Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

Tinjauan Pustaka
Limbah Domestik
Limbah domestik adalah limbah yang berasal
dari kegiatan pemukiman penduduk (rumah
tangga) dan kegiatan usaha seperti pasar,
restoran, dan gedung perkantoran.
Karakteristik Limbah Domestik

Padatan Warna Temperatu Kekeruhan


Bau (odor)
(solid) (color) r (turbidity)

Warna dibedakan
menjadi true color
Bau timbul dan apparent color. Temperatur air
Warna yang bisa
Padatan terdiri karena adanya diukur adalah true limbah
kegiatan color, yaitu warna mempengaruhi Kekeruhan
dari bahan mikroorganisme yang disebabkan oleh badan penerima
padat organik yang buangan terlarut jika terdapat menunjukkan
maupun menguraikan zat- pada air limbah temperatur yang sifat optis air
tersebut. Sedangkan
anorganik yang zat organik yang apparent color cukup besar. Hal yang akan
dapat larut, menghasilkan disebabkan oleh ini akan membatasi
mengendap gas-gas tertentu warna-warna bahan mempengaruhi
karena adanya yang terlarut kecepatan reaksi pencahayaan
atau reaksi kimia yang maupun yang serta tata kedalam air.
tersuspensi. menimbulkan
tersuspensi. Secara
kehidupan dalam
kualitatif, keadaan
gas. limbah dapat air.
ditandai warna-
warnanya.
Dampak Limbah Domestik terhadap
Lingkungan dan Kesehatan Manusia

1. Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi,

2. Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus,

3. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever)
dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai,

4. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit),

5. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit
yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan
binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
Biodegradasi
Biodegradasi atau penguraian bahan (senyawa)
organik oleh mikroorganisme dapat terjadi bila
terjadi transformasi struktur sehingga terjadi
perubahan integritas malekuler.
Proses tersebut berupa rangkaian reaksi kimia
enzimatik atau biokimia yang mutlak
memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroorganisme.
Proses Biodegradasi

Tahap pembentukan
asam adalah
hidrolisa senyawa 2. Tahap Pembentukan asam dari
organik baik yang Acidogenesis senyawa-senyawa organik 4. Tahap
terlarut maupun sederhana (monmer)
yang tersuspensi dilakukan oleh bakteri- Metanogenesis
dari berat molekul bakteri penghasil asam
besar (polimer) Pengubahan senyawa yang terdiri dari sub divisi
menjadi senyawa sederhana menjadi asam acids/farming bacteria dan
organik yang mudah Tahap dominasi
organik sederhana acetogenic bacteria. Asam
(monomer) yang menguap seperti asam propionat dan butirat perkembangan sel
asetat, asam butirat, diuraikan oleh acetogenic mikroorganisme dengan
dilakukan oleh
asam propionat dan lain- bacteria menjadi asam spesies tertentu yang
enzim-enzim
lain. Dengan asetat. menghasilkan
ekstraseluler. metana.Pembentukan
terbentuknya asam
metana dilakukan oleh
organik maka pH akan 3. Tahap bakteri penghasil metana
1. Tahap terus menurun namun
Acetogenesis yang terdiri dari sub divisi
pembentukan pada waktu yang acetocalstic methane
bersamaan akan bacteria yang menguraikan
asam terbentuk buffer yang asam asetat menjadi
akan menetralisisr pH. metana dan karbon
dioksida.
Cairan Rumen
Rumen mengandung mikroorganisme bakteri
dan protozoa yang menghancurkan bahan-
bahan makanan untuk kepentingan mikroba
itu sendiri, membentuk asam-asam lemak,
serta mensintesis vitamin B dan asam-asam
amino.
Cairan rumen dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
biakan bakteri/mikroba yang terkandung di dalamnya
sebagai starter pembuatan kompos/pupuk organik dan
juga untuk meningkatkan kandungan mikroorganisme
pengurai di dalam tanah.
Kuantitas dan kualitas cairan rumen dapat dipengaruhi
oleh jenis ternak, bobot badan, mikroba yang terdapat
dalam saluran pencernaan, kuantitas dan kualitas
pakan serta daya cernanya.
Kualitas cairan rumen tergantung dari makanan ternak
yang dikonsumsinya. Cairan rumen akan mengandung
zat anti nutrisi bila ternak tersebut mengkonsumsi
zat anti nutrisi (Darsono, 2011).
Keberadaan dan Bentuk Mikroba di Dalam
Rumen

Bakteri yang
Bakteri yang
Bakteri yang menempel pada
menempel pada
bebas dalam epithel dinding
partikel
cairan rumen rumen dan
makanan (70%
(30% dari total bakteri yang
dari total
bakteri). menempel pada
bakteri).
protozoa.
Jenis bakteri yang terkandung dalam cairan
rumen (Hungate,1966)
Bakteri selulolitik (Bakteroidessuccinogenes, Ruminococcus
flavafaciens, Ruminococcus albus, Butyrifibriofibrisolvens)

Bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio fibrisolvens,Bakteroides


ruminocola, Ruminococcus sp)

Bakteri pencerna pati (Bakteroides ammylophilus, Streptococcus


bovis, Succinnimonas amylolytica)

Bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus ruminus)

Bakteri proteolitik (Clostridium sporogenus, Bacillus licheniformis).


Jumlah mikroba di dalam cairan rumen sapi
bervariasi meliputi mikroba proteolitik 2,5x109
cfu/gram cairan rumen, mikroba selulolitik
8,1x104 cfu/gram cairan rumen, mikroba
amilolitik 4,9x109 cfu/gram cairan rumen,
mikroba pembentuk asam 5,6x109 cfu/gram
cairan rumen, mikroba lipolitik 2,1x1010
cfu/gram cairan rumen, dan fungi lipolitik
1,7x103 cfu/gram cairan rumen. Mikroorganisme
tersebut mencerna pati, gula, lemak, protein
dan nitrogen bukan protein untuk membentuk
mikrobial dan vitamin B (Sutrisno, 1994).

Anda mungkin juga menyukai