Anda di halaman 1dari 30

DISPEPSIA

FUNGSIONAL

Dipresentasikan Sebagai Tugas Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin
Juni 2017
Enrico Leonarto
Nur Fajrianty Amin
Najmatuzzahra

dr. Rizqah A. Rachmat


KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A
Tanggal lahir : 31 Juli 1985
No. RM : 8034xx
Alamat : Jl. Ratulangi
Jenis Kelamin : Laki-laki
SUBJEKTIF

Pasien mengalami nyeri ulu hati yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu.
Nyeri dirasakan hilang timbul, bertambah berat saat setelah makan. Pasien
sering merasa mual, perut kembung dan sering bersendawa. Nafsu makan
berkurang dan rasa cepat kenyang ketika makan meskipun sedikit, ada riwayat
makan tidak teratur sejak remaja. Demam tidak ada. Frekuensi BAB tidak
teratur, berwarna kuning, konsistensi biasa. BAK Lancar. Ada riwayat nyeri ulu
hati sejak berumur 18 tahun. Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama.
Tidak ada riwayat operasi sebelumnya. Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi.
Tidak ada riwayat Diabetes Melitus.
Subjektif

Riwayat operasi sebelumnya disangkal


Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat merokok disangkal
Riwayat konsumsi alkohol disangkal
Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama
OBJEKTIF

DESKRIPSI UMUM
Keadaan Umum : Sakit Sedang / gizi cukup/ composmentis
BB : 55 kg
TB : 170cm
IMT : 19,03kg/m2

TANDA VITAL
Tekanan darah : 120/70 mmHg, reguler, kuat angkat
Nadi : 86x /menit
Pernapasan : 24x/menit,
Suhu : 36,5oC
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Normocephal, rambut tidak mudah tercabut
Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus : (-)
Gerakan : Dalam batas normal
Kelopak mata : Edema palpebral (-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bulat, isokor 2mm/2mm
Refleks Cahaya : (+/+)
PEMERIKSAAN FISIK
Telinga
Pendengaran : Dalam batas normal
Tidak tampak adanya sekret

Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)

Mulut
Bibir : Pucat (-), Kering (-)
Gigi geligi : Caries (-)
Gusi : Perdarahan gusi (-)
Tonsil : T1 T1, hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-), tremor (-), hiperemis (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Leher

Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran


Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
DVS : R-2 cm H2O
Pembuluh darah : Dalam batas normal
Kaku kuduk : Tidak ada (-)
Tumor : Tidak ada (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks

Inspeksi
Bentuk : Normochest, simetris kiri = kanan
Pembuluh darah : Tidak ditemukan kelainan
Sela iga : Dalam batas normal, tidak melebar

Palpasi
Fremitus raba : Simetris kiri dan kanan.
Nyeri tekan : (-)
Massa Tumor : (-)

Perkusi
Sonor, batas paru hepar normal

Auskultasi
Bunyi pernapasan : Vesikuler
Bunyi tambahan : Ronchi (-/-) Wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi :
Pekak, Batas Jantung kanan di ICS IV linea parasternalis dextra; Batas
jantung kiri di ICS V linea medioclavicularis sinistra

Auskultasi :
Bunyi jantung I/II murni, reguler. Gallop (-), murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas,
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan (+) regio epigastrium , massa tumor (-), Hepar tidak
teraba, Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, undulasi (-)

Punggung
Palpasi : NT(-), MT (-)
Nyeri ketok : dalam batas normal
Auskultasi : dalam batas normal
Gerakan : dalam batas normal

Extremitas
Edema -/-
ASSESSMENT

Dx :
Suspek Dispepsia Fungsional

DD :
GERD
Ulkus peptikum
Gastropati NSAID
Cholelitiasis
Pancreatitis
PLANNING

Pemeriksaan tambahan :
Pemeriksaan USG Abdomen
Pemeriksaan Endoskopi
Pemeriksaan Urease Breath Test
Terapi :
Modifikasi diet.
Domperidone 10 mg/ 12 jam/ oral.
Omeprazole 20 mg/ 24 jam/oral.
DISKUSI
Definisi
Definisi dispepsia fungsional :
Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah
makan, cepat kenyang, nyeri ulu hati/epigastrik, rasa
terbakar di epigastrium
Tidak ada bukti kelainan struktural (termasuk di
dalamnya pemeriksaan endoskopi saluran cerna
bagian atas) yang dapat menerangkan penyebab
keluhan tersebut
Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6
bulan terakhir sebelum diagnosis ditegakkan
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II
Anatomi dan Fisiologi

Sumber : Essentials of Anatomy and Physiology Fifth edition


Etiologi
Penyebab Dispepsia

Esofagogastroduodenal Tukak peptik, gastritis, tumor, dsb

Obat-obatan Antiinflamasi non steroid, teofilin, digitalis, antibiotik,


dsb
Hepatobilier Hepatitis, kolesistitits, tumor disfungsi sphincter odii,
dsb
Pankreas Pankreatitis, keganasan

Penyakit sistemik DM, penyakit tiroid, gagal ginjal, penyakit jantung


koroner, dsb
Gangguan fungsional Dispepsia fungsional, irritable, bowel, syndrome

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II


Klasifikasi
Rome II Rome III
Dispepsia tipe seperti ulkus (ulcer like) Post Prandial Distress Syndrome dimana
yang lebih dominan adalah nyeri pasien merasa penuh setelah makan
epigastrik dalam porsi yang biasa atau rasa cepat
kenyang sehingga tidak dapat
menghabiskan porsi makanan regular

Dispepsia tipe seperti dismotilitas Epigastric Pain Syndrome dimana pasien


(dismotility like), yang lebih dominan mengeluh nyeri dan rasa terbakar, hilang
adalah keluhan kembung, mual, muntah, timbul, berpusat di epigastrium. Rasa
rasa penuh, cepat kenyang nyeri ini tidak pada bagian perut lainnya
atau daerah dada.

Dispepsia tipe non spesifik, tidak ada


keluhan yang dominan

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II


Patofisiologi
Dispepsia
Fungsional Dismotilitas Gangguan Relaksasi
Gastrointestinal: Fundus:
Gangguan
Mual, muntah, rasa
akomodasi gaster,
penuh di epigastrium
rasa penuh (cepat
kenyang)

Psikologi faktor
(Stress):
Hipersensitivitas Perangsangan saraf
Visceral: nervus vagus,
Distensi abdomen, Peningkatan HCL
nyeri epigastrium gaster (mual,
muntah)

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II


Gejala Klinis
Subtipe Dispepsia Fungsional
Postprandial Distress Syndrome
Kriteria Rome III 2006 membagi dispepsia fungsional berdasarkan gejala
yang dominan menjadi:
Postprandial Distress Syndrome
Satu atau lebih dari gejala berikut:
Rasa penuh setelah makan dalam porsi yang biasa, minimal beberapa kali dalam 1
minggu
Rasa cepat kenyang sehingga tidak dapat menghabiskan porsi makanan reguler,
minimal beberapa kali dalam 1 minggu
Kriteria suportif:
rasa kembung atau muntah setelah makan, sering sendawa
Dapat pula disertai nyeri epigastrium

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II


Subtipe Dispepsia Fungsional
Epigastric Pain Syndrome
Epigastric Pain Syndrome
Memenuhi semua gejala berikut:
Nyeri atau rasa terbakar yang terlokalisasi pada epigastrium dengan intensitas nyeri minimal
sedang-berat, minimal 1 kali dalam 1 minggu
Nyeri hilang timbul
Nyeri tidak dirasakan pada bagian perut lainnya atau daerah dada
Nyeri tidak berkurang dengan defekasi atau flatus
Tidak memenuhi kriteria kelainan kandung empedu dan sfingter oddi
Kriteria suportif:
Nyeri dapat berupa sensasi terbakar, tetapi tidak melibatkan daerah retrosternal
Nyeri biasanya dipengaruhi oleh makanan, tetapi dapat terjadi pada saat puasa
Dapat disertai postprandial distress syndrome

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II


Diagnosis:
Anamnesis
Ultrasonografi
Nyeri kronik/rasa tidak nyaman pada
epigastrium, rasa penuh atau cepat kenyang Kelainan Pankreatobilier
dan sendawa, rasa terbakar di daerah ulu
hati/epigastrium
Urease Breath Test
Endoskopi
Infeksi H pylori
Alarm sign
Kelainan Struktural dan Mukosa
Biopsi jaringan Pencitraan (barium meal)

Laboratorium
Endoskopi tidak dapat masuk akibat
penyempitan
Fungsi Pankreas Kelainan struktur mukosa
Fungsi Tiroid Massa
Gula Darah

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II


Terapi
Algoritma tata
laksana dyspepsia
fungsional:

Konsensus Nasional
Penatalaksanaan Dispepsia dan
Infeksi H. pylori 2014
Diagnosis
Banding
GERD
Ulkus Pepticum
Gastropathy NSAID
Cholelithiasis
Pancreatitis

Puri, Amarender S & Garg, Vishal. Differential Diagnosis in Functional Dyspepsia. March 2012.
Prognosis

Dispepsia fungsional yang ditegakkan setelah pemeriksaan klinis dan


penunjang yang akurat, mempunyai prognosis yang baik

Dispepsia fungsional memiliki prognosis kualitas hidup yang lebih


rendah dibandingkan dispepsia organik bila memiliki tingkat
kecemasan tinggi

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai