Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hemato Onkologi
2017
Anemia Hemolitik
Edwin Darmawan
Moderator: Dr. dr. Hani Susanti Sp.PK (K)
Pendahuluan
Hemolisis / Kelainan Hemolitik
Meningkatkan kecepatan destruksi (lisis)
eritrosit
(life span berkurang, normal 120 hari)
Anemia
Penurunan Jumlah Eritrosit Hemolitik
Terjadi ketika
Oksigenasi Jaringan
kecepatan
Produksi Eritropoietin oleh Ginjal destruksi
melebihi
Stimulasi Pertumbuhan Eritroid peningkatan
kecepataan
Pelepasan Retikulosit dari Sum-sum Tulang produksi eritrosit
90% terjadi secara
Ekstravaskuler
(macrophage-mediated)
Hemolisis
Intravaskuler
Hemolytic Anemia
IMMUNE NON-IMMUNE
Immune
Hemolytic Anemia
Immune Hemolytic Anemia
Antibody-mediated Immunity
Berikatan dengan determinan atau
faktor yang terdapat di membran
eritrosit.
13
Saat sel berpindah ke area yang lebih hangat,
Ikatan lemah IgM ini akan lepas, namun tetap
diopsonisasi oleh C3b
Fagositosis oleh makrofag, terutama di lien dan
hepar (RES), hemolisis ekstravaskular.
15
Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrison's 16
Principles of Internal Medicine. 19 ed: McGraw-Hill Education; 2015.
Mixed-Type AHA
19
Autoantibody
Alloantibody
Severe hydrops
fetalis
DRUG INDUCED HEMOLYTIC ANEMIA
DRUG-DEPENDENT IMMUNE
Terjadi ikatan antara drug-dependent antibody
dengan molekul obat dan membran sel eritrosit
secara bersamaan sehingga terjadi destruksi
eritrosit karena mekanisme lisi komplemen dan
hemolisis ekstravaskuler.
Apabila pemakaian obat dihentikan, respon
tersebut akan menurun.
Obat yang dapat menimbulkan rekasi tersebut,
antara lain:
quinine, quinidine, rifampicin, chlorpropamide,
hydrochlorothiazide, nomifensine, phenacetin.
DRUG INDUCED HEMOLYTIC ANEMIA
DRUG INDUCED AUTOIMMUNE
Anti-red cell autoantibody yang terbentuk
menunjukkan kesamaan secara serologis dengan
autoantibodi pada idiophatic warm-type AIHA.
Autoantibodi yang terbentuk bereaksi dengan
eritrosit pada saat obat sudah tidak dikonsumsi.
Obat yang dapat menimbulkan rekasi tersebut,
antara lain:
-methyldopa, L-dopa,chlordiazepoxide, asam
mefenamat, asam flufenamic, dan indomethicin.
Non-Immune
Hemolytic Anemia
Hereditary Acquired
Hereditary
Hemolytic Anemia
28
Sferositosis Herediter (HS)
Sferositosis herediter disebabkan adanya
gangguan bawaan yang melibatkan skeleton
membran, sebuah jaringan yang terbentuk dari
protein-protein, pada sel darah merah yang
menjaga kestabilan bilayer lipid eritrosit.
29
Protein skeletan membran utama adalah spectrin, sebuah heterodimer yang
panjang dan fleksibel yang ujung pertama berikatan satu sama lain, dan
ujung lain berikatan dengan filamen actin.
30
Mutasi yang terlibat paling sering terjadi melibatkan
ankyrin, band 3, atau spectrin.
31
Normal organization of the major
red cell membrane skeleton
proteins.
Mutations in -spectrin, -
spectrin, ankyrin, band 4.2, and
band 3 that weaken the
association of the membrane
skeleton with the overlying
plasma membrane cause red
cells to shed membrane vesicles
and transform into spherocytes
32
33
Eliptositosis Herediter
Pola pewarisan Autosomal dominan
34
Stomatositosis Herediter
35
Xerositosis Herediter
Pola Pewarisan Autosomal dominan
36
Spherocytes Elliptocyte
37
Inherited Diseases of the
Red Cell Membrane-Cyto skeleton Complex
38
Akantosis
Pola Pewarisan Autosomal resesif: terkait abetalipoproteinemia
39
DEFISIENSI G6PD
Pola pewarisan X-linked resesif (band X q28)
40
As the splenic macrophages pluck out these inclusions,
bite cells similar to the one in this smear are produced.
41
Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. 42
Harrison's Principles of Internal Medicine. 19 ed: McGraw-Hill Education;
DEFISIENSI G6PD
43
DEFISIENSI PIRUVAT KINASE
Pola pewarisan Autosomal resesif
44
45
PNH
Etiologi Mutasi somatik klonik pada phosphatidylinositol
glycan class A (PIG-A)
Tidak adanya glycosyl phosphatidylinositol (GPI)-
linked proteins pada permukaan sel
susceptibilitas terhadap complement
Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J.
Harrison's Principles of Internal Medicine. 19 ed: McGraw-Hill Education;
Acquired
Hemolytic Anemia
Mikroangipatik: TTP
Makroangiopatik: Traumatic Cardiac
(defect cardiac valves)
Infeksi
Obat-obatan, senyawa kimia
Thermal Injury
49
TTP
Patofisiologi Defisiensi ADAMTS13 (specific vWF-cleaving
metalloproteinase)
Akumulasi dari vWF multimers
Platelet aggregation and clumping
Deposit fibrin pada epithelium dan dinding
vaskuler yang mengalami kerusakan
Fragmentasi eritrosit yang melewati deposit fibrin.
50
HUS
Etiologi Sindroma dimana terjadi trombus pembuluh darah
kecil ginjal, hemolisis mikroangiopati, dan
trombositopenia yang terjadi setelah gejala
prodromal diare hemoragik (enteropathogenic
Escherichia coli serotype O157:H7 & Shigella
dysenteriae)
52
INTRACELLULAR: Malaria
54
Infeksi Clostridium perfringens
59
Indikator Peningkatan Kecepatan Destruksi Eritrosit
Specimen
Test Result
Whole MCV
blood Reticulocyte count
Peripheral blood Polychromasia/nucl
smear eated RBCs
62
Reticulocyte Count
Indikator yang penting dalam menilai kemampuan sum-sum tulang
dalam melihat responnya, yaitu peningkatan produksi eritrosit,
terhadap anemia. Retikulosit merupakan eritrosit muda yang tidak
memiliki nukleus namun memiliki residu RNA
Normalnya, retikulosit berada di sirkulasi hanya 1 hari sampai sel
tersebut menajdi eritrosit yang matang.
Nilai rujukan dewasa: 0.5% - 2.5% (persentase dari total eritrosit)
Nilai rujukan bayi baru lahir: 1.5% - 6.0% beberapa minggu setelah
lahir, nilai rujukannya akan mendakati pada niali rujukan dewasa
Perbandingan Hasil Laboratorium pada Hemolisis
yang Terjadi Intra- dan Ekstravaskular
Pemeriksaan Spesifik
Pada Anemia Hemolitik
Morfologi Kelainan Eritrosit dan Penyakit/Kondisi yang Berhubungan
Morfologi: Inklusi Eritrosit
Laboratory Tests to Determine Specific
Hemolytic Processes
73
Osmotic fragility TEST
- Hereditary spherocytosis
hasil
- Immune hemolytic anemia
74
OSMOTIC FRAGILITY TEST
Prosedur
1. Disiapkan dilusi buffered NaCl (9.0, 7.5, 6.5, 6.0,
5.5, 5.0, 4.0, 3.5, 3.0, 2.0 dan 1.0 g/l)
75
4. Inkubasi tabung dalam suhu ruangan
selama 30 menit dan kocok tabung
dan disentrifuse selama 5 pada 2500
RPM
Interpretation
% hemolysis:
Abs. of the test supernatant
x 100
Abs. of the 100% hemolysis
77
SUCROSE HEMOLYSIS TEST
78
SUCROSE HEMOLYSIS TEST
79
SUCROSE HEMOLYSIS TEST
Prosedur
Persiapan Washed Cell
1. 1 mL darah pasien.
2. Ditambahkan normal saline
3. Mix , sentrifugasi dengan kecepatan tinggi
(kurang lebih 30.000rpm), selama 5 menit, lalu
buang supernatan dengan hati-hati.
4. Ulangi langkah2,3
80
SUCROSE HEMOLYSIS TEST
Persiapan Tabung Blood-Sucrose dan Blanko
4. Campurkan dengan
cara inversi
5. Inkubasi temperatur
ruangan selama 30
menit.
81
SUCROSE HEMOLYSIS TEST, Mohammed A. Jaber
SUCROSE HEMOLYSIS TEST
Persiapan Tabung Blood-Sucrose dan Blanko
Negatif : 5%
Borderline : 6-10%
Positif : > 10%
83
HAM TEST
84
HAM TEST
Prosedur
87
REFERENCES
88
TERIMA KASIH
.
Unconjugated Bilirubin
Conjugated Bilirubin
Conjugated
bilirubin
Fecal
Urobilinogen
Urine
Urobilinogen
Intravascular
Hemolysis
Eritrosit berikatan dengan antibodi atau
Komplemen akan melalui hemolisis secara
extravascularly by macrophages
intravascularly by complement
97
Drug DrugRBC RBC
Adsorption Immunogenic Autoantibody
Induction
Complex
IgG
Berikatan IgM and/or IgG IgG warm-
dengan antibody that reactive
eritrosit tanpa autoantibodie
aktivasi binds to the s against RBC
komplemen complex on the selfantigens.
Ikatan sangat RBCs, and react at 37 C
kuat dengn complement is indistinguishab
strongly fully activated le from those in
attached to WAIHA.
the RBCs via acute
the drug intravascular extravascular
hemolysis by
extravascular hemolysis. splenic
hemolysis by macrophages
splenic
macrophages