Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ELEKTRO
MELENGKAPI TUGAS KULIAH SISIPAN SEMESTER GANJIL
TAHUN 2011
DISUSUN OLEH:
DIMAS BAGUS DWI KARTIKA
L0F009001
Resistor (Hambat)
George Simon Ohm (1787-1854), professor
matematik dan fisika, berdasarkan analisis
matematik berdasar rangkaian galvanic
dianalogikan dengan aliran listrik dan aliran
panas, pada kertas kerjanya, dipublikasikan
pada tahun 1827.
Oleh formula persamaan konduksi panas
Fouriers dan memakai intensitas medan
listrik analog perubahan gradien temperatur.
Ohm dapat menunjukkan aliran listrik dalam
rangkaian composed baterai.
Dengan rumus:
A dv AV V
I atau I
dl L R
Definisi-definisi:
perbandingan antara beda potensial yang
dipasangkan dan besarnya arus listrik yang
mengalir dalam penghantar adalah tetap.
Perbandingan tersebut dinamakan hambat kawat
penghantar itu.
Dapat dikatakan bahwa :
Sebuah hambatan listrik sebesar satu Ohm di
mana pemakaian emf sebesar satu Volt
menyebabkan arus mengalir sebesar satu
Ampere.
Definisi Hukum Ohm ialah:
Suatu gaya gerak listrik (emf) mempunyai
beda potensial 1 Volt bila mampu mengalirkan
arus listrik sebesar 1 Ampere dalam hambat 1
Ohm. Atau V = IR
Satuan hambat listrik adalah Ohm disimbolkan
huruf (huruf Yunani omega). Satuan
tahanan Ohm didefinisikan:
Tahanan yang diberikan pada arus listrik oleh
suatu pipa air raksa sepanjang 1,063 meter
dan luas penampang 1 mm2, pada suhu 00C.
Dalam penghantar dengan ujung ab, beda
potensial pada penghantar itu:
b b
Va Vb Sdl Sdl
a a
b
SA
dl
a
A
Bila S, rapat arus, tetap besarnya, maka SA = i
, sehingga:
b
Va Vb i dl
a
A
Persamaan ini lebih dikenal sebagai integrasi
Hukum Ohm, yang juga dapat dituliskan
sebagai berikut: Va Vb = I Rab
Jadi Rab
b
dl
a
A
Di mana:
- Rab adalah hambat penghantar dengan
ujung-ujungnya a dan b, Ohm.
A adalah luas penampang penghantar, mm2.
l adalah panjang penghantar dan,
adalah hambat jenis bahan penghantar,
meter.
Ada tiga macam zat dasar sebagai
penghantar:
penghantar (conductor),
semi-penghantar (semiconductor), dan
isolator (insulator).
Tabel: Daftar hambat jenis zat
10-8
perak, tembaga, besi, wolfram,
10-4 konstantan, air raksa, bismuth
penghantar
elektrolit (asam belerang, asam nitrat, d.l.l.
100 air laut, air sungai
semi-penghantar
108 marmer
1012 kayu
mica
isolator 1016 ebonit, kwarts
K k 2
3 T
e
Di mana: k = konstanta Boltzmann
e = muatan sebuah elektron
K = suhu Kelvin
Percobaan yang dilakukan tahun 1912 oleh Kamerling
Onnes, beberapa logam pada suhu-suhu yang sangat
rendah adalah sangat kecil hambatan jenisnya,
sehingga dapat dikatakan nihil. Ini disebut hantaran
super (super conductor) dan suhu yang rendah itu
dinamakan suhu loncat hantaran super.
Beberapa zat yang mempunyai sifat-sifat tersebut di
atas adalah:
Timah hitam, dengan suhu loncat: Tl = 7,30K
Air raksa, dengan suhu loncat: Tl = 4,10K
Timah putih, dengan suhu loncat: Tl = 3,70K
Aluminium, dengan suhu loncat: Tl = 1,10K
Seng, dengan suhu loncat: Tl = 0,80K
Dan beberapa paduan logam-logam tersebut, juga
beberapa campuran-campuran bismuth.
e) kemurnian zat
Makin kotor suatu zat makin besar hambatannya,
jadi:
kotor murni
vt F atau atau
di mana: b adalah sebuah konstanta yang menyatakan kebebasan
bergerak elektron-elektron bebas.
jadi:
= pb
f) pengaruh panas dalam hambat
Hambat suatu konduktor berbanding lurus dengan
tahanan jenis dan panjang bahan serta berbanding
terbalik dgn luas penampangnya. Menurut persamaan:
.l
R=
A
Di mana : = tahanan jenis bahan, Ohm.mm2/m
(Ohm/m/mm2)
l= panjang konduktor, m
A= luas penampang konduktor, mm2 (ada
yang menulis O, ada juga yang q)
Tabel: Tahanan jenis, daya-hantar jenis dan koefisien suhu bahan
S.Zeiruddin (penterj.) :Petunjuk-petunjuik Teknik TEHNIK LISTRIK; Penerbit
Buku Tehnik H.STAM, Jakarta, 1953; p.328.
Rt = R0 1 (t-t0)
Di mana: = koefisien temperatur
Rt = besar hambatan setelah waktu t
R0 = besar hambatan awal
t = besar temperatur akhir
t0 = besar temperatur awal
Jika di dalam penghantar mempunyai hambat,
maka juga mempunyai daya hantar, daya hantar
jenis () , yaitu kebalikan dari nilai hambat jenis,
dapat dituliskan:
1
Mho
Induktor (kumparan)
Hukum Maxwell I
i adalah jumlah aljabar semua arus listrik yang menembus bidang terkait. Hl adalah
komponen tangensial medan magnet H pada garis integrasi l yang membatasi bidang
tersebut gambar 2-4.Arah arus dan arah integrasi diambil sedemikian sehingga sesuai
dengan sistem kanan.
Contoh:
i
H dl i ; atau: H.2r= I Jadi: H
l 2r
Sebuah arus i yang homogen ( S tetap
besarnya) mengalir didalam sebuah
penghantar yang berjari-jari a . Rapat arus S
dapat ditentukan dengan cara sebagai
berkut:
a 2 a2
i r
Jadi diperoleh : H 2
a 2
Untuk titik di luar penghantar berlaku :
i
H
2r
Sehingga bila gambar intensitet medan magnet H
sebagai fungsi dari r (jarak terhadap sumbu
penghantar), akan diperoleh seperti gambar 2-7.
Intensitet medan magnet merupakan kuat-medan
magnet (H) dengan satuan Oerstedt (dahulu
gauss).
Definisi:
Suatu medan magnet mempunyai kekuatan 1
oerstedt, kalau sebuah kutub dengan kekuatan
1 m di dalam medan itu mengalami gaya
sebesar 1 dyne
Satuan dari kuat kutub (m):
Definisi:
Kekuatan sebuah kutub, yang melakukan sebuah gaya
sebesar 1 dyne pada sebuah kutub yang sama kuat dalam
jarak 1 cm.
d d
l F l dl dt dt 0 Bn dO
i
Atau bila dinyatakan dengan perkataan :
Ft = Fi + Fu atau Fi= Ft - F, ,
sehingga persamaan (2-14) menjadi:
F F d d
dl Bn dO
t u
l l
l
dt dt 0
Contoh:
Pada jepitan-jepitan 1 dan 2 sebuah elemen
dipasangkan sebuah hambat R (gambar 1-20).
Hambat-dalam elemen diabaikan. Bila i adalah
arus yang mengalir di dalam rangkaian, V
adalah tegangan antara jepitan-jepitan 1 dan
2, maka:
t
F dl iR l
V 1, 2
F dl E
u
; dan
l
d
Gambar 2-9 0
dt
F dl iR V
t
l c
F dl E ; dan
u
l
d
0
Gambar 2-10 dt
sehingga E = iR + Vc
Persamaan diatas hanya berlaku selama
mengisi kondensator saja. Selama pengisian
itu arus i makin lama berkurang dan pada
waktu kondensator sudah penuh arus i = 0
dan
E = Vc
Kapasitet Induksi
D = 0 F
D= F
Dengan
= r 0
B = 0 H
B=H
Dengan
= r 0
Definisi:
Arus perpindahan dielektrik adalah arus listrik yang dapat
menghantarkan energi listrik melalui zat yang bukan penghantar,
seperti penyekat (isolator).
Arus perpindahan dielektrik dapat dituliskan:
dD
i= A
dt
Jadi arus perpindahan dielektrik juga dapat
menimbulkan medan magnet di sekitarnya,
sehingga Hukum Maxwell I harus mendapat
sedikit perubahan menjadi:
dD
0 dt l
S n dA H l dl
Gambar 2-11, maka jumlah arus yang
menembus bidang itu adalah i. Untuk
menembus bidang b adalah arus perpindahan
dielektrik. Karena sebelum dan sesudah
melalui kondensator C arus tetap i tetap
besarnya. Jadi tak ada energi yang hilang,
maka:
Gambar 2-11
Dengan demikian medan magnet yang timbul
di sekitar kondensator itu besarnya sama
dengan magnet yang timbul di sekitar kawat
penghantar.
Bila jumlah lilitan kumparan induktor adalah N
buah, maka jumlah arus listrik yang
menembus bidang c adalah iN. Dalam hal ini
arus tersebut adalah arus hantaran, sehingga
untuk garis lengkung l yang membatasi
bidang c (yang seharusnya melingkupi L,
gambar 2-11) tadi berlaku hubungan:
l
H l dl iN
dan jumlah fluks yang menembusnya:
Bn dA
0
mengambil integrasi
sepanjang sumbu tabung itu
(jadi H= Hl), maka :
dl
l Hdl iN atau l HdO dO iN
H dO = B dO = d
Untuk tabung itu d : tetap besarnya,
sehingga persamaan menjadi:
dl
d iN
l
dA (2-21)
N f k
t f k t k 1
.N t f .N
k 1 N
Di mana : f = adalah nilai rata-ratanya f , dan persamaan menjadi :
t f N iN f N N i f 2
Karena f adalah bilangan belaka dan (hantaran magnet untuk
bidang tengah kumparan) mempunyai dimensi hantaran
magnet, maka f juga mempunyai dimensi hantaran
magnet.
Fluks bergandeng dapat juga dituliskan sebagai :
N 2i
1
Di mana: sebagai hambat magnet,
f
dapat ditarik suatu definisi:
Koefisien induksi L pada sebuah
induktor/kumparan (dinyatakan dengan
Henry), adalah besarnya fluks bergandeng
yang ditimbulkan oleh kumparan itu, bila
arus yang mengalir melalui sebesar 1
Amper.
N2
Dituliskan sebagai : L Henry
i
Definisi : induksi sendiri (L) , Henry:
1 henry adalah nilai koefisien induksi sendiri
sebuah rangkaian yang dialiri listrik sebesar
1 Ampere tiap detik, yang dapat
menimbulkan perubahan gaya gerak listrik
sebesar 1 Volt.
Rugi-rugi dalam sebuah kumparan
1. Rugi hambat;
Rugi ini disebabkan karena kumparan dibuat
dari kawat logam. Rugi ini berupa panas
Joule.
H.dB
2. Rugi histerisis;
Rugi ini disebabkan karena adanya energi yang
dipergunakan untuk menyearahkan dipol-dipol
(=dwikutub=dwikutub =polarisasi) pada gejala
magnetisasi. Rugi ini dapat diperkecil dengan
mempergunakan besi lunak untuk teras (inti)
kumparan tersebut. Besi lunak mempunyai
lengkung histerisis yang sangat sempit, sehingga
ruginya juga menjadi sangat kecil. Besarnya
energi persatuan volume yang dipergunakan
untuk menyearahkan polarisasi itu adalah : H.dB
. Integrasi ini menyatakan luas dari bagian yang
dibatasi oleh lengkung histerisis.
3. Rugi arus-olak (eddy current);
Rugi ini disebabkan adanya energi yang
dipergunakan untuk menginduksikan arus
listrik dalam inti besi. Arus tersebut arus-
olak,eddy current, dikuasai oleh Hukum
Maxwell II. Timbulnya arus olak, atau juga arus
pusar, ini dapat dipersukar dengan membagi
inti kumparan itu menjadi pelat-pelat tipis
yang satu sama lainnya disekat isolasi, atau
juga dengan membuat inti dari serbuk yang
dipadatkan.
4. Rugi gejala-kulit;
Bila frekuensi arus bolak-balik yang dipakai dalam
kumparan ditinggikan, maka timbulah gejala baru
yang disebut gejala-kulit, yang menyebabkan arus
itu didesak ke permukaan penghantar. Jadi arus
listrik dipaksa melalui penampang yang lebih
kecil, sehingga hambat yang dialaminya menjadi
lebih besar. Semua rugi-rugi tersebut dapat
dilambangkan oleh sebuah hambat yang
dipasangkan seri atau parallel, atau juga seri
paralel terhadap sebuah kumparan.
Kumparan non linier
Pendahuluan
Cara-cara lama untuk memperbesar koefisien induksi L ialah
dengan mempergunakan teras besi (inti besi) dan sampai sekarang
logam yang paling sering dipakai untuk inti belitan kumparan adalah
logam paduan (=alloy) besi-nikel dan kadang-kadang juga besi-
selenium. Sebagai akibat pemakaian logam-logam sebagai inti
belitan timbulah rugi-rugi histerisis dan arus-olak, sehingga inti dari
logam tersebut di atas hanya baik untuk frekuensi rendah, karena
makin tinggi frekuensi yang dipergunakan makin besar pula rugi-
rugi histerisis tersebut.
Untuk pemakaian frekuensi tinggi dalam belitan-belitan, salah
satunya, dipakai ferroxcube, suatu bahan yang dibuat dari
campuran berbagai oksida-oksida ferrit. Cara membuatnya sebagai
berikut: mula-mula dicampur oksida-oksida ferrit yang dibutuhkan
dan dipilh kristal-kristalnya yang berbentuk kubus. Oksida-oksida ini
kemudian digiling sampai halus menjadi serbuk. Setelah diberi
bahan perekat, serbuk dimasukkan ke dalam cetakan untuk
dipadatkan dengan cara menekan, sehingga mempunyai bentuk
yang diinginkan. Setelah melalui proses sinter jadilah ferroxcube.
Sifat-sifat ferroxcube
1. Pada frekuensi rendah, antara 50 Hz. sampai
100.000 Hz, rugi-rugi ferrocube sedemikian
kecil, sehingga dapat diabaikan.
Z RL jL L jL (2-25_)
L0 r 2 L0
r 2
L r1 L0
r 2
r1
Persamaan diatas berlaku untuk zat-zat bahan
ferromagnetis.
Pada frekuensi kiria-kira 100 MHz, r1
mencapai harga yang terbesar. Frekuensi
tersebut f0, adalah frekuensi resonansi
ferrocube. Untuk frekuensi-frekuensi yang
melebihi f0, harga r1 makin berkurang,
sehingga seakan-akan kumparan mempunyai
inti udara saja. Resonansi tersebit di atas sama
sekali ditentukan oleh zat-zat bahan
pembentuk ferroxcube dan disebut resonansi
pribadi (self resonance).
Resonansi pribadi ini bergantung kepada
bentuk dan ukuran ferroxcube, konstanta
dielektrik ferroxcube (celah-celah antara
kristal-kristal yang menimbulkan adanya
kapasitet antara kristal-kristal tersebut),
momen magnet dan spin elektron.
Lt = Lf + Lu
l D/2
i l D
Lf
i d / 2 2r
dr ln
2 d
0 r1l D
atau: L f ln
2 d