Anda di halaman 1dari 46

1.

Mengapa pasien keadaannya sadar


namun tampak pucat?
Airway: clear
Stadium shock
2. Mengapa pasien merasakan sesak
setelah berkelahi?
Sesak nafas disebabkan karena gangguan pada
breathing akibat udara terperangkap didalam
rongga pleura.
3. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik, meliputi tekanan
darah 100/70, nadi 100x/menit,
RR 24x/menit, saturasi oksigen 97%, akral dingin?
Teknan Darah
Nadi
RR
Sesak nafas disebabkan karena gangguan pada breathing
akibat udara terperangkap didalam rongga pleura.

Saturasi oksigen
Akral dingin
Respon dini terhadap kehilangan darah adalah kompensasi
tubuh, sebagai contoh adalah vasokonstriksi progresif dari
kulit, otot san sirkulasi visceral (dalam rongga perut) untuk
menjamin arus darah ke ginjal, jantung dan otak.
4. Mengapa didapatkan bising usus
melemah pada abdomen kanan?
Peritonitis
Perdarahan: ruptur lien, hepar, KET
Asites
Adhesi
Radang
Peritonitis tak terlokalisir peritonitis
generalisata perlengketan organ intraabdomen
lap peritoneum viscera dan parietal aktivitas
eristaltik << ileus paralitik
Daerah Thoraco-abdomen:
Anterior: inferior dari trans nipple
Posterior: infrascapula
Superior: dari margin costa
Isi: diafragma, liver, limfa, gaster
Diafragma dapat naik ke ICS 4 saat ekspirasi
maksimal
Cedera costa bawah/ trauma dibawah garis puting
susu cedera organ thoraco-abdominal
Mekanisme Trauma Abdomen
Trauma Tumpul
Tumbukan Langsung: kontak dg stang,
kehimpit pintu mobil saat kecelakaan
kompresi dan cedera crushing (ruptur organ)
pada organ abdomen dan pelvis.
Shearing injury: crushing injury yang
disebabkan sabuk pengaman yg tidak
dipasang benar
Trauma Penetrans
Luka tusuk & tembak: kerusakan jaringan dg
cara laserasi dan sayatan
Luka tusuk
Luka Tembak
5. Mengapa didapatkan ampula tidak
kolaps pada RT?
6. Mengapa didapatkan darah positif
pada pemeriksaan RT?
Pasien trauma penetrans: colok dubur
dilakukan untuk memeriksa tonus sfincter dan
mencari adanya darah dari perforasi usus.
Luka penetrans: dihubungkan dg cedera
intraabdomen. Luka tembak dan tusuk
disertai cedera intraabdomen
7. Mengapa pada kasus diskenario
tidak didapakan sucking chest wound?
Berdasarkan Patofisiologi:
Pneumothorax Simple
Open Pneumothorax
8. Mengapa didapatkan nyeri tekan
sebelah kanan pada abdomen disertai
nyeri lepas?
Perkusi abdomen sdikit gerakan
peritoneum merangsang iritasi peritoneum
menimbulkan rasa nyeri pada px nyeri
lepas (rebound tenderness)
9. Apa diagnosis dan diagnosis banding
pada skenario?
PNEUMOTHORAX
Berdasarkan Penyebab:
Spontan/ non-trauma:
Primer: kista paru, inflamasi jalan nafas, perokok
Sekunder: keganasan
Trauma:
Tajam : luka tusuk/ luka tembak
Tumpul: luka > luas dibanding tajam tusukan
Iatrogenik : akibat komplikasi (biopsi, pemberian
ventilasi, dll)
Berdasarkan Patofisiologi:
Pneumothorax Simple
Open Pneumothorax
Tension Pneumothorax
Flail Chest
Ruptur Diafragma
Massive Hemothorax
Tamponade jantung

Sering disebabkan oleh luka tembus. Walaupun demikian cedera tumpul


juga dapat menyebabkan pericardium terisi darah, baik jantung, pembuluh
darah besar maupun pembuluh darah pericardium.
Pulsus paradoksus : keadaan fisiologis dimana terjadi penurunana dari
tekanan darah sisitolik selama inspirasi spontan. Bila penurunan >10mmhg
maka merupakan tanda temponade jantung.
Tanda kusmaul : nafas cepat dan dalam (akibat peningkatan tekanan vena
pada saat inspirasi biasa)
Trais BECK :
a. Peningkatan tekanan vena
b. Penurunan tekanan arteri
c. Suara jantung menjauh
Penatalaksanaan : Perikardiosintesis : penusukan pada subxyfoid (dibawah
proc.xypoideus). darah yang keluar seringnya hanya 15-20 ml namun
sudah bias memperbaiki hemodinamik.
Jika belum berhasil dilakukan Perikardiotomi.
10. Apa pemeriksaan penunjang dari
kasus diskenario
Pemeriksaan Lain:
Pasien dengan hemodinamik abnomalitas
evaluasi cepat dg FAST (focused assessment
sonography in trauma) atau DPL. Jika ada
indikasi untuk laporotomi KI pada FAST
atau DPL
FAST
U/ mendeteksi perdarahan secara cepat
(hemoperitoneum).
Untung: cepat, noninvasif, akurat, murah,
dapat dilakukan berulang kali.
Fx yang mempersulit: obesitas, udara
subkutan, riwayat operasi sebelumnya.
Dapat mendeteksi hpotensi nonhipovolemik,
lokasi yg dipx: fossa hepatorenal, fossa
splenorenal, pelvis, caum douglas
DLP
Px cepat untuk mendeteksi perdarahan
Karena invasif tidak dilakukan jika tersedia ultrasound
atau CT
98% untuk mendeteksi perdarahan intraperitoneal
Dilakukan oleh tim bedah pada pasien abnormalitas
hemodinamik dg trauma tumpul multiple atau
penetran dan hemodinamik normal.
KI: operasi abdomen sebelumnya, morbid obesity,
cirrhosis lanjut, koagulopati.
Bila darah, isi usus, serat sayur, cairan empedu di
lavage indikasi laparotomi
CT- SCAN
Memerluka transpor pasien, pemberian zat
kontras, scanning saluran cerna memakan
banyak waktu dilakukan pada pasien dg
hemodinamik normal dan tidak ada indikasi
laparotomi segera
Laparotomi
11. Bagaimana tatalaksana dari kasus
di skenario?
Apa penanganan pada pasien tersebut?
PRIMARY SURVEY
Airway dengan kontrol servikal
Penilaian
Mengenal patensi airway (inspeksi, auskultasi, palpasi)
Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
Pengelolaan airway
Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line
immobilisasi
Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning dengan alat yang rigid
Pasang pipa nasofaringeal atau orofaringeal
Pasang airway definitif sesuai indikasi
Fiksasi leher
Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada setiap penderita
multi trauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan diatas
klavikula.
Evaluasi
Breathing dan Ventilasi-Oksigenasi
Penilaian
Buka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan kontrol servikal in-line
immobilisasi
Tentukan laju dan dalamnya pernapasan
Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat deviasi
trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot tambahan dan tanda-tanda
cedera lainnya.
Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
Auskultasi thoraks bilateral
Pengelolaan
Pemberian oksigen konsentrasi tinggi (nonrebreathing mask 11-12 liter/menit)
Ventilasi dengan Bag Valve Mask
Menghilangkan tension pneumothorax
Menutup open pneumothorax
Memasang pulse oxymeter
Evaluasi
Circulation dengan kontrol perdarahan
Penilaian
Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal
Mengetahui sumber perdarahan internal
Periksa nadi: kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus. Tidak
diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda diperlukannya
resusitasi masif segera.
Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.
Periksa tekanan darah
Pengelolaan
Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta konsultasi
pada ahli bedah.
Pasang kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darah
untuk pemeriksaan rutin, kimia darah, tes kehamilan (pada wanita usia subur),
golongan darah dan cross-match serta Analisis Gas Darah (BGA).
Beri cairan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat.
Pasang PSAG/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada pasien-pasien
fraktur pelvis yang mengancam nyawa.
Cegah hipotermia
Evaluasi
Disability
Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS/PTS
Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya
dan awasi tanda-tanda lateralisasi
Evaluasi dan Re-evaluasi aiway, oksigenasi, ventilasi
dan circulation.
Exposure/Environment
Buka pakaian penderita
Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan
tempatkan pada ruangan yang cukup hangat.
Secondary Survey
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan foto thoraks AP/Lateral jika
kondisi pasien memungkinkan
BGA
Saturasi oksigen
Monitoring EKG
Anamnesis
Anamnesis yang harus diingat:
A : Alergi
M : Mekanisme dan sebab trauma
M : Medikasi ( obat yang sedang diminum saat ini)
P : Past illness
L : Last meal (makan minum terakhir)
E : Event/Environtment yang berhubungan dengan
kejadian perlukaan.

Anda mungkin juga menyukai