Anda di halaman 1dari 31

FARINGITIS

Disusun Oleh:
Siti Norhasanah, S.Ked
NIM. FAB 117 016

Pembimbing:
dr. Nunun Chatra Kristinae, Sp. THT-KL

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
Bagian Kesehatan THT RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
2017
Anatomi Faring

Faring kantong fibromuskuler seperti


corong mulai dari dasar tengkorak terus
menyambung ke esofagus setinggi
vertebra cervical 6 dengan panjang 12-14
cm

Faring dibagi 3 bagian yaitu: nasofaring,


orofaring, hipofaring atau laringofaring
Faring Normal
Defenisi Peradangan
faringitis dinding faring
yang dapat
disebabkan oleh
virus (40-60%),
Bakteri (5-40%),
jamur, dan lain -
lain.
ETIOLOGI
Bakterial
Group A beta-hemolytic streptococci (GABHS)
(15%)
Group C, G, F Streptococci ( 10%),
Arcanobacterium Chlamydia pneumoniae (5%)
Corynebacterium diphtheria
Corynebacterium haemolyticus ( 5%)
Mycoplasma pneumoniae
Jarang : Borrelia species, Francisella tularensis,
Yersinia species, Corynebacterium ulcerans.
Viral pharyngitis
Adenovirus (5%):.
Herpes simplex (< 5%):
Coxsackieviruses A and B (< 5%):
Epstein-Barr virus (EBV):
CMV.
HIV-1:
Penyebab lain
Candida sp
ETIOLOGI

Faringitis dapat
Radang ini bisa Faringitis biasanya menular melalui
disebabkan oleh paling banyak droplet infection
virus atau bakteri, disebabkan oleh dari sekret hidung
disebabkan daya bakteri dan ludah orang
tahan yang lemah. Streptococcus yang menderita
faringitis.
PATOGENESIS
Penularan bakteri melalui droplet
udara yang berasal dari pasien
faringitis. Droplet ini dpt dikeluarkan
melalui batuk dan bersin

Bakteri hinggap pd sel di faring dan


bermultiplikasi serta mensekresikan
toksin

Toksin menyebabkan kerusakan dan


inflamasi pada sel yang ditandai
dengan adanya kemerahan pada
faring.
Faringitis
Viral

Faringitis
Bakterial
Faringitis
Akut Faringitis
Fungal

Faringitis
Faringitis Gonorea
Faringitis
Kronis
Hiperplastik

Faringitis Faringitis
Kronis
Kronis Atrofi Faringitis
Luetika
Faringitis
Spesifik
Faringitis
Tuberkulosis
FARINGITIS VIRAL
Rinovirus menimbulkan gejala rinitis dan beberapa
hari kemudian akan menimbulkan faringitis

Gejala dan tanda


Demam disertai rinorea, mual, nyeri tenggorok, sulit
menelan
Pemeriksaan fisik : faring & tonsil hiperemis

Coxachievirus lesi vesikular di orofaring &


lesi kulit berupa maculopapular rash

Adenovirus ffaringitis juga menimbulkan


gejala konjungtivitis terutama pada anak
EPSTEIN BARR VIRUS MENYEBABKAN FARINGITIS
YANG DISERTAI PRODUKSI EKSUDAT PADA FARING
YANG BANYAK. TERDAPAT PEMBESARAN KELENJAR
LIMFA DISELURUH TUBUH TERUTAMA
RETROSERVIKAL DAN HEPATOSPLENOMEGALI

Faringitis yang disebabkan HIV-1


menimbulkan keluhan nyeri tenggorok,
nyeri menelan, mual dan demam
Pada pemeriksaan tampak faring
hiperemis, terdapat eksudat, limfadenopati
akut di leher dan pasien tampak lemah
Dinding posterior
faring hiperemis

Gejala : nyeri
tenggorok, sulit
menelan, demam,
mual dan kelenjar
limfe leher
membengkak
TERAPI

Istirahat dan minum yang cukup

Kumur dengan air hangat

Analgetik jika perlu dan tablet isap

Antivirus metisoprinol (isoprenosine) pada infeksi


herpes simpleks dosis 60-100mg/kgbb dibagi dalam
4-6x (dewasa) dan 50 mg/kgbb dibagi dalam 4-6x (anak)
FARINGITIS BAKTERIAL
Etiologi

Streptokokus hemolitikus grup A

Gejala dan tanda

Nyeri kepala hebat, muntah, kadang disertai demam


dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk

Pemeriksaan fisik

Tonsil membesar, faring dan tonsil dan terdapat eksudat


di permukaannya
Beberapa hari kemudian timbul bercak petechiae pada
palatum dan faring
Kelenjar limfe leher anterior membesar, kenyal, dan
nyeri pada penekanan
FARINGITIS BAKTERI
TERAPI
Antibiotik

Diberikan terutama bila diduga penyebabnya


Streptokokus hemolitikus grup A
Penicillin G Benzatin 50.000 U/kgbb, IM dosis tunggal,
atau
Amoksisilin 50 mg/kgbb dosis dibagi 3x/hari selama 10
hari dan pada dewasa 3x500 mg selama 6-10 hari, atau
eritromisin 4x500mg/hari

Analgetika

Kumur dengan air hangat atau


antiseptik
FARINGITIS FUNGAL
Gejala dan tanda

Nyeri tenggorok dan nyeri menelan

Pemeriksaan

Tampak plak putih di orofaring dan mukosa


faring lainnya hiperemis
Kultur dalam agar Sabouroud dextrosa

Terapi

Nystatin 100.000-400.000 2x/hari


Analgetik
FARINGITIS JAMUR (CANDIDIASIS)

Tampak plak putih di


orofaring dan mukosa
faring lainnya hiperemis.
Kalau diangkat tidak
berdarah

Terapi: Nystatin 100.000-


400.000 2x/hari,
analgetika
FARINGITIS GONOREA

Terdapat pada pasien yang


melakukan kontak orogenital

Terapi : sefalosporin generasi


ke 3, ceftriakson 250 mg
FARINGITIS GONOREA

Pada pasien dengan


kontak orogenital.

Terapi: Sefalosporin
generasi ke-3
Seftriakson 250 mg IM
FARINGITIS KRONIK

Rinitis
kronik

Biasa
bernapas Faktor
melalui
predisposis
Sinusiti
mulut
i s
hidung
tersumbat

Iritasi
kronik
FARINGITIS KRONIK

Terjadi perubahan mukosa


dinding posterior faring
Tampak kelenjar limfa di bawah
Hiperplastik mukosa faring dan lateral band
hiperplasi
Mukosa dinding posterior tidak
rata, bergranular

Sering timbul bersamaan dengan


rinitis atrofi
Rinitis atrofi udara
Atrofi pernapasan tidak diatur suhu
serta kelembabannya
menimbulkan rangsangan serta
infeksi pada faring
FARINGITIS KRONIK HIPERPLASTIK

Gejala

Tenggorok kering dan gatal


batuk

Terapi

Lokal dengan menggunakan kaustik faring dengan


memakai zat kimia larutan nitras argenti atau
dengan listrik (electro cauter)
Simptomatis : obat kumur atau tablet isap
Jika diperlukan : obat batuk antitusif atau
ekspektoran
Penyakit hidung dan sinus paranasal harus diobati
FARINGITIS KRONIK ATROFI

Gejala dan tanda

Tenggorok kering dan tebal serta mulut


berbau
Tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir
yang kental dan bila diangkat tampak
mukosa kering

Terapi

Ditujukan pada rinitis atrofinya


Obat kumur dan menjaga kebersihan mulut
DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan fisis

pemeriksaan darah lengkap

GABHS rapid antigen detection test bila dicurigai


faringitis akibat infeksi bakteri streptococcus
group A
Throat culture
KULTUR TENGGOROK
Faringitis yang disebabkan oleh bakteri GABHS
Pengambilan swab pada daerah tonsil dan
dinding faring posterior.
Spesimen diinokulasi pada agar darah dan
ditanami disk antibiotik.
Sensitifitas mencapai 90-99 %.

Penting bagi penderita > 10 hari.


GABHS RAPID ANTIGEN DETECTION
TEST
Untuk mendiagnosa faringitis karena infeksi
GABHS.
Jika pasien memiliki resiko sedang, atau jika seorang
dokter tidak nyaman memberikan terapi antibiotik dengan
resiko tinggi untuk pasien.
Jika positif maka pengobatan antibiotik yang tepat, namun
jika negatif maka pengobatan antibiotik dihentikan dan
dilakukan follow-up
Hasil kultur tenggorok negative
Rapid antigen detection tidak sensitive untuk
Streptococcus Group C dan G atau jenis bakteri
patogen lainnya.
KOMPLIKASI
Komplikasi umum
Sinusitis, otitis media, epiglotitis, mastoiditis, dan
pneumonia.

Demam rheumatic akut (3-5 minggu setelah infeksi),


poststreptococcal glomerulonephritis, dan toxic shock
syndrome, peritonsiler abses.

Komplikasi infeks mononukleus


Ruptur lien, hepatitis, Guillain Barr syndrome,
encephalitis, anemia hemolitik, myocarditis, B-cell
lymphoma, dan karsinoma nasofaring.
PROGNOSIS
Sebagian besar sembuh spontan dalam 10 hari
Waspadai terjadinya komplikasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai