Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

PARKINSON
PENDAHULUAN

Penyakit Parkinson merupakan gangguan


neurodegeneratif terbanyak ke-dua yang
diderita manusia setelah penyakit
Alzheimer. Penyakit tersebut
menyebabkan penderitanya mengalami
beberapa gejala diantaranya gangguan
intelek dan tingkah laku, demensia,
penurunan daya ingat, kelemahan otot,
katalepsi (gerakan jadi lambat dan kaku)
dan tremor.
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien :
Nama : Ny. S
Tanggal Lahir : 15 Mei 1945
Usia : 73 tahun
Alamat : Natar
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No.RM : 05.96.19
Masuk Tanggal : 03/Oktober/2017
II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan
alloanamnesis

Keluhan Utama
Tremor sewaktu istirahat sejak 5 bulan yang lalu
Keluhan Tambahan
Pinggang terasa sakit, sakit pada sendi lutut, mual(+),
muntah(-)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke polikilinik saraf RS Pertamina Bintang Amin
dengan keluhan kedua tangan gemetar dan kontrol karena obat
habis. Tangan kiri sering gemetar sejak + 3 tahun lalu. Kedua
tangan gemetar terus menerus tidak terkendali, semakin hebat
terutama saat beraktivitas dan sedang berfikir, sehingga
mengganggu aktivitas pasien seperti kesulitan memegang sendok
dan menulis.
Keluarga pasien mengatakan bahwa ketika pasien berbicara
suaranya lebih kecil, kurang jelas, lambat, dan sering diulang-ulang
sejak +3 tahun lalu. Selain itu pasien merasa menjadi pelupa.
Pasien mengeluh sering lupa apa yang hendak diucapkan sehingga
jika ingin mengatakan sesuatu butuh waktu yang lebih lama karena
berfikir. Pasien merasa badannya membungkuk condong ke depan
dan kesulitan berjalan. Berjalan menjadi kaku dan lebih lambat.
Pasien juga mengeluh sering ngeces (keluar liur) dan keringatan
berlebih. BAK & BAB tidak ada keluhan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien memiliki riwayat hipertensi. Diabetes mellitus disangkal.
Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit atau menjalani operasi
sebelumnya.

RIWAYAT TRAUMA
Pasien tidak pernah mengalami jatuh ataupun cedera kepala
sebelumnya.

RIWAYAT KELUARGA
Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus dalam keluarga disangkal.

RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol ataupun merokok.
RIWAYAT OBAT
Pasien mengkonsumsi obat rutin dari poliklinik saraf. Riwayat alergi
obat disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4M6V5 = 15
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Frekuensi nadi : 78x/menit, regular, isi cukup
Suhu : 36,5 oC
RR : 18x/menit
Gizi : Cukup
STATUS GENERALIS
Kepala Normosefal, rambut tak mudah dicabut.

Mata Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)

Bentuk normal, tak tampak ada sekret dari hidung maupun telinga, tonsil
THT
T1/T1, faring tidak hiperemis.

Leher Tidak ditemukan pembesaran KGB, letak trakea ditengah

Toraks Tampak simetris, tidak tampak ada retraksi

Inspeksi: pulsasi iktus kordis tidak tampak di sela iga 4 linea mid clavicula
sinistra.
Palpasi: iktus kordis tidak teraba di sela iga 4 linea mid clavicula sinistra.
Jantung Perkusi: batas jantung kanan pada sela iga 3 parasternal kanan. Batas
jantung kiri di sela iga 4 linea mid clavicula sinistra. Batas jantung atas di
sela iga 3 linea parasternal sinistra.
Auskultasi: S1-S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Inspeksi: simetris, tidak tampak retraksi interkosta.
Palpasi: taktil fremitus simetris.
Paru
Perkusi: sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi: suara nafas vesikular, ronki -/-, wheezing -/-

Inspeksi: datar, tak tampak lesi.


Palpasi: supel, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tak
Abdomen teraba
Perkusi: timpani pada seluruh lapang abdomen
Auskultasi: bisung usus 10x/menit

Akral hangat, edema tidak ada, tidak tampak sianosis,


Ekstremitas
capillary refill time < 2 detik.
STATUS NEUROLOGIS

1. Tanda Rangsang Meningeal


Kaku kuduk : (-)
Laseque : > 70o / > 70o
Kernig : > 135o / > 135o
Brudzinski 1 : (-)
Brudzinski 2 : (-)
2. Pemeriksaan Saraf Kranial
I Normal/normal
Tajam penglihatan: baik
Lapang pandang: Normal
II
Tes warna: baik
Fundus oculi: tidak dilakukan
Kelopak mata:
Ptosis : (-/-)
Endopthalmus : (-/-)
Exopthalmus : (-/-)
Pupil:
Diameter : 3mm/3mm
III, IV, VI
bentuk : bulat
isokor/anisokor : isokor
posisi : simetris di medial
refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+, nistagmus -/-
Sensibilitas:
Ramus oftalmikus : baik
Ramus maksilaris : baik
Ramus mandibularis : baik
Motorik :
V
M. maseter : baik
M. temporalis : baik
M. pterigoideus : baik
Refleks kornea: +/+
Reflek bersin : tidak dilakukan

Angkat alis, kerut dahi: dapat, simetris


Tutup mata : dapat, simetris
VII Kembung pipi: dapat, simetris
Menyeringai: dapat, simetris
Rasa 2/3 anterior lidah: tidak dilakukan
N. Cochlearis
Ketajaman pendengaran : normal
Tinitus : (-/-)
VIII
N. Vestibularis
Tes vertigo : normal
Nistagmus : (-)
Arkus faring: simetris
Uvula: terletak di tengah. Simetris
Disfonia: (-)
Disfagia: (-)
IX, X Reflek batuk : tidak dilakukan
Reflek muntah : tidak dilakukan
Peristaltik usus : normal
Bradikardi : (-)
Takikardi : (-)

Menoleh kanan-kiri: dapat melawan tahanan


XI
Angkat bahu: dapat melawan tahanan
Disartria (-/-)

Lidah di dalam mulut: tidak ada deviasi, fasikulasi (-), atrofi (-


XII
),tremor (-)
Pemeriksaan motorik

Sikap : kepala & leher bungkuk ke depan, lengan dan tungkai fleksi (Bent
Posture)
Ekstremitas atas
Tremor (+)/(+) (kiri>kanan), atrofi (-), fasikulasi (-)
Kekuatan:
Lengan kanan :5
Lengan kiri :5
Tonus otot
Normotonus dekstra/ Normotonus sinistra
Rigiditas (+)/(+)
Ekstremitas bawah
Tidak ditemukan atrofi, fasikulasi (-)
Normotonus dekstra/ Normotonus sinistra
Kekuatan:
Kaki kanan :5
Kaki kiri :5
Koordinasi
Rebound Phenomenon : (+)
Disdiadokinesis : tidak dilakukan
Tes tunjuk hidung : dapat, tremor (+)
Tes tumit lutut : tidak dilakukan
Pemeriksaan sensorik
Ekstremitas atas : +/+
Ekstremitas bawah : +/+
Refleks fisiologis
Bisep : +/+
Trisep : +/+
Patella : +/+
Achilles : +/+
Refleks patologis
Hoffman trimmer : -/-
Babinski : -/-
Chaddok : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Gonda : -/-
Sensibilitas
Eksteroseptif
- Rasa raba : Baik
- Rasa nyeri : Baik
- Rasa suhu : tidak dilakukan
Proprioseptif
- Rasa arah : baik
- Rasa sikap : baik
- Rasa getar : Tidak dilakukan
Susunan saraf otonom
Miksi : Baik
Defekasi : Baik

Fungsi Luhur
Memori : Baik
Bahasa : Baik
Afek dan Emosi : Baik
Visuospasial : Baik
Kognitif : Baik
RESUME
Telah diperiksa pasien 73 tahun dengan keluhan kedua tangan
gemetar dan kontrol karena obat habis. Tangan kiri sering gemetar
sejak + 3 tahun lalu. Kedua tangan gemetar terus menerus tidak
terkendali, semakin hebat terutama saat beraktivitas dan sedang
berfikir, sehingga mengganggu aktivitas pasien seperti kesulitan
memegang sendok dan menulis.
Keluarga pasien mengatakan bahwa ketika pasien berbicara
suaranya lebih kecil, kurang jelas, lambat, dan sering diulang-ulang
sejak +3 tahun lalu. Selain itu pasien merasa menjadi pelupa. Pasien
mengeluh sering lupa apa yang hendak diucapkan sehingga jika
ingin mengatakan sesuatu butuh waktu yang lebih lama karena
berfikir. Pasien merasa badannya membungkuk condong ke depan
dan kesulitan berjalan. Berjalan menjadi kaku dan lebih lambat.
Pasien juga mengeluh sering ngeces (keluar liur) dan keringatan
berlebih. BAK & BAB tidak ada keluhan. Pasien memiliki hipertensi,
DM disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, compos
mentis, GCS E4M6V5. Tekanan darah 150/90, frekuensi nadi
78x/menit, suhu 36,50C, laju pernapasan 18 x/menit. tidak
ditemukan adanya kelainan pada pemeriksaan generalis.
Pemeriksaan neurologis didapatkan: rangsang meningeal (-);
nervus kranialis dalam batas normal; motorik didapatkan sikap
Bents posture, resting tremor pada kedua ekstremitas atas
terutama pada tangan kiri, rigiditas (+)/(+), rebound
phenomenon (+); sensorik dalam batas normal; reflex fisiologis
dalam batas normal; reflex patologis negatif.
DIAGNOSIS

Diagnosis klinis : sindroma parkinson


hipertensi
Diagnosis Etiologi : defisit dopamine pada dalam bangsal
ganglia
Diagnosis Topis : Substansia Nigra
Diagnosis Banding
Tremor esensial
Tremor distonik
Parkinson terinduksi oleh obat
Pemeriksaan Anjuran
CT Scan Kepala
MRI Kepala
TATALAKSANA

Sifrol 0,375mg 1x1


THP 2mg 2X2
Levopar 3x1
Captopril 25mg 1x1
Meloxicam 15mg 2x1
Omeprazole 20mg caps 1x1
PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanactionam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Penyakit parkinson adalah gangguan neurodegerative
progresif dari sistem saraf pusat, merupakan gejala kompleks
yang dimanifestasikan oleh 6 tanda utama : tremor saat
istirahat, kekakuan, bradikinesia-hipokinesia, posisi tubuh
fleksi, kehilangan refleks postural, freezing phenomenon.
Secara patologis penyakit parkinson ditandai oleh degenerasi
neuron-neuron berpigmen neuromelamin, terutama di pars
kompakta substansia nigra yang disertai inklusi sitoplasmik
eosinofilik (Lewy bodies), atau disebut juga parkinsonisme
idiopatik atau primer.

Sedangkan Parkinonisme adalah suatu sindrom yang ditandai


oleh tremor waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan
hilangnya refleks postural, atau disebut juga sindrom
parkinsonisme.
ETIOLOGI

Etiologi Parkinson primer masih belum diketahui. Terdapat


beberapa dugaan, di antaranya ialah : infeksi oleh virus yang
non-konvensional (belum diketahui), reaksi abnormal
terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat
toksik yang belum diketahui, terjadinya penuaan yang
prematur atau dipercepat.
GEJALA KLINIS
Cont.
Cont.
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif yang
berkembang progresif dan penyebabnya tidak diketahui, oleh
karena itu strategi penatalaksanaannya adalah

1) terapi simtomatik, untuk mempertahankan independensi


pasien,

2) neuroproteksi dan

3) neurorestorasi,

keduanya untuk menghambat progresivitas penyakit Parkinson.


Strategi ini ditujukan untuk mempertahankan kualitas hidup
penderitanya.
Algoritma penatalaksanaan
penyakit Parkinson
ANALISA KASUS
Pada kasus ini Parkinson ditegakkan berdasarkan anamnesa dan gejala
klinis pasien.
Parkinson Syndrome adalah salah satu contoh kasus dalam bidang
neurologi yang sering kita jumpai. Penyakit ini adalah penyakit
neurodegeneratif terbanyak nomer dua di dunia setelah penyakit Alzheimer.
Walaupun banyak dijumpai, namun banyak pasien yang tidak mengenali
gejala dari penyakit ini dan mengakibatkan datang terlambat ke rumah sakit
saat penyakit sudah dalam stadium menengah keatas.
Biasanya pasien datang ke rumah sakit apabila sudah ada gangguan
fungsional seperti tangan yang bergetar sehingga aktifitas sehari hari
menjadi terganggu. Tangan bergetar atau tremor pada kasus parkinson juga
khas, yaitu resting tremor. Tremor hanya terjadi saat posisi istirahat, saat kita
menggerakkan tangan kita tremor berkurang sampai berhenti. Ini yang
menjadi salah satu tanda patognomonik dari penyakit parkinson
Pasien datang ke poliklinik RSPBA dengan Tangan kiri sering gemetar sejak +
3 tahun lalu. Kedua tangan gemetar terus menerus tidak terkendali, semakin
hebat terutama saat beraktivitas dan sedang berfikir, sehingga mengganggu
aktivitas pasien seperti kesulitan memegang sendok dan menulis. Dari
inspeksi pertama kali pasien datang dengan tubuh yang agak membungkuk,
langkah kecil kecil, dengan tangan kiri yang di fleksikan dan bergetar pada
pergelangan tangan kirinya, mukanya datar tanpa ekspresi seperti muka
topeng. Dari situ kita dapat memikirkan kemungkinan pasien ini menderita
parkinson sindrom. Setelah itu dilakukan anamnesis dari mulai identitas Ny S
dengan umur 73 tahun yang merupakan umur rata rata penderita parkinson
(40-60 tahun). Pasien datang berobat karena merasa getarannya menjadi
memberat, sehingga dirasa mengganggu aktifitas pasien. Pasien sering
datang ke poliklinik sebelumnya untuk kontrol parkinson. Pasien juga
mengeluh tangannya menjadi kaku lama kelamaan dan merasa kesulitan saat
mengancingkan baju atau mengikat suatu barang.
Penyebab dari parkinson sindrom umumnya adalah idiopatik
(parkinson primer), diduga ada faktor genetik dan faktor
lingkungan yang mempengaruhi. Namun pasien menyangkal
pernah keracunan bahan bahan kimia seperti pestisida dan lain
lainnya. Pasien juga menyangkal pernah menderita penyakit
infeksi di otak maupun trauma di kepala yang merupakan
penyebab dari parkinson sekunder. Penyebab parkinson
sekunder yang paling sering adalah pasca stroke. Banyak pasien
yang mengalami stroke dan tidak jarang mereka datang kembali
dengan penyakit parkinson. Maka dari itu wajib ditanyakan
apakah ada riwayat stroke pada pasien.
Pada pasien ditemukan trias parkinson yaitu tremor, rigiditas, dan
akinesia. Salah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah
tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika
orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak
terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang hilang juga
sewaktu tidur. Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar
pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti
menghitung uang logam atau memulung-mulung (pill rolling).
Tremor ini menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu
emosi terangsang (resting/ alternating tremor).
Kaku ditemukan pada pasien Rigiditas disebabkan oleh peningkatan tonus
saat lengan dan jari jarinya pada otot antagonis dan otot protagonis dan
digerakkan. Kekakuan ini terdapat pada kegagalan inhibisi aktivitas
bisa terjadi selain di tangan motoneuron otot protagonis dan otot
antagonis sewaktu gerakan. Meningkatnya
contohnya di leher. Pasien aktivitas alfamotoneuron pada otot
juga merasa pegal sekitar protagonis dan otot antagonis menghasilkan
leher. Maka dari itu jalannya rigiditas yang terdapat pada seluruh luas
menjadi membungkuk dan gerakan dari ekstremitas yang terlibat.
dirasa tidak seimbang karena
tubuhnya terasa kaku.

ditandai dengan gerakan pasien yang serba


melambat. Pasien menjadi sulit juga
melakukan gerakan halus seperti
mengancingkan baju, mengikat sepatu.
Salah satu tanda pada parkinson juga
akinesia mikrografia yaitu tulisan tangan lama
kelamaan menjadi mengecil. Namun karena
tangan yang terkena adalah tangan kiri, hal
ini belum tampak terlihat. Wajah pasien juga
menjadi datar tanpa ekspresi.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai