Anda di halaman 1dari 12

M.

Zharfan Aldo (14-11-0129)


Riska Setiawati (14-11-0103)
Anita Usman (14-11-0106)
Siti Fatimah Nst (14-11-0114)
Defenisi Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang
mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan
yang diambilnya.


Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara
lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa.

Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh


dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat
menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan
atau peniadaan prinsip.

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan


publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas dalam Akuntansi

Prinsip integritas ini mewajibkan setiap akuntan
(professional) bersikap lugas dan jujur dalam semua
hubungan professional dan hubungan bisnisnya.
Artinya integritas adalah berterus terang dan selalu
mengatakan yang sebenarnya.
Integritas seorang Akuntan

Akuntan professional diharuskan tidak boleh terkait dengan
pernyataan resmi, laporan, komunikasi atau informasi lain
ketika akuntan meyakini bahwa informasi tersebut terdapat:

Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan.


Informasi atau pernyataan atau yang dilengkapi secara
sembarangan.
Penghilangan atau pengaburan informasi yang
seharusnya diungkapkan sehingga akan menyesatkan.


Saat meyadari bahwa dirinya dikaitkan dengan
informasi semacam tersebut,maka akuntan
professional mengambil keputusan dan langkah-
langkah yang diperlukan agar tidak dikaitkan
dengan informasi tersebut.
4 Standar Akuntansi di Indonesia

Integritas seorang akuntan diukur dalam bentuk apa
yang benar dan adil. Dalam hal ini integritas dapat
diukur berdasarkan aturan, standar, panduan khusus.

Dalam hal ini ada 4 Standar Akuntansi yang menjadi


patokan seorang akuntan menjalankan kode etik nya
yaitu Integritas di Indonesia:
1.PSAK-IFRS

PSAK-IFRS adalah singkatan dari Pernyataan Standar
Akuntansi Keungan International Financial Report Standard.
PSAK merupakan nama lain dari SAK yang diterapkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia pada tahun 2012 lalu. Dalam
PSAK, sangat penting untuk menerapkannya ke dalam entitas
yang bersifat umum, antara lain: emiten, perusahaan publik,
perbankan, asuransi, dan BUMN.

Seperti halnya SAK pada umumnya, PSAK bertujuan untuk


memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan
keuangan. Penggunaan IFRS sendiri juga bukan tanpa alasan.
Indonesia merupakan anggota IFAC yang menjadikan IFRS
sebagai standar akuntansi meeka, sehingga mau tidak mau
Indonesia harus mematuhi kesepakatan antar anggota.
2.SAK-ETAP

SAK-ETAP adalah standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik. Umumnya, ETAP digunakan untuk entitas
yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan laporan
keuangannya hanya untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
ETAP sendiri menggunakan IFRS untuk Small Medium
Enterprises sebagai acuan penerapan standar. Dengan kata lain,
ETAP merupakan anak dari IFRS.

Sebagai anak dari IFRS, ETAP merupakan hasil penyederhanaan


IFRS. Penyederhanaan tersebut meliputi: tidak adanya laporan
laba/rugi komprehensif; penilaian untuk aset tetap, aset tak
berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya
menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan
nilai revaluasi atau nilai wajar; serta tidak ada pengakuan liabilitas
dan aset pajak tangguhan karena beban pajak diakui sebesar
jumlah pajak menurut ketentuan pajak.
3.PSAK-Syariah

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam,
Indonesia tentu memerlukan kebijakan-kebijakan yang
berkaitan dengan hukum syariah. Adanya lembaga-lembaga
berbasis syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan
zakat, dan sebagainya tentu membutuhkan sebuah lembaga
yang memiliki standar syariah. Inilah tujuan PSAK Syariah,
yakni sebagai pedoman lembaga-lembaga yang menggunakan
kebijakan syariah.

Penggunaan PSAK Syariah sendiri dilakukan oleh entitas yang


terlibat dalam transaksi syariah, baik entitas lembaga syariah
maupun lembaga non syariah. Pengembangan PSAK Syariah
dibuat berdasarkan acuan fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh
MUI.
4.SAP

SAP atau Standar Akuntansi Pemerintah ini diterbitkan oleh
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ditetapkan
sebagai Peraturan Pemerintah (PP) yang diterapkan untuk
entitas pemerinah dalam menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD).

Secara garis besar, SAP disusun untuk instalasi


kepemerintahan, baik pusat maupun daerah, untuk menyusun
laporan keuangan dalam pemerintahan. Penyusunan ini
bertujuan untuk menjamin transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara agar dapat
mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih.
Mengapa seorang akuntan harus
memiliki integritas

Karna seorang akuntan harus bersikap ber Tanggung Jawab
Profesi dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang tenaga
ahli yang professional setiap akuntan harus mampu
mempertanggung jawabkan tugas, kewajiban maupun laporan
yang ia buat. Semua tindakan dalam tugasnya harus
dilaksanakan dengan pertimbangan moral dan profesionalisme
yang tinggi. Sebagai seorang yang professional dalam
bidangnya seorang akuntan harus memiliki rasa tanggung
jawab terhadap pemakai jasanya tersebut.

Ini semua dilakukan karna semata mata seorang akuntan


adalah orang yang di percaya oleh semua publik, maka dari itu
hendak nya ia bersikap professional dan bertanggung jawab

Anda mungkin juga menyukai