Anda di halaman 1dari 46

Laporan Kasus

Stroke Non Hemoragik

Aria Jaya, S.Ked


FAA 112 026

Pembimbing :
dr. Hygea Talita P Toemon, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/PSPD UNPAR
PALANGKA RAYA
FEBRUARI
2017
Identitas

Nama : Ny R
Usia : 42 tahun
Alamat : Sei Pitung, Pulang Pisau
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Anamnesis

MRS : 10 Februari 2017


Kiriman dari : IGD RSUD dr. Doris Sylvanus
Anamnesis pada : 13 Februari 2017
Keluhan utama : Kelemahan pada tangan dan kaki
kanan
Anamnesis

Autoanamnesis dengan pasien


RPS :
Os datang dengan keluhan tangan dan kaki kanan
lemah sejak 2 hari SMRS. Menurut pengakuan pasien hal
tersebut baru pertama kali dirasakan pasien. Kelemahan
muncul secara tiba-tiba saat pasien bangun dari tidur.
Pasien merasa tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki
kanannya. Penurunan kesadaran (-), Kejang (-), Kesemutan
(+), tidak dapat berbicara (-), bibir mencong (-), gangguan
penglihatan atau penglihatan kabur (-) pusing (+), mual (-),
muntah (-). Riwayat trauma kepala (-).
RPD :
Riw. Hipertensi (+) sejak 8 tahun yang lalu. Tidak rutin kontrol dan minum
obat.
Riw. DM (+) sejak 5 tahun yang lalu. Tidak pernah kontrol dan minum obat.
Riw. Stroke (-)

RPK:
Hipertensi (+)
DM (+)
Stroke (-)

Riwayat lain:
Merokok (-)
Minum minuman beralkohol (-)
Kurang olahraga (+)
Pemeriksaan Fisik
Status Present Temuan
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis. GCS: E4V5M6
TTV TD: 170/90 mmHg, DN: 86x/m, RR: 19x/m, T: 36,40C
Cephal Normocephal, jejas (-)
Mata CA(-/-), SI (-/-), pupil isokor, RC (+/+)
Hidung NCH (-/-), rhinorea (-), deviasi (-/-)
Telinga Simetris, otorea (-/-)
Thorax Inspeksi : Simetris, bentuk normal
Pulmo Palpasi : fremitus normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik

Thorax
Cor Ins : Ictus cordis tidak terlihat
Pal : Ictus cordis tidak teraba
Aus : S1S2 tunggal, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen Supel, BU (+) Normal, timpani, Nyeri tekan (-), hepar/
lien tidak teraba besar
Ekstremitas Akral hangat, CRT<2 detik, sianosis (-)
Status Neurologis

GCS E4V5M6, Fungsi Luhur: Normal, Meningeal sign : kaku kuduk (-), kernig
sign (-), Lasegue (-), brudzinski I/II (-)
Nervus Cranialis
N. I : Daya pembau (+/+)
N II : Daya penglihatan (+/+), pengenalan warna (+/+)
N III, IV, VI : ptosis-/-, pupil bulat isokor 3/3 mm, refleks cahaya (+/+), Diplopia
(-), pergerakan bola mata baik ke segala arah, nistagmus (-/-)
N V : Motorik Normal. Sensorik Normal.
N VII : mengedipkan mata (+/+), kerutan dahi (+/+) , menggembungkan pipi (+/+)
N VIII : tes bisik (+/+)
N IX, X : deviasi uvula (-), menelan masih baik (+/+)
N XI : menoleh (baik/baik)
N XII : pergerakan lidah simetris
..Status Neurologis
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 1 5 1 5
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Sensibilitas + + + +
Nyeri - - - -
Reflek + + + +
fisiologis
Reflek - - - -
patologis
Tremor - - - -
Pemeriksaan Laboratorium
13 Februari 2017

Hb 14,4 g/dL N
Ht 44,1 % N
Leukosit 10.340 /uL N
Trombosit 312.000 /uL N
GDP 210 mg/dL
GD2PP 392 mg/dL
Kreatinin 0,75 mg/dL N
Asam Urat 3,1 mg/dL N
Kolesterol Total 280 mg/dL
Trigliserida 114 mg/dL N
Na 135 mmol/L N
K 3,3 mmol/L
Ca 1,13 mmol/L N
Problem

Hemiparesis Dextra
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Diagnosis

Diagnosis Klinis
Hemiparesis Dextra

Diagnosis Etiologis
Stroke Non Hemoragik

Assesment : Hemiparesis Dextra ec. Stroke


Non Hemoragik
Terapi

02 2 lpm PO:
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm CPG 1x75 mg
Inj: Amlodipin 1x10 mg
Piracetam 4x1 gr(IV) Atorvastatin 1x20 mg
Citicolin 2x500 mg (IV) Metformin 3x500 mg
Mecobalamin 2x500 mg (IV) Glimepirid 1mg-0-0
Ranitidine 2x50 mg (IV)
Monitoring:
Keadaan umum
Vital sign
Gula Darah Sewaktu
Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Usulan Pemeriksaan Tambahan

Konsul Fisioterapi
Tinjauan Pustaka
Stroke
Definisi
Sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala
neurologis klinis fokal dan/atau global yang berkembang dengan
cepat, adanya gangguan fungsi serebral, dengan gejala yang
berlangsung lebih dari 24 jam atau menimbulkan kematian tanpa
terdapat penyebab selain yang berasal dari vaskular
Epidemiologi

Insiden stroke sebesar 51.6/100.000 penduduk.


4,3% mengalami kecacatan yang memberat
Angka kematian sekitar 15-27%
Laki-laki > perempuan
Di United States 700.000 orang menderita stroke 200.000
diantaranya reccurent stroke
Kebanyakan 88% stroke iskemik.
Pembuluh darah otak
Arteri Karotis Interna

nucleus kaudatus,
Arteri putamen, kapsula
interna. dan korpus
Serebri kalosum
bagian-bagian lobus
Anterior frontalis dan
parietalis.

lobus temporalis,
Arteri parietalis dan
frontalis.
Serebri sumber darah
utama girus
Media presentralis dan
postsentralis.
Pembuluh darah otak
Arteri Vertebrobasilaris
Arteri Vertebralis kanan dan kiri Arteri Basilaris

Sebagian diensfalon,
Arteri sebaian lobus oksipitalis dan
temporalis, apparatus
Basilaris koklearis dan organ-organ
vestibular.

Sirkulus willisi
Arteri karotis interna dan arteri vertebrobasilaris disatukan oleh
pembuluh-pembuluh darah anastomosis yaitu sirkulus arteriosus
willisi
Faktor Risiko

Mayor Minor
1. Hipertensi 1. Hiperlipidemia
2. Penyakit jantung 2. Hematokrit tinggi
3. Aterosklerosis 3. Obesitas
4. Diabetes mellitus 4. Kadar asam urat tinggi
5. Polisitemia 5. Kurang olahraga
6. Pernah stroke 6. Fibrinogen tinggi
7. merokok
Berdasarkan Patologi Anatomi dan
Penyebabnya :

Stroke Non Hemoragik ( Iskemik )


Thrombosis serebri
Emboli serebri
Hipoperfusion Sistemik

Stroke Hemoragik
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subarakhnoid
MANIFESTASI KLINIS
Arteri serebri anterior :

Hemiparesis dan hemiplegi kontralateral,terutama melibatkan


tungkai
Gangguan mental.
Gangguan sensibilitas.
Inkontinensia.
Arteri serebri media

Hemiparesis dan hemiplegi kontralateral Terutama mengenai lengan


Gangguan sensibilitas.
Disertai gangguan fungsi luhur berupa afasia
Arteri serebri posterior

Kebutaan seluruh lapangan pandang satu sisi atau separuh lapangan


pandang pada satu sisi atau separuh lapangan pandang pada kedua
mata. Bila bilateral disebut cortical blindness.
Rasa nyeri spontan atau hilangnya persepsi nyeri dan getar pada
separuh sisi tubuh.
Kesulitan memahami barang yang dilihat, namun dapat mengerti jika
meraba atau mendengar suaranya.
Sistem vertebrobasilaris
Gangguan penglihatan, pandangan kabur atau buta bila mengenai lobus
oksipital
Gangguan nervus kranialis bila mengenai batang otak,
Gangguan motorik, gangguan koordinasi, drop attack, gangguan sensorik
dan gangguan kesadaran.

Selain itu juga dapat menyebabkan:


Gangguan gerak bola mata, hingga terjadi diplopia, sehingga jalan
sempoyongan
Kehilangan keseimbangan
Vertigo
Nistagmus
Cont

lesi di kortikal, akan terjadi gejala klinik seperti afasia, gangguan


sensorik kortikal, muka dan lengan lebih lumpuh, deviasi mata,
hemiparese yang disertai kejang.
lesi di subkortikal, akan timbul muka, lengan dan tungkai sama berat
lumpuhnya, distonic posture, gangguan sensoris nyeri dan raba pada
muka lengan dan tungkai (tampak pada lesi di talamus). Bila disertai
hemiplegi, ini berarti terdapat lesi pada kapsula interna
Cont

lesi di batang otak, gambaran klinis berupa hemiplegi alternans,


tanda-tanda serebelar, nistagmus, dan gangguan pendengaran. Selain
itu juga dapat terjadi gangguan sensoris, disartri, gangguan menelan,
dan deviasi lidah.
Penegakkan Diagnosis

Anamnesis :
Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba
saat aktifitas/istirahat
Onset
Nyeri kepala/tidak, kejang/tidak, muntah/tidak, kesadaran menurun,
serangan pertama atau berulang.
Faktor resiko stroke.
Penunjang

Laboratorium darah (Hb,Ht,eritrosit,leukosit, hitung jenis,trombosit


dan LED)
Gula darah, profil lipid dan kolesterol serta asam urat
EKG dan ekokardiografi
CT scan dan MRI kepala
Siriraj Hospital Score
(2.5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) + (0.1 x
tekanan darah diastolik) (3 x atheroma) 12.

Kesadaran:
Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2
Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
Sakit kepala dalam 2 jam: tidak = 0 ; ya = 1
Tanda-tanda ateroma: tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma
=1
(anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten)
Pembacaan:
Skor > 1 : Perdarahan otak
< 1: Infark otak
Sensivitas : Untuk perdarahan: 89.3%.
Untuk infark: 93.2%.
Ketepatan diagnostick: 90.3%.
Skor Stroke Gajah Mada
Penurunan Nyeri kepala Refleks babinski Jenis stroke
kesadaran
+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- + - Perdarahan
- - + Iskemik
- - - Iskemik
Diagnosis
Gejala Klinis ICH SAH SNH
Gejala fokal Berat Ringan Berat/ringan
Awitan Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/tidak ada
Muntah pada Sering Sering Tidak, kecuali lesi
awalnya di batang otak
Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering
Kaku kuduk Jarang Biasa ada Tidak ada
Kesadaran Biasa hilang Bisa hilang Dapat hilang
sebentar
Hemiparesis Sering sejak awal Awal tidak ada Sering sejak awal
Deviasi mata Bisa ada Jarang Mungkin ada
Likuor Sering berdarah Berdarah Jernih

Pemeriksaan penunjang : CT scan


Tata Laksana
Tata laksana umum di IGD
a. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
b. Stabilisasi hemodinamik
c. Pemeriksaan awal fisik umum
d. Pengendalian peningkatan TIK
e. Pengendalian kejang
f. Pengendalian suhu tubuh
Tata Laksana
Tata laksana umum di ruang rawat
a. Jaga euvolemi dengan pemberian cairan isotonis
b. Jaga keseimbangan elektrolit
c. Koreksi asidosis dan alkalosis yang mungkin terjadi
d. Nutrisi enteral
e. Mobilisasi dan cegah komplikasi subakut
f. Antibiotik atas indikasi dan sesuaikan dengan pola kuman
g. Analgetik, antiemetic, dan antagonis H2 bila ada indikasi
h. Pemasangan kateter urin
Tata Laksana Khusus
Stroke Iskemik
1. Tata laksana hipertensi
2. Tata laksana hipoglikemia dan hiperglikemia
3. Trombolisis pada stroke akut
rTPA dosis 0,9 mg/kgBB. KI: usia >80 thn, konsumsi
antikoagulan oral, jejas iskemik > 1/3 area arteri serebri media,
riwayat stroke dan DM.
4. Antitrombosit
aspirin dosis awal 325mg dalam 24-48 jam setelah awitan
stroke. Atau klopidogrel 75 mg/hari
5. Obat neuroprotektor
Citicolin. Dosis awal 2x1000mg IV selama 3 hari. Lanjut
2x1000mg PO selama 3 minggu.
Pencegahan

Primer : kendalikan faktor resiko, gizi seimbang, dan olahraga teratur.


Sekunder : mengendalikan faktor resiko, medikamentosa dan
tindakan invasif bila perlu.
Kesimpulan

Telah dilaporkan seorang wanita berusia 42 tahun yang MRS dengan


keluhan utama kelemahan pada tangan dan kaki kanan. RPD: keluhan
serupa (-), Hipertensi sejak 8 tahun lalu dan DM sejak 5 tahun lalu yang
tidak terkontrol. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien
ini didiagnosis dengan Hemiparesis dextra ec Stroke Non Hemoragik.
Penatalaksanaan pada pasien ini dapat diberikan terapi
medikamentosa dan juga non medikamentosa. Terapi medikamentosa
meliputi tata laksana hipertensi, tata laksana hipoglikemia dan
hiperglikemia, trombolisis pada stroke akut, antitrombosit, dan obat
neuroprotektor.
Prognosis pada pasien ini dubia ad bonam.
Referensi

1. Dewanto G. et al. Panduan praktis diagnosis dan tata laksana


penyakit saraf. EGC. Jakarta.2009
2. Edward C. Jauch MD. Acute Management Of Stroke. Medscape
Journal. 2014.
3. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis. Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia. UGM Press. Yogyakarta. 2008
4. Sidharta P. Neurologis Klinis Dalam Praktek Umum. Dian Rakyat.
Jakarta. 2006.

Anda mungkin juga menyukai