1
Kondisi Keselamatan Jalan Dunia
2
1.3 juta
Orang meninggal akibat kecelakaan lalu
lintas di dunia setiap tahunnya
3
http://www.bonnke.net/cfan/images/cfan/presse/crowd_3.jpg
>25 juta
Orang cacat permanen di seluruh
dunia setiap tahunnya akibat
kecelakaan lalu lintas
4
Sumber Data: Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan,2012 Gambar: Journal of the Australiasian College of Road Safety, 2013
Kecelakaan lalu lintas diprediksi menjadi
Penyebab kematian ke-5 terbesar
di dunia di Tahun 2030
5
Resolusi PBB no.62/255
Improving Road Safety
6
Kondisi Keselamatan Jalan Indonesia
7
Tren Jumlah Kendaraan di Indonesia
104 =
Juta unit di 2013 11% 2% 6% 81%
90000000
80000000
70000000
60000000
50000000
40000000
Juta unit
30000000
20000000
10000000
21000
16115 15762 16955
14000 11204
9536 9522 8762 9856
Tahun
10
*Sumber: BPS dan Korlantas Polri, 2014
Kerugian
ekonomi akibat
kecelakaan :
2,9-3,1%
dari total PDB
Indonesia
Sepeda
Motor
50% Mobil
Penumpan
g
BUS 4%
Kendaraan 13%
Mobil
tdk Kendaraan Barang
*Sumber: Korlantas POLRI, 2013 Bermotor Khusus 13%
Image: 15% 5% 12
http://msnbcmedia.msn.com/j/MSNBC/Components/Photo/_new/pb-
111019-seven-billion-crowds-nj-08.photoblog900.jpg
52%
korban kecelakaan lalu lintas berada pada
usia produktif (22-40 Tahun)
*Sumber: Korlantas POLRI, 2013
Image: www.anneahira.com
13
Faktor Penyebab Tabrakan
Sumber: Masyarakat Transportasi Indonesia
15
Kebijakan terkait Keselamatan Jalan
Indonesia
16
Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) 2011-
2035
Merupakan pedoman bagi para pemangku kebijakan agar dapat melaksanakan
perencanaan dan penanganan keselamatan jalan secara terkoordinir dan selaras.
18
Penanganan
Keselamatan Jalan melalui Pogram Pilar 1
Dekade Aksi Keselamatan Jalan Manajeman
(INPRES No. 4 Tahun 2013) Keselamatan
Tujuan Pilar 4
Mengurangi resiko dan
Pengemudi
fatalitas kecelakaan
Sistem yg Taat &
Keselamatan Mengerti
Lalu Lintas Keselamatan
Pilar 2
Jalan yg Lebih Pilar 5
Berkeselamatan Penanganan
Pra & Pasca
Pilar 3
Kendaraan Kecelakaan
yang
Berkeselamatan
Penanggung Jawab:
Penyelenggara Jalan - Audit/Inspeksi Keselamatan Jalan
(Tahap Desain s/d Operasional)
- Uji Laik Fungsi Jalan (dibentuk oleh
Penyelenggara Jalan)
Melalui - Investigasi Lokasi Rawan Kecelakaan 19
Inpres No.4/2013 tentang
Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan
STAKEHOLDERS:
1. Manajemen Keselamatan Jalan (Road
Safety Management) 1. Kementerian PPN/Bappenas
2. Kementerian Pekerjaan
2. Jalan Yang Berkeselamatan (Safer Umum dan Perumahan
Road) Rakyat
3. Kendaraan Yang Berkeselamatan (Safer 3. Kementerian Perhubungan
Vehicle) 4. POLRI
4. Pengguna Jalan yang Berkeselamatan 5. Kementerian Kesehatan
(Education /Enforcement)
5. Perawatan Pasca Kecelakaan (Post Lainnya (Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Pendidikan, BPPT,
Crash) Perguruan Tinggi, Kementerian
Perindustrian, dan Pemerintah
Daerah)
20
Pilar 2. Jalan Yang Berkeselamatan
PENANGGUNG
KOORDINATOR : KEMENTERIAN PUPR
JAWAB
Kementerian
3 Perencanaan dan Pelaksanaan Perlengkapan Jalan
Perhubungan
Kementerian
4 Penerapan Manajemen Kecepatan
Perhubungan
Menyelenggarakan peningkatan standar kelaikan
5 Kementerian PUPR
jalan yang berkeselamatan
Kementerian Dalam
7 Kegiatan Tepi Jalan yang Berkeselamatan
Negeri
21
Peraturan/Kebijakan sebagai acuan
Pelaksanaan Penanganan Keselamatan Jalan di Indonesia
(1) UU 38 / 2004 Tentang Jalan
(9) Permen PUPR 15/2015 Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR
Reaktif Proaktif
Kecelakaan sudah terjadi Kecelakaan belum terjadi
Tujuan untuk mengurangi Tujuan untuk mencegah
jumlah atau keparahan terjadinya kecelakaan
korban kecelakaan
Kegiatannya:
Kegiatannya: Audit/Inspeksi Keselamatan Jalan
Investigasi lokasi rawan Penilaian kelaikan fungsi jalan
kecelakaan
Direktorat Jenderal Bina Marga mewujudkan
keselamatan jalan melalui:
Pendekatan Proaktif
Audit Keselamatan Jalan
Uji Laik Fungsi Jalan
Pendekatan Reaktif
Investigasi lokasi rawan kecelakaan
26
Audit Keselamatan Jalan
27
UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Pasal 115
Dalam melaksanakan tugas, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional
menyelenggarakan fungsi:
a....(s/d e)
f. Pelaksanaan audit keselamatan jalan
Pasal 159
Dalam melaksanakan tugas, Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional
menyelenggarakan fungsi:
a....(s/d e)
f. Pelaksanaan audit keselamatan jalan
Pasal 369
Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat
Lingkungan dan Keselamatan Jalan
menyelenggarakan fungsi:
c. Penyiapan program audit keselamatan
jalan dan investigasi lokasi rawan
kecelakaan
32
Inpres 4/2013
Inventarisasi dan perbaikan lokasi rawan
kecelakaan merupakan tanggung jawab
Kementerian PUPR sebagaimana diamanatkan
dalam Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013
tentang Program Dekade Aksi Keselamatan
Jalan, Lampiran, Pilar II, Program 2, Aksi butir
f dan g
Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan
34
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
(PP No.38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah (Pusat), pemerintah
Provinsi, dan pemerintah Kabupaten/Kota)
PS 8 ayat (1),(2), 9 ayat (1), 10, 11
35
KETENTUAN LAIK FUNGSI JALAN
UU 38/2004 ttg Jalan, ps 30 ayat (1) huruf a
PP 34/2006 ttg Jalan, ps 102 ayat (1)-(2) L
UU 22 ttg LL&AJ, ps 22
37
Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan
LANDASAN HUKUM
38
Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan
LANDASAN HUKUM
UU RI No. 22/2009 tentang LLAJ:
Pasal 22:
(1) Jalan yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan laik fungsi Jalan
secara teknis dan administratif
(2) Penyelenggara Jalan wajib melaksanakan uji kelaikan fungsi Jalan
sebelum pengoperasian Jalan
(3) Penyelenggara Jalan wajib melakukan uji kelaikan fungsi Jalan pada Jalan
yang sudah beroperasi secara berkala dalam jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan
(4) Uji kelaikan fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan oleh tim uji laik fungsi Jalan yang dibentuk oleh penyelenggara Jalan
(5) Tim uji laik fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas unsur
penyelenggara jalan, instansi yang bertanggung jawab di bidang sarana dan
prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Kepolisian Negara Republik
Indonesia
(6) Hasil uji kelaikan fungsi Jalan wajib dipublikasikan dan ditindaklanjuti
oleh penyelenggara Jalan, instansi yang bertanggung jawab di bidang
sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan/atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia
(7) Uji kelaikan fungsi Jalan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
39
perundang-undangan
Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan
LANDASAN HUKUM
40
Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan
LANDASAN HUKUM
41
L
DEFINISI LAIK FUNGSI JALAN
Kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi:
persyaratan teknis LFJ untuk
MEMBERIKAN KESELAMATAN bagi
pengguna jalan, dan
persyaratan administrasi LFJ yang
memberikan kepastian hukum bagi
penyelenggara dan pengguna jalan
sehingga jalan dapat dioperasikan
untuk umum;
42
PERSYARATAN LFJ L
PP No.34/2006, ps 102
Syarat Teknis: Syarat Administrasi:
(ps.102 ayat 4) (ps.102 ayat 5)
6. AMDAL/
Mengacu pada Permen PU Dokumen Lingkungan
No.19/2011 ttg PTJ & KPTJ 43
PERSYARATAN LFJ L
Permen PU No. 11/PRT/M/2010
Syarat Teknis: Syarat Administrasi:
(ps. 4 ) (ps. 5)
Perbaikan
Semua jalan besar TLF
umum
HARUS
memenuhi Uji &
persyaratan LFJ: Evaluasi
LS
Nasional LFJ
Provinsi
Kabupaten
Kota Perbaikan
LF atau LT
kecil
46
TIM UJI LFJ
Syarat: Harus Independen
Persyaratan:
Tim Evaluasi/Tim Evaluasi Pusat
- Paham rencana strategis
adalah terdiri dari unsur internal
- Paham kebijakan secara menyeluruh
penyelenggara jalan
- Paham peraturan dan ketentuan dalam
rangka penyelenggaraan jalan
Ketua adalah penanggung jawab
program anggaraan atau
penanggung jawab
perencanaan
- Unsur ke tata usahaan
- Unsur pelaksana
- dll
48
RINGKASAN:
49
L
Tusi Tim Uji & Evaluasi LFJ
Pasal 9
(1) Tugas dan Fungsi:
Melaksanakan U dan ELFJ berdasarkan:
SK Pengangkatan Tim Uji & Evaluasi LFJ
Surat Perintah uji untuk ruas-ruas jalan tertentu
Menyusun berita acara
Melaporkan hasil UELFJ kepada pemberi tugas
(2) Semua informasi bersifat rahasia dan milik
penyelenggara jalan, meliputi
Data pendukung yg diberikan kpd Tim Uji & Evaluasi LFJ
Data yg dikumpulkan oleh Tim Uji & Evaluasi LFJ
50
L
PEMBIAYAAN
Pasal 15
53
Tahap Pelaksanaan
Laik Fungsi Jalan
54
Data Sekunder Yang Harus
Di Sediakan
55
(disediakan penyelenggara jalan):
1) Identitas jalan
2) Peta lokasi ruas jalan
3) Data jalan, meliputi:
Status jalan
Kelas Jalan
Perda Rambu dan Marka yang sifatnya perintah dan larangan
Ukuran RUMIJA (dokumen)
AMDAL/UPL/UKL/SPPL (dokumen dan izin lingkungan)
4) LHRT; jika tidak tersedia, lakukan survei. Ikuti tatacara perhitungan
lalu lintas yang berlaku, atau minimal 7x24jam menerus dalam
minggu normal.
5) Hasil survei kondisi jalan dan bangkapja.
6) Data kecelakaan lalu lintas dan atau data black spot
56
Metode penilaian
Segmentasi Ruas Jalan
57
Tata Cara Pengisian Formulir LFJ
Persyaratan Teknis Komponen A1 s/d A6
Persyaratan Administrasi Komponen B1 s/d B6
58
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis
59
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis
60
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis
61
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis
62
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis
63
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis
64
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis
65
Ketentuan Kategori Persyaratan Administrasi
2 status jalan
1. Seluruh dokumen tersedia
3 kelas jalan, 2. Ada satu atau lebih dokumen tidak
tersedia/ belum ada, minimal dokumen
4 kepemilikan tanah ruang milik jalan, status jalan
3. Tidak ada atau tidak jelas status jalannya
atau bukan jalan umum
5 leger jalan, dan
66
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS KEPEMILIK- LEGER AMDAL
PETUNJUK, (atau Dokumen
REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN Lingkungan)
PERINTAH, DAN
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)
Segmen 1
Segmen 2 Peraturan
Direktur
Jenderal
Segmen 3 Perhubungan
Darat , PERDA
Segmen ...dst
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan
67
Fokus penilaian B1 adalah ketersediaan
penetapan petunjuk, perintah, dan larangan
dalam pengaturan lalu lintas bagi semua
perlengkapan jalan.
Penetapan oleh Dirjen Perhubungan Darat untuk jalan
Nasional dan tol
Penetapan oleh Pemerintah Daerah untuk jalan non
nasional
68
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS KEPEMILIK- LEGER AMDAL
PETUNJUK, (atau Dokumen
REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN Lingkungan)
PERINTAH, DAN
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)
Segmen 1
Berupa SK dari
Segmen 2 penyelenggara
jalan (Menteri
PU/Gubernur/
Segmen 3
Walikota/
Bupati)
Segmen ...dst
70
Fokus penilaian B3 adalah ketersediaan
dokumen penetapan kelas jalan.
Kelas jalan ditetapkan oleh penyelenggara jalan
71
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS KEPEMILIK- LEGER AMDAL
PETUNJUK, (atau Dokumen
REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN Lingkungan)
PERINTAH, DAN
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)
Segmen 1
Dapat berupa:
Segmen 2 -akte jual beli
-penyerahan
-sertifikat
Segmen 3
-girik
- .dst.
Segmen ...dst
72
Fokus penilaian B4 adalah ketersediaan
dokumen penetapan kepemilikan tanah.
Jalan baru surat pelepasan hak
Jalan lama tanda terima BPN atas permohonan
sertifikasi tanah jalan dari penyelenggara jalan
Pembiayaan untuk pemasangan patok rumija,
pemuktahiran leger jalan, pendampingan pada saat
pengukuran disediakan melalui DIPA penyelenggara
jalan
73
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS KEPEMILIK- LEGER AMDAL
PETUNJUK, (atau Dokumen
REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN Lingkungan)
PERINTAH, DAN
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)
Segmen 1
74
Fokus penilaian B5 adalah ketersediaan
dokumen penetapan leger jalan.
Acuan: Permen PU No. 78/PRT/M/2005 tentang Leger
Jalan
75
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS KEPEMILIK- LEGER AMDAL
PETUNJUK, (atau Dokumen
REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN Lingkungan)
PERINTAH, DAN
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)
Segmen 1
Dapat berupa
Segmen 2 dokumen:
- AMDAL
Segmen 3
- UKL
- UPL
- SPPL
Segmen ...dst
76
Fokus penilaian B6 adalah ketersediaan
dokumen lingkungan hidup.
Sebelum 23 Februari 2012, diberlakukan hanya ketersediaan dokumen
lingkungan hidup
Sejak 23 Februari 2012, diberlakukan ketersediaan izin lingkungan
(otomatis ada dokumen lingkungan hidup)
Jalan yang dioperasikan sebelum tahun 3 Oktober 2009 dan belum
mempunyai dokumen lingkungan hidup akan dikenakan mekanisme
penegakan hukum dengan konsekuensi membuat DELH/DPLH (SE SE-
MENLH Nomor B-14134/MENLH/KP/12/2013 tanggal 27 Desember 2013)
yang harus diselesaikan pada akhir 2015.
77
Ketersediaan dokumen AMDAL harus dibaca sebagai
ketersediaan dokumen lingkungan hidup (sesuai dengan UU
No. 32 Tahun 2009, ketersediaan izin lingkungan untuk jalan
yang dibangun setelah diberlakukannya PP 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan, dan Permen LH No. 14 Tahun 2010
tentang Dokumen Lingkungan Hidup bagi Usaha dan/atau
Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan
Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup untuk ruas
jalan yang belum mempunyai dokumen lingkungan hidup
(sesuai dengan SE-MENLH Nomor B-
14134/MENLH/KP/12/2013 perihal arahan pelaksanaan pasal
121 UU No. 32/ 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup terkait dengan Penyelenggaraan Jalan
78
DATA
BASE
Kondisi
A1 sd. A6
B1 sd. B6
Program tahunan
PROGRAM 5 TAHUNAN
79
Perbedaan persyaratan L
- LFJ Administrasi
80
Hasil penilaian laik fungsi suatu ruas jalan adalah data base
komprehensif kondisi jalan yang harus diolah sedemikian rupa
untuk memperbaiki kondisi (kinerja) jalan dan jaringan jalan
untuk tujuan menurunkan tingkat fatalitas kecelakaan.
Pengolahan data dapat dilakukan secara manual dan digital.
Perkuatan yang perlu dilakukan segera:
Meningkatkan kompetensi SDM sebagai tim ULFJ, meningkatkan SDM
dalam rangka pemenuhan persyaratan laik fungsi jalan,
Menetapkan organisasi pelaksanaan kelaikan fungsi jalan
Melakukan pemetaan berdasarkan hasil penilaian LFJ
Membuat dan menetapkan rencana pemenuhan
81
Pemenuhan Kelaikan Fungsi Jalan
Pemenuhan Aspek dan keterlibatan Instansi /stakeholder lain:
NO KOMPONEN Instansi Terkait untuk Pemenuhan Kelaikan
Aspek Teknis
1 Geometrik Pemilik tanah dan BPN (apabila membutuhkan
tanah)
2 Struktur Perkerasan Dominan oleh penyelenggara jalan
3 Bangunan Pelengkap Jalan Pemilik tanah dan BPN(apabila membutuhkan
tanah)
4 Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Pemerintah Daerah
5 Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu
6 Perlengkapan Jalan lintas dan angkutan jalan dan POLRI
Aspek Administrasi
1 Dok. Perintah & Larangan Perlengkapan Instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu
jalan lintas dan angkutan jalan
2 Dok. Status Jalan Dominan oleh penyelenggara jalan
3 Dok. Kelas Jalan Dominan oleh penyelenggara jalan
4 Dok. Kepemilikan Rumija Badan Pertanahan Nasional
5 Dok. Leger Jalan Dominan oleh penyelenggara jalan 82
6 Dok. Lingkungan/ Izin Lingkungan Instansi Lingkungan Hidup
PERSENTASE PEMENUHAN TERHADAP
PERSYARATAN TEKNIS JALAN
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
A1. GEOMETRIK
Administrasi
Keterangan:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
A1. GEOMETRIK
Diisi dengan nomor Contoh: Penyusunan Contoh: HK.05.02- Diisi dengan komponen
paket pekerjaan yang Desain Perbaikan Db/422 mana yang didesain.
tercantum pada RKA/KL Alinyemen Ruas Jalan Istilah komponen mengacu
Satker ybs Bulu (Bts. Prov. Jateng) kepada A1 s.d. A6.
Bts. Kota Tuban
Diisi dengan nomor Diisi dengan nama paket Contoh: HK.05.02- Diisi dengan komponen
paket pekerjaan yang kontraktual atau Db/422 mana yang ditindaklanjuti.
tercantum pada swakelola atau kegiatan Istilah komponen mengacu
RKA/KL Satker ybs. lainnya yang digunakan kepada B1 s.d. B6.
sebagai sarana tindak
lanjut untuk memenuhi
persyaratan administrasi
85
Tabel Publikasi Kelaikan Fungsi Jalan
Status
No. Nama Provinsi/ No. Tanggal
Status Fungsi Kelas Panjang Kelaikan
No. Ruas Ruas Kabupaten/ Sertifi- Penerbitan
Jalan Jalan Jalan Ruas Jalan Fungsi
Jalan Jalan Kota kat Serifikat
Jalan
Provinsi :
1
2
Dst
Catatan: pelaksanaanUji Laik Fungsi Jalan mengacu kepada Permen PU No. 11/PRT/M/2010 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan
86
FORMAT sertifikat LFJ:
ISI:
1. Identitas jalan:
Nama
Km
Nomor ruas
UPT
Status
Sistem Jaringan
Fungsi
Spek Penyediaan
Prasarana
Kelas jalan
88
FORMAT Berita Acara
Uji & Evaluasi LFJ:
1. Identitas Jalan
3. Tanda tangan
Ketua dan sekretaris
89
FORMAT Berita Acara
Uji & Evaluasi LFJ:
90
Contoh Berita acara ULFJ
91
Contoh Berita acara ULFJ
92
Contoh Berita acara ULFJ
93
TERIMA KASIH
94
LAMPIRAN
95
FUNGSI DAN KELAS JALAN
SISTEM SPESIFIKASI
FUNGSI PENYEDIAAN KELAS
STATUS JARINGAN
JALAN JALAN PRASARANA
JALAN
JALAN
JALAN DESA
96
UJI LAIK FUNGSI JALAN
BAGAN ALIR PELAKSANAAN KELAIKAN FUNGSI JALAN
98
99
TETAPKAN PERSYARATAN TEKNIS JALAN
(Jalan Kecil, Jalan Sedang, Jalan Raya) + PTJ nya, berdasarkan
data LHRT dan Kelas Jalan
Jalan SEKUNDER (Jalan Perkotaan) < 145.900 < 109.400 < 72.900 < 27.100 < 19.500
101
Pemenuhan terhadap
Persyaratan Laik Fungsi Jalan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2010 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan
Pasal 5 : hal-hal terkait pemenuhan yaitu kebutuhan dan
kemampuan, metode pemenuhan untuk persyaratan
teknis yang sulit dicapai, tindaklanjut apabila diperlukan
persyaratan teknis yang diturunkan
Pasal 19 : pembiayaan (DIPA pada penyelenggara jalan dan unit
kerja lain: unsur yang membidangi sarana dan angkutan jalan)
Pasal 20 : (1) pengawasan untuk pelaksanaan uji laik fungsi jalan
dalam rangka evaluasi kelaikan fungsi jalan dan
pencapaian kelaikan fungsi jalan dilaksanakan oleh
penyelenggara jalan secara berkala
(2) dan (3) pelaporan berjenjang setiap akhir tahun
anggaran, dengan simpul terakhir adalah kepada
Menteri Pekerjaan Umum
(4) publikasi status kelaikan fungsi seluruh ruas jalan
(Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota) kepada
umum oleh Menteri Pekerjaan Umum pada setiap akhir
102
tahun anggaran melalui media publikasi nasional
AUDIT KESELAMATAN JALAN
5.6
Audit Keselamatan Jalan
105
Pedoman AKJ
106
5.7
Tahapan Audit Keselamatan Jalan
Kece-
Desain
Feasibility
Study Awal
Desain
Detail
Konstruksi Pre-Opening Eksisting lakaan?
108
Ciri Audit Keselamatan Jalan
109
Oleh karena itu, Tim AKJ:
110
AKJ memakai pengalaman praktis safety pada
pekerjaan jalan untuk memastikan .
111
AKJ memakai pengalaman praktis safety pada
pekerjaan jalan untuk memastikan .
112
Sasaran audit keselamatan jalan adalah:
114
115
Pilih tim audit
Sediakan semua
informasi
Rapat
permulaan/pembukaan
Tanggapan
terhadap laporan
Pelaksanaan
116
Inspeksi lapangan
Gunakan daftar
pemeriksaan , dengan
pertanyaan untuk
mendapatkan jawaban
(ya/tidak, ada/tidak)
118
Enam tipe audit keselamatan jalan
AKJ Pra-operasi
Jalan eksisting
119
Audit tahap kelayakan meninjau..
Pemilihan rute
Standar desain
Dampak pada jaringan jalan dan
sekitar
Tipe simpang
Pengendalian lalu lintas....dan lainnya
120
Contoh: Jalan raya pada suatu kota sudah semakin
padat, diusulkan untuk membangun by pass
121
By-Pass akan membawa lalu lintas keluar kota karena
dipertimbangkan akan lebih aman. Usulan apa yang akan
diberikan tim AKJ?
122
Tim audit memeriksa termasuk hal-hal yang diperoleh di
luar dari usulan perencanaan
Tikungan
Lama
Sekolah
123
Tim AKJ melaporkan:
Tikungan
Lama
Sekolah
Bagaimana pejalan
kaki menyeberang 124
jalan?
Audit tahap desain awal
memperhatikan.
geometrik
alinyemen
layout persimpangan
visual deceit (pandangan yang menipu)
pengguna jalan yang mudah kena
dampakdan lain-lain
125
Simpang Y
126
Simpang Y
127
Simpang T
128
Audit tahap DED
meninjau.
129
Peraturan Menteri PU No 19/PRT/M/2011
130
5.9
Contoh AKJ DED
Proyek EINRIP EKB-01 Pontianak-Tayan
Rekomendasi:
Pindahkan saluran sehingga berada di luar clear zone
Re-desain saluran sehingga lebih landai
Sediakan penutup saluran
AKJ tahap pekerjaan konstruksi
meninjau.
proteksi tabrakan
delineasi
pengendalian lalu lintas
manajemen lalu lintas
rambu-rambu, lampu jalan dan lain-
lain
132
Praktek pekerjaan Unsafe
Tanpa jaket safety
Sedikit rambu peringatan
Tanpa crash barrier
133
Jarak antara pekerja dengan lalu lintas
terlalu dekat sehingga meningkatkan
potensi terjadinya tabrakan
Pekerja ini tidak terlindung dari potensi
terjadinya tabrakan
1. Rambu ini salah, pengemudi akan menyangka mereka harus bergerak
ke lajur yang belum dibangun
2. Anjlokan yang tidak tertutup seperti ini sangat berbahaya, terutama di
malam hari oleh pengendara sepeda motor
3. Penggunaan rambu panah ke kiri ini membingungkan pengguna jalan
AKJ Pra-opening meninjau
138
139
140
141
142
143
144
145
146
Marka garis kurang mencolok di malam hari
147
Audit jalan eksisting meninjau..
148
Tidak ada informasi
dari arah jembatan
eksisting bahwa jalan
yang tadinya 2 lajur 1
arah akan menjadi 2
lajur 2 arah potensi
tabrakan tinggi
Kondisi Eksisting
Ilustrasi rekomendasi
Kaki lima sepanjang Jalan Nasional meningkatkan resiko tabrakan.
151
6.1
Apa itu Hazard Sisi Jalan?
160
Maka:
161
AKJ adalah proses positif
162
AKJ melaporkan
hanya isu-isu
keselamatan !!
163
AKJ yang dilakukan lebih awal, akan lebih
baik lebih berkeselamatan, lebih murah
164
Costs and Benefits
165
Costs and Benefits
166
Costs and Benefits
167
Costs and Benefits
168
Catatan Khusus Beberapa Kasus Kecelakaan di
Jalan Tol Cipali
169
TOL MERAK-PEJAGAN
Tol Merak-Pejagan 364.05 km
170
GAMBARAN TOL CIKOPO-PALIMANAN (CIPALI)
Tol Cikopo-Palimanan dibuka pada tanggal 14 Juni 2015 dan menyambungkan lalu
lintas dari Tol dari Merak Jakarta Cikampek Pejagan sepanjang kurang lebih 373
kilometer.
Panjang Tol : 116,75 Km (terdiri dari 6 section)
Jenis Perkerasan : - Perkerasan beton sepanjang 62.85 Km (section 1,2,5 dan 6)
- Perkerasan aspal sepanjang 53.90 Km (section 3,4 dan 5).
Interchange : memiliki 7 interchange (Cikopo, Bungusari, Subang, Cikedung,
Kertajati,
Sumberjaya dan Palimanan)
Pekerjaan Struktur terdiri dari:
- Under Bridges (jembatan yang melintasi sungai) sebanyak 31
- Over Bridges (jembatan/jalan umum yang melintas di atas jalan tol) sebanyak 67
- Box Culvert sebanyak 194
- Pedestrian Bridges sebanyak 17
KONDISI TEKNIS JALAN
Secara persyarat teknis, jalan Tol Cipali telah memenuhi standar kelaikan
fungsi jalan
Antara Lain :
lebar lajur = 3.6 m (menggunakan perkerasan beton dan aspal),
lebar bahu luar = 3 - 3.5 m,
lebar bahu dalam = 1 - 1.5 m,
lebar median rata-rata = 10 meter (tipe direndahkan),
IRI rata-rata = 2-3 m/km.
DATA KECELAKAAN
Sejak jalan Tol dibuka (14 Juni 2015) sampai dengan 11 Agustus 2015,
telah terjadi kecelakaan sebanyak 147 kejadian terdiri dari 21 orang
meninggal dunia, 38 orang luka berat, 136 orang luka ringan.
1. Kecelakaan terjadi di sepanjang ruas jalan Tol.
2. Tidak terdapat titik tertentu yang menjadi lokasi rawan kecelakaan.
Berdasarkan Fatalitas
Kecelakaan
Cikopo
B
Kolom U Innova menabrak
jembatan S dan melewati 2
penyebrangan pagar pengaman
hingga berpindah
ke lajur yang
Pagar Pengaman berlawanan
179
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13
Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas
180
LAMPIRAN
181
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN
KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS
JALAN
Permen PU 19/PRT/M/2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Pasal 3 (2): Lingkup Persyaratan Teknis Jalan
a) Kecepatan rencana
b) Lebar badan jalan
c) Kapasitas jalan
d) Jalan masuk
e) Persimpangan sebidang dan fasilitas berputar balik
f) Bangunan pelengkap jalan
g) Penggunaan jalan sesuai dengan fungsinya
h) Ketidakterputusan jalan
Permen PU 19/PRT/M/2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Pasal 3 (3): Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
a) Fungsi Jalan
b) Kelas Jalan
c) Bagian-bagian jalan
d) Dimensi jalan
e) Muatan sumbu terberat, volume lalu lintas, kapasitas jalan
f) Persyaratan geometrik jalan
g) Konstruksi jalan
h) Konstruksi bangunan pelengkap jalan
i) Perlengkapan jalan
j) Kelestarian lingkungan hidup
k) Ruang Bebas
Lebar badan jalan
Pasal 5.
Lebar badan jalan
meliputi:
a. Jalur lalu lintas
b. Bahu jalan
c. Median
d. Pemisah jalur
Permen PU 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Bahu Jalan
Permen PU 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Tahapan perencanaan teknis jalan (Pasal 44)
Perencanaan Teknis Awal
Perencanaan beberapa alternatif....
Pertimbangan teknis, ekonomis, lingkungan, dan keselamatan....
Kajian kelayakan
Kajian kelayakan teknis dan finansial...
Menetapkan pilihan alternatif paling layak baik secara teknis,
finansial, serta keselamatan
Perencanaan Teknis Akhir
Desain pendahuluan....
Perencanaan teknis rinci
Audit keselamatan jalan
Perencanaan teknis akhir
Permen PU 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Geometrik
Permen PU 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Koordinasi Horizontal dan Vertikal
Perlu dihindari
Cekungan
tersembunyi
Persimpangan
tersembunyi
Pergeseran alinyemen
pada cembungan
Perubahan alinyemen
di balik cembungan
Permen PU 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Lebar Ruang Bebas
Kemiringan Lereng
Lebar jembatan ini sama dengan lebar jalan, tidak ada penyempitan. Alinyemen
horizontal lurus dan alinyemen vertikal datar, alinyemen jembatan memenuhi untuk
kecepatan operasi.
Jembatan
Lebar jembatan ini tidak sama dengan lebar jalan, ada penyempitan.