Anda di halaman 1dari 100

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

Oleh :
Aning Noer Rizkie F 111 16 028
Ayu Amaliah Porotuo F 111 16 152
Kartika Sulaiman F 111 16 025
Rizky Ananda F 111 16 235
Siti Sarah F 111 16 020
KAYU
KADAR AIR DAN SUSUT KAYU
(SNI 03-6850-2002 & SNI 03-6843-2002)
Pengujian ini dimaksudkan untuk
Maksud menentukan kadar air dan penyusutan
kayu pada kondisi kayu tertentu.

Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai


Tujuan kadar air serta parameter lain seperti nilai
penyusutan kayu pada kondisi tertentu.
Istilah dan Definisi
Kadar air kayu (Moisture Content)adalah kandungan air yang
terdapat dalam kayu, yang dinyatakan dalam persen.Kadar air dapat
ditentukan pada kondisi kayu kering mutlak (oven), kering udara,
basah dan jenuh air.

Susut kayu (Shrinkage) adalah perubahan dimensi kayu pada arah


longitudinal, radial dan tangensial akibat perubahan kadar air.
Penyusutan atau pengembangan kayu dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya nilai kadar air, karena kayu bersifat higroskopik, yaitu
dapat menyerap atau melepaskan air bergantung kondisi
kelembaban.
Untuk mengukur susut kayu dapat dengan
menggunakan persamaan berikut:
Keterangan:
Sku = Susut contoh (%)
= x100% U = Ukuran contoh (mm).
Uko = Ukuran kond. kering oven, (mm).

Sedangkan untuk mengukur kadar air dapat


dengan menggunakan persamaan berikut :
Keterangan:
M = Kadar air contoh (%),
M= x100% W = Berat contoh (gr)

Wko = Berat contoh kondisi kering oven (gr).
Neraca Ohaus
Ember

Peralatan

Jangka Sorong
Oven
Benda Uji
Jenis : Kayu Kumea
Benda uji berukuran :
R x T x L ( 50 mm x 50 mm x 20 mm)
Tabel Hasil Perhitungan
-Susut Kayu-
Jenis Material : Kayu Kumea ARAH RADIAL
Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5
Ukuran sampel, (mm) RS 5,175 5,165 5,140 5,235 5,230
Ukuran kering oven, (mm) Rk0 5,100 5,400 5,070 4,950 5,100
Ukuran kering udara, (mm) Rku 5,400 5,075 5,010 5,025 5,100
Ukuran jenuh air, (mm) Rja 5,950 5,130 5,178 5,178 5,245
R -R 1,471 -4,352 1,381 5,758 2,549
Susut sampel Ss = s k0 x 100%
Rk0 2,789
Susut kering R -R 5,882 -6,019 -1,183 1,515 0,000
Sku = ku k0 x 100%
udara Rk0 2,466
Rja - Rk0 16,667 -5,000 2,120 4,596 2,843
Susut jenuh air Sja = x 100%
Rk0 6,557
Jenis Material : Kayu Kumea ARAH TANGENSIAL
Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5
Ukuran sampel, TS (mm) 5,145 5,175 5,180 5,240 5,295
Tk0
Ukuran kering oven, 4,950 5,400 5,220 5,025 5,175
(mm)
Tku
Ukuran kering udara, 4,970 5,100 5,000 5,040 5,100
(mm)
Ukuran jenuh Tja
5,950 5,130 5,178 5,178 5,245
air, (mm)
Ts - Tk0 3,939 -4,167
-0,766 4,279 2,319
Susut sampel Ss = x 100%
Tk0 3,512
Susut kering T -T 0,404 -5,556 -4,215 0,299 -1,449
Sku = ku k0 x 100%
udara Tk0 0,351
T -T 20,202 -5,000 -0,814 3,035 1,353
Susut jenuh air Sja = ja k0 x 100%
Tk0 8,197
Jenis Material : Kayu Kumea ARAH LONGITUDINAL
Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5
Ukuran sampel, LS (mm) 2,230 2,305 2,150 2,140 2,185
Ukuran kering Lk0
2,200 2,300 2,125 2,119 2,181
oven, (mm)
Ukuran kering Lku
2,215 2,258 2,130 2,120 2,184
udara, (mm)
Ukuran jenuh air, Lja (mm) 2,225 2,250 2,145 2,124 2,190
Ls - Lk0 1,364 0,217 1,176 1,003 0,172
Susut sampel Ss = x 100%
Lk0 0,473
Susut kering Sku Lku - Lk0 0,682 -1,848 0,235 0,059 0,126
x 100%
udara = Lk0 0,276
Sja Lja - Lk0 1,136 -2,174 0,941 0,248 0,401
Susut jenuh air x 100%
= Lk0 0,682
Tabel Hasil Perhitungan
-Kadar Air Kayu-
Jenis Material : Kayu Kumea
Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5
Berat sampel, WS (gr) 41,000 23,250 41,250 38,700 22,700
Berat kering oven, Wk0 (gr) 35,350 20,700 35,000 32,100 19,400
Berat kering udara, Wku (gr) 37,200 21,480 36,900 33,900 20,060
Berat jenuh air, Wja (gr) 47,800 37,490 45,900 41,800 37,660
Ws - Wk0 15,983 12,319 17,857 20,561 17,010
Kadar air sampel Ss = x 100%
Wk0 16,746
Wku -
Kadar air kering Sku 5,233 3,768 5,429 5,607 3,402
Wk0 x 100%
udara =
Wk0 4,688
Wja - Wk0 35,219 81,111 31,143 30,218 94,124
Kadar jenuh air Sja = x 100%
Wk0 54,363
Kesimpulan
Nilai rata-rata susut kayu (s)
a. Arah radial
Nilai rata-rata kadar air (w) Kondisi sampel : 2,79%
Kondisi sampel = 16,75 % kondisi kering udara : 2,12%
Kondisi kering udara = 4,69 % Kondisi jenuh air : 5,11 %.
Kondisi jenuh air = 54,36 %. b. Arah Tangensial
Kondisi sampel : 3,13 %.
kondisi kering udara : 1,50%
Kondisi jenuh air : 3,40 %
c. Arah Longitudinal
Kondisi sampel : 1,07&
kondisi kering udara : 0,60%
Kondisi jenuh air : 1,84%
KERAPATAN DAN BERAT JENIS KAYU
(SNI ISO 9427:2008 & SNI 03-6844-2002)
Pengujian ini dimaksudkan untuk
Maksud menentukan kerapatan dan berat jenis kayu
pada kondisi kayu tertentu.

Pengujian bertujuan untuk mendapatkan


nilai berat jenis kayu serta parameter lain
Tujuan
seperti nilai kerapatan kayu pada kondisi
tertentu.
Istilah dan Definisi
Kerapatan (Density) adalah perbandingan antara berat
dengan volume contoh kayu, diukur pada kondisi kadar air
tertentu. Kerapatan kayu secara umum dinyatakan dalam satuan
gram/cm3 atau kg/cm3. Berat jenis kayu (Specific Grafity) adalah
perbandingan antara berat kayu dengan volume kayu pada
kondisi kelengasan kayu kering udara. Dari hasil pemeriksaan
kerapatan kayu pada kondisi kering udara dapat ditentukan
Kelas Kuat suatu jenis kayu.
Kerapatan kayu dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
Keterangan:
= Kerapatan (gr/cm3)
= x 103 W = Berat (gr)
V = Volume (mm3)

Sedangkan berat jenis kayu dapat dihitung


dengan persamaan berikut :
Keterangan:
= x 103 GS = Specific gravity/berat jenis (gr/mm3)
(1 + ) W = Berat sampel (gr)
V = Volume sampel (mm3).
M = Kadar air sampel
Tabel Kelas Kuat Kayu

Kerapatan Kokoh
Kokoh Tekan
Kelas Kering Lentur MOE
Mutlak Berat Jenis
Kuat Udara Mutlak (kg/cm2)
(Kg/cm)
(gr/cm3) (Kg/cm)
I 0,90 >1100 650 >0,90 >180
II 0,90 0,60 1100725 650 425 0,90-0,60 180-155
III 0,60 0,40 725 500 425 300 0,60-0,40 155-125
IV 0,40 0,30 500 360 300 215 0,40-0,20 125-95
<0,20 <95
Neraca Ohaus
Ember

Peralatan

Jangka Sorong
Oven
Benda Uji
Jenis : Kayu Kumea
Benda uji berukuran :
R x T x L ( 50 mm x 50 mm x 20 mm)
Tabel Hasil Perhitungan
-Kerapatan Kayu-
Jenis Material : Kayu Kumea KONDISI SAMPEL
Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5

Berat sampel, WS (gr) 41,000 23,250 41,250 38,700 22,700


Panjang
Rs (mm) 5,175 5,165 5,140 5,235 5,230
sampel,
Lebar sampel, Ts (mm) 5,145 5,175 5,180 5,240 5,295

Tebal sampel, Ls (mm) 2,230 2,305 2,150 2,140 2,185

Ws 0,691 0,377 0,721 0,659 0,375


Kerapatan
s = x 1000
sampel Vs 0,565
Jenis Material : Kayu Kumea KONDISI KERING OVEN

Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5

Berat sampel, Wko (gr) 35,350 20,700 41,250 32,100 19,400


Panjang Rk0
5,100 5,400 5,070 4,950 5,100
sampel, (mm)
Tko
Lebar sampel, 4,950 5,400 5,220 5,025 5,175
(mm)
Lko
Tebal sampel, 2,200 2,300 2,163 2,119 2,181
(mm)
Wko 0,636 0,309 0,721 0,609 0,337
Kerapatan ko
x 1000
sampel = Vko 0,522
Jenis Material : Kayu Kumea KONDISI KERING UDARA

Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5

Berat sampel, Wku (gr) 37,200 21,480 36,900 33,900 20,060


Rku
Panjang sampel, 5,400 5,075 5,010 5,025 5,100
(mm)
Tku
Lebar sampel, 4,970 5,100 5,000 5,040 5,100
(mm)
Lku
Tebal sampel, 2,190 2,258 2,118 2,100 2,130
(mm)
Wku 0,633 0,368 0,696 0,637 0,362
Kerapatan ku
x 1000
sampel = V 0,539
ku
Jenis Material : Kayu Kumea KONDISI JENUH AIR

Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5

Berat sampel, Wja (gr) 47,800 37,490 45,900 41,800 37,660

Panjang sampel, Rja (mm) 5,950 5,130 5,178 5,178 5,245

Lebar sampel, Tja (mm) 5,950 5,130 5,178 5,178 5,245

Tebal sampel, Lja (mm) 2,176 2,250 2,139 2,116 2,135

Wja 0,620 0,633 0,801 0,737 0,641


Kerapatan
ja = x 1000
sampel Vja 0,686
Tabel Hasil Perhitungan
-Berat Jenis Kayu-
Jenis Material : Kayu Kumea KONDISI SAMPEL
Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5

Berat sampel, WS (gr) 41,000 23,250 41,250 38,700 22,700

Panjang sampel, Rs (mm) 5,175 5,165 5,140 5,235 5,230

Lebar sampel, Ts (mm) 5,145 5,175 5,180 5,240 5,295

Tebal sampel, Ls (mm) 2,230 2,305 2,150 2,140 2,185

Ws 0,591 0,377 0,721 0,659 0,375


Berat jenis
Gs = x 1000
sampel
VS(1+MS) 0,545
Jenis Material : Kayu Kumea KONDISI KERING OVEN

Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5

Berat sampel, Wko (gr) 35,350 20,700 41,250 32,100 19,400

Panjang sampel, Rk0 (mm) 5,100 5,400 5,070 4,950 5,100

Lebar sampel, Tko (mm) 4,950 5,400 5,220 5,025 5,175

Tebal sampel, Lko (mm) 2,200 2,300 2,163 2,119 2,181

Wko 0,636 0,309 0,721 0,609 0,337


Berat jenis Gko
x 1000
sampel = V (1+M ) 0,522
ko ko
Jenis Material : Kayu Kumea KONDISI KERING UDARA

Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5

Berat sampel, Wku (gr) 37,200 21,480 36,900 33,900 20,060


Panjang Rku
5,400 5,075 5,010 5,025 5,100
sampel, (mm)
Tku
Lebar sampel, 4,970 5,100 5,000 5,040 5,100
(mm)
Lku
Tebal sampel, 2,190 2,258 2,118 2,100 2,130
(mm)
Wku 0,629 0,368 0,696 0,637 0,362
Berat jenis Gku
x 1000
sampel =
Vku(1+Mku) 0,538
Jenis Material : Kayu Kumea KONDISI JENUH AIR

Nomor Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
1 2 3 4 5

Berat sampel, Wja (gr) 47,800 37,490 45,900 41,800 37,660


Panjang
Rja (mm) 5,950 5,130 5,178 5,178 5,245
sampel,
Lebar sampel, Tja (mm) 5,950 5,130 5,178 5,178 5,245

Tebal sampel, Lja (mm) 2,176 2,250 2,139 2,116 2,135

Wja 0,620 0,633 0,801 0,737 0,641


Berat jenis
Gja = x 1000
sampel
Vja(1+Mja) 0,686
Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan perhitungan dari lima buah
benda uji (kayu) dapat diperoleh:
a. Nilai rata-rata kerapatan kayu adalah sebagai berikut :
Kondisi sampel rata rata adalah 0,57 gr/cm3
Kondisi kering oven rata-rata adalah 0,52 gr/cm3
Kondisi kering udara rata-rata adalah 0,54 gr/cm3
Kondisi jenuh air rata-rata adalah 0,69 gr/cm3
b. Nilai rata-rata berat jenis kayu adalah sebagai berikut :
Kondisi sampel rata rata adalah 0,54 gr/cm3
Kondisi kering oven rata-rata adalah 0,52 gr/cm3
Kondisi kering udara rata-rata adalah 0,54 gr/cm3
Kondisi jenuh air rata-rata adalah 0,69 gr/cm3
PEMERIKSAAN KUAT TEKAN KAYU
(SNI 03-3958-1995)
Tujuan metode pengujian ini adalah
untuk memperoleh nilai kuat tekan
Maksud kayu pada kondisi sejajar serat dan
tegak lurus serat.
Dasar Teori
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode pengujian ini :
Kuat tekan kayu bangunan struktural adalah gaya tekan per satuan luas
bidang tekan.
Kuat tekan sejajar serat adalah tegangan maksimum yang bekerja dengan
beban yang sejajar serat.
Kuat tekan tegak lurus seratadalah tegangan maksimum yang bekerja
dengan beban yang tegak lurus serat.
Benda uji bebas cacat adalah benda uji kayu yang bebas dari mata kayu,
gubal, retak, lubang, jamur, rapuh dan tidak memuntir.
Newton adalah satuan menurut Sistem Internasional (SI) untuk gaya
ekivalen dengan 0,1 kgf dan ditulis dengan notasi N.
Mega pascal adalah 106 pascal ekivalen dengan 10 kgf/cm2 dan ditulis
dengan notasi MPa.
Kayu kering udara adalah kayu dengan kondisi kadar air yang telah
mencapai keseimbangan yang bergantung pada suhu dan kelembaban
udara, dicapai melalui pengeringan alami hingga beratnya relatif konstan.
Gubal adalah kayu yang lunak antara kulit dan teras, biasanya berwana
terang.
Teras adalah bagian kayu yang keras.
Timbangan digital

Mesin Uji Kuat


Peralatan Tekan Sejajar Serat

Oven Jangka Sorong


Benda Uji
Jenis : Kayu Kumea
Benda uji harus memenuhi ketentuan :
Ukuran benda uji seperti gambar di bawah adalah 50 mm x 50
mm x 200 mm
Ketelitian ukuran benda uji 0,25mm.
Kadar air kayu maksimum 20%
Tabel Hasil Perhitungan

Jenis Material : Kayu Kumea

No. Ukuran Kayu Beban Kuat Tekan


Keterangan
Kode b (mm) h (mm) maks. P (N) (MPa)

1 50,0 50,5 60000 23,76

2 51,0 51,0 60000 23,07

Kuat Tekan // (Rata-rata) 23,42


Kesimpulan
Dari pengujian dan perhitungan dengan menggunakan
masing - masing dua sampel kayu diperoleh kuat tekan
rata rata sejajar kayu adalah :
Kuat tekan sejajar serat = 23,42 MPa
BAJA
BAJA TULANGAN BETON
(SNI 07-2052-2002)
Pengertian
Baja tulangan beton: adalah baja berbentuk batang
berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan
beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara
canai panas (hot rolling).
Jenis/Bentuk

Baja tulangan polos / BjTP

Baja tulangan sirip / Bj.TS


Hasil Pemeriksaan/Pengukuran
Baja Tulangan Polos (Bj. TP)
Sampel baja tulangan polos yang akan diperiksa berlabel P.22 dengan
sifat mekanis sebagai berikut:
Mutu Bj.TP. 34
Diameter (d) = 22 mm
Panjang (l) = 12 m.

Sifat Tampak
Hasil pemeriksaan sifat tampak, berdasarkan pengamatan visual,
diperoleh tidak ada serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan
cerna yang dalam, kecuali berkarat ringan
Sifat tampak memenuhi.
Bentuk. Hasil pemeriksaan bentuk permukaan, diperoleh:
Permukaan rata dan tidak bersirip.
Bentuk permukaan memenuhi.
Ukuran
d dmin

dmaks
l
Kesimpulan
BAJA PROFIL SIKU SAMA KAKI
(SNI 07-2054-2006)
Pengertian
Baja profil siku sama kaki : adalah baja profil
berpenampang L yang dihasilkan dari proses
canai panas (hot rolling mill).
Bentuk dan Ukuran Penampang

Keterangan gambar :
A adalah lebar kaki;
t adalah tebal kaki;
r1 adalah radius sudut;
r2 adalah radius tepi kaki.
Hasil Pemeriksaan/Pengukuran
Kesimpulan
Hasil pengukuran dan pemeriksaan terhadap sampel baja siku sama kaki
yang berlabel L 40 x 40 x 5 dengan kelas baja Bj.P.34 dan panjang 12 m, sebagai
berikut:

Sifat tampak: tidak ada serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna yang
dalam, kecuali berkarat ringan. (memenuhi sifat tampak).

Bentuk Penampang:

Kesikuan: penyimpangan kesikuan penampang rata-rata

( T ) = 0,817 mm, toleransi penyimpangan maksimum Tmaks = 1 mm.

(memenuhi kesikuan).

Kelurusan:penyimpangan kelurusan rata-rata (q ) = 31,3 mm, toleransi


penyimpangan maksimum 0,30% x L atau qmaks = 36,0 mm.

(memenuhi kelurusan).
Ukuran Panjang, Berat dan Penampang:
Panjang batang: penyimpangan panjang rata-rata 12,040 m atau selisih 40
mm dari panjang yang telah ditetapkan dengan batas toleransi 70 mm.
(memenuhi unsur panjang).
Berat batang: berat per batang 35,9 kg dan penyimpangan berat 1,4% dengan
batas toleransi maksimum 5%. (memenuhi unsur berat).
Penampang:
Lebar kaki (a): lebar kaki rata-rata 39,87 mm atau selisih -0,13 mm dari lebar
kaki yang telah ditetapkan dengan batas toleransi 5,0 mm. (memenuhi
unsur lebar sayap).
Tebal Kaki (t): tebal kaki rata-rata 4,87 mm atau selisih -0,13 mm dari tebal
kaki yang telah ditetapkan dengan batas toleransi 5 mm. (memenuhi unsur
tebal badan).
Hasil pemeriksaan tersebut membuktikan bahwa sampel baja profil siku
sama kaki yang berlabel L 40 x 40 x 5 telah memenuhi syarat mutu berdasarkan
SNI-07-2054-2006
IDENTIFIKASI BAJA PROFIL KANAL U
(SNI 07-0052-2006)
Pengertian
Baja profil kanal U (Bj P kanal U) adalah baja profil berbentuk U
dan pada salah satu sisi dikedua ujung sayapnya berbentuk bulat
yang dihasilkan melalui proses canai panas (Hot rolling mill).
Bentuk dan Ukuran Penampang

Keterangan gambar : Rumus:

a. H = tinggi badan Momen inersia (l) = a . i2


b. B = lebar sayap Radius girasi (i) = l / a
c. t1 = tebal badan Modulus penampang (Z) = l / e
d. t2 = tebal sayap Luas penampang (a) = H t + 2t (B - t
e. r = radius ) + 0,349 (r r)
sudut.
Hasil Pemeriksaan/Pengukuran
Kesimpulan
Hasil pengujian/pemeriksaan terhadap sampel baja profil U-50x38; Bj P.34 dan panjang 12 meter, sebagai berikut:
1. Sifat tampak tidak ada serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna yang dalam, kecuali berkarat ringan.
(memenuhi sifat tampak).
2. Bentuk Penampang:
Kesikuan: penyimpangan kesikuan rata-rata ( T ) = 0,483 mm, toleransi penyimpangan maksimum Tmaks = 0,55
mm. (memenuhi kesikuan).
Kelendutan: penyimpangan kelendutan rata-rata ( W ) = 0,82 mm, toleransi penyimpangan maksimumWmaks =
1,0 mm. (memenuhi kelendutan).
Kelurusan penyimpangan kelurusan rata-rata (q) = 46,97 mm, toleransi penyimpangan maksimum 0,20% x L atau
qmaks = 48 mm. (memenuhi kelurusan).
2. Ukuran Panjang, Berat dan Penampang:
Panjang batang: penyimpangan panjang rata-rata +20 mm, batas toleransi (0 mm) dan (+70 mm). (memenuhi
unsur panjang).
Berat batang: penyimpangan berat rata-rata 0,06%, batas toleransi maksimum 5%. (memenuhi unsur berat).
Penampang:
Tinggi badan (H): selisih tinggi badan rata-rata 0,4 mm, batas toleransi 1,5 mm. (memenuhi unsur tinggi
badan).
Lebar sayap (B): selisih lebar sayap rata-rata 0,2 mm,batas toleransi
1,5 mm. (memenuhi unsur lebar sayap).
Tebal badan (t1): selisih tebal badan rata-rata -0,3 mm, batas toleransi 0,6 mm. (memenuhi unsur tebal
badan).
Tebal sayap (t2): selisih tebal sayap rata-rata -0,53 mm, batas toleransi 0,7 mm. (memenuhi unsur tebal
sayap).
Jadi, baja profil U profil U-50x38; Bj P.34 dan panjang 12 meter, memenuhi hasil pemeriksaan atau pengujian
IDENTIFIKASI BAJA PROFIL I Beam
(SNI 07-0329-2005)
Pengertian
Baja profil I-beam (Bj P I-beam adalah baja profil
berpenampang I yang dihasilkan melalui proses
canai panas (Hot rolling mill).
Bentuk dan Ukuran Penampang

Keterangan gambar: Rumus:

H = tinggi badan; Momen inersia, I = A . i2


B = lebar sayap; Radius girasi, i = I/A
t1 = tebal badan; Modulus penampang, Z = I / A
t2 = tebal sayap Luas penampang,
Hasil Pemeriksaan/Pengukuran
Diketahui data-data sebagai berikut :
Sampel baja profil Bj P I-beam yang akan diperiksa,
berdasarkan Tabel adalah:
Data: I-300x150; Bj.P.34 dan panjang 12 meter, diperoleh:
Ukuran penampang (lihat Tabel 4.22):
- Tinggi badan (H) = 300 mm
- Lebar sayap (B) = 150 mm
- Tebal badan (t1) = 12 mm
- Tebal sayap (t2) = 22 mm
- Radius (r1) = 23 mm
- Radius (r2) = 11,5 mm
Mutu bahan (Tabel 4.17) ; fu = 340 MPa dan fy = 210 MPa.
Kesimpulan
Sifat tampak tidak ada serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna yang dalam, kecuali
berkarat ringan. (memenuhi sifat tampak).
Bentuk Penampang:
Kesikuan: penyimpangan kesikuan rata-rata T = 0,933 mm, toleransi penyimpangan izin 1,2%
x 150 mm atau Tizin = 1,8 mm. (memenuhi kesikuan).
Pusat sumbu badan: penyimpangan pusat sumbu badan rata-rata S = 1,4 mm, toleransi
penyimpangan maksimum Smaks = 2,0 mm. (memenuhi pusat sumbu badan).
Kelurusan: penyimpangan kelurusan rata-rata q = 16,3 mm, toleransi penyimpangan
maksimum 0,20% x 12000 mm atau qmaks = 24 mm. (memenuhi kelurusan).
Ukuran Panjang, Berat dan Penampang:
Panjang batang: penyimpangan panjang rata-rata 12,03 m, batas toleransi (0 mm) dan (+70
mm). (memenuhi unsur panjang).
Berat batang: penyimpangan berat rata-rata 0,6% batas toleransi maksimum 4%.
(memenuhi unsur berat).
Penampang:
Tinggi badan (H): selisih tinggi badan rata-rata 1,1 mm, batas toleransi 3,0 mm.
(memenuhi unsur tinggi badan).
Lebar sayap (B): selisih lebar sayap rata-rata -0,23 mm, batas toleransi 3 mm.
(memenuhi unsur lebar sayap).
Tebal badan (t1): selisih tebal badan rata-rata 0,03 mm, batas toleransi 0,7 mm.
(memenuhi unsur tebal badan).
Tebal sayap (t2): selisih tebal sayap rata-rata 0,03 mm, batas toleransi 1,5 mm.
(memenuhi unsur tebal sayap).
Jadi, baja profil I-Beam sampel I-300x150; Bj.P.34 dan panjang 12 meter, memenuhi hasil
pemeriksaan atau pengujian.
IDENTIFIKASI BAJA PROFIL WF-Beam
(SNI 07-7178-2006)
Pengertian
Baja profil WF-beam (Bj P WF-beam): adalah baja profil
berbentuk H dengan sayap lebar (Wide Flange) yang dihasilkan
melalui proses canai panas (Hot rolling mill).
Bentuk dan Ukuran Penampang

Keterangan gambar: Rumus:


H adalah tinggi badan; Momen inersia, I = A . i2
B adalah lebar sayap; Radius girasi, i = I / A
t1 adalah tebal badan; Modulus penampang, Z = I / e
t2 adalah tebal kaki sayap; Luas penampang, A = t1 (H 2t2 ) + 2B t2 + 0,858 r2
r adalah radius sudut.
Hasil Pemeriksaan/Pengukuran
Diketahui data-data sebagai berikut :
Tipe WF 350 x 175
- Tinggi badan (H) = 350 mm
- Lebar sayap (B) = 175 mm
- Tebal badan (t1) = 7 mm
- Tebal sayap (t2) = 11 mm
- Radius sudut (r) = 14 mm
- Panjang nominal (L) = 12 m
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pemeriksaan dapat
di simpulkan bahwa benda uji memenuhi syarat
mutu/spesifikasi SNI karena besar nilai
kelengkungan, lebar sayap, dan tebal badan
tidak melebihi nilai batas toleransi.
IDENTIFIKASI BAJA PROFIL H-Beam
(SNI 07-2610-2011)
Tujuan
Tujuan identifikasi adalah untuk mengetahui: bentuk
penampang, ukuran & toleransi, persyaratan mutu dan metode
pengujian, serta parameter lain baja profil H-beam.
Dasar Teori
1. Pengertian
Baja profil H-beam (Bj P H-beam): adalah baja profil berbentuk
H dengan sayap yang dihasilkan melalui proses pengelasan
(welded (Bj PHL)) dan proses canai panas (Hot rolled (Bj PHL)).
2. Bentuk dan Ukuran Penampang

Keterangan gambar:
H adalah tinggi badan;
B adalah lebar sayap;
t1 adalah tebal badan;
t2 adalah tebal kaki sayap;
s adalah panjang kaki las.
(b) Bj PHL
Keterangan gambar:
H adalah tinggi badan;
B adalah lebar sayap;
t1 adalah tebal badan;
t2 adalah tebal kaki sayap;
r adalah radius sudut profil.

(c) Bj PHC
Hasil Pengukuran/Pemeriksaan
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pemeriksaan dapat di
simpulkan bahwa benda uji memenuhi syarat mutu/spesifikasi
SNI karena besar nilai kelurusan/kelengkungan (Bj PHC), tinggi
badan (Bj PHL dan Bj PHC), tidak melebihi nilai batas toleransi.
PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN BETON
(SNI 07-2529-1991)
Tujuan Percobaan
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kuat
tarik baja beton dan parameter lainnya (Tegangan Leleh,
Tegangan Putus dan Regangan). Pengujian ini selanjutnya
dapat digunakan dalam pengendalian mutu baja.
Teori Dasar
Kekuatan atau tegangan yang dapat dikerahkan oleh baja
tergantung dari mutu baja, tegangan leleh dan tegangan
dasar dari berbagai macam baja bangunan dapat dilihat
pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2:
Hasil Pengukuran dan Perhitungan
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan kuat tarik baja tulangan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Baja tulangan polos:
- Tegangan leleh, (fy) = 278 MPa
- Tegangan putus, (fu) = 397 MPa
- Regangan maksimum, (maks) = 18,1 %
Berdasarkan nilai Tegangan Leleh dan Tegangan Putus yang
diperoleh, maka dapat diklasifikasikan bahwa baja tulangan polos
tersebut dapat digolongkan dalam jenis mutu baja Bj TP. 24.

2. Baja tulangan sirip:


- Tegangan leleh, (fy) = 389 MPa
- Tegangan putus, (fu) = 556 MPa
- Regangan maksimum, (maks) = 16,9 %
Berdasarkan nilai Tegangan Leleh dan Tegangan Putus yang
diperoleh, maka dapat diklasifikasikan bahwa baja tulangan sirip
tersebut dapat digolongkan dalam jenis mutu baja Bj TS. 35.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai