Anda di halaman 1dari 40

ATURAN CRAMER

SEJARAH ATURAN CRAMER

Gabriel Cramer, seorang ahli matematika dari Swiss.


Meskipun Cramer tidak dianggap sebagai
matematikawan besar pada zamannya, kontribusinya
sebagai penyebar gagasan matematis telah
menempatkan dia dalam posisi terhormat dalam
sejarah matematika. Cramer sering bepergian dan
bertemu dengan banyak ahli matematika terkemuka
pada zamannya. Kontak dan persahabatan ini
membawanya pada korespondensi yang ekstensif di
mana informasi mengenai penemuan matematis baru
dikirimkan.
Karya Cramer yang paling terkenal, intodustion a lanalyse des
lignes courbes algebriques (1750), merupakan suatu telaah dan
klasifikasi-klasifikasi kurva-kurva aljabar, Aturan Cramer muncul
dalam lampiran. Meskipun aturan tersebut mencantumkan
namanya, berbagai landasan dasarnya dirumuskan terlebih dahulu
oleh banyak ahli matematika. Akan tetapi, notasi Cramer yang
unggul membantu menjelaskan dan mempopulerkan teknik ini.
Bekerja berlebihan dan jatuh dari kuda akhirnya membawanya
pada kematian pada tahun 1752. Cramer tampaknya adalah
orang yang baik dan menyenangkan, meskipun ia tidak pernah
menikah. Minatnya sangat luas. Dia menulis filosofi hukum dan
pemerintahan, serta sejarah matematika. Dia bekerja di kantor
kemasyarakatan, berpartisipasi pada artileri dan kegiatan
pertahanan untuk pemerintah, memberikan instruksi pada pekerja
mengenai teknik-teknik pemugaran katedral dan melakukan
penggalian arsip-arsip katedral. Cramer menerima berbagai
penghargaan atas kegiatannya.
Jika AX = B adalah sistem yang terdiri dari n persamaan linier dalam n bilangan
tak diketahui sehingga det(A) 0, maka sistem tersebut mempunyai
pemecahan yang uniq. Pemecahan ini adalah:

dimana Aj adalah matriks yang kita dapatkan dengan menggantikan entri-


entri dalam kolom ke-j dari A dengan entri-entri dalam matriks.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini. Carilah solusi dari persamaan
dibawah ini menggunakan aturan cramer.

x + 2z = 6

-3x + 4y + 6z = 30

-x 2y + 3z = 8

ubah terlebih dahulu kedalam bentuk matriks

Karena bilangan takdiketahui atau solusinya ada 3, berarti kita bentuk matriks A1,
A2 dan A3. Dengan matriks A1 dibentuk dari matriks A dengan mengganti entri-entri
kolom pertama pada matriks A dengan nilai-nilai pada sebelah kanan sama
dengan ( = ) di persamaan diatas yaitu:
Begitu juga dengan matrik A2 dan A3, sehingga diperoleh entri-entri
seperdi dibawah :

Untuk menghitung determinan pada matriks A, A1, A2 dan A3 dapat


menggunakan Determinan Menggunakan Kofaktor.
= 72
Berdasarkan Teorema diatas, maka diperoleh :
METODE MATRIKS
1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel


adalah

ax + by = p ........................................................................
.... (1)
cx + dy = q ........................................................................
..... (2)
Persamaan (1) dan (2) di atas dapat kita susun ke dalam bentuk
matriks seperti di bawah ini.

Tujuan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel


adalah menentukan nilai x dan y yang memenuhi sistem
persamaan itu
Oleh karena itu, berdasarkan penyelesaian matriks bentuk AX = B
dapat dirumuskan sebagai berikut.

asalkan ad bc 0.
Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear berikut den
gan cara matriks.

2x + y = 7
x + 3y = 7

CONTOH SOAL
Dari persamaan di atas dapat kita susun menjadi bentuk matriks
sebagai berikut.

PENYELESAIAN
Dengan menggunakan rumus penjelasan persamaan matriks di
atas, diperoleh sebagai berikut.

Jadi, diperoleh penyelesaian x = 1 dan y = 2


2. Sistem Persamaan Linear Tiga Variable
sistem persamaan linear tiga variabel dapat dilakukan dengan
beberapa cara, misalnya eliminasi, substitusi, gabungan antara
eliminasi dan substitusi, operasi baris elementer, serta
menggunakan invers matriks.berikut menyelesaikan SPLTV
dengan metoda matriks
Misalkan diberikan sistem persamaan linear tiga variabel berikut.
a1x + b1y + c1z = d1
a2x + b2y + c2z = d2
a3x + b3y + c3z = d3

Misal kan A= , X= , dan B=


Sistem persamaan linear di atas dapat kita susun ke dalam
bentuk matriks seperti berikut.

A X B
Bentuk di atas dapat kita tuliskan sebagai AX = B.
Penyelesaian sistem persamaan AX = B adalah X = A-1 B. Dalam
hal ini, A-1 =

Oleh karena itu, diperoleh :

asalkan det A 0.
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut.

2x + y z = 1
x+y+z=6
x 2y + z = 0

CONTOH SOAL
Sistem persamaan linear di atas dapat kita susun ke dalam bentu
k matriks sebagai berikut.

Misalkan A = X= B=

PENYELESAIAN
Dengan menggunakan minor-kofaktor, diperoleh :

det A = 2(3) 1(0) + (1)(3) = 9


Dengan menggunakan minor-kofaktor, diperoleh :
akan memperoleh K31 = 2, K32 = 3, dan K33 = 1
Dengan demikian, diperoleh :

kof(A) =
Oleh karena itu, adj(A) = (kof(A))T.
Adj(A) =
Jadi, X =

Jadi, diperoleh x = 1, y = 2, dan z = 3. Dengan demikian,


himpunan penyelesaian sistem persamaan di atas adalah {(1, 2,
3)}.
Misalkan terdapat suatu rangkaian.

Pada rangkaian tersebut , sesuai dengan hukum pertama


Kirchoff KCL dan hukum kedua Kirchoff KVL , untuk
loop 1 didapatkan :

PENGGUNAAN MATRIKS DALAM


PENYELESAIAN RANGKAIAN LISTRIK
I1R1+I1R2-I2R2 = 0
Yang ekuivalen dengan
I1(R1+R2) I2R2 =
0..............(1)
Untuk loop 2 didapatkan :
-V + I2R2-I1R2=0
Yang ekuivalen dengan
-I1R2 + I2R2 = V
....................(2)
Dari persamaan (1) dan (2) , dapat
ditransformasikan ke dalam matriks AX = B,
yaitu
Dari persamaan matriks tersebut
didapatkan matriks augmented
Pada rangkaian , jika diketahui R3 adalah 4 ohm , R1 adalah 4 ohm, dan R2
adalah 2 ohm , dan V adalah 10 volt. Tentukan I1, I2, dan I3 !.

Penyelesaian :

Pada rangkaian sesuai dengan hukum pertama dan kedua Kirchoff didapatkan

CONTOH
Loop 1
R1I1-R1I3+R2I1-R2I2 = 0
Ekuivalen dengan : (R1+R2)I1 R2I2
R1I3 = 0
6 I1 2 I2 4 I 3 = 0.............(1)
Loop 2
-V + R2I2 R2I1 = 0
Ekuivalen dengan R2I2 R2I1
=V
2I2 2 I1 = 10 .......................(2)
Loop 3
R3I3+R1I3-R1I1 = 0
Ekuivalen dengan
-R1 I1 + (R1+R3) I3 = 0
-4 I1 + 8 I3 = 0 ........................(3)
Dari persamaan yang dihasilkan dapat ditrasnformasikan ke dalam
matriks AX = B , yaitu
Dari persamaan matriks tersebut
didapatkan matriks augmented
Dengan menggunakan OBE :


Sehingga didapatkan hasil eliminasi
Gauss :
Dengan melanjutkan OBE :


Didapatkan hasil eliminasi Gauss Jordan :

Sehingga dari hasil akhir tersebut didapatkan , I1 = 5 A , I2 = 10 A, dan I3 = 2,5

Anda mungkin juga menyukai