Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN KOLESTEATOMA

oleh

Kelompok 8

Aprinia Fajar Sukmawati 152310101017


Ervina Erlin Agustin 152310101023
Wahyu Adinda Yuli P. 152310101186
Nurdianah Fajri Ronandini 152310101346
Anatomi Fisiologi Organ Pendengaran

Telinga merupakan salah satu pancaindra yang berfungsi sebagai alat


pendengaran dan keseimbangan yang letaknya berada di lateral kepala.
Masing-masingtelingaterdiridaritigabagianyaitutelingaluar,telingatengah,
dantelingadalam.(WibowodanParyana,2009).
Bagian-BagianTelinga

1. Telingaluar
Telinga luar (auris externa) terdiri dari
daun telinga (auricula/pinna), liang
telinga (meatus acusticus externus)
sampai gendang telinga (membrana
tympanica) bagian lu
ar.
2.TelingaTengah
Telinga tengah (auris media) berada di
sebelah dalam gendang telinga sekitar 3-
6 mm.
3.TelingaDalam
Telinga dalam terdiri dari koklea dan
aparatus vestibularis yang memiliki dua
fungsi sensorik yang berbeda. Koklea
Gambar 2.1 Anatomi Telinga Manusia berfungsi sebagai sistem pendengaran
karena mengandung reseptor untuk
mengubah suara yang masuk menjadi
impuls saraf sehingga dapat didengar.
Gambar 2.2 Anatomi Telinga Luar
Gambar 2.3 Anatomi Telinga Tengah

Gambar 2.4 Anatomi Telinga Dalam


Definisi Kolesteatoma

Daripenjelasanolehbeberapaahlitentangdefinisikolesteatomadapatdisimpulkanbahwa
kolesteatoma merupakan suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi jaringan epitel
(keratin).Seringkalikolesteatomadihubungkandengankehilanganpendengarandaninfeksi
padatelingayangmenghasilkancairanpadatelingatetapidapatjugatanpagejala.Seluruh
epitelkulit(keratinizingstratifiedsquamousepithelium)padatubuhkitaberadapadalokasi
yangterbuka/terpaparkedunialuar.

Gambar 2.5 Kolesteatoma


Epidemiologi Kolesteatoma

Kejadian kolesteatoma setiap tahun diperoleh data sekitar 9-12,6 kasus per 100.000
orangdewasadandari3sampai15kasusper100.000anak-anak.Sebuahdominasilaki-
laki dari 1,4:1 dalam insiden kolesteatoma telah dilaporkan. Pada anak-anak, dominan
72%darianaklaki-lakitelahdilaporkantanpakecenderunganuntukbaikkiriataukanan.
Iniharuslebihdiperhatikanbahwakejadiankolesteatomadiperolehtelahmenurundalam
beberapatahunterakhir,mungkinkarenameluasnyapenggunaanventilasitabung.Beban
duniaakibatOMSKmelibatkan65-330jutaorangdengantelingaberair.

Menurut survey yang dilakukan pada tujuh provinsi di Indonesia pada tahun 1996
ditemukan prevalensi otitis media supuratif kronis sebesar 3% dari penduduk
Indonesia. Di Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta melaporkan kasus OMSK tipe
berbahaya 61,59% laki-laki dan 38,40% perempuan. Prevalensi kolesteatoma lebih
tinggidi negara-negaraterbelakangdibandingkandinegaramaju. Orang-orang yang
tinggal di pemukiman kumuh lebih rentang untuk menderita kolesteatoma (80%)
dibandingkanyangtinggaldigedung.
Etiologi Kolesteatoma

Etiologikolesteatomaterbagimenjaditigabentukyaitu:

1.Kongenital
Kolesteatomainimerupakansisajaringanepitelembrional,berwarnaputih,
struktursepertikista,terletakmedialdarimembrantimpaniyangutuh.
Tidakadariwayatradangtelingatengahdandisfungsieustachi.

2.Implantasi
Kolesteatomainiterjadiakibatiatrogenicdaripemasangandraintube,atau
merupakansekueledariperforasimembranetimpaniolehbendaasing.

3.Acquired
Bentukiniterjadisebagaiakibatkelanjutanperforasimembranetimpani
karenaobstruksieustachi.
Klasifikasi Kolesteatoma

A.Kolesteatomakongenital
Merupakankistaepitelyangtimbuldidalamsalahsatutulangkepala(biasanya
tulang temporal) tanpa adanya kontak dengan dunia luar. Dapat tumbuh di
tulangtemporalbagiandalamatauskuama.Disebutkanjumlahnyameningkat
dalamruangmastoidatauatik.

B.Kolesteatomadidapatatauakuisitaterbagimenjadiduayaitu:
1.Kolesteatomadidapatprimer.
Jenis ini berkembang sebagai kelanjutan dari perforasi membran timpani pars
flasida.Mulamulamengisiruangprussak,kemudiandapatmembesarsehingga
memenuhiatik,antrummastoiddansebagiantelingatengah.
2.Kolesteatomadidapatsekunder.
Merupakan kelanjutan dari otitis atelektasis, bila terjadi retraksi membran yang
atrofimengakibatkankantungberisidebriskeratindisertaidestruksitulangyang
lebihlanjut.Biasadijumpaiadanyagranulasipadatepiposteriorsuperiortepatdi
lateral anulus. Bila penyakit telah mencapai tingkat ini, biasanya terjadi infeksi
dengancairanyangkeluarterusmenerus.
Gambar 2.8 Kolesteatoma Primer
Gambar 2.7 Kolesteatoma Kongenital

Gambar 2.9 Kolesteatoma Sekunder


Gambar 2.9 Kolesteatoma Sekunder
Patofisiologi dan Patologi Kolesteatoma

Patofisiologidarikolesteatomayaitu: Patologikolesteatomaterbagiatas
beberapateoriyaitu:
1.Deskuamasiepitelskuamosa(keratin) TeoriInvaginasi.
Jaringan granulasi yang mensekresi enzim timbulakibatterjadiprosesinvaginasidari
proteolitik membranatimpaniparsflacidakarena
2. Dapat memperluas diri dengan adanyatekanannegatifditelingatengah
mengorbankanstrukturdisekelilingnya akibatgangguantuba.
3. Erosi tulang terjadi oleh dua mekanisme TeoriImigrasi.
utama: terbentukakibatdarimasuknyaepitelkulit
Efek tekananremodellingtulang. Aktivitas dariliangtelingaataudaripinggirperforasi
enzimmeningkatkan proses osteoklastik pada membranatimpaniketelingatengah..
tulangmeningkatkanresorpsitulang. TeoriMetaplasi.
4. Merupakan media yang baik untuk akibatmetaplasimukosakavumtimpani
pertumbuhankumaninfeksi karenairitasiinfeksiyangberlangsunglama.
5. Infeksipelepasan sitokin yang menstimulasi TeoriImplantasi.
sel-selkeratinositmatrikskolesteatomamenjadi akibatadanyaimplantasiepitelkulitsecara
hiperproliferatif, destruktif, dan mampu iatrogenikkedalamtelingatengahwaktu
berangiogenesis. operasi,setelahblustinjury,pemasangan
6. Desakan massa dan reaksi asam oleh ventilasitubeatausetelahmiringotomi.
pembusukanbakterinekrosistulangkomplikasi
Pemeriksaan Penunjang Kolesteatoma

1.CTscan
CTscanmampumembuatdeskripsisempurnadarianatomitelingatengahdan
ruangmastoid,yangmenunjukkanhubunganlesidengankapal,sarafwajahdan
telingabagiandalam,dapatmenemukanlesisangatkecilsertalitikyangefekpada
tulangtemporal

2.MRI
Jika dalam rongga telinga tengah ditemukan konten dengan kepadatan yang
berbeda pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) dapat memberikan
informasi lebih lanjut karakteristik kerusakan jaringan yang ditemukan pada
pemeriksaan HRCT, mengkonfirmasi keberadaan kolesteatoma, ekstensi,
memberikan hubungan penting tentang arsitektur local dan pasca operasi
memberikan informasi tentang keberadaan residu atau terjadinya penyimpangan
ulang
3.konvensionalposisiWaters

Secara ideal piramid tulang petrosum diproyeksikan pada dasar sinus maksilaris. Maksud
dari posisi ini adalah untuk memproyeksikan tulang petrosus supaya terletak dibawah
antrum maksila sehingga kedua sinus maksilaris dapat dievaluasi seluruhnya. Hal ini
didapatkan dengan menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu
menyentuhpermukaanmeja.
4.TesRinne
Tujuan melakukan tes rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran tulang
denganhantaranudarapadasatutelingapasien.
5.TesWeber
Tujuan melakukan tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara
keduatelingapasien.
6.TesBisik
Tesbisikmerupakanpemeriksaandenganmengucapkansuarayanglirihsepertiberbisik-
bisik kepada orang yang diperiksa (orang normal maupun orang dengan gangguan
pendengaran).Ruangannyasunyi,tidakterjadiechoataugema.
Gambar 2.10 Pemeriksaan CT Gambar 2.11 CT Scan mastoid
scan Mastoid potongan axial potongan coronal

Gambar 2.12 Pemeriksaan MRI

Gambar 2.14 Foto Waters

Gambar 2.13 Posisi Waters


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai