Anda di halaman 1dari 25

PRODUKTIFITAS KERJA

1
PENGANTAR
Faktor Pendorong Seseorang Bekerja
Pertama, kebutuhan biologis seperti lapar dan dahaga merupakan
motivasi kerja yang utama mendorong seseorang bekerja.
Kedua, motivasi sosial yang mengharuskan seseorang bekerja

Macam-macam tenaga kerja


a. Tenaga kerja disektor pertanian.
b. Tenaga kerja yang membantu keluarga.
c. Tenaga kerja di sektor informal,
d. Tenaga kerja sebagai pembantu rumah tangga.
e. Tenaga kerja lepas dan kontrakan.
f. Tenaga kerja swasta tetap tingkat manajerial.
g. Tenaga kerja di Kantor pemerintah tk menengah keatas.
h. Tenaga kerja di luar negeri
2
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TENAGA
KERJA DALAM BEKERJA
Faktor luar : pekerjaan itu sendiri, lingkungan kerja, masyarakat,
keluarga.
Faktor dalam diri tenaga kerja yang bersangkutan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP


TERJADINYA KELELAHAN KERJA al:
suhu ruang kerja,
penyinaran,
kebisingan, monotoni pekerjaan dan kebosanan,
problematika psikososial
gangguan kesehatan,
gizi kerja,
beban kerja, daya tahan tubuh,
circadian rhythm

3
BEBAN KERJA
Lama waktu yang digunakan untuk
melakukan suatu pekerjaan atau jumlah
aktivitas yang dilakukan di tempat kerja.
Beban kerja : fisik, mental, sosial
Beban kerja yang diterima harus sesuai
dengan kemampuan fisik, kognitif, maupun
keterbatasan seseorang.
Berbeda satu dengan yang lain

4
FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP BEBAN KERJA

INTERNAL EKSTERNAL

SOMATIS PSIKIS LINGKUNGAN KERJA TUGAS ORGANISASI

Jenis Kelamin Motivasi - Waktu kerja - Kerja malam


Umur Persepsi - waktu istirahat - Sistem upah
Ukuran tubuh Kepercayaan - Kerja bergilir - Musik kerja
Kondisi kesehatan Keinginan - Sturktur organisasi
Status gizi Kepuasan - Limpahan wewenang dan tugas
dll dll 5
LINGKUNGAN KERJA YANG MEMBERI BEBAN TAMBAHAN

Fisik Kimia Biologi Ergonomi

TUGAS

Fisik Mental

tata ruang
Alat dan sarana kerja
kompleksitas pekerjaan
Kondisi/medan kerja
Tingkat kesulitan pekerjaan
Sikap kerja dan cara kerja
Beban yang diangkut
Emosi
Alat bantu kerja
Tanggung
6 jawab, dll
Sarana informasi
Alur kerja, dll
PENILAIAN BEBAN KERJA FISIK

Metode Langsung Metode Tak Langsung

Mengukur energi yang dikeluarkan Menghitung denyut nadi selama


melalui asupan oksigen selama kerja
kerja hanya untuk waktu kerja
singkat, mahal

Grandjean (1995) :
Berat ringan beban kerja dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen,
kapasitas ventilasi paru, suhu tubuh.
Denyut jantung adalah alat estimasi laju metabolisme yang baik kecuali
dalam keadaan emosi dan vasodilatasi.
Makin berat beban kerja, makin pendek waktu kerja, tanpa 7kelelahan dan
gangguan fisiologis yang berarti.
PENILAIAN BEBAN KERJA MENTAL
Sulit diukur melalui perubahan faal tubuh.
Aktivitas mental membutuhkan kalori lebih rendah.
Secara moral dan tanggung jawab aktivitas mental lebih
berat daripada aktivitas fisik karena lebih melibatkan kerja
otak daripada kerja otot.
Aktivitas mental selalu melibatkan unsur persepsi,
interpretasi dan proses mental dari suatu informasi yang
diterima oleh organ sensoris untuk siambil suatu keputusan
atau proses mengingat informasi yang lalu.

8
LANJUTAN PENILAIAN BEBAN KERJA MENTAL

Penilaian beban kerja mental lebih tepat dengan


menggunakan penilaian tingkat ketelitian, kecepatan
maupun konsentrasi kerja.
pekerjaan yang memerlukan kesiagaan tinggi akan
memerlukan konsentrasi tinggi pula.
Makin lama berkonsentrasi makin berkurang tingkat
kesiagaan pemeriksaan waktu reaksi.

9
KELELAHAN KERJA
Instruksi Presiden RI No. 15 tahun 1968 tentang peningkatan
Produktivitas,

Pidato Presiden tanggal 15 Agustus 1986 tentang program


peningkatan efisiensi dan produktivitas

Setiap hari dijumpai dalam kehidupan kerja lebih dari 65%


pasien yang datang ke Poliklinik Perusahaan menderita fatigue

Kelelahan kerja memperlambat waktu reaksi, merasa lelah ada


penurunan aktivitas dan kesulitan mengambil keputusan
disamping gejala lain

10
KELELAHAN KERJA
Banyak ahli mengutarakan pengertian dan definisi
kelelahan kerja namun dari pengertian yang diutarakan
banyak yang kurang memberi kejelasan.
Levy (1990) mengutarakan bahwa kelelahan kerja masih
merupakan misteri dunia kedokteran modern, penuh
kekaburan dalam sebab musababnya serta
pencegahannyapun belum terungkap secara jelas.
Kennedy (19987) mengutarakan bahwa kelelahan kerja
merupakan suatu kelainan yang termasuk sering dijumpai
di USA, pada urutan ke-7.
Rizeddin (2000): kelelahan menurunkan kapasitas kerja
dan ketahanan kerja yang ditandai oleh sensasi lelah,
motivasi menurun, aktivitas menurun.
11
Robbins (1989) dalam bukunya "Organizational Behaviour"
berpendapat tiga faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja al :

Individual
dipengaruhi : ciri biografis, kepribadian, persepsi, dan motivasi

Kelompok
dipengaruhi : kepemimpinan, struktur kelompok, kekuatan politik,
komunikasi dan konflik

Organisasi
dipengaruhi : sumber daya peraturan, stres kerja, kebudayaan
dan struktur organisasi

12
Pengertian Kelelahan Kerja :

o Keadaan yang ditandai oleh adanya perasaan kelelahan kerja dan


penurunan kesiagaan.
o Keadaan pada saraf sentral sistimik akibat aktivitas yang
berkepanjangan dan secara fundamental dikontrol oleh sistim
aktivasi dan sistim ihibisi batang otak.
o Merupakan fanomena komples yang disebabkan oleh faktor biologi
pada proses kerja dan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
o Merupakan kriteria lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan fisik
dan psikis tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya penurunan
kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi, dan
penurunan produktivitas kerja.
o Adalah respon total terhadap stres psikososial yang dialami dalam
satu periode waktu tertentu dan cenderung menurunkan motivasi dan
prestasi kerja.
13
Kelelahan Kerja

Penurunan kesiagaan Perasaan lelah

Beberapa faktor yang mempengaruhi : intensitas dan durasi kerja fisik


dan mental, monotoni, iklim kerja, penerangan, kebisingan, tanggung
jawab, kecemasan, konflik-konflik, penyakit keluhan sakit dan nutrisi
(ILO, 1983 dan Grandjean, 1985)

Kennedy (1987) : 24% orang dewasa yang datang ke poliklinik


menderita kelelahan (USA)

Kelelahan kerja diderita oleh :25% tenaga kerja wanita, 20% tenaga kerja
laki-laki. (England)

14
Jenis Kelelahan
Kelelahan otot
Proses terjadinya pada otot
Kelelahan umum
Waktu terjadinya: akut dan kronis
faktor-faktor non fisik (psiko sosial)
Penyebabnya
Lingkungan fisik

Perubahan Fisiologis Akibat Kelelahan


kerja
Mekanisme prinsip tubuh mencakup sistem sirkulasi, sistem pencemaan,
sistem otot, sistem saraf dan sistem pemafasan. Kerja fisik yang terus
menerus mempengaruhi mekanisme tersebut baik sebagian maupun
secara keseluruhan (Setyawati, 1994)

15
Gejala Kelelahan Kerja
Gilmer(1966) dan Cameron (1973) :
a. Menurun kesiagaan dan perhatian,
b. Penurunan dan hambatan persepsi,
c. Cara berpikir atau perbuatan anti sosial,
d. Tidak cocok dengan lingkungan.
e. Depresi, kurang tenaga, dan kehilangan inisiatif,
f. Gejala umum (sakit kepala, vertigo, gangguan fungsi paru dan jantung,
kehilangan nafsu makan, gangguan pencemaan, kecemasan, pembahan
tingkah laku, kegelisahan, dan kesukaran tidur

Kelelahan kerja merupakan kelelahan umum dan sering disebut sebagai


psychic fatique atau nervous fatique (ILO. 1983). Gejala-gejala kelelahan
kerja yang menonjol ialah kelelahan bersifat umum, kehilangan inisiatif,
tendensi depresi, kecemasan. peningkatan sifat mudah tersinggung,
penurunan toleransi, kadang-kadang perilaku bersifat asosial (Grandjean
dan Kogi, 1971).
16
Akibat Kelelahan Kerja
Prestasi kerja yang menurun,
Fungsi fisiologis motorik dan neural yang menurun,
Badan terasa tidak enak,
Semangat kerja yang menurun (Bartley dan Chute, 1982)

Pengukuran Kelelahan Kerja


Waktu reaksi,
Uji ketukjari (fingger-tapping test),
Uji flicker fusion.
Critical flicker fusion,
Uji Bourdon Wiersma,
Skala kelelahan IFRC (Industrial Fatique Rating Committe),
Skala fatique rating (FR Scale),
Ekskresi katekolamin,
Stroop test,
17
Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2)
B. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2)
Dipergunakan untuk mendeteksi indikator perasaan kelelahan kerja.
Terdiri atas 17 butir pernyataan yang terdiri atas 3 aspek yaitu aspek
pelemahan aktivitas 7 butir; pelemahan motivasi 3 butir dan gejala
fisik 7 butir.
Terdapat tiga macam KAUPK2 yaitu KAUPK2 I KAUPK2 II;
KAUPK2 III yang masing-masing terdiri atas 17 butir pernyataan,
yang dapat dipergunakan secara paralel untuk shift I, shift II dan shift
III atau untuk keperluan 3 waktu pengukuran pada subjek yang sama.
Butir-butir pada KAUPK2 I II dan III telah diuji validitas dan
reabilitasnya.
KAUPK2 dapat dipergunakan untuk penyaringan perasaan kelelahan
kerja bagi tenaga kerja Indonesia mengingat kuesioner IFRC yaitu
Industrial Fatigue Rating Scale merupakan kuesioner kelelahan kerja
yang didesain dengan mempertimbangkan budaya Bangsa Jepang.

18
BUTIR-BUTIR KAUPK2
1. Pernyataan tentang kesukaran berfikir.
2. Pernyataan tentang perasaan lelah apabila berbicara.
3. Pernyataan tentang merasa gugup bila menghadapi suatu peristiwa.
4. Pernyataan tentang merasa saat bekerja sulit berkonsentrasi.
5. Pernyataan tentang merasakan tidak mempunyai perhatian terhadap
sesuatu hal/kondisi.
6. Pernyataan tentang merasakan kecenderungan lupa terhadap
sesuatu hal kondisi.
7. Pernyataan tentang merasa kurang percaya terhadap diri sendiri.
8. Pernyataan tentang merasa tidak tekun dalam bekerja.
9. Pernyataan tentang merasa enggan menatap mata orang lain.
10.Pernyataan tentang merasa enggan untuk bekerja dengan cekatan.
19
11. Pernyataan tentang merasa tidak tenang dalam bekerja.
12. Pernyataan tentang merasakan lelah seluruh tubuhnya.
13. Pernyataan tentang merasa lamban dalam bertindak/bekerja.
14. Pernyataan tentang merasa tidak kuat lagi untuk berjalan.
15. Pernyataan tentang merasa lelah walau belum bekerja.
16. Pernyataan tentang merasa daya pikir menurun.
17. Pernyataan tentang merasakan cemas terhadap suatu hal/kondisi.

20
Produktivitas Kerja
Secara individual produktivitas kerja dipengaruhi oleh faktor
luar dan faktor dalam tubuh yang bersangkutan baik secara
fisik maupun psiko sosial

Secara kelompok produktivitas kerja dipengaruhi al oleh


kepemimpinan, struktur kelompok, kekuatan, politik,
komunikasi, konflik.

Secara organisasi al oleh : produktivitas kerja antara lain


dipengaruhi oleh sumberdaya, peraturan-peraturan, stres
kerja, kebudayaan,dan struktur organisasi.

21
PENANGGULANGAN KELELAHAN KERJA

1. Lingkungan kerja bebas dari zat berbahaya,


penerangan memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dihadapi, maupun pengaturan udara yang
adekuat, bebas dari kebisingan, getaran, serta
ketidaknyamanan.
2. Waktu kerja diselingi istirahat pendek dan istirahat
untuk makan.
3. Kesehatan umum dijaga dan dimonitor.
4. Pemberian gizi kerja yang memadai sesuai dengan
jenis pekerjaan dan beban kerja.

22
5. Beban kerja berat tidak berlangsung terlalu lama.
6. Tempat tinggal diusahakan sedekat mungkin dengan
tempat kerja, kalau perlu bagi tenaga kerja dengan
tempat tinggal jauh diusahakan transportasi dari
perusahaan.
7. Pembinaan mental secara teratur dan berkala dalam
rangka stabilitas kerja dan kehidupannya.
8. Disediakaan fasilitas rekreasi, waktu rekreasi dan
istirahat diolaksankan secara baik.

23
9. Cuti dan liburan diselenggarakan sebaik-baiknya.
10. Diberikan perhatian khusus pada kelompok
tertentu seperti tenaga kerja beda usia, wanita
hamil dan menyusui, tenaga kerja dengan kerja
gilir di malam hari, tenaga baru pindahan .
11. Mengusahakan tenaga kerja bebas alkohol dan
obat berbahaya.

24
TERIMAKASIH
25

Anda mungkin juga menyukai