Anda di halaman 1dari 27

OBESITAS, SINDROMA METABOLIK

DAN DIABETES MELITUS

1
Pendahuluan
Dewasa ini prevalensi penyakit menular dan
bukan menular cenderung meningkat secara
global terutama di negara-negara berkembang.
Banyak publikasi dan diskusi mengenai hal ini,
termasuk dalam sidang WHO atau World Health
Assembly di Geneva tahun 2004. Yang akan
dibicarakan kali ini adalah penyakit bukan
menular terutama obesitas, sindroma metabolik
dan diabetes melitus.

2
OBESITAS

Definisi :

Menurut WHO, obesitas (ICD-9CM : 278,0)


adalah penyakit gangguan metabolisme
akibat penimbunan jaringan lemak yang
berlebihan di dalam tubuh, dengan tanda
BB > 120% Berat Badan Ideal atau IMT
25 kg/m2 atau Lingkar Pinggang (LP) 90
cm, 80 cm.
3
Klasifikasi berat badan orang dewasa menurut WHO & Asia

Klasifikasi IMT(kg/m2) Resiko Morbiditas


WHO INA
Kurus < 18,5 < 18,5 Rendah (risiko infeksi lain )

Normal 18,5 24,9 18,5 22,9 Sedang

Kegemukan 25 23

Pre obes 25 29,9 23 24,9 Mulai meningkat


Obes I 30 34,9 25,0 29,9 Meningkat Sedang

Obes II 35 39,9 30 Meningkat berat

Obes III 40,0 Meningkat sangat berat 4


Etiologi / Faktor-faktor yg mempengaruhi
timbulnya obesitas :
1. Pengaruh genetika
2. Energi input > output
3. Diet / makanan
4. Aktivitas fisik kurang al karena HP, TV,
mobil, pelayan/pembantu.
5. Regulasi nafsu makan
6. Lingkungan
7. Perilaku

Tes Laboratorium : Tidak ada tes khusus


5
Beberapa penyakit yang sering dijumpai
pada penderita obes:

1. Dislipidemia
2. Hipertensi
3. Diabetes melitus tipe 2
4. Penyakit jantung koroner, jantung vaskuler, stroke.
5. Gagal jantung
6. Osteoartritis
7. Policystic ovarial syndrome
8. Kanker tertentu al payudara, kolon, prostat,
endometrium
9. Batu kandung empedu
10. Sleep apneu
11. Depresi 6
SINDROMA METABOLIK
Definisi:
Sindroma metabolik (Dysmetabolic syndrome X,
ICD-9CM : 277,7) adalah sekumpulan gejala akibat
gangguan metabolisme yang merupakan faktor
risiko penyakit kardiovaskular ditandai dengan
obesitas abdominal, toleransi glukosa terganggu,
hipertensi, dan dislipidemia. Ada beberapa sinonim
yang digunakan untuk sindroma metabolik, yaitu :
sindroma X, sindroma resistensi insulin, sindroma
dislipidemia obesitas. Pada umumnya sekarang
klasifikasi sindoma metabolik adalah berdasarkan
NCEP- ATP III 2001. 7
Klasifikasi / etiologi

Ada beberapa kriteria yang dipakai untuk


menetapkan sindroma metabolik al menurut World
Health Organization (WHO) 1999, European group
for the Study of Insulin Resistance (EGIR) 1999 dan
National Cholesterol Education Program - Adult
Treatment Panel III (NCEP- ATP III) 2001. Kriteria
menurut NCEP- ATP III 2001 saat ini lebih mudah
digunakan untuk mendiagnosis

8
Kriteria diagnosis Sindroma Metabolik menurut
NCEP- ATP III 2001

Kriteria Nilai
Glukosa plasma puasa 110 mg/dl (6,1 mmol/l)
Tekanan darah 130/85 mmHg
Trigliserida (TG) 150 mg/dl (1,7 mmol/l)
HDL cholesterol < 40 mg/dl
< 50 mg/dl
Obesitas abdominal > 102 cm (Asia : 90 cm)
(waist circumference) > 88 cm (Asia : 80 cm)
Diagnosis 3 atau lebih komponen

9
Patogenesis
Pada keadaan obesitas, terdapat resistensi insulin
dan hiperinsulinemia serta resistensi leptin dan
hiperleptinemia yg berhubungan dg obesitas
abdominal. Tekanan darah dapat meningkat
melalui aktivitas sistem saraf simpatis dan regulasi
reseptor angiotensin II akibat insulin tersebut. Jika
obesitas disertai gangguan lainnya seperti
dislipidemia, hipertensi dan atau resistensi insulin
akan berkembang menjadi sindroma metabolik.
Selain hal tersebut diatas, faktor genetik juga
dianggap sebagai predisposisi timbulnya
sindroma metabolik.
10
Testes laboratorium

Tes-tes laboratorium yang dilakukan dimulai


dengan tes skrining terhadap penderita yang
suspek sindroma metabolik, yaitu : penentuan
obesitas atau tidak, pengukuran tekanan darah dan
tes laboratorium berupa tes Diabetes Melitus (DM)
dan tes fraksi lipid. Diagnostik ditegakkan jika
didapatkan 3 atau lebih komponen tes skrining
yang bermakna sesuai kriteria NCEP- ATP III 2001.

11
Perkembangan DM Tipe 2

12
International Diabetes Center, Minneapolis
EFEK TERAPI PADA RESISTENSI INSULIN
DAN DISFUNGSI SEL

13
Arner P, Diabetes Obes Metab, 2001; S11-S19
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes
saring, tes diagnostik, tes pengendalian dan tes
untuk mendeteksi komplikasi.

A. TES SARING: GDP, GDS, GLUKOSA URIN

Tujuan:

Untuk mendeteksi kasus DM sedini mungkin,


sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya
komplikasi kronik.

14
Indikasi:
Bila terdapat salah satu faktor resiko DM sebagai berikut:
Usia dewasa tua (> 45 tahun).
Kegemukan, Berat Badan (BB) lebih: BB >120 % BB
ideal atau IMT > 23 kg/m2. IMT= BB/TB2 (Berat
Badan/Tinggi Badan kuadrat).
Hipertensi (>140/90 mmHg).
Riwayat DM dalam garis keturunan.
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau
BB lahir bayi > 4000 g.
Dislipidemia (Kolesterol HDL < 35 mg/dL, dan atau
Trigliserida > 250 mg/dL).
Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT
(Glikosa Darah Puasa Terganggu).
15
Hasil Tes saring (lihat juga indikasi pd tes saring)
menunjukkan hasil:

a. GDS: plasma vena = 110 199 mg/dL (6,111,0 mmol/L)


darah kapiler = 90 199 mg/dL (5,011,0 mmol/L)
atau
b. GDP: plasma vena = 110 125 mg/dL (6,17,0 mmol/L)
darah kapiler = 90 109 mg/dL (5,06,1 mmol/L)
atau
c. Tes urin glukosa / reduksi positip.
d. GDS plasma vena dan kapiler > 200 mg/dL (> 11,0 mmol/L)
GDP plasma vena dan kapiler > 126 mg/dL (> 7,0 mmol/L)
Semua nilai diatas perlu dikonfirmasi dg tes diagnostik.
e. Nilai plasma vena < 110 atau kapiler < 90 mg/dL BUKAN DM

16
B. TES DIAGNOSTIK:
GDP,GDS,GD2PP,GLUKOSA Jam ke-2 TTGO

Tujuan:
Untuk memastikan diagnosis DM pada individu
dengan keluhan klinis khas DM atau mereka
yang terjaring pada tes saring.

17
Indikasi:
Keluhan klinis khas DM: poliuria, polidipsi, polifagia,
lemah, penurunan berat badan yang tidak jelas
penyebabnya.

Indikasi Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) bila:

a. Keluhan klinis tidak ada, dan pada tes diagnostik pertama:


GDS: plasma vena = 110 199 mg/dL (6,111,0 mmol/L)
GDP: plasma vena = 110 125 mg/dL (6,17,0 mmol/L)

b. Tes diagnostik pertama :


GDS: plasma vena = > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
GDP: plasma vena = > 126 mg/dL (7,0 mmol/L)
Setelah diulang :
GDS: plasma vena = < 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
GDP: plasma vena = < 126 mg/dL (7,0 mmol/L)

c. DM Gestasi 18
Interpretasi Tes Glukosa Darah:

Bukan DM Belum Pasti DM DM


TGT / GDPT
Tes Sampel
(mg/dL) (mmol/L) (mg/dL) (mmol/L) (mg/dL) (mmol/L)

GDS Plasma vena < 110 < 6,1 110199 6,111,0 > 200 > 11,1
Darah kapiler < 90 < 5,0 90199 5,011,0 > 200 > 11,1

GDP Plasma vena < 110 < 6,1 110125 6,17,0 > 126 > 7,0
Darah kapiler < 90 < 5,0 90109 5,06,1 > 110 > 6,1

GD2PP/ Plasma vena < 140 < 7,8 140200 7,811,1 > 200 > 11,1
TTGO Darah kapiler < 120 < 6,7 120200 6,711,1 > 200 > 11,1

19
C. TES PENGENDALIAN dan DETEKSI
KOMPLIKASI DM : GDP, GD2PP, A1c

Tujuan:
Memantau keberhasilan pengobatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi kronik DM.

Indikasi:
Individu yang didiagnosis DM, Toleransi
Glukosa Terganggu (TGT), atau GDPT
(Glukosa Darah Puasa Terganggu) pada tes
saring.
20
Kriteria pengendalian DM:
Baik Sedang Buruk
GDP (mg/dL) 80 - 109 110 - 125 > 126
GD2PP (mg/dL) 110 - 144 145 - 179 > 180
A1C (%) < 6.5 6.5 - 8 >8
Kolesterol Total (mg/dL) < 200 200 - 239 > 240
Kolesterol LDL (mg/dL) < 100 100 - 129 > 130
Kolesterol HDL (mg/dL) > 45

Trigliserida (mg/dL) < 150 150 -199 > 200


IMT (kg/mm2) 18.5 - 22.9 23 - 25 > 25
Tekanan Darah (mmHg) < 130/80 130-140/80-90 > 140/90

21
Langkah-langkah pelaksanaan pengendalian DM :

Tes glukosa darah (GDP, GD2PP) frekuensinya tergantung


kebutuhan pasien.
Tes A1c , 2 4 kali setahun.
Edukasi pasien DM tentang penanganan diabetes, sekali
setahun.
Edukasi pasien DM tentang terapi dan diet, sekali setahun.
Aktivitas jasmani sesuai kemampuan pasien 3 kali
seminggu @ 30 menit.
Pemeriksaan mata, sekali setahun.
Pemeriksaan kaki, 12 kali setahun oleh dokter, setiap hari
oleh pasien.
Skrining nefropati diabetika dengan tes mikroalbuminuria,
sekali setahun.
Pemeriksaan tekanan darah, sesering mungkin.
Tes fraksi lipid, sekali setahun.
22
Interpretasi Tes Albuminuria:

Urin 24 jam Urin dlm Urin sewaktu


wkt tertentu (rasio albumin
Kategori kreatinin)
mg/24jam g/menit g/mg kreatinin

Normal < 30 < 20 < 30

Mikroalbuminuria 30 300 20 199 30 300

Makroalbuminuria > 300 > 200 > 300

23
DIAGNOSIS CRITERIA
Criteria Adult Metabolic Type 2 DM
Obesity Syndrome
Age (y) > 18 > 28 > 45

Ideal Weight (IW) > 120 % > 120 % -

BMI (kg/m2) > 25(INA); > 25 -


> 30 (WHO)
Waist Circ (WC) (cm) > 90; > 80 > 90; > 80 -

Hypertension mmHg - 135/80 -

Hyperglycemia mg/dL IFG 110-125 FG > 126


IGT 140-199 OGTT > 200
Dyslipidemia -
TG mg/dL > 150
TC mg/dL
HDL-C mg/dL < 40; <50
DM MONITORINGS CRITERIA
GOOD MODERATE POOR
Fasting Blood Glucose (mg/dL) 80 - 109 110 - 125 > 126

2Hr-Blood Glucose (mg/dL) 110 - 144 145 - 179 > 180

A1C (%) < 6.5 6.5 - 8 >8

Total Cholesterol (mg/dL) < 200 200 - 239 > 240

LDL-C (mg/dL) < 100 100 - 129 > 130

HDL-C (mg/dL) > 45 35 - 44 < 35

Triglyseride (mg/dL) < 150 150 -199 > 200

hs-CRP (mg/L) <3 3 - 10 > 10

BMI (kg/mm2) 18.5 - 22.9 23 - 25 > 25

Blood Pressure (mmHg) < 130/80 130-140/80-90 > 140/90


25
Penatalaksaan DM Terpadu, 2004
World olympiade Obese Atlet
26
Kompas 27 Agustus 04
Thank You

Mr.Obese among miss universe 27

Anda mungkin juga menyukai