Anda di halaman 1dari 13

KRISIA LISA (2016007085)

ZULFATUL FAUZIAH (2016007086)


Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia
yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya
adalah Makassar, dahulu disebut Ujung Pandang.
Bahasa yang sering digunakan sehari-hari yaitu
Bahasa Makassar, Bahasa Bugis, Bahasa
Messenrempulu, da Bahasa Selayar. Mayoritas
beragama Islam, kecuali di Kabupaten Tana Toraja
dan sebagian wilayah lainnya beragama Kristen. Suku
Bugis merupakan suku yang terdapat di Sulawesi
Selatan
Konsep ade (adat istiadat)
Ade maraja, yang dipakai dikalangan Raja atau
para pemimpin.
Ade puraonro, yaitu adat yang sudah dipakai sejak
lama di masyarakat secara turun temurun,
Ade assamaturukeng, peraturan yang ditentukan
melalui kesepakatan.
Ade abiasang, adat yang dipakai dari dulu sampai
sekarang dan sudah diterapkan dalam masyarakat.
Makna siri dalam masyarakat bugis sangat begitu
berarti sehingga ada sebuah pepatah bugis yang
mengatakan SIRI PARANRENG, NYAWA PA LAO,
yang artinya : Apabila harga diri telah terkoyak,
maka nyawa lah bayarannya.Begitu tinggi makna
dari siri ini hingga dalam masyarakat bugis,
kehilangan harga diri seseorang hanya dapat
dikembalikan dengan bayaran nyawa oleh si pihak
lawan bahkan yang bersangkutan sekalipun
Siri Ripakasiri
Siri yang berhubungan dengan harga diri pribadi,
serta harga diri atau harkat dan martabat keluarga. Siri
jenis ini adalah sesuatu yang tabu dan pantang untuk
dilanggar karena taruhannya adalah nyawa.
Siri Mappakasirisiri
Siri jenis ini berhubungan dengan etos kerja. Dalam
falsafah Bugis disebutkan, Narekko degaga sirimu,
inrengko siri. Artinya, kalau Anda tidak punya malu maka
pinjamlah kepada orang yang masih memiliki rasa malu
(Siri). Begitu pula sebaliknya, Narekko engka sirimu, aja
mumapakasiri-siri. Artinya, kalau Anda punya malu maka
jangan membuat malu (malu-maluin).
Siri Tappela Siri (Bugis: Teddeng Siri)
Artinya rasa malu seseorang itu hilang terusik
karena sesuatu hal. Misalnya, ketika seseorang memiliki
utang dan telah berjanji untuk membayarnya maka si
pihak yang berutang berusaha sekuat tenaga untuk
menepati janjinya atau membayar utangnya
sebagaimana waktu yang telah ditentukan (disepakati).
Ketika sampai waktu yang telah ditentukan, jika si
berutang ternyata tidak menepati janjinya, itu artinya
dia telah mempermalukan dirinya sendiri.
Siri Mate Siri
Siri yang satu berhubungan dengan iman. Dalam
pandangan orang Bugis/Makassar, orang yangmate
siri-nya adalah orang yang di dalam dirinya sudah
tidak ada rasa malu (iman) sedikit pun. Orang seperti
ini diapakan juga tidak akan pernah merasa malu, atau
yang biasa disebut sebagai bangkai hidup yang hidup.
Sulawesi Selatan dengan beberapa suku aslinya
memiliki kesenian yang telah mendarah daging
sehingga provinsi ini kaya akan segala bentuk
kesenian. Kesenian yang paling utama adalah dalam
seni tari. Seni tari di Sulawesi Selatan biasanya
dibawakan oleh penari-penari cantik dengan pakaian
adat berupa baju bodo serta memakai sarung sutra
dan membawa warna-warni ceria. Kesenian Dan Khas
Budaya Sulawesi Selatan meliputi :
1). Tari Padupa Bosara
2). Tari Pakarena
3). Tari Mabadong
4). Tari Pagellu
5). Tari Mabissu
6). Tari kipas
7). Gandrang Bulo
8). Kecapi
9). Gendang
10). Suling bambu terdiri dari tiga jenis, yaitu:
Suling Panjang (Suling Lampe) yang memiliki lima lubang nada dan jenis
suling ini telah punah.
Suling calabai (siling ponco) suling jenis ini sering dipadukan dengan biola,
kecapi dan dimainkan bersama penyanyi.
Suling dupa Samping (musik bambu) musik bambu masih sangat terpelihara
biasanya digunakan pada acara karnaval atau acara penjemputan tamu.
Sistem kekerabatan masyarakat Bugis disebut
dengan assiajingeng yang tergolong bilateral atau lebih tepat
parental, yaitu sistem kekerabatan yang mengikuti lingkungan
pergaulan hidup dari ayah maupun dari pihak ibu atau garis
keturunan berdasarkan kedua orang tua. Hubungan
kekerabatan ini menjadi sangat luas disebabkan karena, selain
ia menjadi anggota keluarga ibu, ia juga menjadi anggota
keluarga dari pihak ayah.
Hubungan kekerabatan dihitung melalui dua jalur, yaitu
hubungan kerabat sedarah (consanguinity) yang disebut seajing
(rpp marpp) atau sampunglolo, dan hubungan kerabat
karena perkawinan (affinal) yang disebut siteppa-teppa
(siteppang marpp ).Kerabat seajing amat besar peranannya
dalam kehidupan sehari-hari, selain berkewajiban mengurus
masalah perkawinan dan kekerabatan.
Anggota keluarga dekat inilah yang menjadi to
masiri (orang yang malu) bila anggota keluarga
perempuan nilariang (dibawa lari oleh orang lain)
dan mereka berkewajiban membela dan
mempertahankan sirik atau siri, yaitu martabat atau
harga diri keluarga luas tersebut. Sementara
keluarga siteppa-teppa baru berperan banyak
apabila keluarga luas tersebut mengadakan upacara-
upacara seputar lingkaran hidup, seperti upacara
perkawinan, kelahiran, kematian, mendirikan rumah
baru, dan sebagainya.
1). Senjata Tradisional Badik Raja Badik raja
2). Senjata Tradisional Badik Lagecong
3). Senjata Tradisional Badik Luwu
4). Senjata Tradisional Badik Lompo Battang
Sistem Mata Pencaharian Masyarakat Suku Bugis, Karena letaknya
yang berada di daerah dataran yang subur kebanyakan
masyarakat bugis bermata pencaharian sebagai petani. Faktor ini
sangat di dukung oleh kesuburan tanah yang sangat sehingga
menjadikan wilayah suku bugis menjadi wilayah pertanian.mata
pencaharian lainnya di suku bugis adalah nelayan, selain terletak di
dataran yang subur suku bugis juga mempunyai wilayah di pesisir
yang di anugrahi banyak sumber daya yang melimpah di lautan. Hal
ini di manfaatkan masyarakat untuk mencari penghasilan di lautan.
Mata pencaharian terakhir yang banyak di geluti oleh masyarakat
bugis adalah pedagang karena hasil dari para petani dan nelayan
akan di distribusikan ke pedagang pedagang, lalu pedagang
mengumpulkan jumlah yang lebih besar dan di distribusikan kembali
ke masyarakat umum suku bugis. Dari semua mata pencaharian
semua inilah masyarakat suku bugis mendapatkan perekonomian
untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya.
Tapi mata pencaharian yang sangat umum adalah
petani, hal ini dikarenakan banyak kebutuhan
kebutuhan masyarakat suku bugis sehari harinya
dihasilkan oleh lading pertanian misalnya seperti
beras, jagung, tembakau,
Budaya kerja masyarakat tani suku Bugis begitu
melekat pada diri pribadi mereka, sehingga
kemanapun merantau (sompe), prinsip kerja keras
menjadi bagian hidup mereka, dan ikut mewarnai
hidupnya. Fakta menunjukkan, suku Bugis terkenal
sebagai pelaut ulung dalam mengarungi lautan,
pekerja ulet dalam bidang usahatani, dan pengusaha
yang sabar dalam menjalankan usahanya

Anda mungkin juga menyukai