Anda di halaman 1dari 20

SKIZOFRENIA

(Schizophrenia)
Sekilas tentang skizofrenia
Dalam bahasa Inggris: Schizophrenia
Asalnya dari bahasa Yunani: schizein
(terpisah/pecah) dan phrenia (jiwa)
Menunjukkan adanya ketidakselarasan antara kognisi
(pikiran), emosi (perasaan) dan perilaku
Oleh karenanya sering disalahartikan sebagai
kepribadian ganda
Merupakan gangguan jiwa berat, dengan ciri
utama kegagalan dalam reality testing
Perkembangan gangguan
Seringkali diawali dengan fase prodromal; yaitu
periode dimana mulai terjadinya penurunan
fungsi dalam kehidupan. Ditandai dengan:
Hilangnya minat terhadap aktivitas sosial
Meningkatnya kesulitan dalam memenuhi tanggung
jawab/tuntutan hidup sehari-hari
Kemunculan biasanya secara gradual, jarang
disadari oleh orang lain hingga masuk fase akut
Deskripsi klinis
Tidak memiliki simtom esensial: manifestasi
gangguan dapat berbeda dari orang ke orang
Tidak memiliki gejala yang patognomonik
(gejala khas yang membedakan dengan
gangguan lain).
Misalnya : halusinasi, salah satu simtom utama
skizofrenia, mungkin saja dialami seseorang
yang mengalami demam tinggi atau pasien
demensia.
Subtipe menurut DSM IV
Paranoid
Ada preokupasi dengan satu atau lebih waham, atau
halusinasi auditorik yang sering
Tidak menonjol: disorganisasi bicara, perilaku, afek datar
atau tidak sesuai
Tidak tergolong tipe katatonik

Disorganized ( dulu hebefrenik)


Muncul semua simtom disorganized: pembicaraan,
perilaku, afek datar, afek tak sesuai
Tidak tergolong tipe katatonik
Subtipe menurut DSM IV (2)
Katatonik; menonjol pada:
Imobilitas motorik: katalepsi ( juga waxy flexibility), stupor
Aktivitas motor berlebih tanpa stimulus eksternal
Negativisme ekstrim (resistensi) atau mutism
Keanehan gerakan volunter, gerakan stereotip
Echolalia (latah) atau echopraxia (gerakan)

TAK TERGOLONGKAN
Muncul simtom kriteria A, tapi tak dapat dimasukkan dalam
tipe paranoid, disorganized atau katatonik
Subtipe menurut DSM IV (3)
RESIDUAL
Hilangnya delusi atau halusinasi yg menonjol, disorganized
speech, behavior
Ada bukti gangguan terus berlanjut karena ada simtom
negatif, 2 atau lebih simtom kriteria A yang muncul dalam
bentuk yang lebih lemah (seperti keyakinan aneh,
pengalaman persepsi yang luar biasa)
Faktor genetik
Tidak disebabkan oleh gen tunggal
Ilmu genetika tidak sepenuhnya dapat
menjelaskan kemunculan gangguan ; bagaimana
pola penurunan masih belum diketahui
Model diatesis stres:
Ada faktor genetik yang menjadi predisposisi
Stres memicu kemunculan gejala
Teori Neurotransmitter
Teori dopamin:
Gangguan terjadi karena tingkat dopamin
berlebihan
Tidak hanya itu, namun bisa juga karena reseptor
dopamin berlebihan atau sangat sensitif
Terutama terpusat pada jalur mesolimbik
Abnormalitas dopamin utamanya terkait dengan
simtom positif
Selain dopamin, ada neurotransmitter lain yang
berperan: serotonin, GABA, Glutamate
Teori struktur dan fungsi otak
Hilangnya sel-sel otak
Berkurangnya aktivitas di korteks prefrontal
Faktor congenital:
Kerusakan pada saat pembentukan otak janin atau
kelahiran
Serangan virus pada otak janin
Faktor perkembangan otak
Faktor stres psikologis
Reaksi terhadap stres:
Lebih reaktif terhadap stres: mood yang positif sangat
menurun dan mood negatif meningkat
Status sosial ekonomi:
Jumlah rata-rata penderita skizofrenia lebih tinggi pada
masyarakat miskin kota
Hipotesis sosiogenik: stres karena kemiskinan
menyebabkan gangguan
Teori seleksi sosial: penurunan pada status sosial
ekonomi; hubungan terbalik antara status sosial dengan
skizofrenia
Banyak riset yang mendukung teori seleksi sosial
Faktor keluarga
Ibu yang skizofrenogenik:dingin, mendominasi, menimbulkan
konflik tidak ada bukti yang mendukung teori ini
Communication deviance (CD) : hostilitas dan komunikasi
yang buruk
Lingkungan keluarga juga berdampak pada seringnya
penderita keluar masuk rumah sakit kekambuhan
Ekspresi emosi keluarga:
Hostilitas, komentar yang bernada kritik, keterlibatan emosi yang
terlalu dalam
Hubungan dua arah:
Pikiran aneh/tidak biasa dari pasien meningkatkan komentar
yang penuh dengan kritik
Meningkatnya kritik menimbulkan pikiran aneh/tidak biasa
Faktor keluarga ..

Ada disfungsi keluarga, dan perilaku keluarga


yang patologis.
A. Double-bind communication:
Ada pesan bertolak belakang dari ortu sehubungan
dengan perilaku, sikap maupun perasaan (an
interpersonal situation in which an individual is
confronted over long periods of time by mutually
inconsistent messages to which he or she must
respond)
Faktor keluarga ..

B. Schismatic:
bentuk keluarga patologis: konstan ada konflik di
antara anggota keluarga, tapi sekaligus ada
aliansi spesifik yang patologis (mis. Ibu-anak
perempuan, bapak-anak laki), sedangkan antara
ibu-bapak: absen
C. Skewed:
bentuk keluarga patologis: keterlibatan berlebihan
dengan salah satu anggota, perebutan
kekuasaan dan dominasi antara orangtua.
Faktor keluarga ..
D. Pseudomutual & pseudohostile:
keluarga yang pola komunikasinya penuh kepura-
puraan, terdapat supresi emosi
E. Ekspresi emosi yang patologis:
Ortu terlalu banyak kritik, kejam, ingin ikut campur
urusan anak. Keluarga dengan ekspresi emosi
tinggi relapse tinggi pada pasien
schizophrenia.
Kesulitan hidup bersama penderita
skizofrenia
Halusinasi, delusi, dan paranoia yang dialami pasien sulit
dipahami/diterima orang lain
Adanya defisit dalam keterampilan sosial pasien:
menyendiri, kontak sosial yang sangat terbatas (sebagai
bagian dari penyakitnya)
Penyakit tidak bisa sembuh total, melainkan sembuh
terkontrol: mungkin kambuh pada situasi tertentu (misal:
stres tinggi). Oleh karenanya harus dipastikan pasien
patuh terhadap pengobatan
Terapi Medis
Terapi medis:
Obat-obatan antipsikotik untuk menghilangkan
simtom
Dosis pemeliharaan (maintenance dosage) untuk
mencegah kekambuhan
Terapi psikologis
Intervensi psikososial sebagai pendamping
pengobatan medis:
Pelatihan keterampilan sosial:
Membantu penderita mengatasi masalah
interpersonal melalui bermain peran dan latihan-
latihan
Bisa dalam kelompok maupun secara individual
Terapi psikologis (2)
Terapi keluarga untuk mengurangi ekspresi emosi:
Mengajarkan pada keluarga mengenai skizofrenia
Menekankan pentingnya pengobatan medis
Membantu keluarga agar tidak menyalahkan pasien
Meningkatkan komunikasi dan pemecahan masalah
dalam keluarga
Mendorong pengembangan dukungan sosial: support
group
Menumbuhkan harapan
Terapi psikologis (3)
Cognitive behavioral therapy
Mengenali dan men-challenge keyakinan yang
sifatnya delusional
Mengenali dan men-challenge harapan terkait
dengan simtom negatif
Misal: saya toh tidak bisa sembuh, jadi buat apa
berobat?
Cognitive enhancement therapy (CET)
Meningkatkan perhatian, ingatan, pemecahan
masalah dan simtom-simtom lain yang dasarnya
kognitif

Anda mungkin juga menyukai