Anda di halaman 1dari 11

BIOETANOL DARI

HASIL
FERMENTASI
KULIT PISANG
Disusun oleh
Nugroho Herbiwanto 121160044
Dio Nur Rachman 121160057
Ricky Herjunata 121160078
Latar Belakang
Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula
dari sumber karbohidrat (pati) menggunakan bantuan
mikroorganisme
Proses konversi karbohidrat menjadi gula atau glukosa
dengan beberapa metode diantaranya dengan hidrolisis
asam dan secara enzimatis
Glukosa yang diperoleh selanjutnya dilakukan proses
fermentasi atau peragian dengan menambahkan yeast
atau ragi sehingga diperoleh bioethanol sebagai sumber
energi
Kulit buah pisang (Musa sapientum) merupakan limbah
organik yang memiliki nilai karbohidrat yang tinggi serta
nutrisi yang dapat membantu pertumbuhan mikroba
Bahan
Kulit Pisang
Kulit pisang digunakan karena mengandung
karbohidrat. Berikut ini komposisi
kandungan kulit pisang

Berdasarkan tabel, komposisi terbanyak


kedua pada kulit pisang adalah karbohidrat.
Mikroorganisme pada Fermentasi
Alkohol dapat diproduksi dari beberapa
bahan secara fermentasi dengan bantuan
mikroorganisme. Saccharomyces
cereviseae lebih banyak digunakan untuk
memproduksi alkohol secara komersial
dibandingkan dengan bakteri dan jamur.
Hal ini disebabkan karena Saccharomyces
cereviseae dapat memproduksi alkohol
dalam jumlah besar dan mempunyai
toleransi pada kadar alcohol yang tinggi.
Alat
Erlenmeyer Toples
Pemanas Labu Leher Tiga
Gelas Ukur Kertas pH
Pipet Tetes
Thermometer
Gelas Piala
Corong
Blender
Pipet
Pengaduk Merkuri
Neraca Analitik Kertas Saring
Piknometer Pendingin Balik
Tabung rReaksi Gelas Arloji
Cara Pembuatan
Produksi bioethanol ini mencakup tiga
rangkaian proses
Tahap pertama adalah persiapan bahan
Kulit pisang di potong-potong menjadi
kecil, kemudian diblender dan di saring
dan diambil filtratnya serta diendapkan.
Hasil endapan disaring dan dikeringkan
dibawah sinar matahari sampai kering.
Jika cuaca tidak memungkinkan maka
pengeringan dapat dilakukan dalam
oven dengan suhu 45-50C.
Setelah kering, pati kulit pisang tersebut
dianalisis kadar air dan kadar patinya.
Tahap ke dua adalah hidrolisis

Kulit pisang ditambah larutan


H2SO4 0,5 N dengan berat
tertentu di dalam labu leher tiga
dilengkapi dengan pendingin
balik dan dipanaskan sampai
suhu 100C selama 2,5 jam.
Hasil hidrolisis disaring,
sehingga didapatkan filtrat.
Filtrat diatur pH nya antara 4
6, kemudian difermentasi.
Tahap ke tiga adalah fermentasi
Filtrat sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer dan ditambahkan 6 gram
ammonium sulfat dan 6 gram urea sebagai
nutrisi.
Pasteurisasi pada suhu 120C selama 15 menit
lalu didinginkan.
Starter ( inokulum awal ) dengan berbagai
variasi volum dimasukkan ke dalam medium
fermentasi.
Dilakukan inkubasi dengan cara menutup rapat
labu Erlenmeyer pada suhu berkisar antara 27-
30 C selama waktu tertentu.
Percobaan diulangi dengan waktu fermentasi
dan berat pati bervariasi sampai diperoleh
waktu fermentasi dan berat pati yang
optimum.
Pengambilan cuplikan dilakukan disetiap variasi
pada hari yang telah ditentukan setelah diberi
inokulum kemudian di analisis kadar
bioethanolnya.
Kegunaan
Etanol merupakan salah satu bahan bakar
alternatif yang mempunyai kelebihan
dibandingkan BBM
Sebagai bahan dasar minuman beralkohol
Sebagai bahan kimia dasar senyawa organic,
pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat,
antidote beberapa racun
Sebagai antiseptic, pengobatan untuk
mengobati depresi dan obat bius
Digunakan untuk pembuatan beberapa
deodoran
Dampak dan
Kekurangan
Penggunaannya pada mesin mobil akan
menciptakan siklus karbondioksida yang
berarti akan mengurangi laju pemanasan
global
Memperbaiki kualitas udara di kota-kota
padat lalu lintas
Berpotensi menyebabkan penurunan
keanekaragaman hayati melalui
monokultur bahan baku
Saran
Perlu adanya sosialisasi kepada
masyarakat mengenai bioetanol yang
ramah lingkungan agar masyarakat dapat
ikut serta berperan dalam upaya
penanggulangan limbah ini dan menjaga
kelestarian lingkungan

Anda mungkin juga menyukai