lembut Kering, normal juga
Elastis.
Suhu : Suhu Normal Hangat pada konsisi
tertentu bisa berubah
Kelembaban Akan teraba kering dpt
meningkat jika aktivitas meningkat
Bau : Normal Tidak Berbau
TIPE-TIPE LESI KULIT
1. LESI PRIMER
LESI KETERANGAN
Makula Perubahan warna kulit, tidak teraba dengan batas jelas, kurangh
dari 1 cm
Papula Menonjol, batas jelas. Elevasi kulit yang padat. Kurang dari 0,5 cm.

Nodula Tonjolan padat berbatas tegas, lebih besar daripada papula 0,5-2
cm.
Tumor Tonjolan padat seperti nodula, lebih besar ukurannya.
Vesikula Papula dengan cairan serosa di dalamnya.

Pustula Papula dengan cairan pus di dalamnya


(Bintik-bintik)

(kutil)

(Lepuh)

rasa gatal dgn bintik-bintik merah dan bengkak

/ bisul

13
2. LESI SEKUNDER
LESI KETERANGAN
EROSI Kehilangan epidermis superfisial, menyisakan area
yang lembab yang tidak mengeluarkan darah. Misalnya:
permukaan kulit setelah pecahnya vesikel
ULKUS Kehilangan permukaan yang lebih dalam yang dapat
berdarah atau meninggalkan jaringan parut. Misalnya
kankre sifilitis, ulkus karena insufisiensi venosa
FISURA Pecahnya kulit membentuk garis lurus.
EROSI FISURA
ULKUS
RAMBUT
Inspeksi dan palpasi: distribusi, kualitas, dan kuantitas
Distribusi: kulit kepala, muka bagian bawah, hidung,
leher, aksila, dada anterior, punggung, bahu, lengan,
kaki, gluteal, area pubis.
Kuantitas:
Hirsutisme: perningkatan pertumbuhan rambut.
Alopesia : rambut rontok, botak
Texture: kasar, halus, lurus, keriting, sangat
kusut, kuat, berkilauan, mudah rontok.
Warna: Bervariasi mulai dari putih bercahaya sampai
hitam. Perubahan warna dipengaruhi oleh usia,
nutrisi, penyakit, dll
16
KUKU
INSPEKSI dan PALPASI
Bentuk. Anonyhia : tidak mempunyai kuku sama
sekali
Kelengkungan. Normal : datar atau sedikit lengkung.
Clubbing ?
Adhesi. Normal : kuat tidak mudah dicabut.
Permukaan kuku. Normal : lembut dan datar
Warna. Normal : pink
Pemeriksaan CRT (Capilarry Refill Time)
Ketebalan

17
BERBAGAI KONDISI KUKU
KONDISI KETERANGAN
KUKU
Kuku normal Sudut normal 1600
Clubbing finger Falang dorsal membulat & menggembung, kecembungan dari lempeng
kuku meningkat. Sudut kuku meningkat 1800. misal penyakit jantung,
paru
Paronikia Inflamasi dari lipatan kuku proksimal dan lateral, dapat akut atau
kronis. Lipatan berwarna merah, bengkak, mungkin nyeri tekan

Onikolisis Pelepasan lempeng kuku yang tidak terasa sakit dari bantalan kuku,
dimulai dari distal. Banyak penyebabnya.

Kuku terrys Keputihan dengan pita distal kemerahan atau coklat. Terlihat pada
penuaan dan beberapa penyakit kronis

Pitting Cekungan kecil pada lempeng-lempeng kuku

Leukonisia Bercak putih yang disebabkan oleh trauma. Tumbuh ke luar


bersamaan dengan pertumbuhan kuku
Anamnesis ggn sistem integumen
a. Keluhan Utama
Itching (Pruritus)
Ekimosis
Dryness
Lumps (Bengkak)
Lesi
b. Riwayat Kesehatan
- Penyakit sistemik

Immunologik : Steven Jhonson Syndrom, SLE


Vascular
Endocrine
Renal
Collagen
Penyakit Hati
- Riwayat Alergi
: makanan, obat
Riwayat Kesehatan Keluarga
Faktor predisposisi genetik yang berhubungan
dengan ggn. sistem integumen:
Alopecia
Atopic Dermatitis
Psoriasis
Penyakit sistemik yang terkait dengan gangguan

sistem integumen :
DM
Blood Dyscrasia
Skabies : bisa menular
Sistemik Lupus Eritematosus (SLE).
Pola Hidup

Kesehatan Lingkungan
Nutrisi
Penggunaan produk tertentu : sabun, bedak,
lotion.
Pemenuhan Personal hygien

Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Integumen
Pressure Ulcers
Lesi kulit yg disebabkan oleh tekanan yg terus
menerus kerusakan jaringan dasar
Terjadi umumnya pada area tubuh yang mendapat
tekanan lebih besar dari BB pada tulang yang
menonjol
Berkembang ketika jaringan lunak (kulit, jrg
subcutaneus, otot) ditekan antara tulang menonjol
dan permukaan keras dalam waktu yang lama
Periode waktu sebelum terjadi kerusakan jaringan
bervariasi antara setiap klien
Pasien imobilisasi dapat mengalami kerusakan
jaringan mulai dalam waktu 2 jam.
Pressure Ulcers
Malnutrisi merupakan faktor risiko utama
Faktor yang dapat diidentifikasi dengan
pengkajian: :
Sensori persepsi
Kelembapan
Aktivitas
Mobilitas
Nutrisi
Friksi
Patofisiologi Pressure Ulcers
Tekanan pada jar. lunak antara tulang menonjol dan permukaan keras

Menekan kapiler-kapiler dan menghambat pembuluh darah

Bila tekanan berakhir Bila tekanan berlanjut,


(rebound cappilary dilatation), mikrotrombin dibentuk pada kapiler
kerusakan tidak terjadi dan menyumbat aliran darah

Nekrotik area

Inflamasi
Penatalaksanaan Pressure Ulcers
Managemen nutrisi: tinggi protein
Managemen beban jaringan
Spesial low pressure beds
Perawatan luka ulcer
Monitoring healing
Jika tidak sembuh dalam 2 minggu dengan
nutisi adekuat, pengurangan tekanan, daily
cleaning, dressing pertimbangkan untuk
antibiotik topikal.
Pressure Ulcer Degree
Derajat I

Derajat II

Derajat III

Derajat IV
1. Stadium I
Akan tampak salah satu tanda seperti perubahan
temperatur kulit (lebih dingin atau lebih hangat)
perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau
lunak)
Perubahan sensasi (gatal atau nyeri)
Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin
kelihatan sebagai kemerahan yang menetap.
Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan
kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru
atau ungu.
2. Stadium II
Hilangnya sebagian lapisan epidermis atau dermis,
atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial,
abrasi, melempuh, atau membentuk lubang yang
dangkal.
3. Stadium III
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi
kerusakan atau nekrosis dari jaringan subkutan atau
lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka
terlihat seperti lubang yang dalam
4. Stadium IV
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan
kerusakan yang luas, nekrosis jaringan,
kerusakan pada otot, tulang atau tendon.
PENGKAJIAN LUKA

1. Status nutrisi pasien: BMI (body mass index), kadar


albumin
2. Status vaskuler: Hb,
3. Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan
imunosupresan yang lain
4. Penyakit yang mendasari: diabetes atau kelainan
vaskulerisasi lainnya
5. Kondisi luka:
a. Warna dasar luka: Dasar pengkajian berdasarkan
warna: slough (yellow), necrotic tissue (black),
infected tissue (green), granulating tissue (red),
epithelialising (pink).
b. Lokasi, ukuran, dan kedalaman luka
c. Eksudat dan bau
d. Tanda-tanda infeksi
e. Keadaan kulit sekitar luka: warna dan kelembapan
f. Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
Berdasarkan kondisi warna luka, metode
yang sering dikenal adalah RYB/Red Yellow
Black (Merah Kuning Hitam).

a. Luka dasar merah :


Tujuan perawatan luka dengan warna dasar merah adalah
mempertahankan lingkungan luka dalam keadaan lembap,
mencegah trauma/perdarahan serta mencegah eksudat.
b. Luka dasar kuning
Tujuan perawatan adalah meningkatkan sistem autolisis
debridementagar luka
berwarna merah, kontrol eksudat, menghilangkan bau tidak
sedap dan
mengurangi/menghindari kejadian infeksi.
c. Luka dasar hitam
Tujuan perawatan sama dengan luka dasar warna kuning,
yaitu pembersihan jaringan mati dengan debridement,baik
dengan autolysis debridement maupun dengan pembedahan.
Preventif
Merubah posisi minimal setiap 2 jam
Duduk ditempat tidur setiap 10 menit apabila mampu
Makanan bergizi terutama protein
Segera bersihkan feces/urine dari kulit
Pastikan linen/spray selalu kering
Jaga agar kulit tetap kering, terutama kulit punggung
dan bokong
Masase (PIJAT) sekitar daerah bahu, punggung, dan
bokong menggunakan lotion
Jangan menggunakan lotion pada kulit yang rusak
Selalu periksa adanya kemerahan pada kulit
LUKA BAKAR (BURN)
Definisi
Luka bakar adalah trauma yang disebabkan oleh
panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang
mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam.
Patofisiologi

Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi


dari suatu sumber panas kepada tubuh.
Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka
bakar termal, radiasi, elektrik, atau kimia.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu
agen penyebab luka bakar dan lamanya
kontak agen tersebut.
Trauma termal dapat meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah yang
mengakibatkan air, natrium, klorida dan
protein keluar dari dalam intra vaskuler
kedaerah yang mengalami trauma dan
menyebabkan edema yang disertai penguapan
yang cukup tinggi pada daerah yang luka dan
dapar berlanjut pada keadaan hipovolemia
dan hemokonsentrasi.
Respon kompensasi terhadap luka bakar berupa
rasa haus, pernapasan cepat, frekuensi
jantung meningkat, bising usus meningkat,
edema, perubahan berat badan.
Peningkatan katekolamin dan peningkatan
sekresi aldosteron, peningkatan pelepasan
glikogen, peningkatan kadar gula darah,
pengisian kapiler darah menurun, penurunan
haluaran urin dan peningkatan berat jenis
urin.
Shock luka bakar adalah merupakan komplikasi
yang sering kali dialami pasien dengan luka
bakar luas karena hipovolemik yang tidak
segera diatasi.
Bahan Kimia Termis Radiasi Listrik/petir

Biologis LUKA BAKAR Psikologis MK:


Gangguan Konsep diri
Kurang pengetahuan
Anxietas
Pada Wajah Di ruang tertutup Kerusakan kulit

Kerusakan mukosa Keracunan gas CO Penguapan meningkat


Masalah Keperawatan:

Oedema laring CO mengikat Hb Peningkatan pembuluh darah Resiko tinggi terhadap infeksi
kapiler Gangguan rasa nyaman
Obstruksi jalan nafas Hb tidak mampu mengikat O2 Ganguan aktivitas
Ektravasasi cairan (H2O, Kerusakan integritas kulit
Gagal nafas Elektrolit, protein)
Hipoxia otak
MK: Jalan nafas Tekanan onkotik menurun.
Tekanan hidrostatik meningkat
tidak efektif

Cairan intravaskuler menurun

Hipovolemia dan Masalah Keperawatan:


hemokonsentrasi
Kekurangan volume cairan
Gangguan sirkulasi makro Gangguan perfusi jaringan

Gangguan perfusi organ penting Gangguan sirkulasi


seluler

Otak Kardiovaskuler Ginjal Hepar GI Neurologi Imun Gangguan perfusi


Traktus
Hipoxia Kebocoran kapiler Hipoxia sel Pelepasan Gangguan Daya tahan
ginjal katekolamin Dilatasi Neurologi tubuh Laju metabolisme
lambung menurun meningkat
Sel otak
mati Penurunan curah Fungsi Hipoxia hepatik Hambahan
jantung ginjal pertumbuhan
menurun Glukoneogenesis
Gagal glukogenolisis
fungsi Gagal jantung Gagal ginjal Gagal hepar
sentral MK: Perubahan
nutrisi

MULTI SISTEM ORGAN FAILURE


Dampak luka bakar terhadap sistem tubuh

1. Gangguan cairan dan elektrolit


Pemindahan cairan dan elektrolit dari intra ke
ekstra vaskuler.
2. Gangguan sirkulasi dan hematologi.
Penurunan curah jantung berupa stroke
volume berkurang dan resisten perifer
meninggi, takikardia, hipotensi, Hemolisis
eritrosit.
3. Gangguan hormonal dan metabolisme.
Adanya peningkatan metabolisme tubuh
untuk mengembalikan fungsi-fungsi tubuh
yang terganggu akibat kerusakan jaringan,
pemborosan sumber energi dan penurunan
BB karena adanya katabolisme yang hebat .
4. Gangguan imunologi.
Terjadi penurunan daya tahan tubuh.
Klasifikasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan cedera
tersebut :
1. Kedalaman luka bakar.
Luka bakar superfisial thickness, luka bakar deep
parsial thickness dan luka bakar full thickness.
2. Agent penyebab luka bakar
Agent penyebab luka bakar dapat berupa; termal
(terbakar, kontak dengan kobaran api), listrik,
kimia dan radiasi.
3. Keparahan luka bakar
LUKA BAKAR MINOR
Cedera dengan ketebalan parsial dengan Luas
Permukaan Total Tubuh (LPTT) <15 % pada
dewasa atau LPTT 10 % pada anak-anak, atau
cedera ketebalan penuh dengan LPTT <2 % yang
tidak disertai dengan komplikasi apapun.
LUKA BAKAR SEDANG TAK TERKOMPLIKASI
LPTT 15%-25% pada orang dewasa, LPTT dari
10%-20% pada anak, atau cedera ketebalan
penuh dengan LPTT kurang dari 10% yang tanpa
disertai komplikasi lain.
- Luka bakar mayor
Cedera ketebalan parsial dengan LPTT > 25% pada
orang dewasa dan LPTT >20% pada anak-anak.
Cedera ketebalan penuh dengan LPTT sama dengan
10% atau lebih besar.
Luka bakar mengenai tangan, wajah, mata, telinga,
dan kaki.
4. Lokasi luka bakar
Lokasi luka bakar pada daerah kepala, leher dan dada
sering terjadi komplikasi pulmonal.
Pada tangan dan persendian terapi fisik dan okupasi
yang lama mengakibatkan resiko kecacatan dan
kehilangan pekerjaan.
5. Ukuran luas luka bakar
Beberapa aturan dapat digunakan untuk mperkirakan
luasnya luka bakar dalam presentase total luas
permukaan tubuh , diantaranya; The Rule of Nine
(rumusan sembilan).
Wallace membagi tubuh atas bagian 9%
atau kelipatan 9 yang terkenal dengan
nama rule of nine atua rule of wallace
yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9%: 18%
3) Badan dpn 18%, badan blk 18%: 36%
4) Tungkai masing-masing 18%: 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
6. Usia korban luka bakar
Usia korban sangat mempengaruhi keparahan
luka dan keberhasilan dalam perawatan luka
bakar. Angka kematian lebih tinggi terutama
pada usia anak dibawah empat tahun (0-1
thn) dan pasien berusia diatas 65 tahun.
Komplikasi
Kecacatan
Cerebrovasculer accident, myocard infark dan
emboli paru sebagai akibat dari melambatnya
aliran darah pembentukan bekuan darah
Kerusakan paru akibat inhalasi asap atau
pembentukan embolus, dapat terjadi kongesti
paru akibat gagal jantung kiri atau infark serta
sindrom distress pernafasan pada orang
dewasa.
Gangguan elektrolit menyebabkan disritmia
jantung.
Gagal jantung.
Penurunan aliran darah kesaluran cerna
menyebabkan hipoksia sel-sel penghasil
mukus berkurang sehingga terjadi ulkus
peptikum.
Komplikasi koagulasi intravaskuler diseminata
(DIC).
Pada luka bakar yang luas atau menimbulkan
kecacatan, trauma psiskologis dapat
menyebabkan depresi, perpecahan keluarga,
dan keinginan untuk bunuh diri. Gejala-gejala
psikologis dapat timbul setiap saat setelah
luka bakar.
Penatalaksanaan
Prioritas utama dalam ruang gawat darurat tetap
ABC (Airway, Breathing, and Circulation).
Luka bakar derajat dua dan tiga dicatat pada
diagram penilaian luka bakar, yang dilakukan
setelah tindakan pembersihan eksudat dan debris
secara hati-hati.
Penatalaksanaan kehilangan cairan dan shock
Resusitasi cairan yang adekuat menghasilkan
sedikit penurunan volume darah selama 24 jam
pertama pasca luka bakar dan mengembalikan
kadar plasma pada nilai yang normal diakhir
periode 48 jam.
Terapi Cairan
Formula yang dipakai untuk pemberian cairan
adalah formula menurut Baxter.
Formula Baxter terhitung dari saat kejadian
maka (orang dewasa):
8 jam pertama (4cc x KgBB x % luas luka bakar)
Ringer Laktat
16 jam berikutnya (4cc x KgBB x % luas luka
bakar) Ringer Laktat ditambah 500-1000cc koloid.
Modifikasi Formula Baxter untuk anak-anak adalah:
2cc/ KgBB/ % luas luka bakar
Obat obatan:
Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang
< 6 jam sejak kejadian.
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola
kuman dan sesuai hasil kultur.
Analgetik : kuat (morfin, petidine)
Antasida : kalau perlu
Perawatan luka
Segera setelah terbakar, dinginkan luka dengan air
dingin, yang terbaik dengan temperatur 20oC selama
15 menit.
Luka bakar tingkat I tidak memerlukan pengobatan
khusus, dibersihkan dan diberi analgetika saja.
Luka bakar tingkat II dan III, penderita dibersihkan
seluruh tubuhnya, rambut, kuku-kuku dipotong, lalu
lukanya dibilas dengan cairan yang mengandung
desinfektan seperti sabun savlon atau Kalium
permangat.
Kulit-kulit yang mati dibuang, bulla diaspirasi/dibuka
karena cairan di dalamnya akan terinfeksi.
Masalah kep
Nyeri akut b.d kerusakan kulit, penyembuhan luka dan
treatment
Kelebihan volume cairan b.d shift cairan dari interstitial
ke intravaskular compartemen dan kelebihan konsumsi
cairan.
Resiko tinggi sepsis b.d kerusakan skin barrier dan
penurunan sistem imun.
Kerusakan integritas jaringan b.d luka terbuka electric
burn.
Gangguan mobilitas fisik b.d luka bakar edema, nyeri
dan kontraktur.
Gangguan perfusi jaringan perifer b.d disfungsi
neurovaskular.
Cemas b.d adanya risiko amputasi
Asuhan Pada Pasien Dermatitis
Dermatitis Atopik
Peradangan kulit yang melibatkan
perangsangan berlebihan (alergi)
Melibatkan limfosit dan sel mast
Histamin dari sel mast menyebabkan rasa
gatal dan eritema
Sering dijumpai pada bayi, anak terkadang
menetap sampai dewasa
Gambaran klinis

Eritema disertai lesi krusta dan basah pada bayi,


lesi sering muncul diwajah dan bokong pada anak
yang lebih tua
Remaja lebih sering muncul ditangan dan kaki,
dibelakang lutut dan dilipat siku
Pruritus hebat
Penatalaksanaan
Hindari dari iritan atau alergen
Pemberian antihistamin untuk mengontrol rasa
gatal
Kompres dingin untuk mengurangi peradangan
Steroid topical dosis rendah
Dermatitis Kontak

Peradangan kulit akut atau kronik akibat


terpapar dengan iritan atau alergen
Lokasi dermatitis sesuai dengan tempat
terpapar/pajanan
Respon hipersensitif tipe IV (bersifat lambat
< 24 jam dari kejadian)
Dermatitis Atopik

Gambaran klinis
Adanya papula, eritema & vesikel basah didaerah
kontak. Vesikel pecah dan membentuk krusta.
Pruritus bisa sangat hebat
Penatalaksanaan
Identifikasi penyebab dermatitis
Kompres dingin untuk kurangi peradangan
Terapi anti inflamasi topikal jangka pendek seperti
steroid untuk hentikan radang
Asuhan Pada Pasien Selulitis
Selulitis
Infeksi lapisan dermis atau subkutaneus oleh
bakteri
Biasa terjadi setelah luka atau gigitan di kulit
Biasanya disebabkan oleh streptococcus
phyogenes
Komplikasinya bisa menyebabkan gangrene,
abses menyebar dan sepsis
Gambaran klinis
Daerah kemerahan membengkak di kulit serta
terasa hangat dikulit serta terasa hangat dan nyeri
bila dipegang
Penatalaksanaan
Antibiotik sistemik
Asuhan Pada Pasien Herpes
Herpes Zoster

Disebabkan oleh virus varicella


Terjadi pada pasien dengan penurunan
imunitas seperti leukemia, lymphoma, AIDS
Tzanks Smear untuk mengetahui
multinucleated giant cell
Herpes Zoster

Gambaran klinis
Vesikel berbentuk unilateral sepanjang saraf kranial &
spinal melalui dermatom saraf
Adanya nyeri, gatal, & hepersyhsia
Dapat berkembang menjadi krusta & ulcer disuperficial
membran mukosa
Penatalaksanaan
Acyclovir (Zovirax) anti virus
Kompres dingin untuk mengurangi nyeri
Cegah infeksi tambahan
Herpes Simplex

Disebabkan oleh virus herpes simplex


Vesikel yang terbentuk diikuti oleh perasaan
terbakar dan gatal
Eksudat jernih diikuti krusta
Biasanya di daerah hidung, pipi, leher, telinga,
dan genitalia
Herpes Simplex
Penatalaksanaan
Pemberian topikal anastesi dan nyeri
Acylclovir (anti virus)
Hindari dari matahari
Tingkatkan kebersihan diri
HIndari kontak pada daerah luka
Asuhan Pasien Steven Jhonson
Syndrome
Sindrom Stevens-Johnson
Definisi
Sindrom yang yang mengenai kulit, selaput
lendir di orifisium, dan mata dengan KU
bervariasi dari ringan sampai berat, kelainan
pada k ulit berupa eritema, vesikal/bula, dapat
disertai purpura
Sindrom Stevens-Johnson

Etiologi
Alergi Obat (penisilin & semisintetiknya,
streptomisin, sulfonamide, tetrasiklin,
antipiretik/analgesik(e.g. derivate salisil/pirazolon,
metamizol, metapiron, parasetamol),
klorpomasin, karbamazepin, klinin, antipirin,
tegretol dan jamur
Infeksi
Keganasan
Dll.
Patogenesis
Dasar patogenesis, hipersensitivitas tipe III dan IV

Reaksi tipe III


Terbentuknya kompleks antigen-antibody mikro presipitasi

Mengkativasi sist. Komplemen C 657 (kemotaksis leukosit)

Menarik neutrofil dari sirkulasi akumulasi neutrofil

Melepaskan lisosim leukosit

Kerusakan jaringan pada organ sasaran


Patogenesis
Dasar patogenesis, hipersensitivitas tipe III dan IV

Reaksi tipe IV
Limposit T yang tersensilitasi berkontak kembali
dengan antigen yang sama

Limfokin dikeluarkan reaksi peradangan


Sindrom Stevens-Johnson
Gejala Klinis
KU bervariasi dari ringan sampai berat
Pada kondisi berat kesadaran menurun,
penderita dapat soporus s/d koma
Mulainya penyakit akut : demam tinggi,
malaise, nyri kepala, batuk pilek dan nyeri
tenggorokan
Adanya trias kelainan: kelainan kulit, mata,
dan selaput lendir di orifisium
Sindrom Stevens-Johnson
Gejala Klinis
Kelainan kulit
Eritema
Vesikel dan bulla (dapat pecah menjadi erosi yang luas dan
purpura)
Kelainan selaput lendir
Mukosa bibir (100%), biasanya krusta hitam yang tebal
Lubang alat genitalia (50 %)
Lubang hidung dan anus (8% dan 4 %)
Di faring, traktus respiratorius bag. Atas dan esophagus
Stomatitis
Kelainan berupa vesikel dan bula dapat pecah erosi,
eksoriasi dan krusta kehitaman
Sindrom Stevens-Johnson
Gejala Klinis
Kelainan mata
80 % diantara semua kasus
Konjungtivitis purulen
Perdarahan
Ulkus kornea
Iritis
Pemeriksaan laboratorium
Tidak khas
Leokositosis Infeksi
Eusinofilia Alergi
Sindrom Stevens-Johnson
Penatalaksanaan
Jika KU baik, lesi tidak menyeluruh prednisolon 30-40
mg/hari
Jika KU buruk, lesi menyeluruh kortikosteroid (life saving)
Deksametason IV dosis permulaan 4-6 x 5 mg
Setelah 2-3 hari dan keadaan membaik dosis diturunkan 5
mg/hari
Diganti dengan kortikosteroid, prednisolon 20 mg lalu 10 mg
Antibiotik siprofloxasin 2x400 mg IV, klindamisisn 2x600 mg IV,
Gentamisisn 2x80 mg
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Diet rendah garam dan tinggi protein
Terapi topikal untuk lesi dimulut dan dikulit

Anda mungkin juga menyukai