Anda di halaman 1dari 31

Audit atas Aset Tetap

Kelompok 6
Welcome!

Anggota Kelompok :
1. Sriwulan
(150810301007)
2. Safira Damayanti
(150810301026)
3. Sherly Mardita Pratami N.
(150810301038)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 2


Contents

Definisi Auditing Karakteristik Aset Tetap

Jenis Audit Klasifikasi Aset Tetap

Aset Tetap Audit atas Aset Tetap

The Power of PowerPoint | thepopp.com 3


Contents

Pengujian Substantif atas


Saldo Aset Tetap

Prosedur Pemeriksaan Aset


Tetap

Tujuan Pemeriksaan Aset


Tetap

The Power of PowerPoint | thepopp.com 4


1
Definisi Auditing
Auditing

Definisi Auditing

Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis


dan sistematis ,oleh pihak yang independen terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen,beserta catatn-
catatn pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 6


2
Jenis Audit
Ditinjau dari Luas dan Jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Khusus

Audit Operasional Pemeriksaan Intern

Pemeriksaan Ketaatan Audit Komputer

The Power of PowerPoint | thepopp.com 8


3
Aset Tetap
Aset Tetap

Aset tetap merupakan aktiva perusahaan yang tidak dimaksudkan


untuk dijual belikan melainkan untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan yang umurnya lebih dari satu tahun, dan merupakan
pengeluaran perusahaan dalam jumlah yang besar.
Aset tetap disebut juga Property, Plant and Equipment.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 16, Paragraf
5 IAI, 2012):
Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dibangun lebih dahulu ,yang digunakan dalam
operasi perusahaan ,tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun.

10
4
Karateristik Aset
Tetap
Karakteristik Aset Tetap

Digunakan dalam kegiatan


normal perusahaan Memiliki Wujud Fisik
01 04

Masa manfaat lebih dari 1


Aktiva Tetap Berwujud
Tahun
02 05

Mempunyai yang cukup


Aktiva Tidak Berwujud
material
03 06
5
Klasifikasi Aset
Tetap
Klasifikasi Aset Tetap

Aset Tetap Berwujud (Fixed Aset Tetap Tidak Berwujud


Tangible Assets) (Fixed Intangible Assets)

Aset tetap berwujud meliputi semua barang Aset tetap tidak berwujud meliputi hak-hak
yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk preferensi (istimewa) yang dijamin oleh
dipakai secara aktif dalam operasi undang-undang, kontrak, perjanjian-perjanjian
perusahaan, dan mempunyai masa kegunaan dan mempunyai masa manfaat dalam waktu
relatif permanen. relatif permanen. Aset tetap tidak berwujud
diakui sebesar harga perolehan kemudian
pada periode selanjutnya dilaporkan sebesar
nilai tercatatnya. Dalam menentukan besaran
harga perolehan tergantung oleh bagaimana
cara perolehan aset tidak berwujudnya.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 14


6
Audit atas Aset
Tetap
Menurut Alvin. A. Arens (2011; 192)

Pencatatan akuntansi utama dalam akun peralatan manufaktur dan akun


aset tetap lainnya umumnya merupakan berkas utama aset tetap. Berkas utama
meliputi catatan terperinci atas setiap bagian peralatan dan jenis properti lainnya. Setiap
pencatatan dalam berkas tersebut mencakup deskripsi aset, tanggal akuisisi, biaya
perolehan, depresiasi tahun berjalan, dan akumulasi depresiasi untuk properti.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 16


Auditor melakukan verifikasi atas peralatan manufaktur secara berbeda
dengan akun aset lancar karena tiga alasan berikut, yaitu:

1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada periode


berjalan.

2. Nilai akuisisi biasanya material.

3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama


beberapa tahun.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 17


7
Pengujian
Substantif atas
Saldo Aset Tetap
Melakukan Prosedur Analitis

Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin Terjadi

Membandingkan rasio beban depresiasi dibagi


Salah saji pada beban depresiasi
biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun-
dan akumulasi depresiasi
tahun sebelumnya

Membandingkan akumulasi depresiasi dengan


Salah saji pada akumulasi
biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun-
depresiasi
tahun sebelumnya

Membandingkan beban perbaikan


dan pemeliharaan bulanan atau tahunan, beban Jumlah beban yang seharusnya
persediaan, beban peralatan kecil, dan akun dikapitalisasi
sejenis dengan tahun-tahun sebelumnya

Membandingkan beban
manufaktur kotor dibagi dengan beberapa Perlengkapan yang tidak terpakai atau
jumlah produksi dengan tahun-tahun dibuang, tetapi belum dihapusbukukan.
sebelumnya
Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan

Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian aset tahun berjalan


dengan benar karena aset tetap memiliki dampak jangka panjang pada
laporan keuangan. Kesalahan dalam mengapitalisasi aset atau mencatat
akuisisi dengan jumlah yang tidak benar akan berdampak pada neraca
hingga perusahaan menghentikan penggunaan aset tersebut. Laporan
laba/rugi juga dipengaruhi sampai aset selesai didepresiasi.

Auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit-terkait saldo sebagai


kerangka dan referensi atas pengujian perincian saldo, yaitu : keberadaan,
kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pisah batas, kecocokan perincian, dan
hak dan kewajiban. Keberadaan, kelengkapan, akurasi, dan klasifikasi
biasanya merupakan tujuan utama dari audit ini.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 20


Melakukan verifikasi penghentian aset tahun berjalan

Menelaah apakah terdapat akuisisi aset baru yang


menggantikan aset lama
Menganalisis laba dan rugi penghentian aset dan
pendapatan lain-lain sebagai penerimaan kas dari
penghentian aset
Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan dalam lini
produk, pajakproperti, atau asuransi yang merupakan
indikasi penghapusan aset.
Melakukan tanya jawab dengan manajemen dan
personel bagian produksi tentang kemungkinan
penghentian aset.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 21


Melakukan verifikasi saldo akhir pada akun aset

Auditor pertama kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas


peralatan manufaktur. Idealnya, auditor dapat menentukan apakah pengendalian
cukup memadai agar mereka dapat mengandalkan saldo yang tercatat dari tahun
sebelumnya.

Langkah audit yang pertama berfokus pada tujuan kecocokan perincian: peralatan
manufaktur, sebagaimana terdapat dalam berkas utama, telah sesuai dengan buku
besar. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap hasil cetak berkas utama yang
menunjukkan total saldo buku besar. Auditor dapat memilih menggunakan peranti
lunak audit untuk menjumlahkan berkas utama versi elektronik ataupun
menjumlahkan beberapa halaman secara manual. Setelah menilai resiko
pengendalian untuk tujuan keberadaan, auditor memutuskan apakah perlu
melakukan verifikasi keberadaan masing-masing bagian peralatan manufaktur dalam
berkas utama.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 22


Melakukan verifikasi beban depresiasi

Auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:


1. Umur ekonomis untuk akuisisi di masa sekarang
2. Metode depresiasi
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan mendepresiasi aset selama tahun akuisisi
dan penghentian

The Power of PowerPoint | thepopp.com 23


Melakukan verifikasi saldo akhir dalam akumulasi
depresiasi

Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit saldo akhir


dalam akumulasi depresiasi adalah:
1. Akumulasi depresiasi yang dinyatakan dalam berkas utama
aset sesuai dengan dalam buku besar. Tujuan ini dapat
dipenuhi dengan pengujian penjumlahan akumulasi depresiasi
dalam berkas utama aset dan menelusuri totalnya ke buku
besar.
2. Akumulasi depresiasi dalam berkas utama adalah akurat

24
8
Tujuan
Pemeriksaan Aset
Tetap
Menurut Sukrisno Agoes (2012: 271), pemeriksaan atas aset tetap
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap
2. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan (periode
yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, di otorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan
dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aset tetap sudah dicatat dengan
benar di buku perusahaan dan telah di otorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang
diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan
apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat)
6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan
9
Prosedur
Pemeriksaan Aset
Tetap
Prosedur audit atas aset tetap menurut Sukrisno Agoes (2012: 273) adalah sebagai
berikut:

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap


2. Minta kepada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aset tetap, yang berisikan:
Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik
untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger
atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk penambahan kita
lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya. Untuk pengurangan kita
lihat otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya bila ada
keuntungan atau kerugian atas penjualan aset tetap tersebut. Selain itu periksa juga
penerimaan hasil penjualan aset tetap tersebut.
5. Periksa fisik dari aset tetap tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi
dan nomor kode dari aset tetap
6. Periksa bukti pemilikan aset tetap. Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah
dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SPIB (Surat Izin Penempatan
Bangunan). Untuk mobil, motor, periksa BPKB, STNK-nya.
7. Periksa bukti pemilikan aset tetap. Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan
IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SPIB (Surat Izin Penempatan Bangunan).
Untuk mobil, motor, periksa BPKB, STNK-nya.
8. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang
dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya.
9. Buat analisis tentang perkiraan Repair & Maintenance sehingga kita dapat
mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharussnya masuk dalam kelompok
Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.
10. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance
Coveragenya cukup atau tidak.
11. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya
penyusutan diperkirakan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
12. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank. Untuk
memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak. Bila
ada, maka hal ini perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
13. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau
menjual aset tetap.
14. Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada
Construction in Progress yang harus di transfer ke aset tetap
15. Jika ada aset tetap yang diperoleh melalui leasing periksa lease agreement dan
periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi
leasing.
16. Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di bank
17. Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

30
Thank you!
Any questions???

Anda mungkin juga menyukai