Teori evolusi Neo-Darwinisme mengatakan bahwa kehidupan
berkembang atau berevolusi melalui dua mekanisme alamiah: seleksi alam dan mutasi. Pada dasarnya teori ini menekankan bahwa seleksi alam dan mutasi adalah dua mekanisme yang saling melengkapi. Sumber dari perubahan secara evolusi adalah mutasi acak yang terjadi dalam struktur genetik makhluk hidup. Sifat yang dihasilkan dari mutasi ini kemudian dipilah dengan mekanisme seleksi alam, dan dengan cara inilah makhluk hidup berevolusi. Neo-Darwinisme, yang juga disebut sintesis evolusioner modern, pada umumnya menunjukkan integrasi teori evolusi Charles Darwin dengan seleksi alam, teori genetika Gregor Mendel sebagai basis pewarisan biologis, dan genetika populasi matematika. Meskipun ini bukan makna historis dari istilah neo-Darwinisme, namun penggunaan ungkapan ini populer dan ilmiah sejak sintesis tahun 1930an. (Lihat Asal istilah neo- Darwinisme.) Terminologi lain yang digunakan secara sinonim dengan neo-Darwinisme adalah sintesis modern, sintesis evolusioner, dan sintesis neo-Darwin. Inti sintesis modern adalah pandangan bahwa evolusi secara bertahap dan dapat dijelaskan oleh perubahan genetik kecil pada populasi dari waktu ke waktu, karena dampak seleksi alam pada variasi fenotipik di antara individu dalam populasi. Menurut sintesis modern yang semula terbentuk, variasi genetik pada populasi muncul secara kebetulan melalui. Variasi genetik ini menyebabkan perubahan fenotipik di antara anggota populasi. Evolusi terutama terdiri dari perubahan frekuensi alel antara satu generasi dan generasi lainnya akibat seleksi alam. Spesifikasi, penciptaan spesies baru, adalah proses bertahap yang umumnya terjadi ketika populasi semakin terdiversifikasi karena telah diisolasi, seperti melalui hambatan geografis, dan akhirnya populasi tersebut mengembangkan mekanisme isolasi reproduktif. Seiring waktu, perubahan kecil ini akan menyebabkan perubahan besar dalam desain atau penciptaan taksa baru. JBS Haldane
Ludvig Wilhelm Hugo De Vries Johannsen
Ernst Mayr Sewall Wright
TOKOH- TOKOH NEO- DARWINISME Mendel Weismann
Theodore Dobzhansky Ronald A. Fisher
Thomas Hunt Morgan
Hugo De Vries (1848-1935) seorang ahli botani Belanda terkenal karena studi tentang mutasi. Dia adalah salah satu dari tiga ilmuan yang secara mandiri menemukan kembali dan mengukuhkan hukum hereditas sebagaimana yang disampaikan oleh Gregor Mendel. Ia menemukan bentuk-bentuk baru di antara tampilan Evening Primrose Oenothera lamarcklana tumbuh liar di padang rumput limbah. Hal ini menyebabkan dia percaya bahwa evolusi mungkin akan dipelajari oleh metode eksperimental baru. Metode baru ini menganggap sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuan dan menghasilkan suatu pendekatan baru untuk evolusi dan zaman baru dalam sejarahnya.. Nama "mutasi" itu diberikan kepada metode baru menghasilkan spesies baru dan varietas (kultivar) yang ia menunjukkan timbul tidak terduga. Menurut Hugo, evolusi itu berlangsung karena munculnya suatu seri perubahan dalam plasma benih (perubahan-perubahan) genetic yang di sebut mutasi. Perubahan-perubahan itu mungkin sangat besar atau sangat kecil, tetapi perubahan-perubahan itu tidak ekivalen (setara dengan variasi individual. Sejak tahun 1875 para ahli botani mempelajari proses-proses dalam plasma sel benih dan hubungannya dengan reproduksi. Dari hasil penelitian diperoleh asal-usul dari variasi yang diwariskan dan sitogenik atau proses-proses genetic yang semuanya penting dalam pengertian proses evolusi. Pokok-pokok mutasi itu dapat digolongkan sebagai berikut: Kromosom-kromosom dalam inti sel mengandung gen-gen ultramikroskopis dan tersusun Linier. Gen-gen itu bertanggung jawab tentang perkembangan karakteristik dalam tiap individu. Meosis memisahkan anggota pasangan kromosom yang homolog dan membagi dua jumlah total untuk tiap gamet. Fertilisasi persatuan secara ranom 2 gamet, berasal dari kelamin yang berbeda, menyatukan kromosom-kromosom yang terpisah secara pilihan yang berasal dari orang tuanya, menghasilkan individu-individu yang berbeda kombinasi gennya. Ini merupakan perubahan dalam plasma sel benih atau ada mutasi dalam gen- gen dan ada penataan kembali kromosom. Kedua proses itu menghasilkan perubahan pemilihan karakteristik yang diteruskan pada generasi berikutnya. Mutasi ini dapat dengan jelas terlihat pada lalat buah, dan jelas berlangsung dalam alam. Ini berarti selalu terjadi mutasi, muncul individu-individu baru, sehingga populasi spesies itu akan menjadi heterozigot tinggi. Ludvig Wilhelm Johannsen seorang ahli botani, fisiologi tanaman dan genetika. Percobaan dengan buncis (1909) dilakukan oleh Johannsen membuktikan bahwa seleksi alam tidak mempengaruhi populasi yang mengadakan silang dalam, setelah beberapa generasi pertama karena variasi yang diturunkan dengan cepat habis. T.H. Morgan salah satu perintis dalam menjalankan hereditas mendukung pendapat bahwa pengetahuan yang lebih banyak mengenai sebab- sebab mutasi akan dengan sendirinya menjelaskan evolusi. Tahun 1930-an mulai timbul suatu pandangan mengenai evolusi dari berbagai bidang biologi. Penelitiaan Theodosius Donzhansky, George Gaylord Simpson dan Erns Mayr serta para ahli lainnya lambat laun menyebabkan timbulnya teori evolusi sekarang ini yang disebet Neo Darwinisme karena seleksi alam merupakan kunci, tetapi sama sekali bukan satu-satunya cara. Gregor Mandel Gregor Johann Mendel (20 Juli 1822 - 6 Januari 1884) adalah seorang Augustinian imam dan ilmuwan, yang memperoleh ketenaran dari ilmu baru genetika untuk studi tentang warisan tertentu pada tanaman. Mendel menunjukkan bahwa pewarisan sifat-sifat khusus, hukum, yang kemudian dinamai menurut namanya. Pada abad ke-19 maka timbul suatu pandangan mengenai evolusi dari berbagai bidang- bidang biologi diantaranya bidang genetika. Gregor Mandel mulai merumuskan dua hokum berdasarkan penyilangan tumbuhan kacang polong (Pisum sativum) yang bertahun-tahun lamanya. Kedua hokum tersebut hingga kini menjadi dasar bagi semua pengertian tentang genetika. Hukum Mendel I Hukum Mendel I disebut juga hokum segresi (Pemisahan gen sealel) . Bunyi hokum Mendel I : Pembentukan gamet-gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan diurai atau disegresi kedalam dua sel anak. Hukum Mendel II Hukum Mendel II (Hukum Independen Assortment) menyatakan bahwa: bila 2 individu disilangkan berbeda 1 sama lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasng itu tidak tergantung dari pasangan sifat lain. (Sihombing,dkk : 2007) Weismann Weismann mendukung kuat teori evolusi oleh seleksi alam, seperti yang dikemukakan oleh Charles Darwin dan Alfred Wallace. Namun, Weismann merasa perlu untuk tidak setuju pada bagian di mana teori Darwin telah menerima pandangan Lamarck pewarisan karakter yang diperoleh. Weismann sangat tidak setuju dengan konsep ini. Dia menunjukkan ketidakmungkinan mengusulkan sebuah mekanisme di mana perubahan-perubahan dalam organ dan jaringan eksternal binatang, yang disebabkan oleh lingkungan, akan disampaikan ke generasi berikutnya. Weismann tidak menentang teori evolusi Darwin, justru menjelaskan teori evolusi Darwin. Menurt Weismann, perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya. Weisman berpendapat bahwa evolusi menyangkut masalah bagaimana pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin. Dengan kata lain evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap factor-faktor genetika. Sifat leher panjang atu pendek pada jeraph dikendalikan oleh gen. Gen untuk sifat leher panjang bersifat dominan, jerapah yang berleher pendek adalah turunan yang bersifat homozigot resesif, karena jerapah yang berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya maka akan punah. Berarti ang tersingkir adalah sifat-sifat resesif. Karena jerapah yang berleher pendek adalah homozigot resesif dan selalu tersingkir/ punah. (Sihombing,dkk :2007). Kesadaran Darwin Sebenarnya Darwin sendiri menyadari bahwa teori evolusinya itu sulit untuk dibuktikan. Dalam bab Difficulties of the theory Darwin menulis: jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi dimanapun ? Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau balau, tetapi justru seperti kita lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya ? Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar tetapi: mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah tidak terhitung ? Dan pada daerah peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat ? Telah lama kesulitan ini sangat membingungkan saya Theodore Dobzhansky Catat ahli genetika dan biologi evolusioner Salah satu penulis utama sintesis evolusioner modern, dia menggabungkan biologi evolusioner dengan genetika dalam bukunya Genetics and the Origin of Species (1937), yang antara lain mendefinisikan evolusi sebagai "perubahan frekuensi alel dalam gen kolam ". Kerja Dobzhansky berperan penting dalam menyebarkan gagasan bahwa mutasi pada gen menyediakan bahan baku untuk seleksi alam. Thomas Hunt Morgan Ahli genetika dan embriologi Amerika Serikat Mutasi yang masuk akal pada lalat buah Drosophila melanogaster. Demonstrasi bahwa gen dilakukan pada kromosom dan merupakan dasar mekanis hereditas (setelah Schneider, 1873). Penemuan ini membentuk dasar genetika sains modern Ronald A. Fisher Ahli statistik Inggris, ahli biologi evolusioner, dan ahli genetika. Mengembangkan banyak metode utama yang digunakan dalam statistik di tahun 1920an (analisis varians dan kemungkinan maksimum); Metode statistik terapan untuk mempelajari genetika populasi; Menentukan perkiraan keterkaitan genetik dan frekuensi gen dengan metode kemungkinan maksimum. JBS Haldane (1892 1964) Ahli genetika India kelahiran Inggris dan ahli biologi evolusioner. Salah satu pendiri (dengan Fisher dan Wright) genetika populasi. Sumbangan terbesarnya ditemukan dalam sepuluh makalah tentang "Teori Matematika Seleksi Alami dan Buatan" - rangkaian utama makalah yang mengukur analisis seleksi alam Sewall Wright
Ahli genetika Amerika dikenal karena
karyanya berpengaruh pada teori evolusioner. Pendiri genetika populasi teoritis (dengan R. A. Fisher dan J.B.S. Haldane). "Kepala pengembang teori matematika drift genetik, yang kadang-kadang dikenal sebagai efek Sewall Wright, perubahan stokastik kumulatif pada frekuensi gen yang timbul dari kelahiran acak, kematian, dan segregasi Mendelian dalam reproduksi. Ernst Mayr (1904 - 2005) Ahli biologi evolusioner terkemuka, ahli taksonomi terkenal, penjelajah tropis, ahli ilmu burung, sejarawan sains, dan naturalis. Karyanya berkontribusi pada sintesis evolusioner modern genetika Mendel, sistematika, dan evolusi Darwin, pengembangan konsep spesies biologis, dan konsep spesiasi allopatrik. Faktor-faktor Teori Evolusi Sintetis Modern Rekombinasi atau Variasi Mutasi Keturunan Seleksi alam Isolasi TEORI MENDEL Johann Gregor Mendel adalah seorang ilmuwan yang mempelopori penelitian dalam bidang genetika. Hasil penelitiannya mengenai hukum pewarisan sifat dinilai oleh sejumlah ilmuwan sangat bertentangan dengan teori Darwin mengenai seleksi alam. Sebagai bahan seleksi alam, Darwin menekankan sifat kuantitatif, yaitu sifat-sifat dalam suatu populasi yang terus bervariasi, seperti panjang bulu mamalia atau kecepatan binatang berlari menghindar dari pemangsa. Namun dengan penemuan Mendel dapat diketahui bahwa sifat kuantitatif dipengaruhi oleh lokus gen ganda. Meskipun Mendel dan Darwin hidup pada masa yang sama namun penemuannya tidak dihargai pada saat itu. Hingga pada suatu ketika sekitar tahun 1930-an teori Mendel dan teori Darwin dipersatukan dan dasar geneik variasi dan seleksi alam dapat dipertemukan. Konsep Mendel belum dapat diterima oleh para ahli biologi pada waktu itu, hingga muncul penemuan kromosom secara mikroskopik yang mendukung teori Mendel. Pada tahun 1900, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang Teori Mendel secara terpisah. Mereka adalah Von Tscermak, de Vries, dan Corren. Hasilnya, para ahli Biologi mulai mengakui kebenaran Teori Mendel bahwa terdapat faktor penentu sifat-sifat organisme yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Teori pertama tentang sistem pewarisan yang dapat diterima kebenarannya dikemukakan oleh Gregor Mendel pada tahun 1865. Teori ini diajukan berdasarkan penelitian persilangan berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum). Dalam percobaannya Mendel memilih tanaman yang memiliki sifat biologi yang mudah diamati. Berbagai alasan dan keuntungan menggunakan tanaman kapri yaitu, (a) Tanaman kapri tidak hanya memiliki bunga yang menarik, tetapi juga memiliki mahkota yang tersusun sehingga melindungi bunga kapri terhadap fertilisasi oleh serbuk sari dari bunga yang lain. Hasilnya, tiap bunga menyerbuk sendiri secara alami; (b) Penyerbukan silang dapat dilakukan secara akurat dan bebas, dapat dipilih mana tetua jantan dan betina yang diinginkan; (c) Mendel dapat mengumpulkan benih dari tanaman yang disilangkan, kemudian menumbuhkannya dan mengamati karakteristik (sifat) keturunannya. Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri. Masing-masing sifat yang dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji, dan lain-lain yang bersifat dominan dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan menganalisis data untuk setiap sifat, dikenal dengan istilah monohibrid. Selain itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar sifat, dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid). Hasil percobaannya ditulis dalam makalah yang berjudul Experiment in Plant Hybridization. Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohibridnya, Mendel menyatakan bahwa setiap sifat organisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian disebut gen. Faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam setiap tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel; satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan tersebut setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Hukum ini terdiri dari dua bagian: Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Nama Kelompok Finery Yazid Azhar (17208153055) Mayudha Prayuga (17208153060) M. Nizar Soim (17208153068) Ahmad Khoirofi A. (17208153038) Noviatun Nadhiroh (17208153048) Trinur utami P (17208153073)