Anda di halaman 1dari 40

Diagnosa dan Tatalaksana

KOLELITIASIS

Oleh:
Setyo

SMF BEDAH RSSA.


Malang.
Cholelitiasis
BILIARY TREE

Right and Left Hepatic Duct - Common Hepatic Duct Gallbladder - Cystic Duct - Common Bile Duct
Cholelithiasis
Cholesterol Stones
Pigment Stones
PENDAHULUAN
Penyakit batu empedu sudah merupakan
masalah kesehatan yang penting
di Amerika, yaitu pada 10 sampai 20%
penduduk dewasa
di Inggris 5,5 juta penderita batu empedu ada
Dua per tiga dari batu empeduasimptomatis
Di negara Barat 10-15% pasien dengan batu
kandung empedu juga disertai batu saluran
empedu
kolesterol merupakan komponen terbesar dari
batu empedu, 80% dari kasus,
Biasanya batu - batu ini juga mengandung
kalsium karbonat, fosfat atau bilirubinat
jarang batu- batu ini murni dari satu komponen
saja
DEFINISI KOLELITIASIS

Kolelitiasis disebut juga batu empedu,


gallstones, biliary calculus
merupakan gabungan beberapa unsur yang
membentuk suatu material mirip batu
terbentuk di dalam kandung empedu yang
memiliki bentuk, ukuran, dan komposisi yang
bervariasi
ETIOLOGI KOLELITIASIS

gangguan metabolisme yang disebabkan oleh


perubahan komposisi empedu,
stasis empedu

infeksi kandung empedu


FAKTOR RISIKO KOLELITIASIS
Wanita (
Usia lebih dari 40 tahun .
Kegemukan (obesitas).
Faktor keturunan
Aktivitas fisik
Kehamilan
Hiperlipidemia
Diet tinggi lemak dan rendah serat
Pengosongan lambung yang memanjang
Nutrisi intravena jangka lama
Dismotilitas kandung empedu
Obat-obatan antihiperlipedmia (clofibrate)
Penyakit Lain
Ras/etnik (
PATOFISIOLOGI

Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga


tahap
(1) pembentukan empedu yang supersaturasi
(2) nukleasi atau pembentukan inti batu

(3) berkembang karena bertambahnya


pengendapan
Pembentukan batu dimulai hanya bila terdapat
suatu nidus atau inti pengendapan kolesterol.
KLASIFIKASI KOLELITIASIS

Batu kolesterol
Batu pigmen
Batu pigmen coklat
Batu pigmen hitam

Batu campuran
MANIFESTASI KLINIS

Akut
akut ditandai dengan nyeri hebat mendadak pada
abdomen bagian atas, terutama ditengah
epigastrium
Lalu nyeri menjalar ke punggung dan bahu kanan
(Murphy sign)
Nausea dan muntah

dapat berlangsung selama berjam-jam atau dapat


kembali terulang
Kronis
mirip dengan fase akut, tetapi beratnya nyeri dan
tanda-tanda fisik kurang nyata
terdapat riwayat dispepsia, intoleransi lemak, nyeri
ulu hati atau flatulen yang berlangsung lama
Asimtomatis
KOMPLIKASI
Obstruksi duktus sistikus
Kolik bilier
Kolesistitis akut
Perikolesistitis
Peradangan pankreas (pankreatitis)-angga
Perforasi
Kolesistitis kronis
Hidrop kandung empedu
Empiema kandung empedu
Fistel kolesistoenterik
Batu empedu sekunder
Ileus batu empedu (gallstone ileus)
DIAGNOSA
Anamnesis
Nyeri
Dispepsia
Intoleransi terhadap makanan berlemak
Penyebaran nyeri pada punggung bagian tengah, skapula,
atau ke puncak bahu
mual dan muntah
Pemeriksaan Fisik
Murphy sign
Nyeri tekan di daerah anatomis kandung empedu
Mirizzi Syndrome
PEMERIKSAAN PENUNJANG

bilirubin serum yang tinggi


kadar amilase serum biasanya meningkat

Foto polos abdomen

USG abdomen

Kolesistografi
PENATALAKSANAAN

Perubahan pola hidup dan pola


makanasimtomatis
Jika batu kandung empedu menyebabkan
serangan nyeri berulang meskipun telah
dilakukan perubahan pola makan, maka
dianjurkan untuk menjalani pengangkatan
kandung empedu (kolesistektomi)
PILIHAN PENATALAKSANAAN ANTARA LAIN :

Kolesistotomi terbuka
merupakan standar terbaik untuk penanganan
pasien dengan kolelitiasis simtomatik
Komplikasi yang paling bermakna yang dapat terjadi
adalah cedera duktus biliaris yang terjadi pada 0,2%
pasien
Angka mortalitas yang dilaporkan untuk prosedur ini
kurang dari 0,5%
Indikasi yang paling umum untuk kolesistektomi
adalah kolik biliaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis
akut
KOLESISTEKTOMI LAPARASKOPI

Mulai diperkenalkan tahun 1990


sekitar 90% kolesistektomi dilakukan secara
laparoskopi
memperkecil resiko kematian dibanding operasi
normal
Kandung empedu diangkat melalui selang yang
dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut
Indikasi awal hanya pasien dengan kolelitiasis
simtomatik tanpa adanya kolesistitis akut
Brooks DC, Current Review of Laparoscopy, 2nd ed., 1995
Reddick EJ, Saye WB, Corbitt JD, Atlas of Laparoscopic Surgery,
Reddick EJ, Saye WB, Corbitt JD, Atlas of Laparoscopic Surgery, 1
Zucker KA, Surgical Laparoscopy, 199
Reddick EJ, Saye WB, Corbitt JD, Atlas of Laparoscopic Surgery, 1
Reddick EJ, Saye WB, Corbitt JD, Atlas of Laparoscopic Surgery, 1
Beberapa contoh kasus
Reddick EJ, Saye WB, Corbitt JD, Atlas of Laparoscopic Surgery, 1
DISOLUSI MEDIS
Biasanya yang dipakai adalah asam xenodeoksikolat
Zat disolusi hanya memperlihatkan manfaatnya
untuk batu empedu jenis kolesterol
angka kekambuhan yang tinggi dan biaya yang
dikeluarkan
disolusi dan hilangnya batu secara lengkap terjadi
sekitar 15%.
harus memenuhi criteria terapi non operatif
diantaranya
batu kolesterol diameternya < 20 mm,
batu kurang dari 4 batu,
fungsi kandung empedu baik
duktus sistik paten
LITOTRIPSI GELOMBANG ELEKTROSYOK (ESWL)

Gambar 6. Litotripsi Gelombang Elektrosyok


(ESWL)
KOLESISTOTOMI

Kolesistotomi yang dapat dilakukan dengan


anestesia lokal bahkan di samping tempat tidur
pasien terus berlanjut sebagai prosedur yang
bermanfaat, terutama untuk pasien yang
sakitnya kritis
ENDOSCOPIC RETROGRADE
CHOLANGIOPANCREATOGRAPHY (ERCP)

ERCP dan sfingterotomi telah berhasil dilakukan


pada 90% kasus
endoskop dimasukkan melalui mulut,
kerongkongan, lambung dan ke dalam usus halus.
Zat kontras radioopak masuk ke dalam saluran
empedu melalui sebuah selang di dalam sfingter
oddi
Pada sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar
sehingga batu empedu yang menyumbat saluran
akan berpindah ke usus halus
prosedur ini lebih aman dibandingkan
pembedahan perut

Anda mungkin juga menyukai