Anda di halaman 1dari 41

MEMBANGUN MODEL GEOLOGI

Bambang Kuncoro
bbkuncoro_sda@yahoo.com
08122953788

Jurusan Teknik Geologi


Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
Veteran Yogyakarta
Keberhasilan coal explorationist terletak
pada dapat diterima atau tidaknya data
hasil eksplorasinya oleh pengguna data.

Oleh karena itu, keterperincian, keandal-


an/keakuratan, dan kesesuaian target
eksplorasi dan kondisi di alam adalah
sangat penting bagi para pengguna
APA ITU, MODEL?

Model adalah benda kecil yang mempunyai


sifat seperti yang sesungguhnya (TIRUAN):
Misal pesawat model
APA ITU,
MODEL?

Model adalah orang


yang memperagakan
sesuatu (pakaian),
sehingga menarik
untuk ditiru atau
dibeli (IDEALISASI).
Misal gadis model.
APA ITU,
MODEL?

Model adalah
karakter umum
yang mewakili
sekelompok
bentuk yang ada
(REPRESENTASI)
Misal pakaian
daerah Minang
JADI, MODEL ITU APA?

Model mengandung tiga esensi


pengertian, yaitu:

TIRUAN
IDEALISASI
REPRESENTASI
ARTI MODEL DI DALAM GEOLOGI

Representasi suatu obyek geologi


(endapan batubara) dalam suatu
bentuk yang lebih sederhana dan
mudah dikerjakan.
Pendekatan yang dianggap perlu
yang dibuat berdasarkan pengeta-
huan geologi yang dimiliki.
BAGAIMANA DENGAN MODEL DI DALAM
EKSPLORASI BATUBARA?

Model bukan sesuatu yang baru


Misal model endapan delta, model pola
pengaliran, model pemercontohan batubara dll
Peta geologi dan penampang geologi juga
model.
Begitu juga maket, diagram atau grafik.

Jadi apa esensi model di dalam


eksplorasi batubara?
MODEL IKONIK:
visualisasi atau peragaan

Respon gamma ray merupakan fungsi dari ma-


terial radioaktif di dalam batuan. Artinya batu-
an yang mengandung material radioaktif dapat
ditafsirkan melalui kajian respon gamma ray.

Permasalahannya bagaimana kita dapat mela-


kukan kajian terhadap batuan penyusun yang
letaknya jauh di bawah permukaan?
MODEL IKONIK

Caranya adalah dengan model ikonik, yaitu


memberikan visualisasi atau peragaan
dari masalah yang dikaji/ditinjau melalui
geophysical logging.

Clay atau shale mengandung unsur radioaktif


yang besar, dan mengecil pada sandstone
dan coal.
Clay atau
Coal
Mudstone
Limestone
Sandstone
shale me-
Anhydrite Gypsum
Shale Salt ngandung
Uraniferous shale Marine sand
unsur
radioaktif
yang be-
sar, dan
mengecil
pada sand
stone dan
coal.
MODEL ANALOG:
keserupaan gejala
Karakteristik geometri lapisan batubara, antara
lain dapat berupa penebalan, penipisan, dan
splitting

Permasalahannya bagaimana kita dapat menge-


tahui gambaran konfigurasi bawah permukaan?

Jawabnya adalah dengan membangun model


analog, yaitu model yang didasarkan pada ke-
serupaan gejala yang ditunjukkan oleh
masalah tersebut.
MODEL ANALOG

Geometri lapisan batubara dapat ditunjukkan dengan


menggu nakan korelasi penampang bor atau
penampang well logging .
MODEL MATEMATIK

Besar kecilnya intensitas radioaktif yang diteri-


ma oleh detektor , mencerminkan besar kecil-
nya kandungan shale/clay yang ada di dalam
lapisan. Artinya semakin besar kandungan
radioaktif, maka kandungan clay/shale juga
menjadi semakin besar.

Permasalahannya bagaimana kita menyatakan


hubungan antara besarnya intensitas radio
aktif dan kandungan shale/clay?
MODEL MATEMATIK

Pendekatannya adalah dengan menentukan


model matematik, yaitu menentukan persa-
maan matematik atau simbolik yang
mewakili masalah tersebut.

Untuk hubungan antara intensitas radioaktif


dan kandungan shale/clay dapat digunakan
persamaan secara kuantitatif.
GR GRcn
GR
GRsh GRcn

Dimana :
IGR : indeks shale gamma ray.
GR : respon log gamma ray pada lapisan yang ingin
dihitung.
GRcn: respon log pada zona yang bebas shale (GR Min).
GRsh: respon log di zona shale (GR Max).
MODEL
GEOLOGI

MODEL
EKSPLORASI

Peters, 1978
MODEL GEOLOGI

Model geologi perlu dibangun, karena


berguna untuk:
1. Berpikir dan analisis
2.Berkomunikasi
3.Memperkirakan atau prediksi
4.Pengendalian atau kontrol
5.Berlatih atau stimulasi
Untuk membangun model geologi
ideal, maka explorationist dituntut:

Pemahaman mengenai proses-proses


geologi.
Kemampuan pengamatan dan
perekaman data geologi.
Kemampuan analitik/penalaran
menghubung-kan antara keadaan
geologi dan proses-proses geologi yang
bekerja di daerah tersebut.
Kemampuan sintesa serta penalaran
imaginatif untuk dapat melakukan
prakiraan adanya endapan batubara.
Model geologi sangat membantu coal
explorationist untuk:

Memusatkan perhatian pada sifat kritis geo-


logi di daerah sasaran.
Menentukan tahapan eksplorasi yang me-
minimalkan risiko.
Menentukan pemilihan metode yang tepat
guna.
Melaksanakan eksplorasi dengan biaya dan
waktu seminimal mungkin, tetapi menda-
patkan hasil yang optimal.
MODEL GEOLOGI REGIONAL

Lingkungan geologi dimana


kemungkinan besar endapan
batubara tersebut berada.
Unsur-unsur model geologi regional untuk
endapan batubara mencakup:

Lapisan pembawa batubara dan atau asosiasi


batuan yang berhubungan erat dengan
endapan batubara yang dimaksud,
Proses-proses geologi yang membentuk
endapan batubara
Waktu pembentukan endapan batubara:
relatif terhadap lingkungan geologi (batuan
pengapit), syngenetik atau epigenetik
Model geologi batubara regional

Lingkungan geologi dimana proses-proses


geologi yang membentuk endapan batubara
berlangsung serta faktor-faktor pengendali-
nya yang menyebabkan endapan batubara
tersebut terbentuk di tempat itu dan pada
waktu tertentu.
MODEL GEOLOGI adalah konsep
keadaan geologi yang ideal dari suatu
obyek geologi (endapan batubara)

Model dari target eksplorasi harus:


1. Diformulasikan dahulu wujud dari
endapan batubaranya.
2. Ditentukan keadaan geologi yang
memungkinkan terdapatnya endapan
batubara.
3. Ditentukan letaknya di dalam kerangka
geologi
Diskusi

Bagaimana geometri
lapisan batubara di ling-
kungan delta?
Bagaimana kualitas lapisan batubara yang roof
nya endapan marin dan bukan endapan marin?
Bagaimana kualitas
batubara di zona
sesar dan di bukan
zona sesar?
MODEL GEOLOGI RINCI

Adalah bentuk dan dimensi obyek


geologi (endapan batubara) serta
hubungannya dengan keadaan
geologi sekelilingnya
Model obyek geologi
detil mencakup:
Bentuk tubuh atau
dimensi endapan
batubara
Model obyek geologi detil mencakup:

Posisi endapan batubara terhadap stratigrafi


dan lingkungan pengendapan.
Model obyek geologi detil mencakup:

Kedudukan endapan batubara terhadap


struktur geologi.
Model obyek geologi detil mencakup:

Sifat geologi serta maseral dari


tubuh endapan batubara
Model obyek geologi
detil mencakup:
Sifat fisika dan kimia
endapan batubara.
Diskusi

Mengapa model geologi dapat berbeda-


beda pada endapan batubara di dalam
satu cekungan?

Bahkan dapat berbeda-beda pada forma-


si pembawa batubara yang sama?

Berbeda-beda pada lapisan batubara


yang sama?
MODEL EMPIRIS
(empirical model-analogi geologi)

Model geologi tentang keterdapatan obyek geolo-


gi yang telah diketahui, tanpa ada penafsiran.

Model empiris mencakup sifat-sifat yang bervari-


asi dari suatu obyek geologi dan diakui sangat
penting, tetapi hubungan antara sifat-sifat terse-
but tidak diketahui pasti. Misal keterdapatan
fosfat di batugamping, endapan marmer di batu-
gamping, dan zeolit dalam lingkungan batuan
tufa yang terintrusi .
MODEL DESKRIPTIF
(descriptive model)

Menekankan pd pemerian lingkungan geologi


(menggambarkan lingkungan dimana obyek
geologi tersebut ditemukan) dan identifikasi
karakteristik obyek geologi.
Model deskriptif ini lebih menggambarkan
obyek geologi secara obyektif, dibandingkan
model genetik yang lebih filosofis dan kurang
obyektif.
Kombinasi model deskriptif dan genetik sangat
disarankan.
MODEL GENETIK
(genetic model)

Model yang menunjukkan analisis kemungkin


an obyek geologi yang terjadi pada suatu dae-
rah, terdiri dari komponen genetik utama dan
komponen berinteraksi (model konseptual).

Model genetik adalah model deskriptif yang


telah berkembang secara lebih akurat mengenai
genesa dan sifat-sifatnya . Model genetik juga
merupakan pengembangan langsung dari
model empiris
Model Konseptual
(conceptual model)

Istilah lain untuk model genetik (James W.


Babcock, 1984).

Model konseptual merupakan model geologi


yang menjelaskan beberapa fenomena geologi
berdasarkan hasil pengamatan.
PUSTAKA TERPILIH

Cox, D.P. dan Singer, D.A. (1987) : Mineral Deposits Model, US


Geological Survey, Bulletin 169, 379.

Kuncoro, P.B., Notosiswoyo S., Anggayana K., dan Abdullah C.I.


(2008) : Menentukan Model Eksplorasi Batubara Berbasis
Kandungan Sulfur - Kasus Daerah Palaran dan Busui, Kalimantan
Timur, Jurnal JTM, XV-1, 197-212.

Koesoemadinata R.P., Perencanaan Eksplorasi, 1996, ITB,


Bandung.
Selamat menyongsong
fajar menyingsing

Anda mungkin juga menyukai