Anda di halaman 1dari 139

Pemicu 3

Nyawa Tak Berdosa Jadi Korban


VISUM
OTOPSI ANATOMIS
OTOPSI KLINIK
Pemeriksaan yang dilakukan dgn cara
pembedahan, untuk mengetahui dgn pasti
penyakit atau kelainan yang menjadi sebab
kematian dan untuk penilaian hasil usaha
pemulihan kesehatan
OTOPSI FORENSIK :
Ialah otopsi yang dilakukan atas dasar
perintah yang berwajib untuk
kepentingan peradilan, karena
peristiwa yang diduga merupakan
tindak pidana, yang dilakukan dengan
cara pembedahan terhadap jenazah
untuk mengetahui dengan pasti
penyakit atau kelainan yang menjadi
sebab kematian.
INFORMASI UNTUK DOKTER
SEBELUM MELAKUKAN OTOPSI

1. Kecelakaan lalu lintas


Bagaimana kecelakaan terjadi
Siapakah korban
Apakah ada dugaan korban mabuk, minum obat
sejenis Amphetamine dsb
2. Kecelakaan lain
3. Pembunuhan, bunuh diri
4. Kematian mendadak
5. Kematian setelah berobat / perawatan
6. Waktu korban ditemukan meninggal, waktu korban
terakhir terlihat masih hidup
ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN
UNTUK OTOPSI

Timbangan besar (500 Kg)


Timbangan kecil (3 Kg)
Pita pengukur
Penggaris
Alat pengukur cairan
Pisau
Gunting
Pinset
Gergaji dengan gigi halus
Jarum besar jarum goni
Benang yang kuat
BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK
OTOPSI

1. Botol / toples untuk spesium


pemeriksaan toksikologi
2. Alkohol 96%
3. Botol untuk spesium pemeriksaan
histopatologi
4. Formalin 10%
5. Kaca sediaan dan kaca penutup
TEKNIK OTOPSI
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan dalam :
Insisi bentuk I
Insisi bentuk Y
Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan virologi
Pemeriksaan immunologi
Pemeriksaan toksikologi
Pemeriksaan trace evidence
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan pneumo thorax
Pemeriksaan emboli udara
Percobaan getah paru-paru (longsap
proof)
Percobaan apung paru-paru (docimasia
pulmonum hydrostatica = longdrijfproef)
Emboli lemak
PEMERIKSAAN LUAR
Identifikasi Leher
Pakaian Dada
Lebam mayat Perut
Kaku mayat Alat kelamin
Pembusukan
Panjang dan berat badan
Dubur
Kepala Anggora gerak
Punggung
Bokong

Cara melukis luka : harus menggunakan absis dan ordinat, dan


luka harus dirapatkan dulu
Absis
- garis mendatar melalui umbilicus
- melalui kedua areola mamae
- melalui kedua ujung os clavicula

Ordinat
- garis tengah melalui sternum
- garis tengah melalui vertebrae
INSISI PADA TUBUH

Insisi bentuk I :
Dimulai sedikit dibawah Cart.
Thyroidea Proc. Xiphoideus 2 cm
paramedian kiri Symphysis
Pada peristiwa cekikan, gantung diri
Insisi bentuk Y
Pada jenazah laki-laki : Insisi dimulai dari Acromion
Ka-Ki Proc. Xiphoideus
Pada jenazah perempuan : Insisi dimulai dari
Acromion Ka Ki lurus kebawah melingkari
mamma Proc. Xiphoideus 2 cm paramedian Ki
Symphysis
Insisi di bawah Proc. Xiphoidesus diperdalam
sampai menembus perintoneum diteruskan
sampai Symphysis
Selanjutnya melepaskan kulit dari tulang dada
dengan cara menarik kulit dengan keras ke
samping memotong otot-otot dengan pisau. Otot
perut dilepas dari Arcus costa.
Inspeksi Rongga Perut
Apakah ada cairan
Keadaan peritoneum
Keadaan omentum
Sekat rongga dada
Tes Pneumothorax
Kulit dada dibuat kantong berisi air, ditusuk
dgn pisau di ICS
Spuit diisi air, kemudian ditusukkan+ bila ada
gelembung udara
JANTUNG
Pericardium dibuka dgn insisi Y terbalik
Apex jantung diangkat untuk melihat jumlah cairan
Memotong vena cava inferior, vena pulmonalis,
aorta, arteri pulmonalis dan vena cava superior
Diukur , ditimbang, warna, konsistensi.
Membuka jantung menurut aliran darah.
Memeriksa arteri coronaria
Memeriksa adanya thrombus.
Tractus Respiratorius
Trachea, bronchus dan paru dikeluarkan satu unit
Trachea dan bronchus dibuka dgn gunting pada bagian
belakang ( yg tdk mengandung tulang rawan )
Cabang bronchus digunting sejauh2nya ke dalam paru
Pisahkan trachea dgn paru dgn memotong bronchus di
hilus
Paru kanan dan kiri di periksa ( ukuran, warna,
konsistensi, berat, di insisi )
Tes getah paru ( lonsap proef )
Pada jenazah yg ditemukan dalam air
Syarat paru belum membusuk
Permukaan paru diiris 2-3 mm
Diambil cairan / getah paru, teteskan di obyek glass
Periksa di mikroskop, adanya butir pasir, telur cacing,
diatome
Positif korban meninggal karena tenggelam dalam air
Negatif korban meninggal dalam air jernih, meninggal
karena vagal reflex, korban sdh meninggal kemudian di buang
dalam air
Tes Apung Paru
Pada kasus infanticide
Kedua paru diapungkan
Berturut turut diapungkan paru kanan & kiri
Masing masing lobus diapungkan
Bagian kecil paru diapungkan
Bagian kecil paru tadi ditekan dgn ujung jari lalu
diapungkan
Bila masih mengapung tes apung paru positif
Visum et Repertum
Definisi:
VeR adalah keterangan yang dibuat dokter atas permintaan
penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medis
terhadap manusia, hidup ataupun mati, ataupun bagian/diduga
bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dibawah
sumpah untuk kepentingan peradilan

Dasar hukum:
KUHAP 184 ay1: ttg alat bukti yg sah
KUHAP 186: ttg pernyataan ahli
KUHAP 187c: pendapat resmi dr ahli
Jenis visum et repertum:
a. Visum et repertum perlukaan ( termasuk
keracunan)
b. Visum et repertum kejahatan susila
c. Visum et repertum jenasah
d. Visum et repertum psikiatrik
Jenis Visum
Visum Jenasah :
a. Visum dengan pemeriksaan luar
b. Visum dengan pemeriksaan luar & dalam
Peranan Visum et Repertum
1. Visum et repertum adalah salah satu bukti yg sah
sebagaimana tertulis dalam pasal 184 KUHAP.
2. Turut berperan dalam proses pembuktian suatu
perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia
3. Menguraikan segala sesuatu tntg hasil pemeriksaan
medik yg tertuang di dalam pemberitaan, yg
karenanya dpat dianggap sebagai pengganti benda
bukti
4. Memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai
hasil pemeriksaan medik tsb yg tertuang di dalam
bagian kesimpulan
Fungsi visum et repertum
1. Menentukan ada atau tidaknya tindak
kejahatan
2. Mengarahkan penyidikan
3. Menentukan penahanan
4. Menentukan penuntutan
Tata Cara Permohonan
Visum et Repertum
Pasal 133 ayat (2) KUHAP :
Permintaan Keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu
disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat atau pemeriksaan bedah mayat
Surat Permintaan Visum et Repertum (SPVR) harus dibuat
dengan menggunakan format sesuai dengan jenis kasus yang
sedang ditangani.
SPVR harus ditanda tangani oleh penyidik yang syarat
kepangkatan dan pengangkatannya diatur dalam BAB II pasal 2
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 27 tahun 1983.
VeR JENAZAH

Jenazah yang akan dimintakan VeR nya harus


dilabel: identitas mayat, dilak dengan diberi cap
jabatan, diikatkan pada ibu jari kaki atau bag.
Tubuh lain.
Pada surat permintaan VeR harus jelas tertulis
jenis pemeriksaannya, apakah pemeriksaan luar
(pemeriksaan jenazah) atau pemeriksaan luar &
dalam/autopsi (pemeriksaan bedah jenazah)
66
KEWAJIBAN DOKTER DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
DIBIDANG HUKUM KEDOKTERAN DAN FORENSIK
SIAPA YANG BERHAK MEMINTA VISUM ET
REPERTUM
1. Penyidik (KUHAP I butir 1, 6,7,120, 133, PP RI NO 27 Th 1983)
* Pejabat polisi negara RI tertentu sekurang-kurangnya berpangkat PELDA (AIPDA)
* Kapolsek berpangkat Bintara dibawah PELDA (AIPDA)
2. Penyidik Pembantu (KUHAP I Butir 3, 10, PP RI NO. 27 Th 1983)
* Pejabat polisi negara RI tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat SERDA Polisi
(BRIPDA)
3. Provos
* UU No I Darurat Th 1958
* Keputusan Pangab No. Kep/04/P/II/1984
* UU No. 31 tahun 1997 ttg Peradilan Militer
4. Hakim Pidana (KUHAP 180)
Yang berwenang/wajib melakukan
pemeriksaan
Menurut KUHP pasal 133 ayat (1) yang
berwenang melakukan pemeriksaan atas
tubuh manusia, baik masih hidup maupun
sudah mati, adalah :
Ahli kedokteran kehakiman
Dokter
Ahli lain, karena dengan dipergunakannya kata-
kata dan atau ahli berarti ahli lain dapat
memeriksa sendiri tanpa bekerjasama dengan
dokter
DASAR HUKUM
Beberapa peraturan perundang-undangan yang
mengatur pekerjaan dokter dalam membantu
peradilan:
* KUHAP 133
* KUHAP 134
* KUHAP 179
* KUHP 222
* Reglemen pencatatan sipil Eropa 72
* Reglemen pencatatan sipil Tionghoa 80
* STBL 1871/91
* UU RI No 23 Th 1992 Pasal 70
Pasal 179 KUHAP
Ayat 1:
Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli
kedokteran kehakiman atau dokter ahli lainnya wajib
memberikan keterangan ahli demi keadilan.
Ayat 2:
Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga
bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan
ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji
akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang
sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang
keahliannya.
UU RI No 23 Th 1992 Pasal 70
Ayat 1:
Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan
bedah mayat untuk penyelidikan sebab penyakit dan atau sebab
kematian serta pendidikan tenaga kesehatan.
Ayat 2:
Bedah mayat hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dengan
memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Ayat 3:
Ketentuan mengenai bedah mayat sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Peran dokter dlm proses peradilan
Keterangan Ahli

Pasal 1 butir 28: Keterangan ahli adalah keterangan yang


diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang
hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara
pidana guna kepentingan pemeriksaan
Pasal 184 : Akan dijadikan alat bukti yang sah di depan sidang
pengadilan
Pasal 186: Keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli
nyatakan di sidang pengadilan.
Pasal 187(c): Surat keterangan dari seorang ahli yang dimuat
pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau
sesuatu keadaan yang diminta secara resmi daripadanya.
Berdasarkan pasal tersebut keterangan ahli termasuk dalam
alat bukti yang sah sesuai dengan ketentuan dalam KUHAP.
Peran dokter dlm proses peradilan
Pihak yg berwenang minta keterangan ahli:

KUHAP Pasal 133 ayat (1) : penyidik


KUHAP Pasal 11 : penyidik pembantu

Kategori penyidik KUHAP Pasal 6 ayat (1) PP 27


tahun 1983 Pasal 2.
1)Pejabat Polisi Negara RI yang diberi wewenang khusus oleh UU,
pangkat paling rendah Pembantu Letnan Dua. Penyidik pembantu
pangkat paling rendah Sersan Dua.
Jika pegawai negri, penyidik pangkat paling rendah golongan
II/b. Penyidik pembantu II/a.
2)Bila di suatu Kepolisian Sektor tidak ada pejabat penyidik spt
diatas, Kapolsek berpangkat bintara dibawah Pembantu Letnan
Dua dikategorikan sbg penyidik k/ jabatannya.
Peran dokter dlm proses peradilan
Bantuan dokter sbg saksi ahli (forensik):
Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Pemeriksaan korban hidup
Pemeriksaan korban mati
Penggalian mayat
Menentukan umur seorang korban / terdakwa.
Pemeriksaan jiwa seorang terdakwa
Pemeriksaan barang bukti lain (trace evidence).
Pemeriksaan Toksikologi
Pemeriksaan Histopatologi.
Pemeriksaan Antropologi
Pemeriksaan/ teknik superimposisi
Pemeriksaan Laboratorium Forensik Khusus
LARANGAN UNTUK MENJADI SAKSI AHLI

Pasal 168 KUHAP


Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang
ini, maka tidak dapatdidengar keterangannya
dan dapatmengundurkan diri sebagai saksi :
a.Keluarga sedarah atau semendadalam garis
lurus ke atas atau kebawah sampai sederajat
ketiga dariterdakwa atau yang bersama-
samasebagai terdakwa
b.Saudara dari terdakwa atau yangbersama-sama
sebagai terdakwa,saudara ibu atau saudara
bapak, juga mereka yang mempunyaihubungan
karena perkawinan dananak-anak saudara
terdakwa sampaiderajat ketiga
c.Suami atau isteri terdakwa meskipunsudah
bercerai atau yang bersama-sama sebagai
terdakwa
Pasal 169 KUHAP
(1)Dalam hal mereka sebagaimanadimaksud dalam
pasal 168 menghendakinya dan penuntut umum
serta terdakwa secara tegas menyetujuinya dapat
memberi keterangan dibawah sumpah
(2)Tanpa persetujuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), mereka diperbolehkan memberikan
keterangan tanpa sumpah
Peran dokter dlm proses peradilan
Saksi ahli tidak sah bila:
Keluarga sedarah dalam garis lurus
keatas /kebawah sampai derajat ketiga
dari terdakwa / yg bersama-sama
sebagai terdakwa.
Saudara dari terdakwa / yg bersama-
sama sebagai terdakwa, saudara ibu
atau bapak, juga mereka yg
mempunyai hubungan karena
perkawinan dan anak-anak saudara
terdakwa sampai derajat ketiga.
Suami / istri terdakwa meskipun sudah
bercerai atau yg bersama-sama
sebagai terdakwa.
SANKSI

Pasal 242
(1) Barang siapa dalam keadaan di mana undang-undang
menentukan supaya memberi keterangan di atas sumpah atau
mengadakan akibat hukum kepada keterangan yang demikian,
dengan sengaja memberi keterangan palsu di atas sumpah, baik
dengan lisan atau tulisan, secara pribadi maupun oleh kuasanya yang
khusus ditunjuk untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.
(2) Jika keterangan palsu di atas sumpah diberikan dalam perkara
pidana dan merugikan terdakwa atau tersangka, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
(3) Disamakan dengan sumpah adalah janji atau penguatan
diharuskan menurut aturan-aturan umum atau yang menjadi
pengganti sumpah.
(4) Pidana pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 4 dapat
dijatuhkan.
SANKSI BAGI DOKTER YANG MENOLAK
PERMINTAAN PENYIDIK
Pasal 216 KUHP :
1. Barangsiapa dengan sengaja tidak menurut perintah atau
permintaan keras, yang dilakukan menurut peraturan Undang-
undang oleh Pegawai Negeri yang diwajibkan mengawasi atau
oleh pegawai negeri yang diwajibkan atau yang dikuasakan
mengusut atau memeriksa tindak pidana. Demikian juga
barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi
atau menggagalkan suatu pekerjaan yang diusahakan oleh salah
seorang pegawai negeri itu untuk menjalankan suatu peraturan
undang-undang, dipidana dengan pidana penjara paling lama
empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan
ribu rupiah
SANKSI BAGI DOKTER YANG MENOLAK
PERMINTAAN PENYIDIK
Pasal 216 KUHP :
1. Barangsiapa dengan sengaja tidak menurut perintah atau
permintaan keras, yang dilakukan menurut peraturan
Undang-undang oleh Pegawai Negeri yang diwajibkan
mengawasi atau oleh pegawai negeri yang diwajibkan
atau yang dikuasakan mengusut atau memeriksa tindak
pidana.
Demikian juga barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan suatu pekerjaan
yang diusahakan oleh salah seorang pegawai negeri itu
untuk menjalankan suatu peraturan undang-undang,
dipidana dengan pidana penjara paling lama empat bulan
dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu
rupiah
2. Yang disamakan dengan pegawai negeri yang
tersebut dalam bagian pertama ayat diatas ini
ialah semua orang yang menurut peraturan
undang-undang selalu atau sementara
diwajibkan menjalankan suatu jabatan umum
apapun juga.
3. Kalau pada waktu melakukan kejahatan itu
belum lagi dua tahun sesudah pemidanaan yang
dahulu menjadi tetap karena kejahatan yang
sama itu juga, maka pidana itu dapat ditambah
sepertiganya.
Pasal 65 KUHAP:
Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan
mengajukan saksi dan atau seseorang yang memiliki keahlian
khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan
bagi dirinya.
Pasal 222 KUHAP:
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi
atau menggagalkan pemeriksaan mayat forensik diancam
dengan pidana penjara paling lama 9 bulan ataud enda paling
banyak 4500 rupiah.
Pasal 224 KUHAP:
Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa
menurut undang-undang dengan sengaja tidak memenuhi
kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus
dipenuhinya diancam :
1. Dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama 9
bulan.
2. Dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama 6 bulan.
Asfiksia
Definisi :
Merupakan suatu keadaan dimana suplai O2 ke jaringan berkurang

Penyebab :
Penyebab asfiksia terbagi 2 yaitu, penyebab asfiksia wajar dan tidak wajar.

1. Penyebab asfiksia wajar karena penyakit seperti difteri, tumor laring, asma
bronkiale, pneumotoraks, pneumonia, COPD, reaksi anafilaksis, dan lain-lain.

2.Penyebab asfiksia tidak wajar karena emboli, listrik, racun (barbiturat), dan
adanya halangan udara masuk ke saluran pernapasan secara paksa.
Stadium Asfiksia
Stadium Asfiksia
Stadium Asfiksia
Stadium Asfiksia
Gambaran Postmortem pada Asfiksia
Gambaran Postmortem pada Asfiksia
Tenggelam
Tenggelam

Submerse drowning adalah mati tenggelam dengan posisi sebagian tubuh mayat
masuk ke dalam air, seperti bagian kepala mayat.

Immerse drowning adalah mati tenggelam dengan posisi seluruh tubuh mayat masuk
ke dalam air.
Ada 2 jenis mati tenggelam berdasarkan penyebabnya,
yaitu :
1.Dry drowning
2.Wet drowning

Dry drowning adalah mati tenggelam dengan


inhalasi sedikit air.

Wet drowning adalah mati tenggelam dengan


inhalasi banyak air.
Ada 2 penyebab kematian pada kasus dry drowning :
1.Spasme laring (menimbulkan asfiksia).
2.Vagal reflex / cardiac arrest / kolaps sirkulasi.

Ada 3 penyebab kematian pada kasus wet drowning :


1.Asfiksia.
2.Fibrilasi ventrikel pada kasus tenggelam dalam air tawar.
3.Edema paru pada kasus tenggelam dalam air asin (laut).
Ada 4 cara kematian pada kasus tenggelam:
1.Kecelakaan (paling sering).
2.Undeterminated.
3.Pembunuhan.
4.Bunuh diri.

Ada 2 kejadian kecelakaan pada kasus mati tenggelam


yang dapat kita jumpai, yaitu :
1. Kapal tenggelam.
2. Serangan asma datang saat korban sedang berenang.
Penyebab mati tenggelam yang termasuk
undeterminated yaitu sulit kita ketahui cara kematian korban
karena mayatnya sudah membusuk dalam air.

Ada 2 tanda penting yang perlu kita ketahui dari


kejadian pembunuhan pada kasus mati tenggelam:
1. Biasanya tangan korban diikat yang tidak mungkin
dilakukan oleh korban.
2. Kadang-kadang dapat kita temukan tanda-tanda kekerasan
sebelum korban ditenggelamkan.
Ada 4 tanda penting yang perlu kita ketahui dari kejadian
bunuh diri pada kasus mati tenggelam:

1. Biasanya korban meninggalkan perlengkapannya.


2. Kita dapat temukan suicide note.
3. Kedua tangan / kaki korban diikat yang mungkin dilakukan
sendiri oleh korban.
4. Kadang-kadang tubuh korban diikatkan bahan pemberat.
7 tanda penting yang memperkuat diagnosis mati tenggelam:

1. Kulit tubuh mayat terasa basah, dingin, pucat dan pakaian basah.
2. Lebam mayat biasanya sianotik kecuali mati tenggelam di air dingin
berwarna merah muda.
3. Kulit telapak tangan / telapak kaki mayat pucat (bleached) dan keriput
(washer woman's hands/feet).
4. Kadang-kadang terdapat cutis anserine / goose skin pada lengan, paha
dan bahu mayat.
5. Terdapat buih putih halus pada hidung atau mulut mayat (scheumfilz
froth) yang bersifat melekat.
6. Bila mayat kita miringkan, cairan akan keluar dari mulut / hidung.
7. Bila terdapat cadaveric spasme maka kotoran air / bahan setempat
berada dalam genggaman tangan mayat.
Di daerah tropis, tubuh mayat pada kasus
mati tenggelam (drowning) mulai membusuk
pada hari ke-2 sedangkan di daerah dingin,
membusuk setelah 1 minggu.
Pembusukan tersebut ditandai oleh
terkelupasnya kulit ari.
Jika pembusukannya merata, tubuh mayat
akan mengapung di permukaan air. Keadaan
ini disebut floaten.
Floaten biasanya terjadi pada hari ke-3
sampai hari ke-6.
Ada 7 tanda intravitalitas mati tenggelam :

1.Cadaveric spasme.
2.Perdarahan pada liang telinga tengah mayat.
3.Benda air (rumput, lumpur, dan sebagainya) dapat kita temukan dalam
saluran pencernaan dan saluran pernapasan mayat.
4.Ada bercak Paltauf di permukaan paru-paru mayat.
5.Berat jenis darah pada jantung kanan berbeda dengan jantung kiri.
6.Ada diatome pada paru-paru atau sumsum tulang mayat.
7.Tanda asfiksia tidak jelas, mungkin ada Tardieu's spot di pleura mayat.
Pada kasus mati tenggelam (drowning), dapat kita temukan tanda-tanda
adanya kekerasan berupa luka lecet pada belakang kepala, siku, lutut,
jari-jari tangan, atau ujung kaki mayat.
Ada 4 macam pemeriksaan khusus pada kasus mati
tenggelam:
1.Percobaan getah paru (lonset proef).
2.Pemeriksaan diatome (destruction test).
3.Penentuan berat jenis (BD) plasma.
4.Pemeriksaan kimia darah (gettler test).

Adanya cadaveric spasme dan tes getah paru (lonset proef) positif
menunjukkan bahwa korban masih hidup saat berada dalam air.
Percobaan Getah Paru (Lonsef Proef)

Kegunaan melakukan percobaan paru (lonsef


proef) yaitu mencari benda asing (pasir,
lumpur, tumbuhan, telur cacing) dalam getah
paru-paru mayat.
Syarat melakukannya adalah paru-paru mayat
harus segar / belum membusuk.
Pemeriksaan Diatome (Destruction Test)

Diatome merupakan ganggang bersel satu


dengan dinding dari silikat.
Syaratnya paru-paru harus masih dalam
keadaan segar, yang diperiksa bagian kanan
perifer paru-paru, dan jenis diatome harus
sama dengan diatome di perairan tersebut.
Pemeriksaan Diatome (Destruction Test)
Cara melakukan pemeriksaan diatome yaitu ambil jaringan
paru-paru bagian perifer (100 gr) lalu masukkan ke dalam
gelas ukur dan tambahkan H2SO4.
Biarkan selama 12 jam kemudian panaskan sampai hancur
membubur & berwarna hitam.
Teteskan HNO3 sampai warna putih lalu sentrifus hingga
terdapat endapan hitam.
Endapan kemudian diambil menggunakan pipet lalu
teteskan diatas objek gelas.
Interpretasi pemeriksaan diatome yaitu bentuk atau
besarnya bervariasi dengan dinding sel bersel 2 dan ada
struktur bergaris di tengah sel.
Pemeriksaan Histopatologi
Pada pemeriksaan histopatologi dapat kita
temukan adanya bintik perdarahan di sekitar
bronkioli yang disebut Partoff spot.
Infanticide
Penentuan maturitas
Ukuran antropometrik
Ciri-ciri eksternal
Test neuralgic
Pusat penulangan
Motor velocity conduction

Yang terbaik : ciri eksternal dan test neuralgic


PEMERIKSAAN LUAR
BAYI BARU LAHIR DAN BELUM DIRAWAT

Berlumuran darah
Verniks kaseosa
Tali pusat belum diikat merupakan petunjuk
terpenting dalam keadaan belum dirawat
MAMPU HIDUP DILUAR KANDUNGAN

28 minggu atau lebih


Berat badan 1000 gram atau lebih
Panjang badan kepala-tumit 35 cm atau lebih
Lingkar kepala oksipito-frontal 23 cm atau lebih
Tidak mengandung cacat bawaan yang tidak
memungkinkannya untuk hidup (incompatible
with life)
BAYI CUKUP BULAN

USIA KANDUNGAN 37 MINGGU - 42 MINGGU


Ukuran antropometrik :
Berat badan 2500 gram - 4000 gram
Panjang Badan Kepala-Tumit 46 cm 50 cm
Lingkar.kepala Oksipito-frontal 30 cm atau lebih
Diameter dada (antero-posterior) 8 cm 9 cm
Diameter perut (antero-posterior) 7 cm 8 cm
Lingkar dada 30 cm 33 cm
Lingkar perut 28 cm 30 cm
DAUN TELINGA
Lembek, datar dan bila
dilipat tetap terlipat . 28 33 minggu

Mulai ada lipatan di tepi daun


telinga, bila dilipat kembali
perlahan-lahan . 24 36 minggu

Tulang rawan tipis, setelah dilipat


cepat kembali. Sebagian telinga bagian
atas melipat 37 - 38,5 minggu

Tulang rawan keras, daun telinga tetap tegang


terdapat lipatan dalam yang sempurna 38,5 40 minggu
DIAMETER TONJOLAN SUSU
Tonjolan tidak ada 28 33 minggu
1 2 mm 34 36 minggu
2 4 mm 37 38 minggu
7 mm 39 40 minggu
GARIS TELAPAK KAKI

GARIS TELAPAK KAKI MASA KEHAMILAN


Tidak terdapat 28 31 minggu
Satu garis melintang di
sebelah depan 32 33 minggu
Dua garis melintang di
sebelah depan 34 36 minggu
Beberpa garis di dua
per tiga bagian depan 37 38 minggu
Seluruh telapak kaki 38 40 minggu
KUKU JARI TANGAN
Kuku jari tangan sudah panjang melampaui jari, ujung
distalnya tegas dan relatif keras ( pd bayi yg matur)

ALAT KELAMIN LUAR


Bayi laki laki matur : Testis sudah turun sempurna pd dasar
skrotum dan rugae pada kulit skrotum sudah lengkap
Bayi perempuan matur : Labia minor sudah tertutup dengan
baik oleh labia mayor
RAMBUT KEPALA
Relatif keras, masing masing helai terpisah satu sama
lain dan tampak mengkilat

SKIN OPACITY
Bayi matur : Jaringan lemak bawah kulit cukup tebal
sehingga pembuluh darah perut tidak tampak atau
tampak samar samar.

PROCESSUS XYPHOIDEUS
Bayi matur : membengkok ke dorsal
ALIS MATA
Sudah lengkap, yakni bagian lateralnya sudah ada
CIRI BAYI SUDAH PERNAH BERNAFAS
1. Dada telah mengembang
2. Diafragma telah turun ke sela iga 4 5 atau 5 6
3. Tepi paru menumpul, berat 1/ 35 berat badan akibat
padatnya vaskularisasi paru (paru lahir mati 1/70
berat badan )
4. Gambaran paru-paru mozaik (bercak merah tidak
homogen pada dasar merah tua)
5. Derik udara paru (krepitasi), perabaan spons
6. Uji apung paru positif
7. Uji apung usus (Berslaus second life test) positif
UJI APUNG PARU
Arif Budijanto dkk, Pembunuhan Anak Sendiri, 1988

Hasil baik, bila belum ada pembusukan


Uji pengapungan mulai dilakukan pada alat dalam
leher (diikat dulu) dan alat dalam dada
Berturut - turut diuji apung : kedua paru dipisahkan
dari trakea, tiap lobus paru, dan kemudian dipotong
kecil - tipis jaringan perifer paru
Bila potongan kecil tipis mengapung diletakan
dalam karton lalu diinjak tanpa diputar dan
dimasukan kedalam air lagi.
Tujuan diinjak untuk mengeluarkan udara/gas
selain residu udara.
Volume residu hanya keluar bila alveoli rusak.
Tetap terapung berarti terdapat udara volume residu
atau dikatakan sebagai uji apung paru positif
Positip berarti : pernah bernafas = lahir hidup
Negatip berarti :
Mungkin belum pernah bernafas = lahir mati
sudah bernapas: resorbsi pd asfiksia / apnoe lama
pneumonia lobaris
segera tenggelam pd
kelahiran
pembusukan lanjut
Pemeriksaan Mikroskopis HARUS dilakukan
untuk menarik kesimpulan akhir dengan benar terutama bila
hasil negatif
UJI TELINGA TENGAH
( middle ear test )
DASAR UJI TELINGA TENGAH Wreden - Wendt :
Bayi telah bernafas pada waktu dilahirkan
Dapat mengadakan gerakan menelan
Tuba auditiva Eustachii terbuka karena aktivitas
muskulus tensor et levator veli palatini
Udara masuk kedalam rongga telinga tengah
UJI TELINGA TENGAH
( middle ear test )

CARA MELAKUKAN :
Digunting dengan kuat atau pahat kecil tegmen timpani
dibuka di bawah permukaan air dan diperhatikan apakah
keluar gelembung gelembung dari telinga tengah atau
tidak
Gelembung keluar POSITIF
Gelembung tidak keluar NEGATIF

Arif Budijanto dkk, Pembunuhan Anak Sendiri, 1988


UJI LAMBUNG USUS (UJI BRESLAU)
BILA BAYI TELAH BERNAFAS LAMBUNG DAN USUS
BERISI UDARA YANG TERTELAN
CARA MELAKUKAN :
Doudenum di dekat Pilorus, Usus halus di daerah valvula
Bauhini dan Usus besar di daerah rekto sigmoid diikat
dengan tali rami
Seluruh alat pencernaan dimasukan kedalam air
Alat pencernaan terapungPOSITIF
Alat pencernaan tidak terapung NEGATIF
NOTE : bila tidak seluruhnya terapung perhatikan mana yang
tidak terapung, di uji sendiri sendiri dg cara sama dengan
diatas
Arif Budijanto dkk, Pembunuhan Anak Sendiri, 1988
USIA PASCA LAHIR
1. Udara dalam saluran pencernaan dapat diperkirakan :
1. di Lambung berati Baru Lahir, tapi blm tentu lahir hidup.
2. di Doudenum lebih dari 2 jam.
3. di Usus Halus 6 12 jam.
4. di Usus Besar 12 24 jam.

2. Bila mekonium telah keluar seluruhnya berati telah 24 jam


atau lebih.
PUSAT PENULANGAN
DISTAL FEMUR
sudah terdapat pada umur kehamilan 9 bulan
( 36 minggu)
paling bermakna untuk menetukan maturitas

UJUNG PROKSIMAL TIBIA


sudah terdapat pada umur kehamilan 38 minggu

KUBOID
terdapat pada akhir masa kehamilan 40 minggu
PUSAT PENULANGAN

TALUS
terdapat pada akhir masa kehamilan 7 bulan
( 28 minggu )

KALKANEUS
terdapat pada akhir masa kehamilan 6 bulan
( 24 minggu)
PUSAT PENULANGAN
CARA PEMERIKSAAN
Tidak langsung foto radiologi
Langsung menggunakan pisau
Memeriksa distal femur dan proksimal tibia
tungkai bawah di fleksikan maksimal, disayat
kulit dan jaringan bawah kulit dilepaskan dari dasar tulang
tempurung disingkirkan
dibuat irisan-irisan tipis ( 2 mm ) pada epifise femur
mulai dari distal ke proksimal, dilanjutkan terus sampai
ditemukan pusat penulangan diafisal
psat penulangan daerah berwarana merah di tengah epifise
yang berwarna putih keruh.
PUSAT PENULANGAN
PEMERIKSAAN KALKANEUS, TALUS DAN KUBOID
kaki dipegang dengan tangan kiri, tumit pada telapak
tangan jari jari kaki mengarah ke pelaku otopsi
buat irisan yang dalam pada telapak kaki
di celah jari ke 3 & jari ke 4
irisan ini biasanya mengenai pusat penulangan kalkaneus
dengan memperdalam irisan pertama akan teriris talus
untuk kuboid dibuat di sebelah lateral dan sejajar dengan
irisan pertama.

Arif Budijanto dkk, Pembunuhan Anak Sendiri, 1988


GAMBARAN MIKROSKOPIS PARU PARU

Pada bayi yang sudah bernafas ada gambaran aerasi :


Struktur dinding alveoli berbentuk epitel gepeng
Tidak terlihat projections
Alveoli dengan lumen lebar, dinding membundar atau
melengkung
Amnioctic debris dapat ditemukan di lumen

Arif Budijanto dkk, Pembunuhan Anak Sendiri, 1988


GAMBARAN MIKROSKOPIS PARU PARU

Pada bayi yang belum bernafas gambaran khas :


Struktur dinding alveoli berbentuk kuboid
Dukti alveolaris dan alveolus mengembang oleh cairan
dengan dinding berliku dan banyak projections yang
menonjol ke lumen
Alveoli seperti saku kumal (crumpled sac alveoli)

Arif Budijanto dkk, Pembunuhan Anak Sendiri, 1988


KEKERASAN DAN SEBAB KEMATIAN

Di DKI Jakarta paling banyak 90 95 persen


dari sekitar 30 40 kasus, membuat keadaan
ASFIKSIA MEKANIS yaitu pencekikan,
penjeratan, pembekapan dan penyumbatan
Pemeriksaan penting alat leher lapis demi lapis
5 10 persen KEKERASAN TUMPUL pada
KEPALA
1 Kasus dalam 6 7 tahun KEKERASAN
TAJAM pada LEHER & DADA
B .Sampurna, Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum,2003
TANDA TANDA PERAWATAN
1. Tali pusat terpotong rata dan diikat ujungnya, diberi
antiseptik dan verban (bisa hilang sblm diperiksa).
2. Jalan nafas bebas.
3. Vernix kaseosa tidak ada lagi.
4. Berpakaian.
5. Air susu di dalam saluran cerna.

Ditemukan tanda no 1 saja diatas sudah cukup


membuktikan adanya tanda perawatan, melihat ciri
mediknya bila hal tersebut ada, maka bukan lagi
termasuk pembunuhan anak sendiri
HUBUNGAN
IBU DENGAN ANAK

UPAYA PEMBUKTIAN SEORANG TERSANGKA IBU


SEBAGAI IBU DARI ANAK YANG KITA PERIKSA
ADALAH SUATU HAL YANG PALING SUKAR

Ada beberapa cara dapat kita gunakan


1. Mencocokan waktu partus ibu dan waktu lahir anak
2. Mencari data antrophologi yang khas pada ibu dan
anak
3. Memeriksa golongan darah ibu dan anak
4. Sidik jari DNA
B .Sampurna, Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum,2003
Aborsi
Aborsi
Istilah aborsi yang berasal dari kata abortus
bahasa latin, artinya kelahiran sebelum
waktunya.
Abortus sebagai pengakhiran kehamilan
sebelum janin mencapai berat 500 gram atau
usia kehamilan 20 minggu.(terakhir,
WHO/FIGO 1998 = 22 minggu).
Klasifikasi
Secara garis besar abortus dapat di bagi dalam 2
kelompok, yaitu:
1. Abortus dengan penyebab yang wajar (abortus
spontanea), yaitu abortus yang terjadi dengan
sendirinya, disebut juga keguguran.
2. Abortus yang sengaja dibuat (abortus
provokatus/induksi abortus), yaitu abortus disengaja
atau digugurkan, merupakan 80 % dari semua kasus
abortus. Abortus yang disengaja ini dapat bersifat
murni medisinalis, tetapi dapat pula bersifat
medisinalis kriminalis.
Pemeriksaan Kasus Aborsi
Toksikologi Forensik
Gambaran klinis Kemungkinan etiologi
Pupil pinpoint, frek napas turun Opioid, inhibitor kolinesterase(organofosfat,
carbamate insektisida), klonidin, fenotiazin
Dilatasi pupil, laju napas turun Benzodiazepin
Dilatasi pupil, takikardia Antidepresan trisiklik, amfetamin, ekstasi,
kokain, antikolinergik, antihistamin
Sianosis Obat depresan SSP, bahan penyebab metHb
Hipersalivasi Organofosfat/ karbamat, insektisida
Nistagmus, ataksia, tanda serebelar Antikonvulsan(fenitoin, CMZ), alkohol
Gejala ekstrapiramidal Fenotiazin, haloperidol, metoklopramid
Seizures Antidepresan trisiklik, antikonvulsan, teofilin,
antihistamin, OAINS, fenotiazin, isoniazid
Hipertermia Litium, antidepresan trisiklik, antihistamin
Hipertermia, hipertensi, takikardi,agitasi Amfetamin, ekstasi kokain
Hipertermia, takikardi, asidosis metabolik salisilat
Bradikardia Betablocker, digoksin, opioid, klonidin,
antagonis kalsium(kec dihidropiridin,
organofosfat insektisida)
Abdominal cramp, diare, takikardi, Withdrawal alkohol, opiat, benzodiazepin
halusinasi
Tes Warna Narkotika
Froehde Marquis As.nitrat Ferrikhlorida
Opium Biru-ungu Merah-ungu Merah-oranye Biru-hijau
Morfin Biru-ungu Merah-ungu Merah-oranye Biru-hijau
Heroin Biru-ungu Merah-ungu Hijau O
Dilaudid Biru-ungu Merah-ungu Merah-oranye Biru-hijau
(lambat)
Kodein Olive hijau Merah-ungu Merah-oranye O
(lemah)
Dikodid Khaki-hijau Merah-ungu Kuning (lambat) O
O (lambat)
Pethidin Hijau Oranye-lemah Ungu- Merah-orange
Apomorfin Merah-ungu Merah-oranye
Ungu- Ungu- kuning O
Papaverin kuning-O Merah-
Oranye
Pembuatan reagensia
Froehde : 2 1/2g ammonium molybdate dalam 25mL asam sulfat pekat
Marquis : 40tetes formaldehyde 40% dalam 60mL asam sulfat pekat
As-nitrat : asam nitrat pekat
: Ferrikhlorida dalam air
Tes Mikrokristal Narkotika
Narkotika Reagensia Tipe kristal Kepekaan
(dilarutkan dalam (mikrogram)
100mL air)
Morfin Kalium tri-iodide (2gl Plates 0,1
4gK1)
Heroin Merkuri khlorida Fine dendrites 0,1
Platinum khlorida (5g) Rosettes 0,25
Kodein Kalium cadmium Gelatinous 0,01
iodida (1g cadmium resettes
iodide 2gK1)
Pethidin Asam pikrat pekat Feathery rosettes 0,1

Cara mengerjakan :
1 tetes larutan narkotika reagensia dan kemudian kristal yg terbentuk dilihat
dibawah mikroskop
Undang-Undang Pembunuhan Anak Sendiri
Undang-Undang Aborsi
299
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN

Bagian VI Kesehatan Reproduksi


BAB XX KETENTUAN PIDANA
Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang
menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun
yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut
hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat
dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra
tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang
dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis
dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 76 Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya
dapat dilakukan:
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh
menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 77 Pemerintah wajib melindungi dan mencegah
perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75
ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak
bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 194
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan
aborsi tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

Anda mungkin juga menyukai