Anda di halaman 1dari 35

1

PENDAHULUAN

WHO (2013) : Th 2012 terdapat :


8,8 juta orang menderita TB
1,1 juta orang menderita TB + HIV
450.000 orang menderita TB MDR

Jumlah kasus dan kematian TB tinggi untuk penyakit


yang dapat dicegah, tetapi fakta menunjukkan
keberhasilan dalam pengendalian TB.

2
TB
suatu penyakit menular yang disebabkan kuman
dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium
tuberculosis

- batang, panjang 1-10 mikron, lebar 0,2-0,6 mikron


- Bersifat tahan asam
- Perlu media khusus untuk biakan
- Tahan terhadap suhu rendah
- Peka terhadap panas, sinar matahari, sinar UV
- Dalam dahak (suhu 30-37C), akan mati dlm 1 minggu
- dapat bersifat dormant (tidur/ tidak berkembang)

3
GEJALA
RESPIRATORIK SISTEMIK :
Batuk berdahak > 2 minggu Keringat malam walau
Sesak napas tanpa aktifitas
Demam sumer-sumer
Batuk darah
Nafsu makan menurun
Nyeri dada Berat badan menurun
lemas

4
Pemeriksaan dahak
S (sewaktu) : saat pasien datang berkunjung
P (pagi) : di rumah pada hari kedua, pagi hari, segera setelah
bangun tidur
S (sewaktu) : saat pasien datang menyerahkan dahak pagi

Pemeriksaan biakan
o Pasien TB ekstra paru
o Pasien TB anak
o Pasien TB dengan hasil dahak BTA (-)
o Jika dimungkinkan pemeriksaan tes cepat yang direkomendasikan
WHO, maka diagnosis dianjurkan memanfaatkan tes cepat tsebut

Pemeriksaan uji kepekaan obat menentukan ada


tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT
5
Diagnosis TB paru
Diagnosis TB paru pada org dewasa harus ditegakkan terlebih
dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis (mikroskopis langsung,
biakan, dan tes cepat)

Jika secara bakteriologis hasil negatif D/ dgn pemeriksaan klinis


dan penunjang (minimal ro toraks) oleh dokter yang terlatih TB.

Sarana terbatas D/ TB klinis dilakukan setelah pemberian AB


spektrum luas (Non OAT dan non kuinolon) yang tidak ada perbaikan
klinis

Tidak dibenarkan D/ TB dengan serologis

Tidak dibenarkan D/TB dgn ro toraks saja

Tidak dibenarkan D/TB dengan uji tuberkulin 6


Alur diagnosis dan tindak lanjut TB paru pasien dewasa
Batuk berdahak 2 minggu

Pemriksaan klinis, SPS

(+ + +) Rujuk ke faskes rujukan tingkat lanjut (- - -)


(- + +)
(- - +) Foto toraks mendukung TB Foto toraks tidak mendukung TB
Tidak bisa dirujuk
Pertimbangan dokter Pertimbangan dokter

Terapi AB non OAT


BUKAN TB
Tidak ada perbaikan
perbaikan

Pemriksaan klinis ulang, SPS

Pemeriksaan tes cepat, biakan (- - -) (+ + +)


(- + +)
M. Tb (+) M. Tb (+) M. Tb (-) observasi (- + -)
Rif.sensitif Rif. resistan

Rujuk ke faskes rujukan TB MDR TB

TB BUKAN TB
7
TB

Pengobatan TB sesuai
TIPK (Tes HIV atas Inisiatif Pemberi
pedoman nasional
Pelayanan Kesehatan dan Konseling

HIV (+)
Kolaborasi kegiatan TB HIV

8
Definisi pasien TB

Pasien TB berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan


bakteriologis
Pasien TB paru BTA positif
Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif
Pasien TB ekstra paru terkonfirmasi secara bakteriologis, baik BTA,
biakan, maupun tes cepat dr contoh uji jaringan yang terkena

Pasien TB terdiagnosis secara klinis


Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil foto toraks mendukung tb
Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris
dan histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis
TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring
9
Klasifikasi pasien TB
Paru
Lokasi anatomi dari penyakit
Ekstra paru

Baru
Riwayat pengobatan sebelumnya
Pernah OAT

Riwayat OAT (?)


Hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
Monoresisten, poliresisten, MDR, XDR, RR

Status HIV : HIV (+), HIV (-), status HIV tidak diketahui

10
Tahapan pengobatan TB

Tahap awal
Setiap hari Tahap lanjutan
Tujuan: jumlah kuman Tujuan : membunuh sisa
dlm tubuh pasien, kuman dalam tubuh
minimalisir pengaruh khususnya kuman persisten
sebagian kecil kuman yg
mungkin sudah resisten

11
OAT lini pertama

12
Dosis OAT lini pertama

13
Panduan OAT di Indonesia
(rekomendasi WHO dan ISTC)
Kategori 1 : 2(RHZE)/4(RH)3
Kategori 2 : 2(RHZE)S/(RHZE)/5(RH)3E3
Kategori anak : 2(RHZ)/4(RH) atau 2RHZE(S)/4-10RH
MDR : lini ke-2 :levofloxasin, etionamide, sikloserin,
moksifloksasin, PAS, dan lini ke-1 : Pirazinamid dan
etambutol
Sediaan :
OAT kategori 1 dan 2 : Kombinasi dosis tetap (KDT) tdd 2 atau 4 jenis obat
dalam 1 tablet; jumlah tablet yang diberikan sesuai BB

Paket kombipak = paket obat lepas tdd INH, Rifampisin, PZA, Etambutol, dikemas
dalam bentuk blister. Untuk pasien yang mengalami efek samping pada OAT KDT
14
OAT kategori 1 Diberikan pada pasien baru :
Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologi
Pasien TB paru terdiagnosis klinis
Pasien TB ekstra paru

Dosis panduan obat KDT Kategori 1: 2(RHZE)/4(RH)3

BB Tahap intensif Tahap lanjutan


Tiap hari selama 56 hari 3x seminggu selama 16 minggu
RHZE (150/75/400/275) RH (150/150)
30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 4KDT
38-54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 4KDT
55-70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 4KDT
71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 4KDT
15
OAT kategori 2 Diberikan pada : pasien BTA (+) yang pernah
diobati sebelumnya :
Pasien kambuh
Pasien gagal pada OAT kat 1 sebelumnya
Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat

Dosis panduan obat KDT Kategori 2:


2(RHZE)S/(RHZE)/5(RH)3E3
BB Tahap intensif, tiap hari Tahap lanjutan,
RHZE(150/75/400/275)+S 3x/minggu
RH(150/150) +E(400)
Selama 56 hari Slm 28 hari Selama 20 minggu
30-37 kg 2 tab 4KDT +500 mg inj Streptomisin 2 tab 4KDT 2 tab 2KDT +2 tab E
38-54 kg 3 tab 4KDT +750 mg inj Streptomisin 3 tab 4KDT 3 tab 2KDT +3 tab E
55-70 kg 4 tab 4KDT +1000 mg inj 4 tab 4KDT 4 tab 2KDT +4 tab E
Streptomisin
71 kg 5 tab 4KDT +1000 mg inj 5 tab 4KDT 5 tab 2KDT +5 tab E
16
Streptomisin
Pemantauan kemajuan pengobatan TB
Pemantauan dengan pemeriksaan ulang dahak BTA S dan P (lebih
baik dibandingkan pemeriksaan radiologis)

LED tidak untuk memantau kemajuan pengobatan

Setelah pengobatan tahap awal, tanpa memperhatikan hasil


pemeriksaan ulang dahak apakah masih BTA positif atau sudah
negatif, pasien memulai pengobatan tahap lanjutan (tanpa OAT
sisipan apabila tidak mengalami konversi).

Pada semua pasien TB BTA positif, pemeriksaan ulang dahak


selanjutnya dilakukan pada bulan ke 5.

Apabila hasilnya negatif, pengobatan dilanjutkan hingga selesai


dan dilakukan pemeriksaan ulang dahak pada akhir pengobatan.
17
Pemantauan kemajuan pengobatan TB

Apabila BTA akhir tahap awal negatif :

Pasien baru / pengobatan ulang

berikan pengobatan tahap lanjutan

pemeriksaan ulang dahak bulan ke 5 dan


akhir pengobatan

18
Apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap awal positif :

Pasien pengobatan ulang


Pasien baru : (terapi OAT kat 2) :
Evaluasi pengobatan teratur? Evaluasi pengobatan teratur?

berikan tahap lanjutan


Nyatakan sebagai
(tanpa OAT sisipan)
terduga TB MDR

Periksa dahak setelah


OAT lanjutan 1 bln uji kepekaan obat / rujuk ke RS Pusat
Rujukan TB MDR
dahak ulang tetap positif
uji kepekaan obat Jk tidak bisa uji kepekaan obat
lanjutkan OAT fase lanjutan (tanpa
sisipan), periksa dahak pada akhir
Jk tidak bisa uji kepekaan obat
bulan ke 5
lanjutkan pengobatan, periksa
dahak pada akhir bulan ke 5

19
Pada bulan ke 5 atau lebih

Apabila hasil pemeriksaan ulang dahak hasilnya negatif lanjutkan pengobatan


sampai seluruh dosis pengobatan selesai

Apabila hasil pemeriksaan ulang dahak hasilnya positif :


pasien baru (OAT kategori 1) :
pengobatan dinyatakan gagal.
Apabila belum bisa uji kepekaan/
pengobatan dinyatakan pemeriksaan uji rujuk ke Pusat Rujukan TB MDR
gagal dan pasien kepekaan obat / OAT kat 2 dari awal
dinyatakan terduga TB rujuk ke RS Pusat
MDR Rujukan TB MDR

pasien TB pengobatan ulang (OAT kategori 2) :


pengobatan dinyatakan gagal. Upaya maksimal
uji kepekaan/ rujuk Pusat Rujukan TB MDR. Jk
belum bisa penjelasan, pengetahuan dan
pantau kepatuhannya terhadap upaya PPI
20
21
Lanjutkan pengobatan sampai seluruh
Putus berobat < 1 bulan dosis pengobatan terpenuhi

Putus berobat 1-2 bulan

BTA (-) BTA (+)


atau
TB ekstra paru
Total dosis Total dosis
sebelumnya sebelumnya
5 bulan 5 bulan
Lanjutkan pengobatan Kat 2:
sampai seluruh dosis pmx tes
Lanjutkan pengobatan Kat 1:
pengobatan terpenuhi pmx tes cepat
sampai seluruh dosis Rujuk ke RS
cepat
pengobatan terpenuhi pusat TB
Kat 2 dr awal 22
MDR
Putus berobat 2 bulan
BTA (-) BTA (+) BTA (+)
atau Tidak ada bukti Ada bukti
TB ekstra paru resistensi resistensi

Ada perbaikan Belum ada Kat 1: Kat 2: Kat 1 / 2 :


nyata : stop perbaikan OAT < 1bln OAT < 1bln Rujuk ke RS
nyata : Ulangi OAT Ulangi OAT rujukan TB MDR
pengobatan,
kat 1 dr awal kat 2 dr awal
observasi lanjutkan
sampai selesai OAT > 1bln OAT > 1bln
mulai OAT kat 2 rujuk

23
Hasil Pengobatan Pasien TB

24
TB pada keadaan khusus
1. Kehamilan semua OAT aman kecuali gol. Aminoglikosida
(permament ototoxic)

2. Ibu menyusui dan bayinya sama dengan pengobatan pada


umumnya

3. Pengguna kontrasepsi Rifampisin berinteraksi dengan


kontrasepsi hormonal. Pasien TB sebaiknya mengggunakan
kontrasepsi non-hormonal.

4. Hepatitis akut tunda sampai hepatitis akutnya sembuh

25
5. Hepatitis Kronis periksa fungsi hati
sebelum mulai OAT. Jika > 3x normal :

6. Gangguan ginjal :

26
7. DM prinsipnya sama dgn TB pada umumnya
dengan syarat kadar gula darah terkontrol. Jika
kadar gula darah tidak terkontrol, lama
pengobatan dapat dilanjutkan sampai 9 bulan

27
TB MDR

28
Alur diagnosis TB
resisten Obat

29
Pengobatan diberikan dalam dua tahap: tahap awal
dan lanjutan.

Tahap awal : obat oral dan suntikan, paling sedikit 6


bulan atau 4 bulan setelah konversi biakan.

Tahap lanjutan : OAT oral tanpa suntikan.

Lama pengobatan seluruhnya paling sedikit 18 bulan


setelah konversi biakan. Lama berkisar 19-24 bulan.

30
Lama fase intensif : a + 4 (bulan)

Lama pengobatan MDR : a + 18 (bulan)

Lama fase lanjutan : lama total lama fase intensif

31
OAT pada TB MDR

32
Panduan standard OAT MDR :
Km Lfx Eto Cs Z (E) / Lfx Eto Cs Z (E)

Resisten kanamisin :
Cm Lfx Eto Cs Z - (E) / Lfx Eto Cs Z (E)

Resisten kuinolon :
Km-Mfx-Eto-Cs-PAS-Z-(E) / Mfx-Eto-Cs-PAS-Z-(E)

Resisten kanamisin dan fluorokuinolon :


Cm-Mfx-Eto-Cs-PAS-Z-(E) / Mfx-Eto-Cs-PAS-Z-(E)
33
Pemantauan pengobatan TB MDR

34
35

Anda mungkin juga menyukai