Anda di halaman 1dari 30

PRESENTASI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. E 29 TAHUN DENGAN ATONIA

UTERI DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Chindy Aprillia Pratiwi
2. Hafifatul Haini
3. Mima Utami Rahayu
4. Yulianti
BAB I
PENDAHULUAN
(LATAR BELAKANG)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,


angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu
sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun meskipun
tidak terlalu signifikan. Target global MDGs (Millenium Development Goals) ke-5
adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Mengacu dari kondisi saat ini, potensi untuk
mencapai target MDGs ke-5 untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya.
Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2002) adalah 650 ibu tiap
100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh perdarahan
post partum.

Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di


Indonesia. Perlukaan jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan setelah
atonia uteri yang terjadi pada hampir persalinan pertama dan tidak jarang juga
pada persalinan berikutnya. Pada seorang primipara atau seseorang yang baru
pertama kali melahirkan ketika terjadi peristiwa kepala keluar pintu. Pada saat
ini seorang primipara biasanya tidak dapat tegangan yang kuat ini sehingga robek
pada pinggir depannya. Luka-luka biasanya ringan tetapi kadang-kadang terjadi
juga luka yang luas dan berbahaya. Sebagai akibat persalinan terutama pada
seorang primipara, biasa timbul luka pada vulva di sekitar introitus vagina yang
biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
PERDARAHAN POSTPARTUM

Perdarahan postpartum adalah


perdarahan pervaginam 500 cc atau
lebih setelah kala III selesai (setelah
plasenta lahir) (Wiknjosastro, 2000).

KLASIFIKASI PERDARAHAN POSTPARTUM :


PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER
PERDARAHAN POSTPARTUM SEKUNDER

PENYEBAB PERDARAHAN POSTPARTUM :


Atonia uteri 50% - 60%
Retensio plasenta 16% - 17%
Sisa plasenta 23% - 24%
Laserasi jalan lahir 4% - 5%
Kelainan darah 0,5% - 0,8%
(Mochtar, 1995).
ATONIA UTERI

Atonia uteri adalah uteri tidak


berkontraksi dalam 15 detik
setelah dilakukan pemijatan
fundus uteri (Depkes, 2002).

FAKTOR PREDISPOSISI :
Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli, polihidramnion atau
anak terlalu besar.
Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan kasep.
Kehamilan grande-multipara
Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemia, atau menderita penyakit
menahun
Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim
Infeksi intrauterin (korioamnionitis)
Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya (Prawirohardjo, 2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
KALA I
Tanggal 08-11-2017 jam 02.45 WIB

IDENTITAS PASIEN

Klien Suami

Nama : Ny. E Tn. H


Umur : 29 tahun 27 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA S2
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta
Alamat : Jalan Baref Biru III, Kalisari
SUBJEKTIF

Alasan datang
Ibu datang tanggal 08-11-2017 pukul 02.45 wib ke ruang bersalin dengan keluhan
mulas-mulas yang semakin sering dan teratur, tiga kali dalam sepuluh menit, lamanya
30 detik sejak 01.30 WIB, gerakan janin aktif, belum keluar lendir darah, belum keluar
air-air.
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang Lalu
-Tahun 2014, jenis kelamin laki-laki, BB : 3000 gram PB: 46 cm, lahir spontan, ditolong
oleh Bidan
-Tahun 2015, jenis kelamin perempuan, BB : 3000 PB: 47 cm, lahir spontan, ditolong
oleh Bidan
-Hamil ini
Riwayat kehamilan Ini
Ibu mengatakan HPHT tanggal 31-01-2017, Taksiran Persalinan : 07-11-2017, ANC
rutin di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.
Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak ada penyakit yang dan sedang diderita dan tidak pernah mempunyai
penyakit keturunan
Riwayat dan kebiasaan sehari-hari
Ibu mengatakan makan terakhir jam 19.00
Ibu mengatakan BAB terakhir kemarin pagi dan BAK terakhir jam 02.00 WIB.
OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,60 C
RR : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik
-Wajah : tidak ada oedema
-Mata : konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik
-Payudara : Simetris, Putting susu menonjol, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan, areola hiperpigmentasi,
kolostrum(+)
-Ekstremitas atas dan bawah: Tidak ada oedema, tidak ada varises
-Anogenital : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada
kondiloma, tidak ada pengeluaan pervaginam,
tidak ada haemoroid
Pemeriksaan Obstetrik:
-Inspeksi
tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea gravidarum dan striae
-Palpasi
TFU : 33 cm
Leopold I : teraba lunak, agak bulat tidak melenting ( bokong)
Leopold II : Kanan : teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)
Kiri : teraba keras, panjang seperti papan (punggung)
Leopold III : teraba keras, bulat, tidak melenting (kepala)
Leopold IV : sudah masuk PAP 3/5
TBJ : (TFU-11) x 155 = 3410 gram
HIS : 3x/10 35, kekuatan sedang, teratur, relaksasi ada
-Auskultasi : DJJ (+) 153 x/menit, punctum maksimum pada sisi kiri bawah
pusat, frekuensi teratur.
Pemeriksaan Dalam:
vulva/vagina tak ada kelainan, portio tipis lunak, pembukaan 4 cm, ketuban
utuh, presentasi kepala, posisi UUK depan, penurunan hodge 1.
Pemeriksaan penunjang:
Goldar A, Hb : 10,0 g/dL, Lekosit: 9.600/ul, Trombosit: 273.000/ul, PPIA : NR,
HBV : NR, VDRL : NR, Protein urine (-), reduksi urine (-)
ANALISA
G3P2A0 Hamil 40 minggu Partus Kala I Fase Aktif dengan Anemia Ringan
Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik. Ibu dan keluarga mengerti
2. Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga atas asuhan yang akan
diberikan selama berada di ruang bersalin. Ibu dan keluarga setuju
3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi pernafasan. Ibu dapat melakukannya
4. Menyarankan ibu untuk mobilisasi atau berbaring miring kiri untuk mempermudah
sirkulasi oksigen dari ubu ke janin dan mempercepat penurunan kepala janin. Ibu
berbaring miring kiri.
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi hidrasi dan nutrisi. Ibu minum teh manis hangat
satu cangkir
6. Menyarankan ibu agar tidak menahan BAK atau BAB karena akan mengganggu
kontraksi. Ibu mengerti
7. Memberitahu ibu mengenai jenis-jenis posisi meneran seperti terlentang,
duduk/setengah duduk, jongkok/berdiri, miring kiri dan merangkak. Ibu memilih
posisi setengah duduk
8. Menanyakan pada ibu untuk pendamping persalinan. Ibu didampingi suami
9. Mengobservasi HIS dan DJJ setiap 30 menit. HIS 3x/10 35, kekuatan sedang,
teratur, relaksasi ada, DJJ(+) 140-153 x/menit, frekuensi teratur.
10. Merencanakan VT ulang 4 jam kemudian yaitu jam 07.00 WIB atau jika ada indikasi.
KALA II
Tanggal 08-11-2017 jam 05.15 WIB
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mulas semakin sering dan merasa ingin meneran, keluar air-air
yang tidak bisa ditahan, keluar lendir darah semakin banyak.

OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital :Tekanan Darah: 110/80 mmHg, Nadi: 80 x/menit, Suhu:
36,70 C, RR :20 x/menit
Tampak tanda kala II : Dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, vulva membuka
Pemeriksaan Dalam : vulva/vagina tak ada kelainan, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, ketuban pecah spontan warna putih
keruh, presentasi kepala, posisi UUK depan, penurunan
hodge III +, tidak ada molase.

ANALISA
G3P2A0 Hamil 40 minggu, Partus Kala II dengan Anemia Ringan
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu saat ini sudah pembukaan
lengkap dan sudah boleh meneran. Ibu mengerti
2. Menghadirkan pendamping. ibu didampingi oleh suaminya
3. Mengatur posisi ibu menjadi setengah duduk
4. Mengajarkan ibu teknik meneran yang benar dengan kedua kaki di tarik
mendekati dada, saat ada mulas ibu boleh meneran dengan menarik nafas
dalam, menutup mulut, mata melihat ke perut da meneran sekuat mungkin
selama masih ada mulas dan bila mulas sudah hlang ibu beristirahat. Ibu dapat
melakukannya
5. Mengobservasi DJJ di sela-sela HIS
6. Memenuhi hidrasi ibu pada saat tidak ada HIS. Ibu minum teh manis hangat 1
cangkir
7. Memimpin pertolongan persalinan. Bayi lahir spontan letak belakang kepala jam
05.22 WIB, segera menangis, warna kulit kemerahan, bergerak aktif, jenis
kelamin perempuan.
8. Memfasilitasi ibu untuk melakukan IMD. IMD dilakukan selama 5 menit
dikarenakan kondisi ibu yang tidak memungkinkan
KALA III
Tanggal 08-11-2017 jam 05.23 WIB

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang atas kelahiran bainya dan masih merasa sedikit mulas

OBJEKTIF
Keadaan umum: Lemas
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
Palpasi : tidak terdapat janin kedua, TFU sepusat, kandung kemih
kosong

ANALISA
P3A0 Partus Kala III dengan Anemia Ringan
PENATALAKSANAAN
Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
keadaan baik. Ibu mengerti
Melakukan manajemen aktif kala III :
Memberi oksitosin. Oksitosin 10 IU disuntikkan secara IM di paha
kanan bagian atas
Melakukan PTT. Plasenta lahir spontan pukul 05.25 WIB
Melakukan massase uterus. uterus teraba lembek perdarahan
250 cc
Memberitahu keluarga untuk mendampingi dan memberi dukungan
pada ibu. Ibu didampingi suami
Melakukan pengecekan kelengkapan plasenta. Selaput lengkap
amnion dan korion, kotiledon lengkap.
Melakukan eksplorasi uterus untuk membersihkan sisa jaringan
yang tertinggal. Tidak terdapat sisa plasenta
Memasang infus dengan larutan Ringer Laktat 500 cc + 20 IU
Oksitosin dengan kecepatan 40 tetes/menit. Sudah dilakukan
Melakukan masase uterus kembali. Uterus tidak teraba
Melakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit. Uterus
kembali berkontraksi dan teraba keras
KALA IV
Tanggal 08-11-2017 jam 05.40 WIB

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa lelah dan agak lemas, dan masih sedikit mulas

OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital :Tekanan Darah: 100/70 mmHg, Nadi: 80 x/menit, Suhu:
36,50 C, RR: 20 x/menit
TFU: 2 jari dibawah pusat, Kontraksi: Uterus teraba keras, Kandung kemih:
Kosong Perdarahan: +275 cc, Laserasi : Grade II di mukosa vagina dan otot
perineum

ANALISA
P3A0 Partus Kala IV dengan atonia uteri
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, saat ini ibu dan bayi dalam
keadaan baik. Ibu dan keluarga merasa senang
2. Melakukan hecting pada laserasi jalan lahir
3. Membersihkan ibu. Ibu sudah dibersihkan menggunakan air DTT dan sudah
rapi
4. Membereskan alat. Alat direndam dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10 menit
5. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK karena dapat mengganggu
kontraksi uterus. Ibu mengerti
6. Mengajarkan ibu teknik masase fundus uteri bila uterus terasa lembek sampai
uterus teraba keras kembali. Ibu dapat melakukannya
7. Memberitahu ibu dan keluarga tanda bahaya nifas seperti terjadi
perdarahan,pusing dan kontraksi uterus lembek dan jika ibu mengalami salah
satu tanda tersebut untuk segera lapor bidan. Ibu dan keluarga mengerti
8. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. Ibu makan 1 porsi dan minum 1
gelas air putih
9. Memberikan obat : vit A 1 x 1 (2 kapsul), SF 1 x 1 (10 tablet), amoxicillin 3x1 (10
tablet) . Obat sudah diberikan
10. Mengobservasi Tekanan darah, nadi pernapasan, kontraksi, perdarahan dan
kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1
jam kedua. Hasil dalam batas normal.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 JAM
Tanggal 08-11-2017 Jam 12.22 wib

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayi nya, ibu mengatakan sudh makan siang dan
menghabiskan 1 porsi makan tidak ada masalah dalam makan dan minum, ibu mengataan
sudah mampu berjalan disekitar ruangan dan sudah ke kamar mandi sendiri, ibu
mengatakan sudah mandi pagi tadi, ibu mengatakan bayinya mau menyusu dengan kuat
dan tidak ada masalah dalam pemberian asi kepada bayinya, asi yang keluar banyak, ibu
mengatakan darah yang keluar sedikit dan masih terasa mulas pada perutnya
OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
-Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Status emosional : stabil
-Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36,6 x /menit
Pemeriksaan Fisik
-Wajah : tidak pucat, tidak oedema
-Mata : sklera tidak ikterik , konjungtiva
tidak anemis
-Payudara : tidak adanya pembengkakan, tidak
ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
puting susu menonjol, adanya
hiperpigmentasi pada areola, ASI
(+).
-Abodomen : TFU : 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik, kandung kemih
kosong
-Genetalia :tidak ada kelainan,lochea rubra,
perdarahan normal + 30 cc, luka
jahitan masih basah
-ekstremitas : tidak oedema, Varises tidak ada,
kekuatan sendi ada.
ANALISA
P3A0 postpartum 6 jam
PENATALAKSANAAN
Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
Ibu dan keluarga mengerti
Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dirasakan oleh ibu itu hal yang
fisiologis karena adanya proses involusi atau pengembalian bentuk rahim seperti
sebelum hamil jadi rahim terus berkontraksi dan itu adalah untuk mencegah
terjadinya perdarahan. Ibu mengerti
Memberitahu ibu agar tidak menahan BAB atau BAK. Ibu mengerti
Memberitahu ibu cara untuk melakukan masase uterus apabila uterus terasa lembek
sampai uterus kembali berkontraksi atau mengeras. Ibu mengerti dan mampu
melakukannya
Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuh nutrisi dan hidrasinya dengan makan
makanan bergizi seimbang seperti nasi, sayur, tahu, tempe, ikan, buah, ibu juga
bisa mengkonsumsi putih terlur rebus minimal 2-5 butir perhari untuk mempercepat
keringnya luka jahitan jalan lahir, dan juga minum air mineral minimal 3 liter perhari.
Dan tidak ada pantangan makan bgi ibu setelah melahirkan. Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya
Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama bagian kewanitaan
dengan membersihkan dari arah depan kebelakang dan juga bagian payudara.
Menganjurkan ibu juga untuk sering mengganti pembalut apabila sudah terasa
penuh atau sudah merasa tidak nyaman. Ibu mengerti
Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup disaat bayinya tertidur ibu juga
harus menyempatkan diri untuk istirahat. Ibu mengerti
Memberitahu ibu agar tetap menjaga kehangatan bayi. Ibu mengerti
Menjelaskan cara perawatan tali pusat yaitu dengan menjaga tali pusat
agar tetap kering tanpa menggunakan cairan apapun, dan dibungkus
dengan kasa kering. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
Memberitahu ibu mengenai teknik menyusui yang benar yaitu lengan ibu
menopang kepala, leher, dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada
pada satu garis lurus), muka bayi mengahadap ke payudara ibu, hidung
bayi di depan puting susu ibu, sebelum memasukkan puting susu ke mulut
bayi, keluarkan ASI sedikit dan basahi puting serta areola, ibu
menyentuhkan puting ke mulut bayi sehingga mulut bayi terbuka, lebar dan
puting susu serta areola ibu masuk ke dalam mulut bayi, kemudian
pastikan bayi menghisap dengan baik, dan apabila bayi telah merasa
kenyang, sendawakan dengan cara menepuk punggung bayi dengan
lembut.
Menganjurkan pada ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin minimal
2 jam sekali bayi dibangunkan untuk disusui, dan mengingatkan ibu untuk
memberikan asi eksklusif selama 6 bulan. Ibu mengatakan akan menyusui
bayinya.
Mengingatkan ibu kembali tanda bahaya ibu nifas seperti demam tinggi,
sakit kepala yang hebat, mata berkunang-kunang, payudara bengkak,
perdarahan yang berlebih, keluar cairan yang berbau busuk, jika terjadi
salah satu tanda diatas segera lapor ke tenaga kesehatan. Ibu mengerti
dan bersedia
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 1 HARI

Tanggal 09-11-2017 Jam 05.22 wib


SUBJEKTIF
Ibu mengatakan semalam bisa tidur disaat bayi tidak menyusu, ibu
mengatakan bayi nya semalam menyusu kuat dan sering, ibu mengatakan
tidak ada masalah dalam makan dan minum, ibu makan menghabiskan 1 porsi
setiap makan beserta makan buah, ibu mengatakan tidak ada kesulitan dalam
merawat bayinya terutama memandikan bayi, membedong bayi dan
perawatan tali pusat karena ini adalah anak ketiganya jadi ibu sudah terbiasa.
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
-Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Status emosional : stabil
-Tanda-Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 81 x / menit
RR : 21 x / menit
Suhu : 36,6 x /menit
Pemeriksaan Fisik
-Wajah : tidak pucat, tidak oedema
-Mata : sklera tidak ikterik , konjungtiva tidak anemis
-Payudara : tidak adanya pembengkakan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
puting susu menonjol, adanya hiperpigmentasi pada areola, ASI (+).
-Abodomen : TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong
-Genetalia :tidak ada kelainan,lochea rubra, perdarahan normal + 20 cc, luka
jahitan masih basah
-ekstremitas : tidak oedema, Varises tidak ada, kekuatan sendi ada.
Pemeriksaan penunjang
-HB : 8,8 g/dl
-Leukosit : 13.400/uI
-Trombosit : 256.000 /uI
-Hematokrit : 27

ANALISA
P3A0 postpartum 1 hari
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan normal atau baik. Ibu dan
keluarga mengerti.
2. Memastikan pada ibu apakah bayinya mendapatkan ASI cukup tanpa diberikan
pendamping ASI atau susu formula. Ibu mengatakan bahwa bayi selalu diberi ASI dan
tidak diberikan makanan tambahan lainnya.
3. Mengingatkan ibu agar tetap menjaga kehangatan bayi dan selalu melakukan pengukuran
suhu tubuh pada bayi. Ibu mengerti
4. Mengingatkan ibu cara perawatan tali pusat yaitu dengan menjaga tali pusat agar tetap
kering tanpa menggunakan cairan apapun, dan dibungkus dengan kasa kering. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
5. Memberitahu ibu kembali mengenai teknik menyusui yang benar seperti yang sudah di
ajarkan sebelumnya. Ibu sudah mengerti cara melakukannya
6. Mengingatkan pada ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin. Ibu mengatakan akan
menyusui bayinya.
7. Mengingatkan ibu tidak ada pantangan makanan apapun, makan makanan yang bergizi
seimbang dan penuhi hidrasinya dengan air mineral minila 3 liter perhari. Ibu mengerti
8. Memberitahu ibu tanda bahaya ibu nifas yaitu demam, pusing berlebih, mata berkunang-
kunang, payudara bengkak, perarahan yang berlebih, keluar cairan yang berbau busuk.
jika mengalami salah satu diatas segera datang ke tenaga kesehatan. Ibu mengerti dan
bersedia datang jika terjadi salah satu tanda gajala diatas.
9. Memberikan ibu terapi obat. amoxicillin 3x1 10 tab, novabion 1x1 10 tab, Vit A 1x1.
10. Memberitahu ibu bahwa ibu sudah diperbolehkan pulang hari ini karena kondisi ibu dan
bayi dari hasil perawatan selama 24 jam sudah baik, selebihnya itu ibu dianjurkan untuk
melakukan perawatan secara mandiri dirumah. Ibu merasa senang sudah diperbolehkan
pulang.
11. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang kontrol nifas pada 6 hari setelah
melahirkan yaitu pada tanggal 14-11-12017, atau apabila ada keluhan yang dirasakan ibu
dianjurkan untuk segera datang ke fasilitas kesehatan saat itu juga
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny. E 29 tahun G3P2A0 datang ke Ruang Bersalin Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada 08-11-
2017 pukul 02.45 wib dengan keluhan mulas-mulas yang semakin sering dan teratur, tiga kali dalam sepuluh
menit, lamanya 30 detik sejak 01.30 WIB, gerakan janin aktif, belum keluar lendir darah, belum keluar air-air.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil yaitu tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU 31 cm,
DJJ + 153 x/menit frekuensi teratur, HIS 3x/10 35 sedang, teratur, relaksasi ada, pemeriksaan dalam vulva
vagina tak ada kelainan, portio tipis lunak, pembukaan 4 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, posisi UUK
depan, penurunan hodge 1 dan dari hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 07-11-2017 didapatkan
hasil hemoglobin : 10,0 g/dL. Dari hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami anemia
ringan dikarenakan kadar hemoglobin yang rendah.

Pada jam 05.15 WIB ibu mengatakan keluar air-air dan ingin meneran yang sudah tak tertahankan
kemudian ibu dilakukan pemeriksaan yaitu tanda-tanda vital dalam batas normal, terdapat tanda kala II
dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka, pemeriksaan dalam portio
tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban pecah spontan warna putih keruh, presentasi kepala, posisi UUK
depan, penurunan hodge III+, molase tidak ada. Kemudian dilakukan pertolongan persalinan. Pukul 05.22
WIB bayi lahir spontan letak belakang kepala, segera menangis, warna kulit kemerahan, bergerak aktif, jenis
kelamin perempuan.
Setelah bayi lahir dan memasuki kala III kemudian dipastikan tak ada janin kedua, TFU

sepusat dan kandung kemih kosong. Selanjutnya ibu disuntikkan oksitosin 10 IU secara IM
pada 1/3 paha kanan bagian luar untuk merangsang kontraksi uterus dalam pengeluaran
plasenta dan melakukan PTT. Pukul 05.25 plasenta lahir spontan. Saat dilakukan masase
fundus uteri selama 15 detik uterus teraba lembek dan perdarahan 250 cc, dilakukan
eksplorasi uterus untuk membersihkan sisa jaringan yang tertinggal dan tidak ada sisa yang
tertinggal dalam uterus, kemudian ibu dipasang infus larutan Ringer Laktat 500 cc + 20 IU
Oksitosin dengan kecepatan 40 tetes/menit. Dilakukan masase uterus kembali, uterus tidak
teraba. Selanjutnya dilakukan Kompresi Bimanual Internal selama 5 menit dan uterus kembali
berkontraksi.

Selanjutnya pada kala IV didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU 2 jari
bawah pusat, uterus teraba keras, kandung kemih kosong, perdarahan 275 cc, laserasi
grade II di mukosa vagina dan otot perineum dan sudah dihecting. Ibu diajarkan cara masase
fundus uteri bila uterus lembek di masase sampai mengeras kembali. Ibu dan keluarga diberi
penkes mengenai tanda bahaya nifas. Ibu diberi terapi oral yaitu SF 1x1, amoxicillin 3x1, dan
vitamin A 1x1 dan ibu dilakukan pengawasan selama 2 jam secara ketat.
Berdasarkan teori dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami atonia uteri yaitu
keadaan lemahnya tonus/ kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir (Prawirohardjo, 2009). Menurut (Prawirohardjo, 2009) ada beberapa
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya atonia uteri dan salah satunya yaitu
anemia yang juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya atonia uteri pada
Ny.E.

Penanganan atonia uteri yang dilakukan pada Ny. E pun sebagian besar
seudah sesuai dengan teori menurut (JNPK, 2007) yaitu : melakukan masase
fundus uteri setelah plasenta lahir, membersihkan sisa jaringan yang mungkin
tertinggal dalam vagina dan uterus, memastikan kandung kemih kosong,
melakukan KBI selama 5 menit dan 2 menit penambahan setelah uterus
berkontraksi, dan juga ibu dipasang infus RL 500 cc + oksitosin 20 IU untuk
merangsang kontraksi uterus dan memulihkan cairan yang hilang.

Anda mungkin juga menyukai