Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS:

TUMOR OTAK

Pembimbing:
Dr Yudi Cahyono, Sp.BS

Oleh:
Karina Winda B (21504101016)

Laboratorium Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
2017
STATUS PASIEN

Nama : Tn.K
Umur : 34 tahun
Alamat : Kedungwungu, Blitar
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal pemeriksaan : 24 November 2017
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Sulit diajak berkomunikasi

Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke IGD RSUD Mardi


Waluyo Blitar tanggal 22 November 2017 jam 10.20 WIB dengan
keluhan susah diajak berkomunikasi sejak sekitar satu minggu yang
lalu. 1 tahun SMRS pasien didiagnosa terdapat tumor pada paru.
Sejak 6 bulan yang lalu pasien didiagnosa terdapat tumor pada
otak. Pasien mengalami lemah anggota gerak sebelah kanan sejak
satu tahun yang lalu. Pasien kadang mengalami penurunan daya
ingat. Pasien mengeluh biasanya mengeluh adanya nyeri kepala.
Penurunan daya lihat disangkal, perubahan watak mendadak
disangkal, tangan gemetar disangkal, mual atau muntah juga
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat keluhan yang sama : Disangkal
Riwayat diabetes mellitus : Sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat hipertensi : Disangkal
Riwayat alergi obat : Disangkal
Riwayat alergi makanan : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat hipertensi : Disangkal
Riwayat diabetes melitus : Disangkal
Riwayat jantung : Disangkal

Riwayat Kebiasaan :
Riwayat merokok : Merokok saat sebelum
sakit sekitar satu tahun sudah berhenti merokok
Riwayat minum alkohol : Disangkal
Riwayat Gizi :
Pasien makan 3 kali sehari dengan lauk
yang bervariasi.

Riwayat pengobatan:
Pasien memakai insulin novorapid 14 unit
siang dan sore. Levemir 16 unit malam
sebagai terapi diabetes mellitus. Pasien
menjalani pengobatan tumor paru sejak 1
tahun yang lalu. Pasien menjalani
pengobatan tumor otak dan diambil
sampel pemeriksaan sejak 4 bulan lalu dan
didapatkan tumor tersebut adalah ganas.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Pasien tampak lemah. Kesadaran compos mentis
(GCS 456), status gizi kesan cukup

Tanda Vital
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x / menit, reguler
Frekuensi nafas : 20x /menit, reguler
Suhu : 36,1 oC
Kulit
Turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), peteki (-), spider nevi
(-)

Kepala
Bentuk normocephal, luka (+), rambut tidak mudah
dicabut, keriput (-), atrofi m. temporalis (-), makula (-),
papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy (-
), odem dan hematom di parietotemporal dekstra

Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor,
reflek cahaya (+/+), menutup mata (+/+), membuka mata
(+/+)
Mulut
Bibir pucat (-), mukosa bibir kering (-), bibir sianosis
(-), gusi berdarah (-), lidah kotor (-), saat diminta
meringis sudut bibir simetri dan saat menjulurkan
lidah, tidak didapatkan deviasi lidah ke kanan atau
kiri.
Telinga
Nyeri tekan mastoid (-/-),pendengaran berkurang (-
), darah (-/-), cairan bening (-/-)
Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
Leher
JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran
kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-),
lesi pada kulit (-)
Thoraks
Inspeksi, palpasi: Normochest, simetris, pernapasan thoracoabdominal,
retraksi (-), spider nevi (-), sela iga melebar (-).
Cor :
Perkusi :
batas kiri atas : ICS II linea para steralis sinistra
batas kanan atas : ICS II linea para strenalis dekstra
batas kiri bawah : ICS V linea medio clavicularis sinistra
batas kanan bawah : ICS IV linea para sternal dekstra
(Jantung kesan tidak membesar)
Auskultasi : S1 dan S2 intensitas normal, tunggal, regular,
murmur (-)
Pulmo :
Inspeksi : pengembangan dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : taktil fremitus kanan dan kiri sama, nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi: suara dasar vesikuler, suara tambahan
Wheezing (-/-) Rhonki (-/-)
Abdomen
Inspeksi : perut tampak mendatar
Auskultasi : bising usus (+)/ normal
Palpasi : supel (+), nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi : timpani, pekak hepar dan lien dalam
batas normal

Ektremitas
Akral hangat (+/+)
Oedem (-/-)

Sistem urogenitalia: dalam batas normal.


STATUS PSIKIATRIK
Kontak : verbal (+), non verbal (+)
Kesadaran : GCS 456, compos mentis
Orientasi : waktu (+), tempat (+), orang (+)
Daya ingat : amnesia (-)
Persepsi : halusinasi (-), ilusi (-)
Proses berpikir : bentuk: realistis, isi: waham (-)
fantasi (-), arus: koheren
Kemauan : dalam batas normal
Psikomotor : menurun
STATUS NEUROLOGIK
Kesadaran : GCS 456, compos mentis

Pembicaraan
Disartria : (-)
Monoton : (-)
Afasia Motorik : (+)
Sensorik : (-)

Kepala
Besar : (-)
Asimetri : (-)
Sikap paksa : (-)

Muka
Myopathy : (-)
Fullmoon : (-)
PEMERIKSAAN KHUSUS

Rangsangan Selaput Otak


Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I :(-)
Laseque : (-)
Brudzinski II : (-)
Kernig : (-)
NERVUS I

Dextra Sinistra
Tes pembauan : normal normal

NERVUS II
Dextra Sinistra
Visus : tidak dievaluasi tidak dievaluasi

Lapang pandang : Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Melihat warna : normal normal


Funduskopi : tidak dievaluasi tidak dievaluasi
NERVUS III,IV, VI
Dextra Sinistra

Kedudukan bola mata : simetris


Pergerakan bola mata Ke nasal : normal normal
Ke temporal : normal normal
Ke atas : normal normal
Ke bawah : normal normal
Ke temporal atas : normal normal
Ke nasal bawah : normal normal

Exophtalmus : (-) (-)


Celah mata (Ptosis) : (-) (-)
Pupil Bentuk : bundar bundar
Lebar : 3 mm 3 mm
Perbedaan lebar : isokor isokor
Reaksi cahaya langsung : normal normal
Reaksi cahaya konsesuil : normal normal
Reaksi akomodasi : normal normal
NERVUS V

Dextra Sinistra

Cabang motorik Otot Masseter : normal normal

Otot Temporal : normal normal

Otot Pterygoidus : normal normal


int/eks
Cabang sensorik : normal normal

Reflek kornea langsung : normal

Reflek kornea konsensual : normal


NERVUS VII

Inspeksi Dextra Sinistra


Kerutan dahi : simetris simetris
Tinggi alis : simetris simetris
Sudut mata : simetris simetris
Lipatan nasolabial : (-) (+)

Pemeriksaan Dextra Sinistra


Mengerut dahi : (+) (+)
Menutup mata : (+) (+)
Mencucu : simetris simetris
Memperlihatkan gigi (meringis) : (+) (+)

Pengecapan 2/3 anterior lidah normal

Tes lakrimasi Tidak diervaluasi


NERVUS VIII

Vestibular
Tes romberg : tidak dievaluasi
Tes kalori : tidak dievaluasi
Hallpike manuver : tidak dievaluasi

Cochlear
Tes Bisik : normal/normal
Tes Weber : tidak dievaluasi
Tes Rinne : tidak dievaluasi
Tes Schwabach : tidak dievaluasi
NERVUS IX dan X

Bagian motorik
Suara biasa/parau/tak bersuara : kesan suara normal
Menelan : normal
Kedudukan arkus faring : simetris kanan dan kiri
Kedudukan uvula : di tengah
Bising usus : (+) / normal
Bagian sensorik
Pengecapan 1/3 posterior lidah : normal
Reflex muntah : normal
NERVUS XI

Mengangkat bahu : normal


Memalingkan kepala : normal

NERVUS XII
Lidah
Tremor : (-)
Atropi : (-)

Ujung lidah sewaktu istirahat : medial


Ujung lidah sewaktu dijulurkan : normal
SISTEM MOTORIK
Kekuatan otot
2 5

2 5

Palpasi otot
Nyeri : (-)
Kontraktur : (-)
Konsistensi : lunak
Lengan Tungkai
Tonus Otot Hypotoni : -/- -/-
Spastik : -/- -/-

Rigid : -/- -/-


Gerakan-gerakan Involunter
Tremor : (-)
Myokloni : (-)
SISTEM SENSORIK
1. Rasa eksteroceptik
Dextra Sinistra
Rasa nyeri Normal Normal
superficial
Rasa suhu Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
panas/dingin
Rasa raba ringan Normal Normal
1. Rasa proprioceptik
Rasa tekan Normal Normal
Rasa nyeri tekan Normal Normal
REFLEK FISIOLOGIS
Refleks Biceps (BPR) : +2/+2
Refleks Triceps (TPR) : +2/+2
Refleks patella (KPR) : +2/+2
Refleks Achilles (APR) : +2/+2
REFLEK PATOLOGIS
Refleks Patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Openheim : -/-
Schaefer : -/-
Gordon : -/-
Gonda : -/-
Bing : -/-
Rossolimo : -/-
Hoffman : -/-
Trommer : -/-
SUSUNAN SARAF OTONOM
Miksi : normal
Defekasi : normal
Sekresi keringat : normal
Salivasi : normal
Gangguan vasomotor : tidak dievaluasi
Hopotensi ortotastik : tidak dievaluasi
DIAGNOSIS BANDING
tumor otak
abses otak
meningitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Hemoglobin 14,3 L : 13-17 P : 11,5-16 g/dL

Hitung Leukosit 12,700 4.000-11.000 CMM

LED/BBS - L : 0-15 P : 0-20 Jam

Hitung Jenis 11/1/2/59/21/6 1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7

Hitung Eritrosit 5.370.000 L : 4,5-6,5; P: 3,0-6,0 JT/CMM

Hitung Trombosite 269.000 150.000-450.000 CMM

Creatinin 0.8 L : 1,4 ; P : 1,2 Mg/dl

MCV/MCH/MCHC 79.5/26.6/33.5 80-97/27-31/32-36 fL/pg/%

Ureum 19 General < 45 Mg/dl

Kolesterol 162 General < 200 Mg/dl

SGOT 24 L : < 37 ; P : <31 u/L

SGPT 16 L: <40 ; P: <31 u/L

Trigliserida 95 General <150 Mg/dL

HDL Kolesterol 32 L: >40 ; P: >50 Mg/dL

LDL Kolesterol 107 General <130 Mg/dL


CT SCAN 10-2-2017

suspect massa DD proses infeksi di lobus parietalis kiri


dengan tentakel edema yang luas
CT-SCAN 18-2-2017

multiple lesi irregular dengan central necrotic ukuran 1.8 x 1.5 x 1.8 cm dan
1.8 x 1.9 x 1.6 cm di lobus parietal kiri, disertai tentakel edema yang luas dan
gambaran lepto mengial enhancement pada regio parietal kanan kiri,
suspect proses infeksi absecess cerebri
FOTO THORAX

KES: suspect massa paru kanan lobus superior


WORKING DIAGNOSIS
Diagnosa Klinis : Diabetes mellitus, afasia
motorik
Diagnosa Topis : lobus parietalis sinistra
Diagnosa Etiologis : Metastasis Tumor Otak
PENATALAKSANAAN
Non Medika mentosa
Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya yang
diderita
Tirah baring
Monitoring vital sign dan keluhan pasien
Diet makanan seperti biasa (karbohidrat, protein, lemak,
vitamin seimbang)

Medikamentosa
IVFD RL 1500 cc (20 tpm)
Inj Dexamethasone 3 x 1 amp
Inj ranitidin 2x1 amp
Inj citicholin 2 x 500
Prognosis
Dubia ad malam
TUMOR OTAK
Tumor otak adalah neoplasma padat intrakranial, tumor
di dalam otak atau di pusat kanal tulang belakang.
Tumor otak termasuk semua tumor di dalam tengkorak
atau di kanal tulang belakang pusat. Muncul oleh
pembelahan sel yang abnormal dan tidak terkendali,
biasanya baik dalam otak itu sendiri (neuron, sel-sel
glial (astrocytes, oligodendrocytes, sel ependymal,
mielin-yang memproduksi sel Schwann), limfatik
jaringan, pembuluh darah), di saraf kranial, diselaput
otak (meningen), tengkorak, kelenjar di bawah otak dan
pineal, atau penyebaran darikanker terutama yang
terletak di organ lain (metastasis tumor).
KLASIFIKASI
TUMOR PRIMER
Tumor otak yang berasal dalam lingkup
intrakranial atau pusat kanal tulang belakang,
berdasarkan jaringan organik yang membentuk
otak dan tulang belakang
TUMOR SEKUNDER
tumor metastatik yang menyerang wilayah
intrakranialdari kanker terutama yang terletak di
organ lainnya. Ini berarti bahwa neoplasma ganas
(kanker) telah berkembang di organ lain dan sel
kanker tersebut lolos dari tumor primer tersebut .
EPIDEMOLOGI
Insidens tumor otak primer terjadi pada
sekitar enam kasus per 100.000 populasi
per tahun. Dimana tumor otak primer
tersebut kira-kira 41% adalah glioma,
17%meningioma, 13% adenoma hipofisis dan
12% neurilemoma. Pada orang dewasa
60%terletak supratentorial sedang pada anak
70% terletak infratentorial.
ETIOLOGI
Bawaan (meningioma, astrositoma dan neurofibroma)
Bangunan embrional yang tersisa (kraniofaringioma,
teratoma intrakranial, kordoma,
Radiasi dengan dosis terapeutik dapat merangsang sel-
sel mesenkhimal. Beberapa laporan bahwa radiasi
berperan timbulnya meningioma.
Virus (virus Epstein Barr) disangka berperan dalam
genesisnya Burkitts lymphoma juga karsinoma
anaplastik nasofaring.
Zat-zat karsinogenik
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri kepala berat pada pagi hari, main
bertambah bila batuk, membungkuk
Kejang
Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial :
Pandangan kabur, mual, muntah, penurunan
fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda
vital, afasia.
Perubahan kepribadian
Gangguan memori
Gangguan alam perasaan
Trias Klasik
Nyeri kepala
Papil oedema
Muntah
Berdasarkan lokasi
Lobus frontalis
Gangguan mental / gangguan kepribadian ringan : depresi, bingung, tingkah laku
aneh, sulit memberi argumenatasi/menilai benar atau tidak, hemiparesis, ataksia,
dan gangguan bicara.
Kortek presentalis posterior
Kelemahan/kelumpuhan pada otot-otot wajah, lidah dan jari
Lobus parasentralis
Kelemahan pada ekstremitas bawah
Lobus Oksipitalis
Kejang, gangguan penglihatan
Lobus temporalis
Tinitus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan otot wajah
Lobus Parietalis
Hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, gangguan
penglihatan
Cerebulum
Papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hipotonia, hiperekstremitas sendi
PENATALAKSANAAN
Terapi anti edema misalnya steroid, manitol
Terapi operatif
Terapi radioterapi
Terapi kemoterapi.
KOMPLIKASI
Edema serebral
Hidrosefalus
Herniasi otak
Metastase ke tempat lain
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai