Anda di halaman 1dari 41

PROFESI

Istilah profesi berasal dari :


1. Bahasa Inggris, yaitu to
profess, yang berarti mengaku
atau menyatakan.
2. Bahasa Latin, yaitu
professio, yang berarti janji
atau pernyataan.
PROFESIONAL
Orang yang dengan kebebasannya
telah mengucapkan suatu janji
kepada publik untuk melayani
masyarakat yang menginginkan suatu
kebaikan tertentu.
Pengucapan janji tersebut
dimaksudkan untuk memperoleh suatu
(trust) dari masyarakat.

PROFESSIONALISM
Quality or typical features of a
profession or professionals.
GOOD PROFESSIONAL
1. Knowledge.
2. Expertixe.
3. Character.
(Dooley, Fearnside, Gorton, 2000)

GOOD CHARACTER

1. Moral & etika.


2. Hukum (hukum tertulis & tak tertulis)
CIRI PROFESI
Charaka Samhita (S.M) :
Knowledge.
Cleverness.
Devotion.
Purity (physic and mind).

Bernard Barber :
Memiliki body of knowledge.
Orientasi primernya untuk kepentingan
masyarakat.
Memiliki mekanisne self-control.
Memiliki sistem reward.
Potter P, A. & Perry A, G. (2001) :
1. Profesi memerlukan pendidikan
berkelanjutan
(extended education).

2. Profesi memiliki cabang ilmu tersendiri


(theoretical body of knowledge).

3. Profesi menyediakan pelayanan spesifik.

4. Profesi memiliki kemandirian (autonomy)


dalam membuat decision dan melaksanakan
praktek.

5. Profesi memiliki KODE ETIK.


Profesi kedokteran dan kedokteran gigi
merupakan profesi yang memiliki
keluhuran karena tugas utamanya
adalah memberikan pelayanan untuk
memenuhi salah satu kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan
kesehatan.
LAMPIRAN PERATURAN KKI NO 4 TAHUN 2011 TENTANG
DISIPLIN PROFESIONAL DOKTER DAN DOKTER GIGI
Dalam menjalankan tugas profesionalnya
sebagai Dokter dan Dokter Gigi, selain
terikat oleh norma etika dan norma
hukum, profesi ini juga terikat oleh norma
Disiplin Profesional Dokter dan Dokter
Gigi, yang bila ditegakkan akan menjamin
mutu asuhan medis sehingga terjaga
martabat dan keluhuran profesinya.
Dalam memberikan pelayanan di bidang
kedokteran / kedokteran gigi, Dokter dan
Dokter Gigi harus disiplin menerapkan
keilmuannya dan bertindak sesuai dengan
standar pelayanan, standar profesi, kode
etik, kode perilaku profesional (code of
professional conduct) standar prosedur
operasional, ketentuan-ketentuan lainnya
yang berlaku, dan kebiasaan umum
(common practice) di bidang kedokteran
dan kedokteran gigi.
Untuk menegakkan disiplin dokter dan
dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran, dibentuklah

MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN


KEDOKTERAN INDONESIA
(MKDKI)
MKDKI adalah
lembaga yang berwenang untuk :
1. Menentukan ada tidaknya kesalahan
yang dilakukan dokter dan dokter gigi
dalam penerapan disiplin ilmu
kedokteran dan kedokteran gigi.
2. Menetapkan sanksi disiplin.
Dasar pembentukan dan
kewenangan MKDKI adalah
Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran
PASAL 55
MKDKI merupakan lembaga otonom dari Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) yang dalam
menjalankan tugasnya bersifat independen

Tujuan penegakan disiplin adalah :


1. Memberikan perlindungan kepada pasien.
2. Menjaga mutu dokter / dokter gigi.
3. Menjaga kehormatan profesi kedokteran /
kedokteran gigi.

Anggota MKDKI terdiri dari dokter, dokter


gigi, dan sarjana hukum
Siapa saja yang dapat mengadu
ke MKDKI?
Setiap orang yang mengetahui secara langsung
atau kepentingannya dirugikan atas tindakan
dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran. Termasuk dalam pengertian orang
adalah korporasi (badan) yang dirugikan
kepentingannya.
MKDKI menerima pengaduan dari masyarakat
termasuk LSM, Tenaga Kesehatan, Institusi seperti
Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, Rumah
Sakit, Organisasi Profesi, dsb
pelanggaran disiplin
kedokteran

1. Pelanggaran disiplin kedokteran adalah


pelanggaran terhadap aturan-aturan
dan/atau ketentuan dalam penerapan disiplin
ilmu kedokteran/kedokteran gigi.
Dokter/dokter gigi dianggap melanggar
disiplin kedokteran bila :
2. Melakukan praktik dengan tidak kompeten
pelanggaran disiplin
kedokteran/kedokteran gigi
3. Tidak melakukan tugas dan tanggung
jawab profesionalnya dengan baik
(dalam hal ini tidak mencapai standar-
standar dalam praktik kedokteran)
4. Berperilaku tercela yang merusak
martabat dan kehormatan profesinya
5. ketidakjujuran dalam berpraktik,
6. berpraktik dengan ketidakmampuan
fisik dan mental,
7. membuat laporan medis yang tidak
benar,
8. memberikan "jaminan kesembuhan"
kepada pasien,
9. menolak menangani pasien tanpa
alasan yang layak,
10. memberikan tindakan medis tanpa
persetujuan pasien/keluarga,
11. melakukan pelecehan seksual,
12. menelantarkan pasien pada saat
membutuhkan penanganan segera,
13. mengistruksikan atau melakukan
pemeriksaan tambahan/pengobatan
yang berlebihan,
14. bekerja tidak sesuai standar asuhan
medis, dsb
Pengaduan

Pasal 66 UUPK

1. Setiap orang yang mengetahui atau


kepentingannya dirugikan atas tindakan
dokter atau dokter gigi dalam menjalankan
praktik kedokteran dapat mengadukan
secara tertulis kepada Ketua majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
2. Pengaduan sekurang-kurangnya harus
memuat:
a. Identitas pengaduan;
b. Nama dan alamat tempat praktik dokter
atau dokter gigi dan waktu tindakan
dilakukan; dan
c. Alasan pengaduan
3. Pengaduan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) tidak menghilangkan
hak setiap orang untuk melaporkan adanya
dugaan tindak pidana kepada pihak yang
berwenang dan/atau menggugat kerugian
perdata ke pengadilan.
PEMERIKSAAN

Pasal 67 UUPK
Majelis kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia memeriksa dan memberikan
keputusan terhadap pengaduan yang berkaitan
dengan disiplin dokter dan dokter gigi.
Pasal 68
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan
pelanggaran etika, Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia meneruskan pengaduan
pada organisasi profesi.
Bagian Keempat
Keputusan

Pasal 69
1. Keputusan majelis kehormatan disiplin
kedokteran indonesia mengikat dokter, dokter
gigi dan Konsik Kedokteran Indonesia.
2. Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa dinyatakan tidak bersalah
atau pemberian sanksi disiplin.
3. sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat berupa:
a. Pemberian peringatan tertulis;
b. Rekomendasi pencabutan surat tanda
registrasi atau surat izin praktik;
dan/atau
c. kewajiban mengikuti pendidikan atau
pelatihan di institusi pendidikan
kedokteran atau kedoktran gigi.
Bagaimana cara masyarakat
mengadukan dokter/dokter gigi
ke MKDKI?

Pengaduan secara tertulis dengan


mengisi formulir yang dapat didownload
di www.inamc.or.id (Format Pengaduan)
atau menghubungi petugas di (021)
72800920
Bila tidak dapat membuat pengaduan secara
tertulis, dapat mendatangi kantor MKDKI,
petugas akan membantu membuat
pengaduan secara tertulis
Jika menemukan kesulitan dalam mengisi
form tersebut, dapat menanyakannya kepada
petugas
Pengaduan tersebut ditujukan kepada Ketua
MKDKI, Jl. Hang Jebat III Blok. F3,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Pengaduan tersebut harus dibubuhi
tandatangan Pengadu/Pelapor diatas meterai
yang cukup
Konsil Kedokteran Indonesia atau
KKI merupakan suatu badan
otonom, mandiri, non struktural dan
bersifat independen, yang
bertanggung jawab kepada Presiden
RI. KKI didirikan pada tanggal 29
April 2005 di Jakarta
anggotanya terdiri dari 17 (tujuh belas)
orang, merupakan perwakilan dari
Asosiasi RS Pendidikan Indonesia : 2 (dua) org,
Kolegium Kedokt Indonesia : 1 (satu) orang,
Pengurus Besar IDI : 2 (dua) orang,
Asosiasi Institusi Penddk Kedokt Gigi : 2 org,
PDGI : 2 (dua) orang,
Kolegium Kedokt Gigi Indonesia : 1 orang,
Tokoh Masyarakat : 3 (tiga) orang, Departemen
Kesehatan : 2 (dua) orang, dan
Departemen Pendidikan Nasional : 2 (dua) orang.
KKI mempunyai fungsi, dan tugas yang
diamanatkan dalam pasal 7 Undang-undang
Praktik Kedokteran nomor 29 tahun 2004 (UUPK)
yaitu:
melakukan registrasi dokter dan dokter gigi,
mengesahkan standar pendidikan profesi
dokter dan dokter gigi dan
melakukan pembinaan terhadap
penyelenggaraan praktik kedokteran yang
dilaksanakan bersama lembaga terkait dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan medis.
Dalam menjalankan fungsi dan tugas KKI
mempunyai wewenang sesuai pasal 8 UUPK
yaitu :

menyetujui dan menolak permohonan registrasi


dokter dan dokter gigi.
Menerbitkan dan mencabut surat tanda
registrasi.
Mengesahkan standar kompetensi.
Melakukan pengujian terhadap persyaratan
registrasi dokter dan dokter gigi.
Mengesahkan penerapan cabang ilmu
kedokteran dan kedokteran gigi.
Melakukan pembinaan bersama terhadap
dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan
etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi
profesi.
Melakukan pencatatan terhadap dokter dan
dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi
profesi atau perangkatnya karena melanggar
ketentuan etika profesi.
merupakan satu-satunya
organisasi profesi yang
menghimpun dokter gigi di
indonesia
SEJARAH

Didirikan di Bandung pada tanggal 22 Januari 1950


Pengurus Besar PDGI berkedudukan di Ibukota
Negara Republik Indonesia.
Saat ini PDGI telah memiliki 14 Pengurus Wilayah di
tingkat Provinsi dan 188 Pengurus cabang ditingkat
kabupaten/kota ditambah 3 calon pengurus wilayah
dan 10 calon pengurus cabang PDGI yang baru.
Berdasarkan pendataan dari Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI), jumlah dokter gigi yang teregistrasi
sampai dengan Februai 2009 mencapai kurang lebih
19.000 orang.
Di tingkat nasional PDGI menaungi Ikatan Keahlian dan Ikatan
Peminatan sebagai berikut:
Ikatan Ortodontia Indonesia (IKORTI)
Ikatan Ahli Bedah Mulut dan Masilofasial (PABMI)
Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI)
Ikatan Prostodontia Indonesia (IPROSI)
Ikatan Konservasi Gigi Indonesia (IKORGI)
Ikatan Penyakit MUlut Indonesia (IPMI)
Ikatan Periodontologi Indonesia (IPERI)
Ikatan Radiologi Kedokteran Indonesia (IKARGI)
Ikatan Profesi Kesehatan Gigi dan MUlut (IPKESGIMI)
Ikatan Peminatan Odontologi Forensik Indonesia (IPOFI)
Ikatan profesi Ilmu Material dan Alat Kedokteran Gigi Indonesia
(IPAMAGI)
Ikatan Peminat Kedokteran Gigi Implan Indonesia (IPKGII)
Perhimpunan Biologi Oral Indonesia (PBOI)
Ikatan Kedokteran Gigi Estetik Indonesia (IKGEI)
Ikatan Spesialisasi Patologi Mulut dan Maksilofasial Indonesia (ISPaMMI)
JARINGAN
Di tingkat internasional PDGI merupakan
Country Member pada berbagai organisasi
a.l:
APDF/APRO (Asia Pacific Dental
Federation/Asia Pacific Regional
Organization)-
Organisasi Dokter Gigi Reguinal se-Asia
Pasifik.
FDI (Federation Dentaire Internationale)-
Organisasi Dokter Gigi se-dunia
KDGI
Kolegium Dokter Gigi Indonesia (KDGI)
adalah badan fungsional organisasi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI),
merupakan badan pengampu disiplin ilmu
kedokteran gigi yang bertanggungjawab
kepada Pengurus Besar PDGI melalui
Majelis Kolegium Kedokteran Gigi
Indonesia (MKKGI).
KDGI beranggokatan 15 orang yang
terdiri dari unsur PDGI 3 orang,
unsur Asosiasi Fakultas Kedokteran
Gigi Indonesia (Afdokgi) 7 orang,
unsur Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Pendidikan (ARSGMP) 2 orang,
serta unsur praktisi dokter gigi 3 orang.
Tugas dan wewenang KDGI :
Memberikan pertimbangan, asupan dan saran,
mengenai disiplin ilmu Kedokteran Gigi, diminta
atau tidak diminta, kepada Ketua PB PDGI
Mengkoordinasi dalam menjalankan fungsinya
sebagai pengampu ilmu Kedokteran Gigi
Menyelesaikan masalah-masalah yang timbul
di dalam Kolegium yang berkaitan dengan ruang
lingkup tugas pengampuan ilmu Kedokteran Gigi
Tugas dan wewenang KDGI :
Menyusun standar kompetensi dan
standar pendidikan profesi dokter gigi
berkoordinasi dengan PDGI, AFDOKGI,
ARSGMP
Berperan dalam akreditasi institusi
Kedokteran Gigi bersama lembaga terkait
lainnya
Melaksanakan uji kompetensi dokter gigi
dan menerbitkan sertifikat kompetensi
dokter gigi
Spesialisasi dalam kedokteran gigi
al:
Bedah mulut (Sp.BM)
Endodonsia (Konservasi Gigi) (Sp.KG)
Oral Medicine (Penyakit Mulut) (Sp.PM)
Ortodonsia (Sp.Ort)
Pedodonsia (Ilmu Kedokteran Gigi Anak)
(Sp.KGA)
Periodonsia (Sp.Perio)
Prostodonsia (Sp.Pros)
Radiologi Kedokteran Gigi (Sp.RKG)

Anda mungkin juga menyukai