Anda di halaman 1dari 48

Informed-consent

• Agus Purwadianto
• Ketua Umum IDI Wilayah DKI Jakarta
• Sekretaris MKEK IDI Pusat
• PP Perhuki
Informed-consent

• Persetujuan Tindakan Medik


(Pertindik)
Persetujuan Bebas atas dasar
Informasi seperlunya
• Lahir di Amerika Serikat pada tahun
1967 - 1972.
Bebas :
.Bisa menerima
.Bisa menolak
Kenapa muncul ?
.Problem ttg otonomi subyek/pasien pada
penelitian/pengobatan abad ke-19 (reaksi atas
pengadilan Nuremberg atas penjahat perang
Nazi).
.Ide menghormati otonomi agar ada
kesejajaran antara bentuk justifikasi dan
perlindungan terhadap risiko
Incident Report
Kenapa harus ?
.Hormati prinsip otonomi
manusia
.Lalu hormat terhadap keluhuran
martabat manusia sbg person
Doktrin :
.Setiap orang berhak bebas
memutuskan pilihannya
berdasarkan pemahaman yang
memadai
.Keputusan tadi dibuat dalam
keadaan bebas, tanpa campur
tangan atau paksaan pihak lain
Tujuan :
Melindungi dan memajukan
otonomi pasien sebagai individu
manusia.
Fungsi :
.Pemajuan otonomi individu
.Perlindungan pasien dan subyek
manusiawi
.Penghindaran thd penipuan dan
kekerasan
.Dorongan bagi dokter untuk mawas
diri/memeriksa diri.
.Pemajuan pengambilan keputusan
yang rasional
.Pelibatan publik
Prinsip Otonomi (1)
.Teori kehendak : Penentuan dan
pengaturan diri sendiri (Kant)
. Teori tindakan dan pemikiran (J.S. Mill)
Lawannya : heteronomi (pengaturan dari
luar)
.Kebebasan memilih, menentukan diri &
bertindak tanpa hambatan, paksaan
atau campurtangan luar.
Prinsip Otonomi (2)
.Nilai dasar bioetika
.Moralitas hakiki perlu pribadi (persona) otonom
.Hukum moral bukan ditentukan sewenang-wenang
dari luar dirinya
.Hukum moral oleh penentuan bebas diri manusia
sebagai mahluk rasional adalah keluhuran martabat
manusia
.Rasional bebas bernilai tunggal : demi kemanusiaan
dirinya sendiri.
.Rasional : self-legislation (menggariskan hukum bagi
diri sendiri) : secara sadar dan bebas (dari dalam)
.Otonomi : dokter hormati pasien sbg imperatif
kategoris
Dua unsur pokok :
.hak pasien (utk dimintai
persetujuannya)
.kewajiban dokter (utk
menghormati hak dan memberi
informasi)
Tahap-tahap :
a. Informasi :
Pembeberan informasi
Pemahaman
informasi
b. Persetujuan :
.Persetujuan bebas
.Kompetensi utnuk bersetuju
.Pembeberan informasi :
.Standar praktek profesional
.Standar pertimbangan akal
sehat (reasonable person
standard)
.Standar subyektif/orang per
orang
(beneficence)
.Tidak berbuat buruk/merugikan
(non-maleficence)
.Keadilan (justice)

Kedudukan di negara AS :
Suatu “umbrella concept” dari
jabaran berikut :
.Veracity
.Beneficence
Budaya Indonesia :
Pluralitas etnis, pendidikan,
geografi, adat istiadat
Paternalisme dgn sikap berbuat
baik masih dominan
Ingat : transisi karena
globalisasi & kemajuan
pendidikan/informasi
Contoh kasus : Kakek-kakek yang
diambil bijinya karena menderita sakit
kelenjar prostat. Pasien merasa tidak
pernah diberitahu kalau bijinya akan
diambil, sehingga pada masa pasca
operasi, pasien tersebut marah dan
menuntut dokternya untuk mengganti
rugi sebesar 2,5 milyar rupiah.
Hukum :
Informed consent muncul pada pola
hubungan dokter – pasien : model
kontraktual (hubungan horisontal)
Bukan paternalistik (vertikal, ayah –
anak).
Doktrin etik diubah menjadi doktrin
hukum (Permenkes No.
585/Per/Menkes/IX/1989)
Substansi yang diinformasikan :
.Diagnosis dan indikasi (medis) tindakan medik
.Prosedur lengkap & urut tindik (proses upaya atau
percobaan)
.Tujuan tindik (hasil)
.Deskripsi efek samping & akibat nirharap
(probabilitas) : kemungkinan rasa sakit/cacat dll
.Deskripsi keuntungan bagi pasien
.Lamanya prosedur tindik
.Adanya hak tolak dan hak tarik kembali persetujuan
pasien tanpa prasangka jelek dokter/Rsnya.
.Prognosis bila hak tolak/tarik-setuju dijalankan
Gugatan (perdata) bila transaksi
terapetik tidak dipenuhi (dokter
wanprestasi) karena :
.Isi informasi tidak lengkap
.Alternatif terapi tidak lengkap
.Saat : terlambat diberikan (perluasan
terapi tak diberikan)
.Cara penyampaian tidak jujur (kecuali
dokter anggap merugikan pasien)
Tidak kepada yang berhak :
.Pasien sendiri (tindik yg private, ada unsur
memalukan/harga diri kelak, unsur sensitif)
.Keluarga terdekat (namun disetujui pasien) :
perluasan terapi .
.Keluarga lain (harus disetujui pasien) : perluasan
terapi nirduga atau upaya penyelamatan nyawa
.Bukan pemberi yang berhak : dokter sendiri atau
sejawat yang sepengetahuan/sepersetujuan
petunjuk dokter yang menangani.
Aspek sosiologis :
.Tidak mungkin semua info
diberikan dalam waktu singkat
namun jelas
.Ketidakseimbangan hubungan
(sehat & teknologi & wacana di
pihak dokter)
.Dokter tidak purna-waktu
Jenis :
.Oral consent
.Implied consent
.Written consent
Delegasi
.Oleh dokter yang dianggap
setara
Tindakan lege artis :
.Dilakukan teliti
.Menurut standar medik
.Sesuai dengan tujuan ilmu
kedokteran
.Sesuai prinsip keseimbangan
Sanksi :
.Tuntutan ganti rugi pasien (hak
pasal 55 UU Kesehatan No. 23/92)
.Rugi fisik : hilang atau tidak
berfungsinya seluruh atau sebagian
alat tubuh : (mati, luka, cacat)
.Rugi non-fisik : kaitan dgn martabat
seseorang
Isi informed-consent :
Tertuang dalam Rekam Medik (segi
formal)
Permenkes No.
749a/Menkes/Per/XII/1989 pasal 1a.
Tandatangan dan nama tenaga
kesehatan yang melakukan tindik
(pasal 5)
RM mengandung IC : alat bukti
surat : pasal 184 KUHAP.
Materi RM : alat bukti keterangan
ahli.
Segi yang diatur : identitas dll.
Karakteristik Informed Consent /
Persetujuan Tindakan Medik (Pertindik)
Persetujuan diberikan oleh pasien
setelah dokter memberikan informasi
Pasien dalam keadaan sadar dapat
menentukan nasibnya sendiri.
Penjelasan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan diagnostik diberikan
dalam bahasa yang dimengerti oleh
pasien
( Assumption of Risk)
Barangsiapa secara sukarela
bersedia menanggung suatu
risiko tidak dapat kemudian
menuntut bila risiko itu benar-
benar terjadi.
. Olahraga berbahaya seperti
Gantole
. Tindakan Medik, contoh
penanggulangan AIDS
. Penolongan Tindakan Medik
Dokter wajib menghormati hak-
hak dasar pasien.
Pasal 11 KODEKI
. Hak menentukan nasib sendiri
. Hak atas informasi
sosial.
Praduga Konsep Pertindik :
.Instansi bona fide
.Kriteria berlebihan tak mungkin
tercapai seperti “pengungkapan
penuh dan pemahaman
paripurna
yang jelas mengenai suatu
penyakit yang dideritanya
. Pemberdayaan pasien
Dalam keadaan otonom /
mandiri, pasien berhak
menentukan tindakan medis apa
yang akan dilaksanakan
menolong pasien
. Sikap berbuat baik pada pasien
dan keluarganya serta
pemberian informasi. (Tidak
semua informasi tentang
penyakit pasien harus
disampaikan oleh dokter kepada
pasiennya).
sendiri.
Pasien diperlakukan khusus, sesuai
kemampuan persepsinya Untuk
memutuskan secara bebas hak
menentukan nasib sendiri.
Perlakukan semua pasien sebagai
sesuatu yang unik dan baru
proses informasi
Pada kasus berdilema etis perlu
ada komite etik RS demi
kepentingan pasien
Tidak boleh ada kepentingan
lain
Persetujuan Tindakan Medis
(Sebenarnya tidak laik secara
hukum karena menyangkut
nyawa seseorang ; jadi harusnya
dalam bentuk Undang-undang)
persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau keluarganya.
. Tindakan medik adalah suatu
tindakan yang dilakukan
terhadap pasien berupa
diagnostik dan non diagnostik.
. Tindakan invasif adalah
Contoh : perkosaan
lisan
tulisan, untuk yang berisiko
tinggi. Contoh : selaput otak, cuci
darah
. Persetujuan non ekspresif
dalam keadaan Gawat Darurat.
. Pasien dalam keadaan tak
sadar
. Tidak mungkin diminta
persetujuan keluarga yang
berhak (Contoh : anak kecil,
orang tua yang linglung, orang
gila)
adanya gangguan fungsi vital
manusia (pernafasan, sirkulasi,
SSP) yang progressif
Kewajiban dokter untuk
menolong pasien harus
didahulukan daripada hak
pasien atas informasi
diperlukan apabila tindakan
medik itu untuk melaksanakan
program pemerintah.
Contoh : immunisasi massal
polio (PIN)
(perikatan)
antara dokter dengan pasien
Dokter wajib berusaha /
berupaya & pasien tidak dapat
mendikte dokter begitu saja.
Perikatan adalah sah apabila :
disepakati kedua belah pihak
kedua-duanya cakap
untuk sesuatu yang halal
munculnya “hak-hak pasien”
baru

selain saksi, harus ada bukti


yang tertulis.
Nb : gardean (induk semang,
termasuk babby sitter)

Nb :
.72 jam pasca-perkosaan utk anti
HIV
.ada polis korban perkosaan di

Anda mungkin juga menyukai