Anda di halaman 1dari 24

Teori-teori Konflik

(Materi Kuliah Penyelesaian Masalah, Konflik.


Sengketa dan Perkara Pertanahan)
Jurusan Manajemen Pertanahan dan
Perpetaan Program Diploma IV
Pertanahan STPN

Oleh
Sarjita, S.H., M. Hum.
Daftar Kepustakaan
Achmad Charris Zubair, Dimensi Etik dan
Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia
(Kajian Filsafat Ilmu), Yogyakarta, LSFI,
2002: 83-118.
Sjafri Sairin, Perubahan Sosial
Masyarakat Indonesia Perspektif
Antrophologi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2002: 70.
Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, Jakarta,
PT. Raja Grafindo Persada, 2003:10-16
Daftar Kepustakaan (1)
Hari Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan
Dalam Perspektif Antrophologi, Yogyakarta,
Pustaka pelajar, 2000: 143-157.
Peter Beilharz, Teori Teori Sosial Observasi
Kritis Terhadap Para Filosof Terkemuka,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2002: 291-303.
Sarjita, Teknik dan Strategi Penyelesaian
Sengketa Pertanahan, Yogyakarta, Tugujogja
Pustaka, 2005.
Daftar Kepustakaan (2)
Sunyoto Usman, Konflik Dan Rwesolusi Konflik
Sumber Daya Alam Perspektif Sosisologi
(Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM), 15
September 2001.
Soegijanto Padmo, Wong Cilik, Ondernemeing,
Dan Penguasa Dalam lintasan Sejarah Bangsa
(Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar
Fakultas Ilmu Budaya UGM), 28 Oktober 2002.
Maria SW. Sumardjono, Kewenangan Negara
Untuk Mengatur Dalam Konsep Penguasaan
Tanah Oleh Negara (Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Ilmu Hukum pada Fakultas
Hukum UGM), 14 Pebruari 1998.
Daftar Kepustakaan (3)
Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian
Sengketa Di Luar Pengadilan, Bandung, Citra
Aditya Bhakti, 2003.
Loekman Soetrisno, Konflik Sosial Studi Kasus
Di Indonesia, Yogyakarta, Tadjidu Pres, 2003.
Cristopher W. Moon, The Mediation Process
(Practical Strategies for Resolving Cinflict, San
Fracisco, Jossey-Bass Inc, 1986.
-------------, Tanah Di Langit (Penyelesaian
Masalah Penguasaan Tanah dan Kekayaan
Alam Di Indonesia Yang Tak kunjung Tuntas Di
Era Reformasi, Jakarta, Yayasan Kemala, 2005.
Daftar Kepustakaan (4)
Djoyo Winoto, Pertanahan dan Keagrariaan
Nasional Rakyat Yang Utama (Sambutan Ka,
BPN-RI pada Hari Agraria Nasional 2006).
Jakarta, BPN, 2006.
-----------------, Reforma Agraria Mandat Politik,
Konstitusi dan Hukum Dalam Rangka
Mewujudkan Tanah Untuk Keadilan dan
Kesejahteraan Rakyat, Jakarta, BPN-RI, 2007.
-----------------, Reforma Agraria Dan Keadilan
Sosial (Orasi Ilmiah 1 September 2007 Dies
Natalis ke-44 IPB), Bogor, IPB, 2007.
Kaidah Dialektika: G.W. Hegel
(Jerman: 1770-1831)
Akal adalah proses dinamik yang bergerak
secara dialektik yang menimbulkan
kontradiksi, oposisi, negasi. Yang terdiri
dari tiga tahap: 1) Tesis (konsep abstratk);
2) Antitesis (Kontradiksi-kontradiksi dalam
konsep); 3) Sintesis (penyatuan-
penyatuan konsep-konsep kontradiksi,
suatu keastuan dari pertentangan-
pertentangan) : ACZ, 2002: 98.
Analisis Dialektik: Karl Marx
(Jerman: 1818-1883)
Pandangan mengenai pertentangan
antara tesis dengan antitesis serta titik
temu keduanya yang akan membentuk
sisntesis baru, kemudian menjadi tesis
baru. Dalam pertentangan tesis baru itu,
muncul antitesis baru, dan akhirnya kedua
tesis yang saling bertentangan ini
tergabung dalam satu sisntesis baru yang
lebih tinggi tingkatannya. ACZ, 2002, 98-
101.
The Image of Limited Good
(Amerika: George Foster, 1967)
Setiap komunitas selalu mempersepsikan
bahwa segala sesuatu yang ada dalam
lingkungan kehidupannya selalu berada dalam
keadaan terbatas jumlahnya, baik yang
berkaitan dengan SDA, kekuasaan, kesempatan
maupun sesuatu yang hadir dalam bentuk
seperti status sosial.
Setiap komunitas dan kesatuan sosial, terutama
yang masih diwarnai dgn kehidupan agraris
selalu memiliki sebuah sistem gagasan
keterbatasan sumber daya (resources limited)
The Image of Limited Good
(Amerika: George Foster, 1967)
Pihak yang telah berhasil/memperoleh/
mendapatkan sumber daya yang terbatas
secara berlebihan telah mengambil hak
orang lain secara berlebihan pula. Karena
itu mereka wajib segera
mengembalikan/mendistribusikan
kelebihan itu kepada masyarakat, karena
itu memang hak bersama yang harus
dikembalikan. (Syafri Sairin, 2002: 70)
Teori Prisoners Dilemma
(Hubungan Sumber daya dgn Kekerasan :Homer-Dixon)

Resources Scarcity dengan Kekerasan


(Violence): Tidak selamanya bahwa kalau
SDA terbatas kekerasan terjadi,
sebaliknya walaupun SDA melimpah
kekerasan tetap terjadi.
Permainan non-zero-sum, dua pemain
dalam permainan, apakah mereka akan
memilih bekerjasama atau berkhianat.
(1) Teori Prisoners Dilemma
(Hubungan Sumber daya dgn Kekerasan :Homer-Dixon)

1) Kedua pemain akan beruntung jika mau


bekerjasama; 2) Jika salah satu pemain mau
bekerjasama, akan tetapi pemain lainya
berkhianat, maka pemain yang berkhianat akan
lebih beruntung; 3) Jika kedua-duanya
berkhianat, maka kedua-duanya tidak akan
mendapat apa-apa. Karena keuntungan dari
bekerja sama selalu lebih kecil dari apabila
yang satu berkhianat, maka selalu ada godaan
untuk berkhianat.
(2) Teori The Tragedy of the
Commons (Garret W. Harding)
Sumber daya yang di share oleh jkelompok
masyarakat/orang: udara, air, tanah, ikan di laut,
kayu di hutan, serta perumahan seringkali
dipersepsikan/diperlakukan sebagai commons
atau milik umum. Logika the Commons, maka
setiap anggota masyarakat berhak mengambil
sda tsb, dan membuang limbah/sampah ke
dalam Commons. Oleh karena itu biayanya
dapat distribusikan kepada setiap orang/ semua
individu atau rumah tangga dengan siapa
mereka men share the commons.
(3) Teori The Tragedy of the
Commons (Garret W. Harding)
Celakanya mereka yang egois, bisa
mendapatkan lebih dari bagiannya, dan
membayar lebih sedikit dari yang seharusnya
dan pada prakteknya semua individu/RT
berusaha melakukan hal ini.
Sebagai akibatnya sejalan dengan
pertumbuhan, populasi dan keserakahan, maka
the commons menjadi hancur, terjadilah apa
yang disebut the tregedy of the Commons
(4) Teori The Tragedy of the
Commons (Garret W. Harding)
Perebutan SDA dapat diuraikan ke dalam
tiga faktor, yaitu: 1) pola dan regim
akumulasi yang bernuansa distribusi tidak
seimbang secara spasial; 2) bentuk-
bentuk akses dan kontrol terhadap sumber
daya alam yang juga tidak merata
(termasuk dalam kepenilikan dan
penguasaan); 3) para aktor yg muncul dari
hubungan sosial produksi yg tidak
seimbang itu;
(5) Teori The Tragedy of the
Commons (Garret W. Harding)
Ada tiga macam Scarcity: 1) Supply
indunced (ketika sumber daya menyusut);
2) demand-indunced (ketika sumber daya
yang statis terbagi menjadi potongan-
potongan yang kecil sekali untuk setiap
individu; 3) structural scarcity (ketia
beberapa-satu atau dua kelompok tertentu
mendapat bagian yang sangat besar atau
banyak, sementara yang lainnya sangat
kecil atau sedikit. Akhirnya muncul konflik.
Teori Fungsionalisme Struktural
(Talcott Parson, 1903-1979)
Masyarakat pada dasarnya teritegrasi atas
dasar kata sepakat (general agreements)
dari para anggota-anggotanya akan nilai-
nilai kemasyarakatan tertentu yang
mempunyai daya mengatasi perbedaan-
perbedaan pendapat dan kepentingan di
antara para anggota masyarakat.
Masyarakat sebagai suatu sistem yg scr
fungsional terintegrasi ke dalam suatu
bentuk equilibrium.
(1) Teori Fungsionalisme Struktural
(Talcott Parson, 1903-1979)
Dalam suatu masyarakat di mana frekuensi interaksi
sosial di antara warganya cukup tinggi, sikap toleransi
yang institusinalize (terbuka struktur sosialnya), akan
dapat membatasi/menekan timbulnya akibat negatip
konflik. Sebaliknya masyarakat di mana frekuensi
interaksi sosialnya tidak terlalu tinggi, biasanya
petrtentangan tidak membawa tidak membawa akibat
yang negatip. Konflik dianggap sbg cara mengurangi
ketegangan, dan sebagai alat untuk menyesuaikan
norma-norma baru, yg sesuai dgn perkembangan yang
ada. (Nasikun:10-16, Hari Poerwanto:143-157, P.
Beilharrz:291-303.)
(2) Teori Fungsionalisme Struktural
(Talcott Parson, 1903-1979)
Konflik dianggap sbg cara mengurangi
ketegangan, dan sebagai alat untuk
menyesuaikan norma-norma baru, yg
sesuai dgn perkembangan yang ada.
(Nasikun:10-16, Hari Poerwanto:143-157,
P. Beilharrz:291-303.)
Teori Pendekatan Konflik
Asumsi-asumsi yg dibangun: 1) Setiap
masyarakat senantiasa berada di dalam
proses perubahan yg tidak pernah
berkahir, atau perubahan sosial
merupakan gejala yang melekat pada diri
setiap masyarakat; 2) Dalam setiap
masyarakat mengandung konflik-konflik di
dalam dirinya, atau konflik merupakan
gejala yang melekat dalam setiap diri
masyarakat;
(1) Teori Pendekatan Konflik
3) Setiap unsur di dalam suatu
masyarakat memberi sumbangan bagi
terjadinya disintegrasi dan perbuahan-
perubahan sosial; 4) Setiap masyarakat
terintegrasi di atas penguasaan atau
dominasi oleh sejumlah orang atas
sejumlah orang-orang yang lain.
(2) Teori Pendekatan Konflik
Perubahan sosial tertutama
timbul/bersumber pada kenyataan akan
adanya unsur-unsur yg saling
bertentangan di dalam setiap masyarakat.
Teori Pendekatan Konflik
Kontradiksi intern bersumber di dalam
kenyataan bahwa setiap masyarakat
mengenal pebagian kewenangan atau
otoritas (outhority) secara tidak
sama/merata. Hal ini menimbulkan 2
katagori sosial, yakni:
(3) Teori Pendekatan Konflik
Hal ini menimbulkan 2 katagori sosial, yakni: 1)
mereka yang memiliki otoritas; 2) Mereka yang
tidak memiliki otoritas.
Pembagian otoritas yang bersifat dikhotomis itu
menimbulkan kepentingan-kepetingan yang
berlawanan satu sama lain.
Mereka yang memiliki otoritas ada
kecenderungan untuk
mempertahankan/memelihara status quo, dan
yg tidak memiliki otoritas ada kecenderungan
untuk merombak status quo.
(4) Teori Pendekatan Konflik
Oleh karena itu antara mereka yang memiliki
otoritas dan mereka yang tidak memiliki otoritas
akan senantiasa berada dalam situasi konflik.
Dengan bertambahnya otoritas pada satu pihak,
dengan serta merta berarti pula berkurangya
otoritas pada pihak yang lain.
Solusi yg mereka tawarkan: 1) Konsiliasi; 2)
Mediasi; 3) Perwasitan. (Nasikun:14-25;
Cristopher . W. Moon: 1986)

Anda mungkin juga menyukai