Anda di halaman 1dari 30

Kortikosteroid Topikal

Kortiokosteroid Adrenal
Efek
Kortisol:
merangsang proses glukoneogenesis (pembentukan karbohidrat dari beberapa
protein dan zat lain) oleh hati
penurunan pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh
pengurangan protein sel di seluruh tubuh kecuali protein hati
mobilisasi asam lemak
efek anti inflamasi
Aldosterone
mempengaruhi keseimbangan elektrolit (mineral) cairan ekstraselular,
terutama natrium dan kalium
Kortikosteroid Topikal
Pemilihan KST pada Orang Dewasa

Prinsip Umum:
Perhatikan penderita secara keseluruhan, somatik dan psikis
Berikan kesempatan pada alam untuk menyembuhkan penyakit tersebut,
obat yang diberikan bertujuan membantu penyembuhan oleh alam.
Segi fisiologi, patologi, biokimia dan anatomi kulit perlu diperhatikan
Kuasai materi medika.
Perhatikan farmasi dan farmakologi obat-obatan, misalnya sinergisme,
efek samping dan toksisitas obat.
Terapi yang baik adalah terapi kausal.
Berikan obat sesederhana mungkin, untuk mencegah hal yang tidak
diinginkan.
Individualisasi.
Perhatikan segi ekonomi penderita
Prinsip Khusus
Pemilihan vehikulum tergantung pada
Stadium/gambaran klinis penyakit
obat topikal yang diberikan diubah sesuai dengan perjalanan penyakitnya
pada stadium akut (eritem/edem/basah) kompres beri krim, bedak kocok, bedak pasta.
stadium kronik/kering beri salep.
Distribusi dan lokalisasi penyakit
Efek yang diinginkan
Makin akut/produktif penyakit kulitnya, makin rendah konsentrasi
bahan aktif yang digunakan.
Beri penjelasan kepada penderita mengenai cara pemakaian obat dan
cara membersihkannya.
Hindarkan pemberian obat topikal yang bersifat sensitizer: misalnya
mengandung penisilin, sulfa dan antihistamin.
Batasi jumlah obat yang tidak stabil/tidak dapat disimpan lama
Penggolongan
Potensi Nama Dagang Nama Generik
Sangat kuat Diprolene ointment 0,05 % Bethametasone dipropionat
Temovate ointment 0,05 % Klobetasone propionat
Kuat Elocon ointment 0,1 % Mometasone furoate
Agak kuat Cutivate ointment 0,05 % Flutikason propionat
Sedang Elocon Cream/lotion 0,1 % Mometasone furoate
Kenalog ointment 0,1 % Triamsinolon asetonide
Lemah Dermatop cream 0,1 % prednicarbate
Lebih lemah Kenalog cream/lotion 0,025% Triamsinolon asetonid
Synalar cream 0,1 % Fluocinolon asetonide
Paling lemah Hidrokortison,
Dexamethason,
Prednisolon,
Metilprednisolon
Efek Kortikosteroid Topikal

Vasokonstriksi
KST akan mengakibatkan kapiler-kapiler mengecil di lapisan dermis
superfisial sehingga eritem berkurang.
Anti proliferasi
KST akan mengurangi mitosis dan proliferasi seluler.
Anti inflamasi
Efek anti peradangan pada lekosit, PMN dan monosit
Efek Samping dan Kontraindikasi
Lokal:
Atrofi dermal
Rosacea
Perioral dermatitis
Purpura
Tinea inkognito
Steroid akne
Teleangiektasis
Hipertrikosis
Sistemik:
Cushingoid: melalui supresi axis pituitary-adrenal
Penyakit berdasarkan kepekaan dikategorikan dalam 3 bentuk:

1.Kepekaan tinggi
2.Kepekaan sedang
3.Kepekaan rendah
Respon dermatitis pada korticosteroid topikal

High responsive Moderate resposive Least resposive


Psoriasis (intertriginous) Psoriasis(body) Palmoplantar psoriasis
Atopic dermatitis(children) Atopic dermatitis(adult) Psoriasisof nail
Seborrheic dermatitis Nummular eczema Dyshidrotic eczema
Intertrigo Primary irritant dermatitis Lupus erythematosus
Papular urticaria Pemphigus
Parapsoriasis Lichen planus
Lichen simplex chronicus Glanuloma annulare
Necrobiosis lipoidica
diabeticorum
Sarcoidosis
Allergic contact
dermatitis,acute phase
insect bite
Penetrasi kortikosteroid Topikal

Ketebalan stratum korneum


Kepadatan folikel rambut
Vaskularisasi ke area tersebut
Lokasi penetrasi tertinggi terendah:
selaput lendir
Skrotum
kelopak mata
Muka
Dada
Punggung
Lengan
tungkai atas
tungkai bawah
telapak tangan
telapak kaki
Kuku
Cara Pemilihan

Muka, aksilla, inguinal atau daerah intertriginosa, sebaiknya dipakai


KST dengan kekuatan lemah sampai medium (intermediet).
Telapak kaki, telapak tangan sebaiknya memakai yang kuat (potent).
Skrotum, kulit pada kelopak mata, sebaiknya dipakai yang lemah.
Sediaan
Untuk pemakaian harus diperhatikan bentuk sediaannya, apakah salep,
krim, gel, losion atau secara oklusif, sebagai contoh pada daerah yang
berambut sebaiknya dipakai jenis losion
Petunjuk ringkas:
Lesi pada muka / lipatan : Krim kortikosteroid lemah
Lesi luas dengan gejala minimal : Krim kortikosteroid lemah
Lesi basah : krim kortikosteroid sedang
Lesi di daerah berambut (tertutup): gel kortikosteroid dengan pelarut
alkohol
Lesi di daerah berambut (terbuka): gel kortikosteroid bebas alkohol
Lesi dengan infeksi sekunder : Berikan kompres antibiotik selama 5 hari
sebelum pemakaian KST
Lesi tebal dan kering : Salep KST potensi sedang-kuat dikombinasikan
dengan zat keratolitik
Gigitan serangga : Salep kortikosteroid lalu ditutup dengan
pembalut tekan (memperkuat efek vasokonstriksi)
Lesi intraoral : Kortikosteroid sediaan orabase
Cara Aplikasi

Pada umumnya dianjurkan pemakaian salep 2-3/hari sampai


penyakit tersebut sembuh
Gejala takifilaksis perlu dipertimbangkan yaitu menurunnya respon
kulit terhadap glukokortikoid karena pemberian obat yang
berulang-ulang, berupa toleransi akut yang berarti efek
vasokonstriksinya akan menghilang, setelah beberapa hari efek
vasokonstriksi akan timbul kembali dan akan menghilang lagi bila
pengolesan obat tetap dilanjutkan
Jumlah Obat yang Dipakai

Jumlah obat topikal yang diperlukan untuk sekali aplikasi


merupakan faktor yang penting.
Jumlah obat yang dibutuhkan untuk suatu daerah tertentu dapat
dihitung yaitu:
1 gram krim dapat menutup 1010 cm2 kulit kepala
wajah atau tangan memerlukan kira-kira 2 gram
satu lengan 3 gram
satu tungkai 4 gram
seluruh tubuh 12 - 26 gram atau lebih
Lama Pemakaian

Lamanya pemakaian KST sebaiknya tidak lebih dari 4-6 minggu untuk
steroid potensi lemah dan tidak lebih dari 2 minggu untuk potensi
kuat
Pemilihan KST pada Anak

Indikasi
dermatosis dengan dasar peradangan dan proliferasi sel-sel
epidermis.

Kontraindikasi
infeksi primer oleh bakteri, virus dan jamur serta pada daerah yang
mengalami ulserasi
Memilih Potensi
Bayi dan anak-anak KST lemah
Bayi 0,5%
Anak-anak 1 - 2,5%
KST kuat:
Waktu relatif singkat dengan dosis minimal
Atau
Digunakan kortikosteroid berselang-seling dengan krim yang netral
Setelah lesi ada perbaikan diganti dengan kotikosteroid yang lemah diikuti
dengan pemakaian emolien
Tujuan: menghindari rebound phenomen dan efek samping baik lokal
maupun sistemik.
Penggunaan kortikosteroid golongan lemah tidak dianjurkan lebih dari
4-6 minggu, sedangkan golongan kuat tidak lebih dari 2 minggu
Lokasi Anatomi dan Luas Lesi

Terdapat variasi pada lokasi regional tubuh dalam kemampuan


absorbsi melalui kulit untuk setiap obat yang dioleskan
Penggunaan KST pada Dermatosis

Dermatitis Seboroik
Ringan emolien yang diurut/ditekan-tekan di kulit kepala atau muka
Berat gunakan sampo bayi untuk keramas dilanjutkan dengan pengolesan
larutan hidrokortison 1%
Anak yang lebih besar, dapat diberikan juga sampo yang mengandung asam
salisilat
Lesi pada kulit krim kortikosteroid lemah seperti Triamsinolon, dioleskan
3x sehari selama 1-2 minggu
Dermatitis Numularis
Ringan kortikosteroid topikal lemah
Berat kortikosteroid topikal potensi kuat disertai kortikosteroid sistemik
Pitiriasis Alba
pemberian kortikosteropid salep topikal potensi lemah, biasanya
hdrokortison 1% disertai aplikasi tabir surya saat keluar rumah
Gigitan Serangga
pemberian krim kortikosteroid potensi tinggi ditambah antihistamin.
kortikosteroid sistemik dapat diberikan pada keadaan berat
Dermatitis diapers
Prinsip pengobatan penyakit ini yaitu dengan membersihkan kulit paha dan
bokong sebaik mungkin serta kausatif sesuai gejala penyakit
Kulit dibersihkan, dikeringkan lalu diolesi krim kortikosteroid Hidrokortison
1%, 3x sehari
Bila diduga ada infeksi bakteri, diberikan antibiotik topikal (gentamycin)
Jika disangka ada infeksi jamur diberikan nistatin topikal
Efek Samping pada Anak

Efek Samping Lokal


Teleangiektasis, striae, atrofi
penyembuhan luka dapat menjadi terhambat
perioral dermatitis
Akne
hipertrikosis
Pemakaian di daerah mata katarak sekunder akibat kortikosteroid.
Infeksi kulitdapat timbul penyamaran gejala serta memperluas infeksi
yang timbul
scabies dan jamur scabies atau tinea incognito.
vehikulum dapat menyebakan alergi pada pasien tertentu (Dermatitis
kontak alergika)
Zat vehikulum yang paling sering menimbulkan alergi adalah propilen glikol,
setosteril alkohol serta metil paraben

Anda mungkin juga menyukai