Anda di halaman 1dari 61

Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Kedokteran Keluarga


Universitas Mulawarman

G1P0A0 Gravid 17-18 Minggu +


Hepatitis B

Disusun oleh
Afifah Rizkiana 1510029029

Pembimbing :
dr Evi Fitriani, M.Kes
dr. Nata Siswanto
dr. Zulhijrian
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman Samarinda
September 2017
Pendahuluan
Hepatitis penyakit hepar yang paling sering mengenai wanita
hamil.

Kejadian abortus, IUFD dan persalinan preterm komplikasi


yang paling sering terjadi pada wanita hamil dengan infeksi
hepatitis.

Infeksi virus hepatitis timbul masalah; pada kehamilan,


persalinan, maupun pada bayi yang dilahirkan, yang nantinya
dapat menjadi pengidap hepatitis kronis

(Cunningham, et al., 2010; Navabakhsh, et.al, 2011)


Pendahuluan

Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi


hepatitis B, terbesar kedua di Asia Tenggara setelah
Myanmar.
Di Kalimantan Timur sendiri angka prevalensi hepatitis
virus berada di bawah angka rata-rata nasional, namun
dari tahun ke tahun tingkat prevalensi hepatitis virus
semakin meningkat.
Persalinan pada ibu di bawah usia 20 tahun memiliki
kontribusi dalam tingginya angka kematian neonatal, bayi,
dan balita.

(KEMENKES RI., 2013; SDKI, 2012)


LAPORAN KASUS
Anamnesis
Nama : Ny. Halimah
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Jl. Purwodadi RT.44 Kampung Madura,
Lempake
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Suku : Madura
Agama : Islam

Identitas Keluarga

NO Nama Status Umur Suku Pendidikan Pekerjaan


1 Tn. Syafii Suami 21 tahun Madura SD Buruh
Anamnesis
Keluhan Utama : -
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien saat ini tidak ada mengeluh keluhan apapun.
Akan tetapi 10 hari yang lalu, pada tanggal 9 September
2017 pasien mengeluhkan mual dan muntah yang disertai
dengan nyeri ulu hati. Pasien mengeluhkan mual dan
muntah setiap makan yang berlangsung selama 2 hari.
Awalnya pasien mengira hanya mual muntah yang wajar
saat kehamilan akan tetapi semakin lama frekuensi
muntah semakin meningkat. Keadaan ini di perparah
dengan berkurangnya nafsu makan pasien, hingga
akhirnya pasien sangat lemas dan di bawa ke Puskesmas.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pernah
mengalami keluhan mual dan muntah namun tidak
sampai mengganggu aktifitasnya.
Riwayat perdarahan (-), bengkak pada kaki (-),
riwayat tekanan darah tinggi saat kehamilan (-).
Di rumah pasien sering di temani oleh kakak ipar
pasien, di karenakan suami pasien bekerja hingga sore
hari. Riwayat transfusi darah disangkal. Riwayat cuci
darah disangkal.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit kuning sebelumnya disangkal.
Riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, sakit jantung,
sakit ginjal , asma, batuk lama, dan gangguan perdarahan
disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, sakit jantung,
sakit ginjal, asma, batuk lama, dan gangguan perdarahan
disangkal
Riwayat alergi dalam keluarga juga tidak ada.
Riwayat keluarga menderita sakit kuning disangkal
Anamnesis

Riwayat Kebiasaan dan Psikososial


Riwayat merokok (-), minum-minuman berkalkohol (-).
Riwayat penggunaan sikat gigi bersama dengan orang lain (-)
Riwayat penggunaan obat-obat terlarang (-).
Riwayat berganti-ganti pasangan (-).
Riwayat penggunaan kondom saat berhubungan seksual (-)
Tetangga pasien tidak ada yang memiliki penyakit kuning.
Riwayat Kehamilan, Persalinan &
Nifas

Jenis
Tahun Tempat Umur Jenis Keadaan Anak
No Penolong Kelamin
Partus Partus kehamilan Persalinan Sekarang
Anak/ BB

1 2017 Hamil ini


Anamnesis
Status Pernikahan :
Menikah 1 kali, pada usia 17 tahun. Lamanya pernikahan
dengan suami sekarang adalah 5 bulan.

Riwayat haid
Menarche umur 13 tahun. Haid teratur dengan siklus 28-30 hari,
lamanya 7-8 hari, banyaknya jumlah perdarahan 2-3x ganti
pembalut perhari, sakit waktu haid tidak ada.
HPHT : 20 Mei 2017.
TP : 27 Februari 2018

Riwayat Kontrasepsi :
-
Anamnesis
Riwayat Antenatal Care :
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di klinik bidan 1x.

Miksi dan defekasi: tidak ada keluhan

Riwayat imunisasi
Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) saat usia sekolah
Imunisasi TT sebelum menikah dan selama kehamilan
tidak ada.
Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : komposmentis Tanda tanda vital


Status gizi
Berat badan : 44 kg
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Tinggi badan : 151 cm
IMT : 19,29 kg/m2 Nadi : 88x/menit

Lila : 25 cm Pernapasan : 20 x/menit


Status Gizi : Normal Temperatur : 36,7 C
Pemeriksaan Fisik
Kepala/ Leher : Normocephale
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+)
Pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : Mukosa mulut basah, faring hiperemi (-), pembesaran
tonsil (-), stomatitis (-), perdarahan gusi (-)
Thorax
Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi ICS (-), pelebaran ICS (-)
Palpasi : Gerakan dada simetris, fremitus suara simetris
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi: vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V MCL sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan : ICS III PSL dekstra,
batas jantung kiri : ICS V MCL sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : cembung, kulit normal, striae (-)
Palpasi : Nyeri tekan hepar (-), nyeri tekan epigastrium (-),
hepatosplenomegali (-)
Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-), Asites (-)
Ekstremitas
Atas : oedem (-/-) akral hangat
Bawah : oedem (-/-) akral hangat
Status Obstetri

Status Lokalis
Inspeksi :
Abdomen : Membesar, striae gravidarum (-), linea
nigra (-), bekas operasi (-)
Palpasi :
TFU : 15 cm
His : Tidak ada
Auskultasi : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang

Parameter Hasil yang didapat Nilai normal

HBsAg Reaktif Non-reaktif


Diagnosis & Penatalaksanaan
Diagnosis :
G1P0A0 gravid 17-18 minggu + HBsAg positif

Penatalaksanaan :
Pengobatan Selama kehamilan
Pemberian preparat zat besi, asam folat, dan vitamin B complex
Edukasi :
Edukasi tentang infeksi yang di derita pasien.
Edukasi mengenai pencegahan penularan secara vertikal dari
ibu ke bayi khusunya saat persalinan dan saat baru lahir.
Edukasi mengenai kehamilan risiko tinggi dari segi usia pasien
ANALISA
KEDOKTERAN
KELUARGA
Identitas Keluarga

No I. Kepala Keluarga II. Pasangan


1 Nama Tn. S Ny. H

2. Umur 21 tahun 17 tahun

3. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

4. Status perkawinan Menikah Menikah

5. Agama Islam Islam

6. Suku bangsa Madura Madura

7. Pendidikan SD SMP
8. Pekerjaan Buruh IRT

9. Alamat lengkap Jalan Purwodadi RT. 44 Lempake


Status Fisik, Sosial, Ekonomi Keluarga dan Lingkungan

No Ekonomi Keluarga Keterangan

1 Luas tanah 6x8 meter


2 Luas Bangunan 4x6 meter
3 Pembagian ruangan Rumah adalah rumah sendiri, terdiri dari 1
lantai, kamar tidur, ruang tamu dan ruang
keluarga yang bergabung menjadi 1, 1
dapur, 1 kamar mandi

4 Besarnya daya listrik - (Listrik diambil dari Rumah kakak ipar


pasien)

5 Tingkat pendapatan keluarga :


a. Pengeluaran rata-rata/bulan
- Bahan makanan: beras, lauk/ikan, sayur, air Rp. 750.000,00
minum
- Diluar bahan makanan (listrik, air, dan lain- Rp.100.000,00
lain)
b. Penghasilan keluarga/bulan Tidak menentu ( Rp. 1.000.000)
No Perilaku Kesehatan
1 Pelayanan promotif/preventif Tidak ada
2 Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga lain Puskesmas

3 Pelayanan pengobatan Bidan dan puskesmas


4 Jaminan pemeliharaan kesehatan Tidak ada
No Pola Makan Keluarga
1 Pasien dan anggota keluarga Makan 3-4 kali sehari (pagi, siang, sore, dan malam). Nasi,
tahu, tempe, telur, sayur. Makanan diolah / dimasak sendiri.
Jarang membeli makanan di luar.

No Aktivitas Keluarga
1 Aktivitas fisik
a. Pasien Bangun pagi 05.00 WITA. Memasak. Aktivitas banyak di dalam
rumah dan istirahat. Terkadanga bermain di tempat kakak ipar
dan tetangga sekitar. Aktivitas keseharian mandiri dan tidak
pernah berolahraga.
b. Suami Bangun pagi jam 06.00 WITA. Berangkat kerja mulai pukul
08.00 WITA. Suami bekerja sebagai buruh serabutan. Suami
pasien jarang berolahraga

2 Aktivitas mental Seluruh anggota keluarga rutin melaksanakan shalat 5 waktu.


Penilaian Apgar keluarga
Hampir
Hampir Kadang
tidak
Kriteria Pernyataa Selalu Kadang
pernah
(2) (1) Keterangan :
(0)
Total skor 8-10
Adaptasi Saya puas dengan keluarga saya
= Fungsi keluarga sehat
karena masing-masing anggota
keluarga sudah menjalankan
Total skor 6-7
sesuai dengan seharusnya
= Fungsi keluarga kurang sehat
Kemitraan Saya puas dengan keluarga saya
karena dapat membantu Total skor 5
memberikan solusi terhadap = Fungsi keluarga sakit
permasalahan yang dihadapi
Pertumbuhan Saya puas dengan kebebasan yang Kesimpulan :
diberikan keluarga saya untuk Nilai skor keluarga ini adalah
mengembangkan kemampuan 10, artinya keluarga ini
yang saya miliki menunjukan fungsi keluarga
Kasih sayang Saya puas dengan kehangatan dan sehat.
kasih sayang yang diberikan
keluarga saya
Kebersamaan Saya puas dengan waktu yang
disediakan keluarga untuk
menjalin kebersamaan
Jumlah 10
Penilaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Keluarga
Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
1 Tidak merokok
Ada yang memiliki kebiasaan Tidak ada
merokok
2 Persalinan
Ibu hamil dan keluarga memiliki Iya oleh bidan praktek
akses pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan
3 Imunisasi
Apakah ibu hamil memiliki akses Iya di Posyandu dan Puskesmas
ke pelayanan kesehatan terdekat setempat
untuk imunisasi bayinya setelah
lahir?
4 Balita di timbang
Apakah balita ibu sering
ditimbang? Dimana?
5 Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota keluarga Rutin sarapan pagi
memiliki kebiasaan sarapan pagi?
Penilaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Keluarga
6 Dana sehat / Askes
Apakah anda ikut menjadi Belum memiliki jaminan
peserta jaminan kesehatan kesehatan di Samarinda
7 Cuci tangan
Apakah anggota keluarga Seluruh keluarga selalu
mempunyai kebiasaan mencuci tangan dengan air
mencuci tangan menggunakan dan sabun hingga bersih
sabun sebelum dan sesudah
buang air besar ?
8 Sikat gigi
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga
memiliki kebiasaan gosok gigi melakukan kebiasaan
menggunakan odol menggosok gigi pagi dan
malam sebelum tidur
dengan odol.
9 Aktivitas fisik/olahraga Seluruh anggota keluarga
Apakah anggota keluarga beraktifitas fisik sesuai
melakukan aktivitas fisik atau dengan pekerjaannya,
olah raga teratur namun jarang berolahraga.
B. Lingkungan Sehat
1 Jamban
Apakah dirumah tersedia Pasien menggunakan
jamban dan seluruh keluarga jamban di rumah kakak ipar
menggunakannya yang berada di depan
rumahnya
2 Air bersih dan bebas jentik
Apakah dirumah tersedia air Rumah memiliki 1 drum
bersih dengan tempat/tendon penampungan air yang
air tidak ada jentik ? bebas jentik
3 Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia Di rumah tersedia tempat
tempat sampah? Dan di sampah namun lingkungan
lingkungan sekitar rumah tidak sekitar rumah tampak
ada sampah berserakan? adanya sampah berserakan

4 SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL Tidak ada
disekitar rumah
5 Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara
didalam rumah
6 Kepadatan Luas rumah 24 m2,
Apakah ada kesesuaian rumah masing-masing orang
dengan jumlah anggota mempunyai ruang sebesar
keluarga? 12 m2 (minimal 3.5
m2/orang)

7 Lantai Seluruh lantai rumah


Apakah lantai bukan dari adalah kayu.
tanah?

C. Indikator tambahan
1 ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
bulan hanya mendapat ASI
saja sejak lahir sampai 6bulan

2 Konsumsi buah dan sayur


Apakah dalam 1 minggu Keluarga mengkonsumsi
terakhir anggota keluarga buah dan sayur dalam 1
mengkonsumsi buah dan minggu terakhir
sayur?

Jumlah 11 7
Resume Faktor Risiko Lingkungan Keluarga

Faktor Risiko

Rumah:
Sanitasi lingkungan kurang bersih, kamar mandi terbuka (tidak tertutup
atap), tidak ada WC, dapur cukup bersih.
Fisik
Tidak terdapat tempat tidur (kasur), hanya terdapat bantal dan guling serta
alas tidur (selimut).
Ventilasi cukup dan pertukaran udara cukup baik.

Pasien sering berkontak dengan tetangga dan keluarga. Tidak ada tetangga
maupun keluarga yang menderita sakit kuning
Biologi Pasien saat usia awal kehamilan mengalami hiperemesis gravidarum yang
dimana asupan nutrisi sang pasien berkurang mengakibatkan daya tahan
tubuh pasien juga berkurang sehingga rentan terkena infeksi
Usia pasien yang masih belia, yaitu 17 tahun
Tidak memiliki jaminan kesehatan di Samarinda. Pasien
memiliki kartu jaminan kesehatan namun hanya berlaku di
Psiko-
Madura. Pasien baru pindah ke Samarinda dua bulan yang lalu.
sosio-
Pendapatan keluarga cukup untuk biaya pangan, sandang dan
ekonomi
papan.
Suami pasien tidak memiliki pekerjaan tetap
Pasien tidak pernah melakukan pemeriksaan sebelum
kehamilan.
Perilaku Pasien baru memeriksakan dirinya 1x ke bidan praktek
Kesehatan Pengetahuan tentang infeksi saat kehamilan masih kurang.
Tidak pernah berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah
kesehatan yang di alaminya

Prioritas untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan.


Gaya hidup Jarang berolahraga .
Pasien rutin sarapan pagi dan mengkonsumsi sayur.
Diagnosis Keluarga (Resume
masalah kesehatan)

Status Kesehatan dan Faktor Risiko (individu, keluarga dan


komunitas)
Pengetahuan pasien dan keluarga mengenai faktor-faktor
risiko infeksi virus hepatitis masih kurang.
Usia pasien yang masih belia, yaitu berusia 17 tahun
Pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang komplikasi
kehamilan dengan infeksi hepatitis B masih kurang.
Pasien baru 1x berobat ke bidan untuk memeriksakan
kehamilannya dan masalah kesehatan lainnya.
Diagnosis Keluarga (Resume
masalah kesehatan)

Status Upaya Kesehatan (Individu, keluarga dan


komunitas)
Pendapatan keluarga untuk prioritas pemenuhan sandang,
pangan, papan.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan di praktik bidan swasta
dengan menggunakan dana pribadi.
Keluarga lain hanya akan berobat jika ada keluhan.
Pasien tidak memiliki jaminan kesehatan.
Belum pernah berkonsultasi dengan dokter mengenai
penyakit yang di alami pasien.
Diagnosis Keluarga (Resume
masalah kesehatan)

Status Lingkungan
Rumah tempat tinggal cukup sehat, masuk ke dalam
kategori Sehat III.
Ukuran luas rumah cukup memadai untuk menampung
anggota keluarga, ventilasi sudah cukup baik.
Tidak terdapat jamban (WC) di rumah sendiri, pasien
menumpang WC di rumah kakak ipar-nya
Hubungan dengan tetangga cukup baik, keluarga saling
mengenal dengan tetangga.
Diagnosis Keluarga

Sebuah keluarga Ny. H terdiri dari 1 orang anggota keluarga inti.


Keluarga ini mempunyai kesadaran PHBS yang cukup dan fungsi
keluarga yang sehat. Namun pengetahuan keluarga mengenai kesehatan
masih kurang sehingga usaha promotif dan preventif untuk mencegah
risiko tertular penyakit infeksi virus hepatitis B tidak berjalan. Pasien
juga termasuk dalam kategori kehamilan risiko tinggi karena usia yang
masih mudah, yaitu 17 tahun. Selain itu kesadaran untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan di dokter masih kurang.
Masalah Yang Dihadapi dan Rencana Pembinaan Keluarga
Masalah Yang Dihadapi dan Rencana Pembinaan Keluarga
Masalah Yang Dihadapi dan Rencana Pembinaan Keluarga
SKORING KEMAMPUAN PENYELESAIAN
MASALAH DALAM KELUARGA
Keterangan :
Skor 1 = tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi
Skor 2 = keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, hanya ada keinginan;
penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider
Skor 3 = keluarga mau melakukan namun perlu pengendalian sumber yang
belum dimanfaatkan; penyelesaian masalah dilakukan sebagian oleh provider.
Skor 4 = keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya; masih tergantung
pada upaya provider
Skor 5 = dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga
PEMBAHASAN
Pembahasan
Pada pasien Ny. Halimah ini didapatkan kehamilan dengan
infeksi hepatitis B.

Infeksi virus hepatitis B timbul masalah; pada kehamilan,


persalinan, maupun pada bayi yang dilahirkan, yang nantinya
dapat menjadi pengidap hepatitis kronis

Pada saat kehamilan infeksi virus ini sering menimbulkan


penyulit diantaranya yaitu abortus, partus prematur, dan
Intrauterine deaths.

(Cunningham, et al., 2010; Manuaba, et al, 2007)


Pembahasan
Infeksi hepatitis B dalam kehamilan tidak bersifat teratogenik
tetapi memiliki risiko transmisi vertikal, kelahiran prematur
dan BBLR

90 % wanita hamil dengan HbsAg positif dan HbeAg


positif dapat menularkan virus secara vertikal kepada
janinnya dengan insiden 10 % pada trimester I dan 80-90
% pada trimester III.

Faktor predisposisi terjadinya transmisi vertikal adalah titer


DNA VHB yang tinggi, terjadinya infeksi akut pada trimester
III, dan pada partus memanjang yaitu lebih dari 9 jam

(Navabakhsh, et.al, 2011; Monintja, 2005)


Pembahasan
Pasien ini dapat melakukan persalinan secara
normal

Suatu penelitian : kelahiran spontan vaginam,


ekstraksi vakum atau forseps, dan Caesar pada ibu
hamil dengan HBsAg (+). Dengan total 301 bayi
dari ibu HBsAg(+) yang menerima HBIG pada
saat kelahiran dan vaksin hepatitis B segera
setelah lahir. Tidak ada perbedaan dalam tingkat
HBsAg positif saat lahir antara 3 kelompok:
8,1%, 7,7%, dan 9,7% bayi, masing-masing

(Yang, et al, 2008)


Pembahasan

Transmisi secara vertikal penyebab terjadinya


infeksi perinatal (berkaitan dengan angka
kronisitas yang sangat tinggi).

>40 % individu yang menderita infeksi kronis


virus hepatitis B / 600.000 individu di seluruh
dunia meninggal tiap tahunnya karena gangguan
hati, sirosis dan HCC

(Benson, 2009)
Pembahasan

Pencegahan penularan VHB :


- melakukan aktifitas seksual yang aman,
Untuk
- tidak mencegah transmisi
menggunakan vertikal
bersama penularan
obat-obatan yangVHB dari ibu ke
bayi, dianjurkan untuk
mempergunakan : memberikan
alat seperti HBIg vaksinasi
jarum, siringe, VHB
filter, spons, air dan
tourniquet,
- tidak memakai bersama alat-alat yang bisa terkontaminasi
darah
- memakai pengaman waktu kerja kontak dengan darah, dan
- melakukan vaksinasi

(Prawiroharjo, 2009)
Pembahasan
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui
replikasi virus hepatitis B

Konsultasi ke dr. SpOG untuk pemeriksaan, terapi dan penanganan


lebih lanjut untuk kehamilan selanjutnya

Skrining anggota keluarga lainnya

Disarankan untuk mempertahankan daya tahan tubuh serta


kebersihan baik diri serta lingkungan
Pembahasan
Pasien tidak memiliki jaminan kesehatan di Samarinda.

Sebaiknya pasien dapat mengurus surat pindah dan memiliki


jaminan kesehatan; karena butuh biaya cukup mahal untuk
pemeriksaan hepatitis B dan imunisasi HBIg dan vaksin VHB

Jaminan kesehatan merupakan upaya pemerintah untuk


mengurangi risiko masyarakat menanggung biaya kesehatan
dari kantong sendiri out of pocket, dalam jumlah yang sulit
diprediksi dan kadang-kadang memerlukan biaya yang sangat
besar.

(KEMENKES RI, 2015)


Pembahasan

Usia pasien : 17 tahun kehamilan risiko tinggi

Persalinan pada ibu di bawah usia 20 tahun memiliki


kontribusi dalam tingginya angka kematian neonatal, bayi,
dan balita.

Disarankan pasien rutin kontrol kehamilan; proses


persalinan sebaiknya dilakukan di Rumah Sakit

(SDKI, 2012)
Pembahasan
Yang terpenting dalam pelayanan dokter keluarga : dilakukan
tindakan promotif & preventif (masa pranikah, kehamilan,
persalinan, hingga pasca persalinan).

Untuk pranikah disarankan untuk melakukan berbagai tes


kesehatan,
(1) golongan darah dan rhesus,
(2) TORCH,
(3) tes hepatitis B dan HIV, dan
(4) tes kesuburan.
(5) Pemberian vaksinasi TT, MMR dan HPV

(Kusmiyati, et al, 2008)


Pembahasan
Peran suami dan keluarga sangat besar bagi
pasien

Perilaku kesehatan seseorang ditentukan


oleh dukungan masyarakat atau komunitas
sekitarnya. Sehingga orang yang tinggal di
lingkungan dengan pola hidup tidak sehat
akan cenderung tidak perduli dengan
pencegahan penyakit atau pemeriksaan
kesehatan secara teratur
(Notoatmodjo, 2007)
Pembahasan
Intervensi yang dapat dilakukan oleh tenanga
kesehatan : segala sesuatu yang dirancang untuk
membantu pasien/klien sesuai kebutuhan dan
diagnosis pasien.

Intervensi ini dapat dilakukan mandiri oleh bidan


atau dengan kolaborasi pihak lain seperti
puskesmas, dokter, promkes, sanitasi, ataupun
ahli gizi

(Syafrudin & Hamidah, 2009).


LAMPIRAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai