Anda di halaman 1dari 18

Tugas Bahasa Indonesia

Unsur-Unsur Pembangun dan Mengkontruksi Cerpen

Kelompok 9
1. Umar Abdul Aziz (33)
2. Valentina Rizky Novita (34)
3. Vika Novianti (35)
4. Wanda Einliiana Puspita Dewi (36)

3.9 dan 4.9


3.9 Menganalisis Unsur-Unsur Pembangun
Cerpen

4.9 Merekontuksi Sebuah Cerpen dengan


Memperhatikan Unsur Pembangun
Unsur-Unsur Pembangun Cerpen

1. Stuktur Teks Cerpen

a. Orientasi
(bagian pendahuluan dalam sebuah cerita yang biasanya berisi
pengenalan tokoh , tempat peristiwa, maupun suasana alur)

b. Komplikasi
(Memuat masalah atau konflik dalam suatu cerita)
c. Resolusi
(Pemecahan Masalah)

Stuktur teks cerpen memuat unsur-unsur cerita. Unsur cerita tersebut meliputi
Unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun karya
sastra itu sendiri. Sementara ekstrinsik merupakan unsur yang berada di dalam karya
sastra. Berikut ini unsur intrinsik dalam cerpen:
a. Tema adalah pokok permasalahan yang dibicarakan.Tema jarang dituliskan secara
tersurat (langsung) sehingga kita perlu mengetahui rangkaian peristiwa atau alur
cerita.
b. Latar atau setting adalah landas tumpu dalam cerita
( menyatakan hubungan tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. Jadi latar terbagi
menjadi 3 yaitu latar tempat, waktu, dan suasana.
C.Penokohan adalah pelukisan gambaran mengenai karakter atau moral sesorang yang
diceritakan dalam sebuah cerita. Berikut cara-cara penggambaran karakteristik tokoh.
1. Teknik analitik lansung
Pada suatu hari di sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Bakaran hiduplah seorang putri yang cantik
dan baik hati. Putri itu bernama Ayunda Tari. Selain cantik dan baik ia juga terkenal ramah sehingga
rakyatnya sangat menyayangi putri itu.

Dramatik

1. Penggambaran fisik dan tingkah laku


Aku memiliki teman namanya Mixsca Dandalia. Ia kulitnya kuning langsat, matanya yang
sebening air meneduhkan suasana ketika orang melihatnya. Aku sungguh kagum dengannya. Mengapa
tidak?Karena selain cantik dia juga tidak mudah menyerah. Ia selalu berusaha untuk menjadi yang lebih
baik lagi.

2. Penggambaran lingkungan
Di desaku dangdut seperti sesuatu yang telah mendarah daging. Banyak musisi dangdut di tanah air
ini yang jebolan dari daerahku. Hal ini tidak mengherankan karena tetangga-tetangga ku penggila
dangdut. Mereka mengadakan kontes dangsut setiap malam Jumat.
3. Penggambaran tata kebahasaan tokoh
Aku yakin apa yang aku dengar dan ku lihat tidak mungkin salah. Semalam aku melihat
Mbak Ratna dan Mas Danar bertengkar heboh. Mereka berdua saling beradu mulut dan
mengutuk diri mereka masing-masing. Mengapa? Seperti yang ku dengar ini perihal Tania.
Mbak Ratna telah curiga dengan sikap Mas Danar yang belakangan ini memperhatikan
Tania sehingga Tania disebut sebagai sosok ketiga dalam bahtera rumah tangga mereka.
4. Pengungkapan jalan pikir
Tatsutya ingin menemuiku tanpa paksaan; ingin ia jelaskan semuanya sampai masalah
ini banar-benar tuntas Ia tahu bahwa aku satu-satunya orang yang mau menerima keluh
kesahnya.
5. Penggambaran tokoh lain
Ia anak yang paling menjekelkan. Selain itu juga ia anak yang tidak tahu untung.
D. Alur (plot) adalah rangkaian peristiwa dalam cerita (hubungan kronologis dalam cerita)

Klimaks Puncak konflik yang


menentukan nasib tokoh
Menuju ke konflik
Terjadi peningkatan
masalah

Pengungkapan cerita

Perististiwa yang menimbulkan


berbagai pertentangan
Penyelesaian

Pengenalan cerita
Akhir dari cerita yang biasanya
berisi sikap dan nasib dari
Memperkenalkan tokoh
tokoh.
dan menata adegan
E. Sudut Pandang(point of view) merupakan cara pandang yang digunakan oleh
pengarang.
Bentuk sudut pandang.
1. Sudut pandang orang pertama (pelaku utama): narator ikut terlibat langsung biasanya
menggunakan kata aku.
2.Sudut Pandang orang pertama (sampingan): narator ikut terlibat namun ia
menceritakan tokoh lain.
3.Sudut pandang orang ketiga:narator berada di luar cerita biasanya menggunakan
nama tokoh (Andi, Bella)
4. Sudut pandang campuran: menggabungkan sudut pandang pertama dan ketiga .

F. Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

G. Gaya Bahasa (Majas) digunakan untuk menciptakan suatu nada persuasif dan
menandai karakter seseorang.
Bergaya Lewat Majas
Menurut isi dan jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi:
a. Gaya bahasa penegasan
b. Gaya bahasa perbandingan
c. Gaya bahasa pertentangan
d. Gaya bahasa sindiran

Source: http://www.ilmubahasa.net/2014/11/macam-macam-gaya-bahasa-majas.html
Disalin www.ilmubahasa.net, Gudangnya Materi Ilmu Bahasa, Media Karya Sastra dan Informasi.
1. Gaya Bahasa Pertentangan
a. Hiperbola
Hiperbola yaitu gaya bahasa yang berupa suatu pernyataan yang terlalu berlebihan dari
kenyataan yang ada dengan maksud untuk memberikan kesan yang mendalam atau meminta
perhatian. Seperti contohnya: Dia berteriak sampai suaranya menembus langit ke-7.
b. Litotes
Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara-cara yang berlawanan dengan
kenyataan, dengan cara mengecilkan ataupun menguranginya. Seperti contohnya: Aku tidaklah
Pintar itulah mengapa aku selalu bekerja keras.
c. Paradoks
Paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada atau 2 (dua)
pengertian yang bertentangan sehingga seperti tidak masuk akal. Contohnya: Aku merasa
kesepian di kota yang ramai ini.
d. Antitesis
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya berhubungan dengan situasi, benda ataupun
sifat yang keadaannya saling bertentangan dan juga memakai kata-kata yang berlawanan arti.
Seperti contohnya: Tua muda, laki-laki perempuan banyak yang menonton film tersebut.
2. Gaya Bahasa Sindiran
a. Ironi atau sindiran halus
Ironi yaitu gaya bahasa yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud yang digunakan
untuk menyindir seseorang tapi dengan cara yang halus. Seperti contohnya: Rajin sekali kau
masuk sekolah, sampai keterangan tidak hadirmu banyak sekali di absensi.
b. Sinisme
Sinisme yaitu gaya bahasa sindiran lebih kasar dari Ironi, dengan cara menyindir secara langsung
kepada orang lain. Seperti contohnya: Kelakuanmu tadi sangat tidak pantas dilakukan oleh
seorang siswa / Badanmu sangat bau sekali pasti kamu belum mandi.
c. Sarkasme
Serkasme yaitu gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, terkadang dapat menyakitkan hati. Seperti
contohnya: Bisa kerja ga sih kamu? Yang begini juga tidak becus mengerjakan!
3. Gaya Bahasa Penegasan
a. Inversi
Inversi yaitu gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di depan subjek kalimat tersebut.
Seperti contohnya: Besar sekali kolamnya.
b. Retoris
Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya, yang dimana menyatakan kesangsian
ataupun bersifat mengejek. Seperti contohnya: Apa itu bukti dari janji yang kau ucapkan tadi?
c. Paralelisme
Paralelisme yaitu gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya digunakan untuk penegasan
didalam bahasa puisi.
d. Enumerasio
Enumerasio yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk melukiskan suatu keadaan atau
peristiwa dengan cara menguraikan satu demi satu keadaan tersebut, sehingga
merupakan suatu keseluruhan.
egi.
f. Repertis
Repetisi yaitu gara bahasa yang pengulangan kata-katanya dalam bahasa prosa. Seperti
contohnya: Kita sudah berusaha, kita sudah menang, kita sudah berhasil.
g. Klimaks
Klimaks yaitu gaya bahasa yang menguraikan suatu peristiwa secara berturut-turut
dan semakin lama maka ceritanya akan semakin memuncak atau meningkat. Seperti
contohnya: Semua kalangan dari anak-anak sampai orang dewasa beramai-ramai
mengikuti kompotisi sepak bola.
h. Anti klimaks
Anti klimaks yaitu gaya bahasa yang dimana penguraian suatu peristiwa secara
berturut-turut tapi makin lama maka ceritanya akan semakin menurun, ini adalah
kebalikan dari Klimaks. Seperti contohnya: Di seluruh pelosok desa dan kota
merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70 / Guru-guru dan seluruh orang
tua siswa menghadiri acara kelulusan.
i. Pleonasme
Pleonasme yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau sepatah kata secara
berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti dari suatu kata. Seperti contohnya:
Seluruh pelajar yang berada di bawah segera naik ke atas / Mereka menerobos ke
dalam stadion untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
j. Ekslamasio
Ekslamasio yaitu gaya bahasa yang didalam kalimatnya memakai kata seru. Seperti
contohnya: Wah, keren sekali orang itu!
k. Tautologi
Tautologi yaitu gaya bahasa yang mengulang beberapa kali sepatah kata didalam suatu
kalimat. Seperti contohnya: Mungkin, mungkin dia bisa berhasil dalam
melaksanakan tugasnya.
1. Latar belakang masyarakat
Latar belakang masyarakat adalah merupakan unsur yang mempengaruhi cerpen berupa
faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat dimana penulis berada sehingga berpengaruh
terhadap penulis itu sendiri.Diantara latar belakang yang mempengaruhi penulis dalam
menulis cerpen adalah;
- Ideologi suatu negara
Konsisi ideologi suatu negara sangat mempengaruhi hasil karya sastra, diantaranya cerpen.
Setiap negara yang mempunyai ideologi yang berbeda akan melahirkan hasil karya sastra
yang berbeda pula.
- Kondisi politik suatu negara
Kondisi politik suatu negara atau wilayah akan sangat mempengaruhi hasil sebuah karya
sastra, semisal cerpen. Misalnya, pergolakan kondisi politik dalam suatu waktu akan
mempengaruhi hasil sebuah karya sastra.
- Kondisi ekonomi suatu negara
Kondisi perekonomian sebuah bangsa atau negara akan sangat berpengaruh terhadap hasil
dari sebuah karya sastra semisal cerpen.
- Kondisi sosial suatu negara
Selain kondisi ideologi, politik dan perekonomian suatu negara, kondisi sosial juga akan
mempengaruhi hasil sebuah karya sastra.
2. Latar belakang penulis
Latar belakang penulis adalah faktor-faktor dari dalam pengarang itu sendiri yang
mempengaruhi atau memotivasi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Latar belakang
penulis terdiri dari beberapa faktor, antara lain:
- Riwayat hidup sang penulis
Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang penulis secara keseluruhan.
Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikiran penulis atau sudut pandang mereka
tentang suatu cerpen yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka.

Kadang-kadang faktor ini mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis
cerpen.
- Kondisi psikologis
Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis ketika menulis
cerita. Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang ada di dalam
cerita mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat
suatu cerita sedih atau gembira pula.
- Aliran sastra penulis
Aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis memiliki aliran
sastra yang berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jug terhadap gaya penulisan dan
genre cerita yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.
MENGONSTRUKSI CERPEN

KEGIATAN 1
Menentukan topik tentang cerpen

Topik cerpen dapat diambil dari kehidupan disekitar kita.


Tugas seorang penulis cerpen harus membangun emosi
dan naluri yang sesuai dengan jati dirinya. Selain itu juga
mampu menampilkan keadaan(latar cerpen) dengan
pemilihan kata yang tepat sehingga akan menarik pembaca.
KEGIATAN 2
Menyunting Teks Cerpen:Menyunting atau mengedit adalah proses
memperbaiki sebuah teks dengan memperhatikan unsur isi dan
kebahasaannya. Pada teks cerpen, unsur isi berkaitan dengan kelengkapan
struktur dan kaidah (intrinsik dan ekstrinsik). Adapun unsur kebahasaan
berkaitan dengan keefektifan kalimat kepaduan kalimat, ketepatan diksi, dan
ketepatan ejaan seperti tanda baca, huruf capital, dan penulisan kata.
Penyuntingan dilakukan agar teks yang akan dibuat terhindar dari kesalahan.

Kegiatan yang harus dilakukan


1. Menelaah ide
2. Sistematika penulisan
3. Bentuk Karangan
4. Penggunan bahasa
Contoh kutipan cerpen

Aku dan teman-temanku berhamburan keluar kelas saat bel pulang berbunyi.
Teman-temanku yang lain segera merangkul Mamanya. Sementara aku celingak-
celinguk mencari Mama.
Ah! Itu Mama! Mama berdiri di depan gerbang sekolah dan melambaikan tangan.
Aku pun segera berlari dan memeluk Mama.
Bagaimana belajar hari ini sayang? tanya Mama lalu menuntunku berjalan.
Tadi Sasa belajar menggambar. Gambar kotak, segitiga, lingkaran. Terus tadi juga
Sasa sama temen-temen disuruh nyanyi di depan kelas sama ibu guru Jawabku
dengan semangat.
Lalu belajar apa lagi? Tanya Mama dengan lembut.
Sasa disuruh mengahafal nama-nama malaikat jawabku lagi.
Oh, Sasa sudah hafal?

Anda mungkin juga menyukai