Anda di halaman 1dari 27

PELAYANAN KESEHATAN

LANJUT USIA

FK UNPRI
PENDAHULUAN
UU No.13/1998 : tentang kesejahteraan lansia
menyatakan lansia adalah perkembangan
individu yang mencapai usia 60 tahun lebih.
Masalah lanjut usia (lansia) juga perlu
mendapatkan perhatian karena jumlahnya yang
terus bertambah setiap tahunnya.
Pertambahan penduduk lansia ini mungkin
disebabkan oleh semakin membaiknya
pelayanan kesehatan dan meningkatnya usia
harapan hidup orang Indonesia.
Life expectancy (angka harapan hidup) terus
meningkat. Data BPS Indonesia jumlah lansia
dari 5,3 juta jiwa (1971), 15,3 juta (7,4%)
tahun 2000, 19 juta (8,5%) tahun 2005 dan
diharapkan 60 juta (41%) pada tahun 2025
Lansia pedesaan perlu mendapatkan perhatian
60% lansia Indonesia tinggal di pedesaan
sangat minim akses fasilitas pelayanan
kesehatan dan cara hidup sehat.
Usia lanjut adalah proses alami tidak dapat
dihindari. Umur manusia (makhluk hidup)
terbatas oleh peraturan alam maksimal sekitar 6
kali masa bayi/dewasa (6x20thn=120thn)
Batasan Usia Lanjut
Menurut Depkes :
1. Usia pertengahan (45-54 tahun)
2. Usia lanjut dini (55-64 tahun)
3. Usia lanjut (65-70 tahun)
4. Usia lanjut resiko tinggi (>70 tahun)
Menurut WHO :
1. Usia pertengahan (middle) : 45-59 tahun
2. Usia lanjut (erderly) : 60-70 tahun
3. Usia lanjut tua (old) : 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (Very old) : 90 tahun lebih
UPAYA PEMBINAAN DAN YANKES
USIA LANJUT
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan
paripurna dasar dan menyeluruh dibidang
kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan
kesehatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut
bisa dilaksanakan dipuskesmas-puskesmas ataupun
rumah sakit serta panti- panti dan institusi lainya.
Tekhnologi tepat guna dalam upaya kesehatan usia
lanjut adalah tekhnologi yang mengacu pada masa
usia lanjut setempat, yang didukung oleh sumber
daya yang tersedia di masyarakat, terjangkau oleh
masyarakat diterima oleh masyarakat sesuai
dengan azas manfaat.
Tujuan Pembinaan Lansia :
1.Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna
dalam kehidupan keluarga dan masyakat.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk
membina sendiri kesehatannya.
Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat
termasuk keluarganya dalam menghayati dan mengatasi
kesehatan usia lanjut.
Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia
lanjut.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
Sasaran Pembinaan Lansia :
1. Secara Langsung pada kelompok usia :
a. Menjelang usia lanjut (45-54 tahun)
b. Lanjut masa prasenium (55-64 tahun)
c. Lanjut masa senescens (>65 tahun)
d. Lanjut dengan resiko tinggi (>70 tahun) seperti hidup
sendiri, terpencil, hidup dalam panti,penderita penyakit
berat, cacat, dll.
2. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
a. Keluarga dimana usia lanjut berada.
b. Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan
kesehatan lansia
c. Masyarakat luas.
d. Penyelenggaraan kesehatan
e. Lintas sektoral (Pemerintah dan swasta)
Pembinaan Lansia
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Lansia
1. Upaya promotif
Yaitu memberi semangat hidup lansia agar tetap dihargai &
berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat.
Contohnya dengan kegiatan penyuluhan.
2. Upaya preventif
Yaitu pencegahan terjadinya penyakit maupun komplikasi
yang disebabkan proses ketuaan.
Contoh kegiatan : pemeriksaan kesehatan berkala &
teratur menemukan secara dini penyakit usia lanjut,
olahraga jasmani teratur disesuaikan dgn kemampuan,
penyuluhan penggunaan berbagai alat bantu misalnya
kacamata, alat bantu pendengaran, dan untuk
pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan pada usia lanjut serta pembinaan mental
meningkatkan ketaqwaan kpd Tuhan YME
3. Upaya kuratif
Yaitu pengobatan pada usia lanjut. Contoh kegiatan
pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan
spesifikasi melalui sistem rujukan

4. Upaya rehabilitatif
Yaitu mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.
Contoh kegiatan memberikan informasi, pengetahuan
dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat
bantu, dapat memberikan karya dan tetap merasa
berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan,
mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan
memperkuat mental penderita, pembinaan usia dan hal
pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas dalam/luar
rumah, nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit
yang diderita serta perawatan fisio terapi.
Pelayanan Kesehatan Lansia
Secara Umum :
Berbasis rumah sakit (Hospital based)
Berbasis masyarakat (community based)
Berdasarkan fasilitas :
Pelayanan sederhana (klinik)
Pelayanan sedang (poliklinik)
Pelayanan lengkap (rumah sakit)
Pelayanan paripurna (rs dan panti werda)
Pendekatan Yankes Lansia
:
a. Pendekatan eklektik holistik yaitu pendekatan
yang mencakup aspek psikososial dan
lingkungan yang menyertai.
b. Biologis yaitu menitikberatkan perubahan
biologis, mencakup anatomi & fisiologi serta
berkembangnya kondisi patologis.
c. Psikologis yaitu menekankan pemeliharaan
dan pengembangan fungsi kognitif, afektif,
konatif dan kepribadian.
d. Sosial budaya yaitu menekankan perhatian
masalah sosial budaya (mempengaruhi lansia)
Pendekatan Psikologis
a. Fungsi Kognitif
Kemampuan belajar (learning)
Kemampuan pemahaman (comprehension)
Kinerja (performance)

Pemecahan masalah (problem solving)

Daya ingat (memory)


Motivasi
Pengambilan keputusan

Kebijaksanaan

b. Fungsi afektif
Biologis: perasaan indera, perasaan vital dan perasaan
naluriah
Psikologis : diri, sosial, etis, estetis, intelek, & religius

c. Fungsi konatif (psikomotor)


d. Kepribadian
Pendekatan Sosial Budaya
Disengagement theory of agingproses
pelepasan ikatan/penarikan diri secara pelan
tetapi pasti & teratur dari individu atau
masyarakat terhadap satu sama lain terjadi secara
alamiah dan tidak dapat dihindari. Hal tersebut
berlangsung sampai penarikan diri yang terakhir,
yaitu mati.
Continuity theory berdasar asumsi bahwa
identity adalah fungsi hubungan & interaksi
dengan orang lain.
Program Pemberdayaan Lansia
Tujuan : memberdayakan lansia sehingga mereka
mampu menolong dirinya mengatasi masalah
kesehatannya serta dapat menyumbangkan tenaga
dan kemampuannya untuk kepentingan keluarga
dan masyarakat.
Sasaran utama yaitu para lanjut usia yaitu keluarga
yang memiliki lansia, kelompok usia pra lansia dan
masyarakat.
Kegiatan yang dikembangkan lebih menempatkan
lansia sebagai subjek bersifat kegiatan yang
mempertahankan derajat kesehatan, meningkatkan
daya ingat, meningkatkan rasa percaya diri dan
kebugaran lansia.
Program Pemberdayaan Lansia

Program yang dikembangkan hendaknya


berbasis masyarakat sehingga dapat
melibatkan masyarakat dan keluarga yang
memiliki lansia dalam pengembangan
program- programnya.
Kegiatan bisa berupa: need assessment,
seminar dan lokakarya mengenai
pengembangan program pelayanan bagi
lansia, posyandu lansia, Taman Pembinaan
Lanjut Usia (TPL), pengumpulan data lansia
serta pengembangan jaringan kerjasama
Pemberdayaan Lansia
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Lansia
1. Mengembangkan dan menyebarluaskan bahan penyuluhan.
2. Meningkatkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas
puskesmas dan rujukan serta masyarakat.
3. Melengkapi puskesmas rujukannya dengan sarana & bahan
penyuluhan.
4. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk
media massa agar pesan sampai.
5. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat umum &
kelompok khusus seperti daerah terpencil, transmigrasi dll.
6. Melaksanakan pengkajian & pengembangan serta
pelaksanaan tekhnologi tepat guna.
7. Melaksanakan evaluasi secara berkala untuk mengukur
dampak serta meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyuluhan.
8. Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan
darurat seperti wabah,bencana alam, kecelakaan.
Karakteristik Penyakit Lansia

a. Penyakit biasanya bersifat multiple (tidak


berdiri sendiri), saling terkait dan kronis
b. Bersifat degeneratif
c. Sering menimbulkan kecacatan atau
kematian
d. Seringkali disertai dengan masalah
psikologis dan sosial
Masalah Usia Lanjut
Gangguan penglihatan, pendengaran, komposisi
tubuh, saluran cerna, hepar dan ginjal, sistem
kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem
homonal, sistem muskuloskletal dan psikosomatik
Mengatasinya dapat dengan memberi keringanan
yankes, pelayanan khusus transportasi lansia,
kemudahan sarana rekreasi dan
olahraga,pemberian KTP seumur hidup dan
pelayanan konsultasi reproduksi dan rujukan
Usia lanjut rentan terkena demensia (pikun)
dan penurunan kemampuan untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari- hari
(activity of daily living). Tingkat kemandirian
diukur dengan indeks Barthel yang terdiri
atas 10 aspek, antara lain: kemampuan
untuk makan (mandiri atau perlu bantuan),
ke toilet untuk BAK/BAB, mandi,
mengenakan pakaian, jalan kaki, berbaring
ke duduk, naik turun tangga, dan
menyiapkan makanan sendiri.
Masalah Gizi Lansia
Lansia termasuk kelompok rentan gizi, karena
mudah menderita gangguan kesehatan dan
kekurangan gizi. Contohnya pada lansia
sistem pencernaan (gigi) mulai berkurang
sehingga kesulitan mengunyah dan usus sulit
mencerna dan menyerap. Keperluan energi
lansia yang menurun dan gizi yang tidak
seimbang, apalagi lansia yang obesitas
merupakan resiko DM dan kardiovakuler,
hipertensi, dsb.
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Perbedaan Pasien Lansia dengan Geriatri
Pasien lansia : berusia diatas 60 tahun dengan
penyakit tunggal. Pasien geriatri : berusia diatas 60
tahun dengan penyakit ganda, misalnya komplikasi
diabetes, hipertensi dan penyakit jantung koroner
serta sering gejala penyakit tidak khas.
Karakteristik lain pasien geriatri adalah penurunan
daya cadangan faali tubuh, penurunan kemampuan
melakukan aktivitas hidup sehari- hari, mengalami
gangguan nutrisi bahkan mengalami immobilitasi
(harus tirah baring selama hitungan hari hingga
bulan) penanganan pasien geriatri memerlukan
penanganan yang berbeda dengan pasien biasa
dilakukan oleh suatu tim dari berbagai disiplin ilmu
secara komprehensif.
PENUTUP
Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan baik fisik, mental maupun sosial
ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian masalah usia yang lebih
mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia
yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal.
Dalam peningkatan peranan serta masyarakat dapat dilaksanan
dengan bentuk penyuluhan kesehatan yang melibatkan
masyarakat dalam perencanaan,pelaksanan dan penilaian
upaya kesehatan usia lanjut dalam rangka menciptakan
kemadirian masyarakat.
Pengembangan Penyelengaraan penyuluhan dengan kegiatan
menyempurnakan kurikulum penyuluhan kesehatan usia
lanjut di sekolah kesehatan, melengkapi masukan pada
penyuluhan pada usia lanjut dan menyusun modul pelatihan
khusus usia lanjut untuk aparat diberbagai tingkat.
Pengembangan potensi swadaya masyarakat di
bidang kesehatan dengan seperti mengembangkan
sikap, kemampuan dan motivasi petugas
puskesmas dan dalam mengembangkan potensi
swadaya masyarakat di bidang kesehatan.
Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap
kelompok masyarakat termasuk swasta yang
melaksanakan pengembangan potensi swadaya
masyarakat dibidang kesehatan usia lanjut secara
sistematis dan berkesinambungan.
Mengembangkan, memporoduksi dan
menyebarluaskan pedoman penyuluhan kesehatan
usia lanjut untuk para penyelenggaraan
penyuluhan, baik pemerintah maupun swasta.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai