Kusta Refrat Morbus Hansen
Kusta Refrat Morbus Hansen
HANSEN
Pembimbing :
Dr.Nurhasanah, Sp.KK
Oleh:
Ira rahmawati
03012118
Penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah mycobacterium leprae yang bersifat
intraselular obligat
Kusta adalah penyakit kronik granulomatosa yang terutama mengenai kulit, saluran pernapasan
atas dan sistem saraf perifer.
EPIDEMIOLOGI
WHO : Jumlah kasus baru kusta di dunia pada tahun 2011 adalah sekitar 219.075.
Dari jumlah tersebut paling banyak terdapat di regional Asia Tenggara (160.132)
geografi
Kusta
Reaksi kusta
Penderita Kusta tuberkuloid biasanya memiliki reaksi
Mitsuda yang sangat positif, mengukur adanya imunitas
yang dimediasi sel fungsional; Sebaliknya, pasien LL
Reaksi reversal (RRs), juga dikenal sebagai reaksi tipe
1 menunjukkan aktivasi tiba-tiba inflamasi Th1, pada
BL, BT, atau Kategori BB) sering setelah dimulainya
pengobatan
Eritema nodosum leprosum (ENL), juga dikenal sebagai
reaksi tipe 2. terjadi pada LL atau BL dan lebih sering
terlihat pada pasien dengan indeks bakteri tinggi
Klasifikasi
PB MB
Penebalan saraf greater auricula dan area penebalan saraf yang berpotensi
dipalpasi pada kusta
Tampak makula hipopigmentasi pada regio manus
sinistra dengan atrofi otot thenar dextra.
Morbus Hansen
KERUSAKAN SARAF
Histopatologis
CARDINAL SIGN
Hipopigmentasi atau bercak eritema, plak infiltrat atau
penebalan kulit atau nodul. Mati rasa pada bercak bisa
total atau hanya sebagian.
Penebalan saraf tepi
Dijumpai BTA pada hapusan jaringan kulit
Pemeriksaan Fisik
Lesi
Bentuk Makula, Infiltrat Difus, Makula, Plakat, Papul Plakat, Dome Shaped (Kubah),
Jumlah Papul, Nodul Sukar dihitung, masih Punched Out
Distribusi Tidak terhitung, praktis ada kulit sehat Dapat dihitung, kulit sehat jelas
Permukaan tidak ada kulit sehat Hampir simetris ada
Batas Simetris Halus Berkilat Asimetris
Anestesia Halus Berkilat Agak Jelas Agak Kasar/berkilat
Tidak Jelas Tak Jelas Agak Jelas
Biasanya Tak Jelas Lebih Jelas
BTA
Lesi kulit Banyak (ada globus) Banyak Agak Banyak
Sekret hidung Banyak (ada globus) Biasanya Negatif Negatif
Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya negatif
SIFAT TT BT I
Lesi
Bentuk Makula saja, makula dibatasi Makula dibatasi infiltrat Hanya makula
Jumlah infiltrat Beberapa, atau satu dengan Satu atau beberapa
Distribusi Satu, dapat beberapa satelit variasi
Permukaan asimetris Masih asimetris halus agak berkilat
Batas kering bersisik Kering bersisik jelas/tidak
Anestesia Jelas Jelas tidak ada sampai tidak jelas
Biasanya Tak Jelas Tak Jelas
BTA
Lesi kulit Negatif Negatif/positif 1 Biasanya negatif
Sekret hidung Banyak (ada globus) Biasanya Negatif Negatif
Tes Lepromin Positif kuat (3+) Positif lemah Positi lemah sampai negatif
Lesi Tuberculoid Borderline Punch out Kulit multiple
leprosy, soliter, Tuberculoid
anesthetic, annular Leprosy, gambaran Borderline nodular pada
anular inkomplit BB Leprosy Lepromatous
dengan papul Leprosy
satelit
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Bakterioskopik
Membantu menegakkan diagnosis
Pengamatan pengobatan
M. leprae terlihat merah
solid : batang utuh hidup
fragmented : batang terputus mati
granular : butiran mati
Pemeriksaan Penunjang
Indeks Bakteri:
Kepadatan BTA ( solid + non solid ) pada satu sediaan
Nilai 0 6+
Indeks Morfologi:
Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah solid dan non solid
Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan Histopatologik
Untuk memastikan gambaran klinis
Penentuan klasifikasi kusta
3. Pemeriksaan Serologis
Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay)
Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle Aglutination)
Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)
Tes lepromin adalah tes non spesifik untuk klasifikasi dan prognosis lepra
tapi tidak untuk diagnosis. Tes ini berguna untuk menunjukkan sistem imun
penderita
DIAGNOSIS BANDING
Kelainan kulit pada kusta tanpa komplikasi dapat hanya berbentuk, makula saja, infiltrat sata, atau
keduanya.
Disebut The greatest imitator
Diagnosis banding :
o ptyriasi versicolor
o Pitiriasis rosea
o Pitiriasis alba
o Dermatofitosis
o Erythema annulare centrifugum
Pengobatan
Multi Drugs Treatment (MDT):
DDS (Diamino Difenil Sulfon)
Klofazimin (Lamprene)
Rifampisin
Pemberian MDT:
Mencegah dan mengobati resistensi
Memperpendek masa pengobatan
Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
Pengobatan
Obat Alternatif:
Ofloksasin
Minosiklin
Klaritromisin
Obat penunjang (vitamin/ roburansia)
Obat neurotropik seperti vitamin B1, B6, dan B12 dapat diberikan. 2
Pengobatan
MDT Multibasiler (MB)
BB,BLdan LL
atau semua tipe BTA (+)
Rifampisin 600 mg
Ofloksasin 400 mg
Minosiklin 100 mg
Neuritis (-)
Kortikosteroid (-)
Analgetik kalau perlu
Komplikasi
Ulserasi Sosial
berdampak
Mutilasi Psikologis
Deformitas
Ekonomis
Derajat kecacatan
Cacat pada tangan dan kaki
Tingkat 0 Tidak ada gangguan sensibilitas, kerusakan dan deformitas
Tingkat 1 Ada gangguan sensibilitas TANPA kerusakan atau deformitas
Tingkat 2 Terdapat kerusakan atau deformitas
Cacat pada mata
Tingkat 0 Tidak ada kelainan/kerusakan
Tingkat 1 Ada kelainan/kerusakan pada mata yang tidak terlihat, visus sedikit berkurang
Tingkat 2 Ada kelainan mata yang terlihat (lagotalmus, iritis, kornea keruh) dan/atau visus
sangat terganggu
Prognosis
Bergantung pada seberapa luas lesi dan
tingkat stadium penyakit.
Kesembuhan bergantung pula pada kepatuhan
pasien terhadap pengobatan.
Pasien dapat mengalami kelumpuhan bahkan
kematian, serta kualitas hidup pasien menurun
TERIMA KASIH
NOVEMBER 2017