Anda di halaman 1dari 20

Teknologi dan Industri Bioenergi

Biogas Eceng Gondok

ELOK AZKAWATI
163112620120099
Bioenergi

Bioenergi merupakan sumber energi (bahan bakar) yang


dihasilkan oleh sumber daya hayati seperti tumbuh-tumbuhan,
minyak nabati, dan limbah peternakan dan pertanian. Jenis
energi yang dihasilkan dapat berupa energi dalam bentuk gas
(biogas), cair (biofuel), bioethanol, bioalkana dll.
Energi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk
menghasilkan panas (kalor), gerak (mekanik) dan listrik.
Penggunaan bioenergi memiliki keunggulan dalam hal
meningkatkan kualitas lingkungan serta mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Energi Terbarukan
Energi Energi terbarukan adalah sumber energi yang dapat digunakan kembali
secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Energi terbarukan dihasilkan
Terbarukan dari sumber energi yang secara alami tidak akan habis jika dikelola dengan
baik. Energi terbarukan disebut juga sebagai energi berkelanjutan
(sustainable energy).

Selain dapat dipulihkan kembali, energi terbarukan diyakini lebih ramah


lingkungan, aman, dan terjangkau masyarakat. Penggunaan energi
terbarukan lebih ramah lingkungan karena mampu mengurangi
pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan di banding energi non-
terbarukan. Jenis energi terbarukan meliputi panas bumi, tenaga surya,
gelombang laut, tenaga angin, dll.
Sumber Bioenergi (Biodiesel)

Kelapa sawit Kelapa Kapas

Tanaman Jarak Pagar Kanola


Sumber Bioenergi (Bioetanol)

Ubi Kayu Ubi Jalar Tebu

Aren Sorgum
Jenis-Jenis Bioenergi
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang berasal
dari trigliserida. Trigliserida merupakan penyusun utama
minyak nabati dan lemak hewani.
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses fermentasi
bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob.
Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang
mengandung kandungan pati atau selulosa, seperti
singkong dan tebu.
Potensi Bahan Baku Biogas di Indonesia
1. Limbah ternak: kotoran sapi, kerbau, dan babi.

2.Limbah pertanian: jerami dan padi

3.Tanaman air: enceng gondok dan rumput laut.

4.Limbah industri pertanian: limbah cair tahu, limbah cair kelapa sawit, dan limbah
cair tapioca.

5.Limbah rumah tangga dan perkotaan: sampah rumah tangga, dan kotoran manusia.
Karakteristik Biogas

Karakteristik Gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihasilkan melalui proses
fermentasi bahan-bahan organik dalam kondisi anaerob.
Biogas
Biogas bersifat mudah terbakar, dan mempunyai kandungan gas metana
sekitar 50-70%.
Mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi, yaitu sekitar 6.400 sampai
dengan 6.600 kcal/m3.
Kandungan 1 m3 setara dengan 0,62 kg minyak tanah atau 0,46 liter LPG.
Biogas
Prinsip teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan proses
Biogas fermentasi dari sampah organik secara anaerobic oleh bakteri methan
seperti Methanobacterium, dan Methanobacillus sehingga dihasilkan
gas methan. Gas methan yang dihasilkan kemudian
dapat dibakar sehingga dihasilkan energi panas.

Sistem produksi biogas mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:


mengurangi pengaruh gas rumah kaca, mengurangi polusi bau yang
tidak sedap, sebagai pupuk, produksi daya dan panas.
Eceng Gondok

Eichhornia Crassipes adalah salah satu jenis tumbuhan air yang dikenal dengan nama enceng
gondok. Tumbuhan ini mempunyai kecepatan tumbuh yang sangat tinggi sehingga sering
dianggap sebagai gulma karena dengan mudah merusak lingkungan perairan, dan bisa
menyebar kesaluran air.
Walaupun enceng gondok dianggap sebagai gulma diperairan, tetapi sebenarnya enceng
gondok dapat berperan dalam menangkap polutan logam berat, menyerap residu pestisida
serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas.
Pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku biogas dikarenakan memiliki kandungan 43%
hemiselulosa dan selulosa sebesar 17%. Hemiselulosa akan dihidrolisis menjadi glukosa oleh
bakteri melalui proses anaerobic digestion yang akan menghasilkan gas metan (CH4) dan
karbondioksida (CO2) sebagai biogas.
Proses Pembuatan Biogas
Siapkan 8 kg eceng gondok, air sebanyak 2 L, dan reactor batch
berkapasitas 19 L.

Eceng gondok di potong-potong kurang lebih 2 cm.

Eceng gondok dimasukkan kedalam reactor batch kemudian tambahkan


air.

Fermentasi anaerob selama 20 hari.


Reaktor Batch
Reaktor Batch merupakan reaktor dimana bahan yang di proses tidak
mengalami perubahan suhu.

Dalam prosesnya, bahan atau zat yang akan diproses bisa berupa padatan,
cairan. Hasil dari proses tersebut berupa uap dan gas, sedangkan untuk
hasil berupa cairan keluar melalui bagian bawah alat.

Reaktor batch digunakan untuk memproduksi dengan kapasitas yang kecil,


contohnya dalam pencampuran bahan-bahan kimia, batch distillation,
ekstraksi cair-cair, polimerisasi, kristalisasi, farmasi, dan fermentasi.
Hasil Fermentasi Eceng Gondok

Setelah eceng gondok difermentasi secara anaeorob selama 20 hari di hasilkan gas
methan sebanyak 0,81 kg/hari. Bahan dasar organik berfungsi sebagai karbon yang
merupakan sumber kegiatan dan pertumbuhan bakteri. Bahan organik akan
dirombak oleh bakteri kemudian akan menghasilkan campuran gas etana (CH4),
karbon diosida (CO2), hidrogen silfida (H2S), nitrogen (N2), ammonia (NH3),
Hidrogen (H2).
Terjadi perubahan pH dari pH 7 menjadi 8. Kisaran pH optimal untuk produksi
methan adalah 7,0 sampai 7,2 tetapi pada kisaran 6,8 sampai 8,0 masih
diperbolehkan. Bakteri metanogenik sangat peka terhadap pH dan tidak dapat
bertahan hidup di bawah pH 6,6.
Perbandingan Komposisi Biogas Eceng
Gondok dengan Kotoran Sapi

Komposisi Biogas berasal dari Komposisi Biogas berasal dari


Eceng Gondok Kotoran Sapi
Proses 1. Reaksi Hidrolis :
Pembentukkan Bahan seperti selulosa, polisakarida dan lemak diubah menjadi bahan yang larut dalam
Gas Metana air seperti karbohidrat dan asam lemak. Pada proses ini dibantu oleh
bakteri Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae.

2. Reaksi Asidogenik :
Pada tahap ini, bakteri asam seperti Desulfovibrio menghasilkan asam asetat dalam
suasana anaerob.

3. Reaksi Metanogenik :
Bakteri metana seperti Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria,
dan Methanococcus membentuk gas metana secara anaerob
Reaksi Kimia 1. Reaksi Hidrolis
Pembentukkan
Gas Metana

2. Reaksi Asidogenik

3. Reaksi Metanogenik
Pemanfaatan Biogas Masa Sekarang
Cina menggunakan teknologi biogas dengan skala rumah tangga yang
telah dimanfaatkan oleh hampir sepertiga rumah tangga di daerah
pinggiran Cina. Pada tahun 1992 sekitar lima juta rumah tangga
menggunakan instalasi biogas sehingga biogas menjadi bahan bakar
utama sebagian penduduk Cina.
India sudah membuat instalasi biogas sejak tahun 1900. Teknik biogas
yang digunakan sama dengan teknik biogas yang dikembangkan di Cina
yaitu menggunakan model sumur tembok dan dengan drum serta
dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Tercatat sekitar
tiga juta rumah tangga di India menggunakan instalasi biogas pada tahun
1999.
Pada tahun 2014 kementrian ESDM telah membangun sebanyak 2.397
unit diester biogas dan 344 unit dalam proses pembangunan untuk
keperluan rumah tangga dengan kapasitas 6m3 di Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tengara.
Pemanfaatan Biogas di Masa Depan
Mengurangi pemakaian minyak tanah, LPG dan kayu bakar.
Mengurangi angka subsidi BBM (minyak tanah, solar) pupuk.
Mengurangi pemakaian listrik, karena biogas dapat dipergunakan sebagai lampu penerang.
Mengurangi pemakaian pupuk kimia, karena disubstitusi pupuk organik.
Mengurangi pemakaian gas alam untuk produksi pupuk kimia
Dibidang pertanian meningkatkan kesuburan tanah
Dampak positif terhadap lingkungan (emisi udara, kuman pathogen).
Meningkatkan efisiensi usaha budidaya ternak.
Pengurangan emisi gas rumah kaca. Kandungan utama biogas yakni metana (CH4) memliki
tingkat pencemaran 21 kali lebih kuat dibandingkan CO2 dan mengurangi pemanasan global.
Jenis Pemanfaatan Biogas

Anda mungkin juga menyukai