Anda di halaman 1dari 10

LARUTAN PENYANGGA DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Larutan penyangga Asam Karbonat-
Bikarbonat dalam Darah

Dalam tubuh kita, terdapat beberapa proses


kimia untuk menghasilkan energi yang
diperlukan untuk melakukan beberapa
aktivitas hidup. Proses kimia dapat
menghasilkan beberapa zat kimia seperti
karbon dioksida dan ion hidrogen.
Keberadaan zat kimia tersebut dapat
menyebabkan pH darah turun atau naik.
Jika pH darah rendah disebut asidosis
sedangkan pH darah yang sangat tinggi
disebut alkalosis. Kedua kondisi tsb sangat
berbahaya, karena banyak reaksi-reaksi kimia
dalam tubuh, terutama reaksi-reaksi yang
melibatkan protein bergantung pada pH.
Secara ideal pH darah harus terjaga pada nilai
7,4. Jika pH menurun di bawah 6,8 atau
meningkat di atas 7,8 mungkin menyebabkan
kematian.
Untungnya, kita mempunyai larutan penyangga
dalam darah untuk menjaga perubahan pH yang
besar.
Bagaimana larutan penyangga bekerja dalam
darah?

Ginjal dan paru-paru bekerja bersama-sama


untuk mempertahankan pH darah sebesar 7,4
dengan mempengaruhi komponen-komponen
larutan penyangga dalam darah. Larutan
penyangga yang paling penting untuk
mempertahankan keseimbangan asam-basa
dalam darah adalah asam karbonat-bikarbonat.
Dua reaksi kesetimbangan asam karbonat-
bikarbonat berikut:
Bukan reaksi asam-basa
k1
H3O+(aq) + HCO3-(aq) H2CO3 (aq) + H2O (l) 2H2O (l) + CO2 (g)
k2

reaksi asam-basa

Di kiri merupakan reaksi asam-basa. Asam


karbonat (H2CO3) merupakan asam dan air
adalah basa. Asam karbonat juga terurai
dengan cepat untuk menghasilkan air dan
karbon dioksida seperti reaksi di kanan.
Meskipun kesetimbangan antara gas CO2 dengan
asam karbonat bukan reaksi asam- basa, tetapi reaksi
ini dalam mempertahankan perbandingan
konsentrasi H2CO3 dengan konsentrasi HCO3- dalam
darah. Hal ini juga dipengaruhi oleh keseimbangan
kelarutan gas CO2 dari paru-paru dengan gas CO2
yang terlarut dalam darah.
Ketika suatu senyawa asam dimasukkan ke dalam
darah, maka ion H+ dari asam tersebut segera
bereaksi dengan ion bikarbonat (HCO3- ) dalam darah
yang menghasilkan asam karbonat seperti reaksi
berikut:
H+(aq) + HCO3- (aq) H2CO3(aq)
Jika dalam darah banyak terlarut H2CO3 maka
pH darah manjadi lebih rendah, sehingga
H2CO3 segera terurai menjadi air dan CO2
dimana gas CO2 dibuang ke paru-paru,
sehingga pH darah relatif tetap.
Akan tetapi, ketika suatu senyawa basa
dimasukkan ke dalam darah, maka ion OH-
dari basa segera bereaksi dengan asam
karbonat (H2CO3) dalam darah yang
menghasilkan ion bikarbonat dan air seperti
reaksi berikut:
OH- (aq) + H2CO3(aq) HCO3- (aq) + H2O(l)

Akibatnya, asam karbonat dalam darah


berkurang dan untuk menggantinya, gas CO2
disuplai dari paru-paru ke dalam darah.
2. Larutan Penyangga Hemoglobin
dalam Darah
Hemoglobin juga bertindak sebagai penyangga
pH dalam darah. Karena protein hemoglobin
dapat secara bergantian mengikat H+ (pada
protein) maupun O2 (pada Fe dari gugus
heme), tetapi ketika salah satu dari zat
tersebut diikat, maka zat yang lain dilepaskan.
Selama melakukan kegiatan, hemoglobin
membantu mengontrol pH darah

Gugus heme ad bagian hemoglobin yang bukan protein yang mengandung besi
dengan mengikat beberapa proton berlebih
yang dihasilkan dalam otot. Pada saat yang
sama molekul oksigen dilepaskan untuk
digunakan oleh otot tersebut.

Anda mungkin juga menyukai