Anda di halaman 1dari 30

Kelompok 4

Kegagalan pada Spring Rod


Industri Semen
Hello!
We are :

1. Anky Fitrian Wibowo


2. Muhammad Puji Widodo
3. Fikri Muafa
4. Ramdani Bella Yurista
5. Julian Jaya Prakasa Sihombing
6. Muhammad Rizal Afif
7. Kharisma Putra Anura
Outline Presentasi

Pendahuluan Faktor penyebab


Dampak (+) dan (-)

Saran untuk pengelola


Mekanisme kegagalan Material pengganti
Pendahuluan

SPRING ROD DALAM PABRIK SEMEN

SEJARAH BERDIRINYA PT. SEMEN Pabrik semen memiliki banyak komponen penting, salah
INDONESIA satunya untuk menggiling batubara (Coal mill) untuk bahan
bakar.
Dahulu bernama PT. Semen Gresik
yang diresmikan tanggal 7 Agustus 1957 Coal mill yang digunakan adalah jenis vertical roller mill
yang terdapat bagian spring suspension assembly (untuk
menahan getaran dari grinding roller yang berputar
Pada tanggal 20 Desember 2012 terjadi
menggiling batu bara)
pergantian nama

Pada spring suspension assembly terdapat bagian spring


rod yang tersambung dengan sistem hydraulic
Permasalahan

Saat dilakukan maintenance pada


Coal Mill, ditemukan spring rod
yang telah patah menjadi 2 bagian
sehingga harus diganti secara
keseluruhan, sehingga sangat
merugikan PT. Semen Indonesia
Data yang diperoleh
1 Dampak (+) dan (-)
Dari Industri semen di Indonesia
Dampak positif
Dari industri Semen bagi masyarakat sekitar
Dampak positif

Menambah penghasilan penduduk


Menghasilkan aneka barang yang diperlukan masyarakat banyak
Memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk
Merangsang masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan industri

Selain itu dampak secara umumnya dapat pula untuk memperbesar kegunaan bahan
mentah, mengurangi ketergantungan Indonesia pada luar negeri dan dapat menambah
devisa negara.
Dampak negatif
Dari industri Semen bagi masyarakat sekitar
Secara umum dampak negatif
yang berpengaruh bagi
masyarakat sekitar adalah
masalah kesehatan
Penyakit saluran pernafasan, seperti bronchitis, pharingtis
dan tbc paru serta silicosis (pneumocosis)
Morbidity rate (angka kesakitan) meningkat
Penyakit gangguan kejiwaan (psiko-sosial)
Penyakit akibat kecelakaan kerja.
Penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh rendahnya
mutu lingkungan, seperti penyakit perut, demam berdarah,
malaria kulit dan sebagainya.
Iritasi pada kulit
Alergi
Iritasi pada mata
Dampak negatif lainnya

Lahan Flora dan Fauna


Penurunan kualitas dari Berubahnya pola vegetasi
segi kesuburan tanah Berubahnya
Perubahan dari segi tata pembentukkan klorofil
guna tanah Berkurangnya
Udara keanekaragaman fauna
Air
Debu yang dihasilkan
Kualitas air bertambah (burung, hewan tanah dan
Gas yang dihasilkan oleh hewan langka
buruk
pembakaran bahan bakar
Kuantitas air atau debit air
minyak bumi dan batu bara
menjadi berkurang
Kebisingan
Faktor penyebab
2
kegagalan
pada Sring Rod di Vertical Roller Mill
Menurut hipotesa awal

Mekanisme Pembentukan Patah lelah terjadi melalui 3 tahap:

Terjadi karena : tahap retak awal (crack initiation), tahap penjalaran retak (crack

Kegagalan lelah (fatigue failure) propagation), dan tahap patah statis

menginisiasi adanya retakan lelah.


Patahan yang terjadi akibat dari
setelah retak lelah merambat cukup jauh, maka
proses lelah dapat disimpulkan
beban yang bekerja hanya akan didukung oleh
dari adanya beachmark pada
penampang tersisa yang belum retak dan akhirnya
penampang permukaan yang
komponen akan patah (tahap final failure).
patah.
Hasil Menunjukkan bahwa

Initial Crack, merupakan retak awal yang ditandai dengan permukaan yang terlihat terang dan halus.
Awal retak biasanya dimulai dari permukaan. Hal ini terjadi karena permukaan menerima beban
terbesar dan paling memungkinkan terjadinya konsentrasi tegangan yang disebabkan oleh adanya
perubahan dimensi pada permukaan . Adanya cacat dalam juga menyebabkan konsentrasi tegangan.
Crack Propagation, merupakan penjalaran retak dengan permukaan yang berwarna lebih gelap dan
adanya perbedaan ketinggian yang terlihat secara makro.
Final crack merupakan daerah rambatan akhir dengan permukaan yang kasar dengan butir-butir yang kasar
(coarse grains).
Dapat disimpulkan bahwa kegagalan komponen spring road disebabkan karena terjadinya kelelahan
(fatigue).
Mekanisme
3
kegagalan
pada Sring Rod di Vertical Roller Mill
Mekanisme kegagalan

Diawali oleh initial crack pada akar gigi pada ulir Karena
adanya tegangan yang berulang
Retakan merambat pada permukaan spring rod sebelum
terjadinya final fracture Karena spring rod tidak mampu
menahan tegangan yang terjadi
Terjadilah fatigue failure
Saran untuk
4
Pihak Pengelola
Agar kasus Sring Rod tidak terjadi lagi
Saran untuk pihak pengelola

Pembelian spring rod harus disertakan


dengan sertifikat komposisi kimia dan sifat
mekanik dari spring rod serta harus sesuai
dengan spesifikasi standard spring rod.
Umur pemakaian spring rod harus jelas dan
dilakukan penggantian berkala apabila umur
pemakaian spring rod sudah habis.
Gambar 4.8 (a) menunjukkan bagian
bainit dari material yang dekat dari
patahan memiliki luas lebih banyak
dibandingkan dengan luas bainit dari
material yang jauh dari patahan, yang
ditunjukkan pada Gambar 4.8 (b).

Selain itu, bainit dari material yang


dekat dari patahan mengalami
elongation dibandingkan dengan
bainit yang jauh dari patahan
sehingga menyebabkan adanya strain
hardening pada material spring rod.
Berdasarkan pengamatan
mikroskopik didapatkan fasa ferrit
dan bainit dari material spring rod,
sedangkan seharusnya jika sesuai
standar AISI 4140 memiliki fasa ferrit
dan perlit. Namun, tidak terdapat
sertifikat material spring rod dari PT.
Semen Indonesia, sehingga tidak
diketahui perlakuan yang sudah
dilakukan pada material spring rod
tersebut.
Pengujian Vickers

Nilai kekerasan rata rata yang


didapatkan pada material yang jauh
dari patahan adalah 249,2 HV,
sedangkan nilai kekerasan rata rata
pada material yang dekat dari patahan
adalah 273,4 HV. Nilai kekerasan
tersebut melebihi standar kekerasan
untuk AISI 4140, yaitu 207 HV
Analisa Titik Kritis (FEM)
pada Software Ansys 17.2

Hasil dari meshing menunjukkan


bahwa terjadi tegangan maksimal pada
komponen spring rod di sisi ulir yang
berwarna merah sebesar 79,637 MPa.
Tegangan sebesar 79,637 MPa tersebut
melebihi tegangan actual / actual
stress dari spring rod sebesar 54,583
MPa, sehingga dapat terjadi patahan
pada daerah tersebut
Jika Material
5 tersebut diganti
Jenis yang digunakan adalah
Material pengganti

Material pengganti harus sesuai dengan standar material untuk spring rod yaitu material Aisi 4140 yang
sesuai standar

Dikarenakan beberapa faktor, maka :


Setelah dilakukan pengujian komposisi menggunakan OES (Optical Emission Spectroscopy) pada
komponen spring rod, didapatkan perbedaan komposisi dari standar.
Komposisi standar untuk spring rod yang seharusnya yaitu kadar karbonnya berada pada range 0.380
0.430%. Kadar karbon spring rod memiliki selisih lebih sedikit dengan AISI 4140 yaitu 0.038%, sehingga
dapat menyebabkan kekuatan dan kekerasan spring rod lebih rendah dari standar.
Selain itu, terdapat unsur material tambahan yang tidak ada pada standar, yaitu Ni sebesar 0.206%, Al
sebesar 0.0258%, dan Cu sebesar 0.189%. Unsur unsur lain ini dapat menyebabkan material spring rod
memiliki hardenability lebih tinggi dibandingkan material standar AISI 4140
Thanks!
Any questions ?

Anda mungkin juga menyukai